basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

9 Perumpamaan dalam  Surat Al-Baqarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagaimana cara Al-Qur'an melimpahkan pemahaman yang mendala...

9 Perumpamaan dalam  Surat Al-Baqarah


Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Bagaimana cara Al-Qur'an melimpahkan pemahaman yang mendalam? Agar akal mudah mencerna dam tergugah? Seberapa pun tingkat kecerdasannya, tetapi bisa mencapai keilmuan yang sama?

Perumpamaan atau analogi merupakan sebuah metodologi yang sederhana agar manusia memahami maksud dan tujuan dari Al-Qur'an. Perumpamaan adalah cara memahami sesuatu dengan sesuatu yang terbiasa dan rutin ditemui, dialami, dirasakan.

Perumpamaan dalam surat Al-Baqarah lebih banyak mencakup ragam karakter manusia dan hubungannya, karakter manusia dalam beramal dan interaksi dalam pengelolaan dan pengembangan harta. Semua ini amat melekat pada diri manusia.


1. Karakter Munafikin

Banyak ragam karakter manusia, namun yang banyak dijelaskan dengan perumpamaan adalah karakter Munafikin. Sebab, karakter Inilah yang paling berbahaya dan merusak. Dan bisa menjangkit Muslimin tanpa disadari.

Perumpamaan mereka seperti orang yang menyalakan api. Setelah (api itu) menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
(Al-Baqarah [2]:17)

(Mereka) tuli, bisu, lagi buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.
(Al-Baqarah [2]:18)

Atau, seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit yang disertai berbagai kegelapan, petir, dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya (untuk menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-orang yang kafir.
(Al-Baqarah [2]:19)

Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu. Apabila gelap menerpa mereka, mereka berdiri (tidak bergerak). Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Al-Baqarah [2]:20)


2. Tujuan dari Perumpamaan

Banyak yang tersesat dengan perumpamaan. Sebab, perumpamaan sebuah cara Allah swt untuk menghinakan mereka yang durhaka.

Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil daripada itu. Adapun orang-orang yang beriman mengetahui bahwa itu kebenaran dari Tuhannya. Akan tetapi, orang-orang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang disesatkan-Nya. Dengan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Namun, tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu, selain orang-orang fasik,
(Al-Baqarah [2]:26)


3. Dakwah kepada Kafirin

Berdakwah kepada kaum kafirin membutuhkan kepahaman atas karakternya, agar tidak mudah menyerah dalam berdakwah.

Perumpamaan (penyeru) orang-orang yang kufur adalah seperti (penggembala) yang meneriaki (gembalaannya) yang tidak mendengar (memahami) selain panggilan dan teriakan (saja). (Mereka) tuli, bisu, dan buta sehingga mereka tidak mengerti.
(Al-Baqarah [2]:171)


4. Suami dan Istri

Hubungan suami istri sangat kompleks. Bagaimana agar menjadi sederhana untuk dipahami? Bagaimana satu gambaran mewakili seluruh dan banyak hubungan antara suami dan istri?

Istrimu adalah ladang bagimu. Maka, datangilah ladangmu itu (bercampurlah dengan benar dan wajar) kapan dan bagaimana yang kamu sukai. Utamakanlah (hal yang terbaik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menghadap kepada-Nya. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin.
(Al-Baqarah [2]:223)


5. Bersedekah

Kekikiran merupakan penyakit akut kejiwaan karena kesalahan mindset dalam pengelolaan dan pengembangan harta. Bagaimana merubah midset ini? 

Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:261)


6. Karakter Riya

Bagaimana menggambarkan karakter riya?  Bagaimana kaitannya dengan amal? 

Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan lebat sehingga tinggallah (batu) itu licin kembali. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum kafir.
(Al-Baqarah [2]:264)


7. Keikhlasan

Keikhlasan menciptakan keuntungan yang berlipat ganda. 

Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari rida Allah dan memperteguh jiwa mereka adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, lalu ia (kebun itu) menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:265)


8. Akibat Riya

Riya menghancurkan amal. Tidak ada keuntungan apa pun dari riya.

Apakah salah seorang di antara kamu ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan. Kemudian, datanglah masa tua, sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan(-nya).
(Al-Baqarah [2]:266)


9. Pengaruh Riba

Bagaimana cara mengembangkan harta dengan penuh kasih sayang? Bagaimana  pengaruh riba bagi kehidupan?

Orang-orang yang memakan (bertransaksi dengan) riba tidak dapat berdiri, kecuali seperti orang yang berdiri sempoyongan karena kesurupan setan. Demikian itu terjadi karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Siapa pun yang telah sampai kepadanya peringatan dari Tuhannya (menyangkut riba), lalu dia berhenti sehingga apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Siapa yang mengulangi (transaksi riba), mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.
(Al-Baqarah [2]:275)

Hadits yang Membuat Abu Hurairah Menangis dan Pingsan Dalam buku Jangan Takut Hadapi Hidup karya Dr Aidh Abdullah Al-Qarny, di d...

Hadits yang Membuat Abu Hurairah Menangis dan Pingsan


Dalam buku Jangan Takut Hadapi Hidup karya Dr Aidh Abdullah Al-Qarny, di dalam Sunan Tirmidzi diriwayatkan dari Syafi’ Al-Ashbuhi, ”Aku mendatangi Abu Hurairah ketika beliau sedang berada di Masjid Nabawi di Madinah.

Lalu aku berkata, ‘Aku meminta kepadamu, untuk memberitahukan kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah ﷺ, wahai Abu Hurairah!’

Beliau kemudian berkata, ‘Demi Allah, aku akan memberitahumu sebuah hadits yang benar-benar aku dengar dari Rasulullah ﷺ’ Belum sempat memberitahuku, beliau menangis sampai pingsan. 

Setelah sadar, beliau berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling dahulu terlalap api neraka ada tiga golongan, orang alim atau orang yang suka membaca Alquran, pedagang, dan orang yang berjihad. Mereka melakukan amalan mereka dengan riya’ dan sum‘ah, tidak memurnikan niatnya kepada Allah. Maka Allah memasukkan mereka ke dalam neraka sebelum orang lain masuk neraka.” 


Melanjutkan kisahnya, Syafi’ Al-Ashbuhi berkata, “Kemudian aku menghadap Muawiyah dan menceritakan hadits tadi kepadanya. Beliau waktu itu sedang duduk di atas kursi khalifah. Kemudian beliau terjatuh sambil menangis, dan berkata, “Mahabenar Allah yang berfirman, 

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang mereka kerjakan.” (Alquran surat Hud ayat 15-16) 

Alasan Menolak Menemani Raja Dikisahkan bahwa di kalangan Bani Israil ada seorang raja yang diberitahu tentang adanya sosok ahli...

Alasan Menolak Menemani Raja


Dikisahkan bahwa di kalangan Bani Israil ada seorang raja yang diberitahu tentang adanya sosok ahli ibadah. Lalu, sang raja memanggilnya.

Dalam pertemuan tersebut, sang raja meminta ahli ibadah tersebut untuk menemani dan siap hadir bila raja memanggilnya. Wajah sang ahli ibadah terlihat gelisah. Apa penyebabnya?

"Baiklah, saya akan memenuhi apa yang menjadi keinginan raja." Jawab ahli ibadah.

"Tetapi, bagaimana seandainya suatu hari saya masuk ke istana dan raja mendapatkan saya sedang bermesraan dengan pembantu perempuan raja, apa yang raja perbuat terhadap saya?" Tanya ahli ibadah.

Sang raja lantas marah, lalu berkata, "Wahai orang jahat, kamu berani melakukan hal itu didepan ku?" Seru raja.

Ahli ibadah itu berkata, "Saya mempunyai Tuhan Yang Maha Mulia."

"Yang seandainya Dia mengetahui saya melakukan perbuatan dosa sebanyak 70 kali dalam sehari pun, Dia tidak akan marah, tidak akan mengusir saya, dan tidak akan memutus rezeki-Nya." Ungkap ahli Ibadah.

Sang ahli ibadah membandingkan sikap sang raja yang dihadapannya dengan sikap Tuhan Yang Maha Mulia. Lalu dia mengambil sikapnya.

"Karenanya, bagaimana saya akan meninggalkan pintu Allah swt dan pindah ke pintu seseorang yang marah kepada saya sebelum saya durhaka kepadanya?" 

"Lantas, bagaimana seandainya raja melihat saya durhaka?" Kemudian, ahli ibadah itu pun pergi dari hadapan sang raja.

Sumber:
Abul Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, Pustaka Amani

Ungkapan Rindu Umar bin Khatab kepada Rasulullah saw dan Abu Bakar Peristiwa ini terjadi setelah Rasulullah saw dan Abu Bakar wa...

Ungkapan Rindu Umar bin Khatab kepada Rasulullah saw dan Abu Bakar


Peristiwa ini terjadi setelah Rasulullah saw dan Abu Bakar wafat. Ketika Umar bin Khattab menjadi khalifah.

Suatu hari Hafsah binti Umar, yang juga merupakan istri Rasulullah saw, mendatangi ayahnya, Umar bin Khatab. Sang putri pun mengamati rumah dan fasilitas yang ada di dalam dan luar rumah ayahnya.

"Sesungguhnya Allah telah memberikan banyak kebaikan kepadamu dan melapangkan rezekimu. Maka, apakah tidak sebaiknya kamu makan yang lebih enak dan berpakaian yang lebih bagus.l?" Tanya Hafsah binti Umar

"Aku ingin mengajakmu untuk introspeksi diri." Jawab Umar kepada putrinya.

Umar bin Khatab terus menerus menceritakan dan menyebutkan keadaan Rasulullah saw yang pernah diceritakan sendiri oleh putrinya kepadanya.

Hafsah pun menangis mendengarkan cerita ayahnya yang mengingatkan kembali kehidupan dirinya bersama Rasulullah saw saat menjalin kehidupan rumah tangga.

"Aku mempunyai dua orang teman yang telah menempuh jalan yang benar." Jawab Umar bin Khatab.

"Bila aku menempuh jalan yang lain, berarti aku menempuh jalan yang bukan jalan kedua temanku."

"Demi Allah, sungguh aku akan sabar mengikuti cara hidup kedua teman ku itu."

"Semoga aku dapat mencapai kehidupan seperti kehidupan kedua temanku yang hidup sejahtera."

Itulah Umar bin Khatab yang terus mengkhawatirkan dirinya saat berkuasa, apakah tetap bisa bersama kedua sahabatnya di akhirat kelak? Bagaimana agar tetap beristqamah seperti kedua sahabatnya?


Sumber:
Abul Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, Pustaka Amani

Retret Kepala Daerah, Membentuk Karakter Seperti Era Umar bin Khatab? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mengacu pada Kamus Besar Bahas...

Retret Kepala Daerah, Membentuk Karakter Seperti Era Umar bin Khatab?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), retret mempunyai makna khalwat mengundurkan diri dari dunia ramai untuk mencari ketenangan batin. Dengan demikian, retret merupakan istilah yang berkaitan dengan makna religius. 

Dalam konteks pemerintahan, retret adalah kegiatan orientasi, pembekalan, hingga pelatihan bagi kepala daerah terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Presiden Prabowo Subianto mengagendakan retret bagi kepala daerah yang terpilih dan sudah dilantik pada 20 Februari 2025. Kepala daerah akan melaksanakan retret di Magelang, Jawa Tengah mulai 21-28 Februari 2025.

Apakah agenda ini bisa menumbuhkan karakter para Kepala Daerah seperti di era Umar bin Khatab? Sejarah telah mencatat kesamaan karakternya.

1. Uang Pribadinya untuk Rakyatnya 

Suatu ketika utusan dari Himsh menghadap Khalifah Umar untuk menyampaikan daftar orang-orang fakir dan miskin di kota tersebut. Setelah membaca daftar tersebut, sang khalifah mendapati nama Said bin Amir Al Jumahi.

Khalifah Umar memeriksa dengan seksama dan melakukan konfirmasi kepada utusan dari Himsh tersebut. Ketika mendapat kepastian bahwa nama tersebut adalah benar Gubernur Said bin Amir, maka Khalifah Umar menangis seraya memerintahkan utusan dari Himsh membawa uang sejumlah 1.000 dinar darinya untuk diberikan kepada Said bin Umar agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sang gubernur beserta keluarganya.

Saat sang gubernur menerima uang itu dari utusan Khalifah Umar, ia justru berkata: “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un”.

Baginya dengan menerima uang itu berarti ia mendapatkan musibah yang lebih besar dibandingkan dengan wafatnya Khalifah Umar bin Khattab atau kalahnya kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang kafir.

Maka agar kenikmatan di dunia tidak menghancurkan kenikmatannya kelak di akhirat, ia dan istrinya segera membagikan uang dinar tersebut kepada para fakir miskin di wilayah kekuasaannya.

Said bin Amir, walaupun sebagai gubernur, tidak memiliki pembantu. Ia sendiri yang mengaduk tepung dan memasak roti untuk keluarganya.

Ia juga hanya memiliki beberapa helai pakaian yang bagus untuk dipakai bekerja. Ia sendiri juga yang mencuci pakaian di rumah. Terkadang ia memakai pakaian yang lusuh untuk bekerja, karena pakaian yang bagus belum kering saat baru dicuci.


2. Rumahnya Tak Ada Barang Apapun

Abu Ubaidah menjabat sebagai Gubernur Syam. Suatu ketika Umar bin Khattab yang menjadi Khalifah mendatangi negeri Syam. Kedatangannya tersebut disambut oleh para pemimpin dan pejabat negara. 

Khalifah Umar bertanya, "Di manakah saudaraku?" Mereka menjawab, "Siapakah dia?"

Umar menjawab lagi, "Abu Ubaidah." Lalu mereka menjawab, "Dia akan datang kepadamu sekarang."

Dalam waktu yang tidak lama, datanglah Abu Ubaidah sambil menaiki seekor unta yang hidungnya diikat oleh tali. Dia mengucapkan salam kepada Umar bin Khattab, kemudian berkata kepada orang-orang, "Tinggalkanlah kami."

 Maka Umar bin Khattab berjalan bersama Abu Ubaidah hingga tiba di rumahnya. Ternyata di dalam rumah Abu Ubaidah tersebut, Umar bin Khattab tidak mendapati barang apapun kecuali pedang, perisai, dan pelana kuda. 

Maka Umar bin Khattab yang menjabat sebagai Khalifah berkata, "Mengapa kamu tidak mengumpulkan harta?"

Abu Ubaidah menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya barang-barang ini yang bisa mengantarkan kami ke akhirat dengan selamat."


3. Memikul Rumputnya Sendiri

Saat Ammar bin Yasir diangkat menjadi gubernur Kufah, suatu hari, ia keluar untuk membeli makanan ternak. Kemudian si penjual itu mengikatkan rumput, di mana si penjual memegang ujung tali yang satu dan Ammar memegang ujung tali satu yang lainnya.

Lantas si penjual itu meletakkan rumput ke atas bahu Ammar dan Ammar pulang dengan memikul rumput itu ke rumahnya.


4. Datang dengan Keledai

Abu Hurairah ketika diangkat sebagai gubernur di Bahrain, mendatangi Bahrain dengan kendaraan keledai. Penduduk Bahrain tidak menyangka bahwa dia adalah gubernur mereka.

Setelah mengetahui yang datang adalah gubernurnya, para penduduk pun berkata, "Berilah jalan untuk gubernur, berilah jalan untuk gubernur!"


5. Memikul Barang Milik Rakyatnya

Salman Al-Farisi menjadi gubernur di Madain. Saat ia tengah berjalan di pasar. Seorang yang kaya memerintahkannya untuk mengangkat barang belanjaannya, karena disangkanya seorang kuli panggul. Salam Al-Farisi pun memanggul barang tersebut.

Selama perjalanan, karena melihat Salman memanggul barang, banyak rakyat yang berkata, "Mari kami bawakan barang ini?" Namun, Salman menolaknya. Akhirnya, orang kaya ini sadar bahwa yang memanggul barang tersebut adalah gubernurnya sendiri.

Orang kaya tersebut meminta maaf. Lalu meminta Salman untuk meletakan barang dari punggungnya. Namun, Salam menolaknya, tetap membawa barang tersebut hingga ke rumah orang tersebut. Sejak itu, orang tersebut tak lagi menghinakan orang lain.


Mengapa Umar bin Khatab mampu mendidik Kepala Daerahnya? Salah satu prinsip, yang diungkapkannya saat pembebasan Baitul Maqdis, ketika penduduknya menyaksikan Umar datang dengan memegang tali pelana keledai, dengan pembantunya menaikinya, Umar bin Khatab berkata, "Allah telah memuliakan kami dengan Islam."

"Apakah Pernah Melihat Ada Orang yang Mengirimkan Hadiah kepada Raja hanya Separuh Keranjang?" Suatu hari Malik bin Di...

"Apakah Pernah Melihat Ada Orang yang Mengirimkan Hadiah kepada Raja hanya Separuh Keranjang?"



Suatu hari Malik bin Dinar sedang duduk-duduk, tiba-tiba datang pengemis. Saat itu, Malik bin Dinar mempunyai sekeranjang kurma.

"Ambilkan kurma itu." Kata Malik bin Dinar kepada istrinya. Kemudian Malik mengambil dan memberikan setengah keranjang kepada pengemis dan mengembalikan yang separuhnya kepada istrinya.

"Apakah orang seperti kamu dapat dikatakan sebagai orang zuhud?"

"Apakah kamu pernah melihat ada orang yang mengirimkan hadiah kepada raja hanya separuh keranjang?" Istri Malik bin Dinar memberondong dengan pertanyaan tersebut.

Malik bin Dinar tersadar, lalu meminta sisa kurma yang separuh keranjang itu dan diberikannya kepada pengemis tadi.

Lalu, Malik bin Dinar mendekat kepada istrinya seraya berkata, "Wahai Istriku, rajin-rajinlah dan bersungguh-sungguhlah, karena Allah swt berfirman, “Tangkap dia lalu belenggu tangannya ke lehernya.
(Al-Ḥāqqah [69]:30)

Kemudian, masukkan dia ke dalam (neraka) Jahim.
(Al-Ḥāqqah [69]:31)

Kemudian, belit dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
(Al-Ḥāqqah [69]:32)


"Mengapa sedemikian beratnya?" Tanya istrinya. Lalu, Malik bin Dinar menjawabnya,"

Sesungguhnya dia tidak beriman kepada Allah Yang Maha Agung.
(Al-Ḥāqqah [69]:33)

Dia juga tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.
(Al-Ḥāqqah [69]:34)

"Ketahuilah wahai Istriku, sesungguhnya kita telah melepaskan rantai dari separuh leher kita dengan iman, maka seyogyanya kita melepaskan separuh yang lainnya dengan sedekah."

Sumber:
Abul Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, Pustaka Amani

Amal Perbuatan Sebagai Penyesalan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ...

Amal Perbuatan Sebagai Penyesalan



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ ۙوَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَۙ اَنَّ الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ

Di antara manusia ada yang menjadikan (sesuatu) selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi-Nya) yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat keras azab-Nya, (niscaya mereka menyesal).
(Al-Baqarah [2]:165)


اِذْ تَبَرَّاَ الَّذِيْنَ اتُّبِعُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا وَرَاَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْاَسْبَابُ

(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti saat mereka (orang-orang yang diikuti) melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus.
(Al-Baqarah [2]:166)


وَقَالَ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا لَوْ اَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّاَ مِنْهُمْ ۗ كَمَا تَبَرَّءُوْا مِنَّا ۗ كَذٰلِكَ يُرِيْهِمُ اللّٰهُ اَعْمَالَهُمْ حَسَرٰتٍ عَلَيْهِمْ ۗ وَمَا هُمْ بِخٰرِجِيْنَ مِنَ النَّارِ ࣖ

Orang-orang yang mengikuti berkata, “Andaikan saja kami mendapat kesempatan kembali (ke dunia), tentu kami akan berlepas tangan dari mereka sebagaimana mereka berlepas tangan dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatan mereka sebagai penyesalan bagi mereka. Mereka sungguh tidak akan keluar dari neraka.
(Al-Baqarah [2]:167)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (294) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (245) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (477) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (355) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (471) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (190) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (135) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (140) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)