basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Kolaborasi Kisah Nabi Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad saw di Al-Baqarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apa tema pokok surat Al-Baqar...

Kolaborasi Kisah Nabi Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad saw di Al-Baqarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Apa tema pokok surat Al-Baqarah? Menurut Sayid Qutb di Tafsir Fizilalil Al-Qur'an, tema utamanya adalah sikap respon Bani Israil terhadap dakwah Rasulullah saw dan kaum Muslimin di Madinah.

Siapakah Nabi terbesar Bani Israil? Nabi Musa dan Isa. Siapakah leluhur Nabi Muhammad saw yang juga leluhur Nabi Musa dan Nabi Isa? Nabi Ibrahim.

Keterkaitan keempat kisah Nabi dan Rasul ini, untuk membimbing Muslimin dalam menghadapi tantangan, pembangkangan, perdebatan kedurhakaan dan perlawanan dari Bani Israil.

Ada keunikkan pemaparan kisahnya. Kisah-kisahnya tidak berdiri sendiri. Tidak dipaparkan satu per satu secara berurutan dan terpisah. Tidak juga dipaparkan, setelah selesai satu kisah, dilanjutkan kisah yang lainnya.

Tetapi, dalam pemaparan kisah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Bani Israil, tiba-tiba disajikan kisah Nabi Muhammad saw.

Kisah masa lalu Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa, langsung dihubungkan dengan konteks kekinian, perlawanan Yahudi dan Nasrani, yang sedang dihadapi dan digeluti oleh Muslimin di Madinah.

Ditampilkannya kisah Nabi Ibrahim pun untuk menghancurkan argumentasi Bani Israil, Yahudi dan Nasrani, yang merasa paling mulia dan menjadi pewaris sah ajaran Ibrahim.

Ditampilkannya kisah Nabi Musa dan Isa, juga untuk membongkar kebohongan dan kedustaan ucapan Bani Israil yang menyandarkan pada Nabi-nabi mereka. Padahal semuanya hasil rekayasa tangan mereka sendiri, bukan ajaran Nabi Musa dan Isa.

Kisah masa lalu, bukan menjadi dongeng, tetapi untuk memecahkan persoalan  kekinian yang dihadapi Muslimin di Madinah. Sekarang, masihkah merasakan hal yang sama?

Karakter Surat-Surat dalam Al-Qur'an  Mereka yang hidup dalam naungan Al-Qur'an dapat mengetahui bahwa setiap surat Al-Q...

Karakter Surat-Surat dalam Al-Qur'an 


Mereka yang hidup dalam naungan Al-Qur'an dapat mengetahui bahwa setiap surat Al-Qur'an memiliki kepribadian tersendiri.

Kepribadian yang memiliki ruh dan hatinya hidup bersama, sebagaimana ia hidup bersama ruh yang hidup dengan keistimewaan bentuk, sifat dan nafasnya.

Dan, surat itu memiliki tema sentral atau beberapa tema sentral yang digiring kepada titik pusat yang khusus.

Ia juga memiliki nuansa khusus yang membayangi semua temanya, dan rangkaian paparannya meliputi tema-tema itu dari segi tertentu, sehingga tampaklah keserasiannya dengan tema ini.

Dan, ia juga mempunyai irama musikal tertentu. Apabila terjadi perubahan irama di tengah-tengah pemaparannya, maka perubahan itu hanyalah karena menyesuaikan dengan tema-tema khususnya.

Demikianlah karakter umum semua surat Al-Qur'an, dan tidaklah menyimpang dari kaidah ini.

Sumber:
Sayid Qutb, Fizilalil Al-Qur'an, GIP

10 Kisah di Al-Baqarah, Menggambarkan Seluruh Pola Kisah dalam Al-Qur'an  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Golongan yang disebutka...

10 Kisah di Al-Baqarah, Menggambarkan Seluruh Pola Kisah dalam Al-Qur'an 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Golongan yang disebutkan dalam surat Al-Fatihah adalah ringkasan utama dari seluruh kisah di Al-Qur'an. Kisah di Al-Baqarah adalah kisah-kisah yang memuat tema dan prinsip utama dari seluruh kisah-kisah dalam Al-Qur'an.


10 kisah tersebut terdiri dari:

a. Kisah Nabi dan rasul yang namanya harus diketahui Mukminin dan dirahasiakan Allah swt

b. Kisah para Ululazmi

c. Sosok kisah yang namanya dirahasiakan.

d. Kisah seorang raja yang shaleh dan juga kafir.

e. Kisah Bani Israil


Sepuluh kisah tersebut, merupakan pola kisah yang terdapat dalam Al-Qur'an. Bukankah kisah dalam Al-Qur'an memuat para Nabi yang tergolong Ululazmi dan bukan?

Bukankah kisah para Nabi dan Rasul ada yang namanya disebutkan dan dirahasiakan?

Bukankah kisah dalam Al-Qur'an memuat para raja, panglima, kaum dan seseorang yang namanya dimunculkan dan dirahasiakan? Baik yang mukmin maupun kafir?


Kisah-kisah yang dipaparkan dalam surat Al-Baqarah sebagai berikut:


1. Nabi Adam

Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”
(Al-Baqarah [2]:31)


2. Nabi Ibrahim 

Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”
(Al-Baqarah [2]:124)


3. Nabi Musa

Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sesungguhnya kamu telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan). Oleh karena itu, bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu dalam pandangan Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]:54)


4. Kaum Bani Israil

(Ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu (Bani Israil) dari (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Pada yang demikian terdapat cobaan yang sangat besar dari Tuhanmu.
(Al-Baqarah [2]:49)


5. Nabi Isa

Para rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Di antara mereka ada yang Allah berbicara (langsung) dengannya dan sebagian lagi Dia tinggikan beberapa derajat. Kami telah menganugerahkan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti yang sangat jelas (mukjizat) dan Kami memperkuat dia dengan Ruhulkudus (Jibril). 
(Al-Baqarah [2]:253)

6. Nabi Muhammad saw

Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab41) benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidilharam) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.
(Al-Baqarah [2]:144)


7. Thalut

Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana (mungkin) dia memperoleh kerajaan (kekuasaan) atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kepadanya kelebihan ilmu dan fisik.” Allah menganugerahkan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas (kekuasaan dan rezeki-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:247)


8. Seseorang yang melewati negri yang hancur

Atau, seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh menutupi (reruntuhan) atap-atapnya. Dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah kehancurannya?” Lalu, Allah mematikannya selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (kembali). Dia (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Sebenarnya engkau telah tinggal selama seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, (tetapi) lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang-belulang) dan Kami akan menjadikanmu sebagai tanda (kekuasaan Kami) bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging (sehingga hidup kembali).” Maka, ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Aku mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Al-Baqarah [2]:259)


9. Nabi yang mengangkat Thalut  sebagai raja dan panglima 

Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, (yaitu) ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Dia menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga.” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan sungguh kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Akan tetapi, ketika perang diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim.
(Al-Baqarah [2]:246)


10. Penguasa kafir di era Nabi Ibrahim

Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya karena Allah telah menganugerahkan kepadanya (orang itu) kerajaan (kekuasaan), (yakni) ketika Ibrahim berkata, “Tuhankulah yang menghidupkan dan mematikan.” (Orang itu) berkata, “Aku (pun) dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Kalau begitu, sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka, terbitkanlah ia dari barat.” Akhirnya, bingunglah orang yang kufur itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
(Al-Baqarah [2]:258)

9 Kisah Eksplorasi Alam  dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Alam semesta diciptakan dan ditundukan bagi manusia. Sel...

9 Kisah Eksplorasi Alam  dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Alam semesta diciptakan dan ditundukan bagi manusia. Seluruh kebutuhan manusia telah disediakan oleh Allah swt di alam semesta. Lalu, apa yang harus dilakukan manusia? Kita bisa belajar pada  sejumlah kisah di Al-Qur'an.


1. Nabi Adam
Pondasi eksplorasi alam

Pondasi eksplorasi alam sudah diajarkan Allah swt sejak manusia baru diciptakan. Tujuannya, menyadarkan malaikat akan keraguan kekhalifahan manusia di muka bumi. Uniknya, pembelajarannya tidak dilakukan di bumi.

Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”
(Al-Baqarah [2]:31)

Dasar pembelajarannya adalah memahami namanya. Maksudnya, sangat paham secara spesifik karakter, manfaat, dan spesifikasi dari seluruh makhluk-Nya di muka bumi sehingga dapat didayagunakan untuk membantu memudahkan dan menyelesaikan urusan manusia.


2. Kisah Qabil
Alam mencontohkan penyelesaikan persoalan hidup

Bagaimana mengurus mayat saudaranya, Habil, yang telah dibunuhnya? Qabil baru kali ini berhadapan dengan persoalan ini. Sebab, belum pernah ada manusia yang mati. Ilmunya pun belum pernah didapatkan.

Akal pun buntu dan tidak bisa berfikirvbila sebelumnya tidak pernah ada rekaman peristiwa dan contoh yang tersimpan di memori database akal. Namun, semuanya terselesaikan setelah mendapat contoh dari alam melalui prilaku burung.

Kemudian, Allah mengirim seekor burung gagak untuk menggali tanah supaya Dia memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana cara mengubur mayat saudaranya. (Qabil) berkata, “Celakalah aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini sehingga aku dapat mengubur mayat saudaraku?” Maka, jadilah dia termasuk orang-orang yang menyesal.
(Al-Mā'idah [5]:31)


3. Nabi Nuh
Memahami karakter alam, lalu dibentuk menjadi sesuatu yang lain untuk menyelesaikan persoalan 

Bagaimana menghadapi banjir yang gelombangnya menggunung? Bagaimana bila debit airnya pun melampaui gunung yang paling tinggi? Ternyata sangat mudah. Memanfaatkan kayu yang ringan menjadi perahu.

Demikianlah,) hingga apabila perintah Kami datang (untuk membinasakan mereka) dan tanur (tungku) telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya (bahtera itu) dari masing-masing (jenis hewan) sepasang-sepasang (jantan dan betina), keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu (akan ditenggelamkan), dan (muatkan pula) orang yang beriman.” Ternyata tidak beriman bersamanya (Nuh), kecuali hanya sedikit.
(Hūd [11]:40)


3. Nabi Ibrahim
Menemukan dan mengokohkan ketauhidan dengan memperhatikan alam

Kemudian, ketika dia melihat matahari terbit dia berkata (lagi kepada kaumnya), “Inilah Tuhanku. Ini lebih besar.” Akan tetapi, ketika matahari terbenam dia berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari yang kamu persekutukan.”
(Al-An‘ām [6]:78)

Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.
(Al-An‘ām [6]:79)


4. Nabi Ismail
Mengolah daerah tandus menjadi layak dihuni hingga menjadi kota

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.
(Ibrāhīm [14]:37)


5. Nabi Yusuf
Memanfaatkan musim untuk optimalisasi hasil dan kedaulatan pangan

(Yusuf) berkata, “Bercocoktanamlah kamu tujuh tahun berturut-turut! Kemudian apa yang kamu tuai, biarkanlah di tangkainya, kecuali sedikit untuk kamu makan.
(Yūsuf [12]:47)

Kemudian, sesudah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit (paceklik) yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.
(Yūsuf [12]:48)


6. Nabi Musa
Mengolah alam untuk mendapatkan penghidupan dengan berkebun dan berternak

Rezeki itu berada dari alam dengan cara mengolahnya. Buah-buahan itu dari tumbuhan yang menghujam ke tanah. Hewan hidup karena memakan tumbuhan. Barang tambang itu dari dalam tanah. 

Dia (ayah kedua perempuan itu) berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkanmu dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun. Jika engkau menyempurnakannya sepuluh tahun, itu adalah (suatu kebaikan) darimu. Aku tidak bermaksud memberatkanmu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:27)


7. Nabi Daud
Memanfaatkan besi untuk membangun ilmu pengetahuan, teknologi dan infrastruktur fisik. Juga, menjadi teman untuk bertasbih.

Sungguh, benar-benar telah Kami anugerahkan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), “Wahai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang kali bersama Daud!” Kami telah melunakkan besi untuknya.
(Saba' [34]:10)


8. Nabi Sulaiman
Memanfaatkan alam untuk memudahkan dan mempercepat urusan manusia dengan memanfaatkan angin sehingga perjalanan sebulan bisa menjadi hanya waktu pagi saja.

Bagi Sulaiman (Kami tundukkan) angin yang (jarak tempuh) perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)623) serta Kami alirkan cairan tembaga baginya. Sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya. Siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab (neraka) Sa‘ir (yang apinya menyala-nyala).
(Saba' [34]:12)


9. Nabi Ayub
Mengolah alam untuk pengobatan penyakit

Ingatlah hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah diganggu setan dengan penderitaan dan siksaan (rasa sakit).”
(Ṣād [38]:41)

(Allah berfirman,) “Entakkanlah kakimu (ke bumi)! Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.”
(Ṣād [38]:42)

Takdir yang Tak Dipahami oleh IDF dalam Operasi Militernya di Tepi Barat Oleh: Nasrulloh Baksolahar Gerakan Intifada Pertama dim...

Takdir yang Tak Dipahami oleh IDF dalam Operasi Militernya di Tepi Barat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Gerakan Intifada Pertama dimulai pada 9 Desember 1987, ketika sebuah truk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menabrak mobil sipil di Gaza, hingga menewaskan empat pekerja Palestina. Gerakan ini dimotori oleh Hamas.

Warga Palestina menuding bahwa tabrakan tersebut disengaja, sebagai balasan terbunuhnya satu warga Israel di Gaza beberapa hari sebelumnya. Sejak ini, Palestina bergolak keras melawan penjajah Zionis Israel baik di Tepi Barat maupun Gaza.

Perjanjian Oslo I adalah perjanjian yang ditandatangani oleh Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada tahun 1993, dengan pemimpin mayoritasnya dari kelompok Fatah yang berdiri pada 1958.

Perjanjian ini merupakan upaya untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan. 

Perjanjian ini membentuk Otoritas Palestina (PA) yang akan mengelola pemerintahan di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Kantor pusatnya di Ramallah, Tepi Barat. Berdasarkan Pemilu Palestina 1966, Fatah menang Pemilu dengan 88% suara. Maka,   Presiden dan Perdana Menteri PA pun dari Fatah.

Sejak Perjanjian Oslo, cara pandang meraih kemerdekaan Palestina terbelah. Hamas dengan kekuatan perlawanan. Sedangkan Fatah "berdamai" dengan penjajah Zionis Israel, dengan harapan konsisten dengan perjanjian Oslo yang telah disepakati.

Pemilu Palestina diadakan pada 25 Januari 2006. Hasilnya,   Hamas meraih 44.45% suara, sementara Fatah meraih 41.43%. Padahal, di Pemilu 1996, Fatah meraih 88% suara.

Namun, Pemilu 2006 dikudeta oleh Amerika, yang berkuasa tetap Fatah di Otoritas Palestina. Hamas pun, bergerak menguasai Gaza. Kudeta pemilu ini semakin memecah kejiwaan rakyat Palestina.

Maka, Fatah dengan PA-nya berkuasa di Tepi Barat yang dipenuhi fasilitas kemudahan. Gaza dikepung dengan keterbatasan. Walaupun mereka sama-sama tetap terkepung oleh "penjara" Zionis Israel. Di Tepi Barat, penjara dibuat di setiap titik dan area tertentu. Jumlah titik pemeriksaan hingga 900 pintu.

Di Gaza, penjajah Zionis Israel membuat "penjara" besar yang mengelilingi seluruh Gaza dengan blokade yang ketat dengan membatasi kebutuhan dasar dan mobilitasnya. Sejak 2008, penjajah Zionis Israel berulang kali menyerang Gaza. Di 2023, membumihanguskan Gaza, walaupun pada akhirnya kalah.

Kekalahan di Gaza, menjadi pelajaran. Penjajah Zionis Israel tak ingin Tepi Barat memiliki kekuatan besar seperti Gaza. Maka, operasi militer pun mulai dilakukan sejak akhir Januari 2025. Apa artinya bagi rakyat Palestina?

Padahal Otoritas Palestina berpegang teguh pada perjanjian  Oslo. Bahkan, cenderung mengikuti kemauan penjajah Zionis Israel. Namun, mengapa operasi militer IDF tetap dilakukan?

Logika dasar ini, akan menghasilkan satu kesimpulan, hanya perlawanan senjata yang membuat Palestina merdeka. Inilah jiwa yang semakin teguh menyatukan rakyat Palestina.

Penjajah Zionis Israel berfikir dengan kontrol yang ketat, saat ini di Tepi Barat tak memiliki senjata seperti di Gaza. Maka operasi militer harus segera dilakukan.

Namun Ingatlah sabda Rasûlullâh saw, bahwa kelompok tangguh akan muncul di sekitar Baitul Maqdis. Bila Gaza yang jauh dari Baitul Maqdis saja sangat tangguh, bagaimana yang dekat dengan Baitul Maqdis? 

Semakin dekat dengan Baitul Maqdis, berarti akan semakin tangguh masyarakatnya. Semakin merasa lebih ringan pengorbanannya demi Baitul Maqdis. Takdir ini yang tak dipahami oleh penjajah Zionis Israel.

Sosok Nabi Bersama Mertuanya dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kisah para nabi dan rasul dengan mertuanya hanya te...

Sosok Nabi Bersama Mertuanya dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Kisah para nabi dan rasul dengan mertuanya hanya terdapat di surat Al-Qasas saja, tidak ada di surat lainnya. Yaitu, hanya Nabi Musa dengan mertuanya. Seperti kisah, Ashabul Kahfi, Pemilik 2 kebun, Nabi Khidir dan Zulkarnaen yang ada hanya pada surat Al-Kahfi saja.

Mengapa sosok pemuda sebatang kara yang tak diketahui asal usulnya, yang tak memiliki apapun, namun di pertemuan pertamanya langsung akan dinikahkan dengan putrinya?

Dia (ayah kedua perempuan itu) berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkanmu dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun. Jika engkau menyempurnakannya sepuluh tahun, itu adalah (suatu kebaikan) darimu. Aku tidak bermaksud memberatkanmu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:27)

Mengapa langsung dipercaya? Mengapa sangat tentram menyerahkan putrinya pada sosok pemuda yang baru dikenalnya? Kepedulian mencerminkan tanggung jawab. Bukankah pernikahan itu perpindahan tanggung jawab dari sang ayah kepada suaminya?

Sosok yang bertanggung jawab ini terlihat saat pemuda Musa membantu putrinya di mata air, tempat kedua putrinya mengambil air untuk kebutuhan ternaknya. Akhlak mulianya terlihat dari kesopanannya saat membantu putrinya.

Ketika sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang memberi minum (ternaknya) dan dia menjumpai di belakang mereka ada dua orang perempuan sedang menghalau (ternaknya dari sumber air). Dia (Musa) berkata, “Apa maksudmu (berbuat begitu)?” Kedua (perempuan) itu menjawab, “Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami) sebelum para penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedangkan ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usia.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:23)

Maka, dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu. Dia kemudian berpindah ke tempat yang teduh, lalu berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan (rezeki) yang Engkau turunkan kepadaku.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:24)

Orang tua wanita itu memahami potensi diri pemuda Musa. Walaupun saat ini sebatang karak, namun bila diberdayakan akan meraih kesuksesan dengan cepat. Hanya butuh waktu 8-10 tahun saja.

Orang tua wanita itu sangat paham ketertarikan putrinya pada pemuda yang baru dikenalnya. Putrinya memuji dan memahami karakter pemuda yang baru dikenalnya. 

Salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku, pekerjakanlah dia. Sesungguhnya sebaik-baik orang yang engkau pekerjakan adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:26)

Setelah menikah, pemuda Musa hidup bersama mertuanya. Dia berkhidmat pada mertuanya dengan sepenuh hati.  Terbukti, dia menyempurnakan 10 tahun untuk mengelola amanah dari mertuanya.

Dia (Musa) berkata, “Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu yang aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan atas diriku (lagi). Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:28)

Ideologis Nabi Ibrahim, Sebab Nabi Terakhir dari Bani  Ismail? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ada prinsip dasar terraihnya kepemimpi...

Ideologis Nabi Ibrahim, Sebab Nabi Terakhir dari Bani  Ismail?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ada prinsip dasar terraihnya kepemimpinan. Ada hukum baku di alam semesta yang tak pernah berubah dalam setiap peralihan kepemimpinan. Ada penyebab, mengapa kepemimpinan itu dipergilirkan dan terus digengam? 

Allah swt menjelaskan hal ini kepada Nabi Ibrahim saat Allah swt menetapkan dirinya sebagai pemimpin seluruh dunia. Saat Nabi Ibrahim memohon kepada Allah swt agar dianugerahkan kepada keturunannya juga.  Ternyata, ada syarat yang harus terpenuhi. Yang syarat itu telah menjadi jati diri Nabi Ibrahim sendiri.

(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”
(Al-Baqarah [2]:124)

Syarat kepemimpinan adalah tidak berperilaku zalim. Apa kezaliman yang paling besar? Menyekutukan Allah swt. Bagaimana agar terhindar dari karakter ini? Teruslah menjadi hamba Allah swt. Teruslah menyerahkan diri kepada Allah swt. Teruslah menjadi muslim.

Bagaimana Nabi Ibrahim mewujudkan agar generasi tetap menggenggam kepemimpinan bagi umat manusia? Nabi Ibrahim membangun kembali Kabah agar ketauhidan terus terjaga bagi keturunannya.

(Ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah itu (Ka‘bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. (Ingatlah ketika Aku katakan,) “Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat salat.” (Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, serta yang rukuk dan sujud (salat)!”
(Al-Baqarah [2]:125)

(Ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan (hasil tanaman, tumbuhan yang bisa dimakan) kepada penduduknya, yaitu orang yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari Akhir.” Dia (Allah) berfirman, “Siapa yang kufur akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.”
(Al-Baqarah [2]:126)

(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:127)


Nabi Ibrahim juga berdoa, agar Allah swt menjadi keturunannya sebagai sosok yang menyerahkan diri kepada Allah swt, beristiqamah dalam ketaatan, bila lalai segera bertaubat dan selalu ada generasi yang mengajarkan dan mengingatkannya.

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, (jadikanlah) dari keturunan kami umat yang berserah diri kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan manasik (rangkaian ibadah) haji, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]:128)

Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah (sunah)3 kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(Al-Baqarah [2]:129)

Siapa yang membenci agama Ibrahim selain orang yang memperbodoh dirinya sendiri? Kami benar-benar telah memilihnya (Ibrahim) di dunia ini dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang saleh.
(Al-Baqarah [2]:130)


Nabi Ibrahim juga selalu menjaga dan meneruskan pesan ketauhidan dan penyerahan diri kepada Allah swt. Penyampaian pesan ini dibuatkan sistem yang menyebabkan pesan itu terus tersampaikan dan nilai pesannya tetap sama dan valid walaupun lintas generasi dan zaman.

(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”
(Al-Baqarah [2]:131)

Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya dan demikian pula Ya‘qub, “Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu. Janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
(Al-Baqarah [2]:132)

Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya‘qub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.”
(Al-Baqarah [2]:133)


Terbukti pesan ini terus terjaga dan tetap valid, hingga di era Nabi Yusuf pun, beliau menyampaikan pesan seperti pesan para leluhurnya.

Aku mengikuti agama nenek moyangku, (yaitu) Ibrahim, Ishaq, dan Ya‘qub. Tidak pantas bagi kami mempersekutukan suatu apa pun dengan Allah. Itu adalah bagian dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya), tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
(Yūsuf [12]:38)


Namun mengapa tiba-tiba kenabian itu lenyap dari garis keturunan Nabi Ishaq, Yaqub dan Yusuf?

Kerusakan itu terjadi ketika Bani Israel berubah menjadi kaum yang dimurkai. Di era Nabi Isa sudah diperbaiki, namun hanya berubah menjadi level kaum yang disesatkan. Seluruh kerusakan itu lahir dari penyimpanan internal dan kesengajaan yang didukung oleh argumentasi yang menyesatkan. Jadi, apakah bisa diperbaiki lagi?

Pada satu sisi, keturunan Nabi Ismail tetap memuliakan peninggalan ajaran Nabi Ibrahim, dengan Kabah sebagai pusatnya.  Bila ada penyimpangan berupa berhala, asalnya dari Bani Kuzaah, yang mengimpor berhala dari Syam. 

Sedangkan di Bani Israil, pada kisah perjalanan dari Mesir ke Palestina, mereka sendiri yang meminta dibuatkan berhala kepada Nabi Musa sebagai tuhannya. Saat ditinggalkan Nabi Musa, mereka membuat tuhan yang berbentuk Sapi Emas. Penerus agama Nabi Isa pun terjatuh pada ketuhanan Trinitas.

Jadi siapakah yang masih memenuhi syarat doa Nabi Ibrahim agar keturunannya tetap menjadi pemimpin bagi seluruh manusia? Hanya dari keturunan Nabi Ismail. Peralihan ini telah dijelaskan di Taurat dan Injil.

(Yaitu,) orang-orang yang mengikuti Rasul (Muhammad), Nabi yang ummi (tidak pandai baca tulis) yang (namanya) mereka temukan tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka. Dia menyuruh mereka pada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, menghalalkan segala yang baik bagi mereka, mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban serta belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan bersamanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.
(Al-A‘rāf [7]:157)

Sejak kenabian Muhammad saw, kepemimpinan selalu dalam genggaman pada mereka yang berpegang teguh pada pesan-pesan Nabi Ibrahim. Tak lagi memperdulikan keturunan biologis.

Oleh sebab itulah, sejak Rasulullah saw wafat, peralihan kepemimpinan beredar di sejumlah suku bangsa. Tidak lagi mempersoalkan keturunan Ishaq atau Ismail. Tetapi keturunan Ideologis dari Nabi Ibrahim.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (293) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (437) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (349) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (468) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (188) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)