basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Sikap Nabi Daud dan Sulaiman Saat Dianugerahi Ilmu dan Kekuasaan  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  1. Mengakui bahwa se...

Sikap Nabi Daud dan Sulaiman Saat Dianugerahi Ilmu dan Kekuasaan 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

1. Mengakui bahwa seluruhnya anugerah Allah swt

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ عِلْمًاۗ وَقَالَا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا عَلٰى كَثِيْرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan ilmu kepada Daud dan Sulaiman. Keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami daripada kebanyakan hamba-hamba-Nya yang mukmin.”
(An-Naml [27]:15)


وَوَرِثَ سُلَيْمٰنُ دَاوٗدَ وَقَالَ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَاُوْتِيْنَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍۗ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِيْنُ

Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia, kami telah diajari (untuk memahami) bahasa burung dan kami dianugerahi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar karunia yang nyata.”
(An-Naml [27]:16)


2. Mengelola nikmat dengan teratur dan tertib seperti mengelola pasukan militer

وَحُشِرَ لِسُلَيْمٰنَ جُنُوْدُهٗ مِنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ

Untuk Sulaiman dikumpulkanlah bala tentara dari (kalangan) jin, manusia, dan burung, lalu mereka diatur dengan tertib
(An-Naml [27]:17)


3. Rendah hati dan tidak menzalimi yang lebih rendah

حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ  لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”
(An-Naml [27]:18)


4. Berdoa atas nikmatnya 

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

Dia (Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”
(An-Naml [27]:19)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

9 Kegagalan Beruntun Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Firaun memiliki kekuasaan tak tertandingi. Rakyatnya menganggapnya tuhan....

9 Kegagalan Beruntun Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Firaun memiliki kekuasaan tak tertandingi. Rakyatnya menganggapnya tuhan. Semuanya mentaatinya. Kekayaan, kekuatan dan pasukannya sangat besar. Apakah berarti seluruh rencananya terwujud? Ternyata dipenuhi kegagalan.

Berikut ini kegagalan beruntun yang menimpa Firaun:

1. Gagal membunuh bayi Musa

Kami mengilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia (Musa). Jika engkau khawatir atas (keselamatan)-nya, hanyutkanlah dia ke sungai (Nil dalam sebuah peti yang mengapung). Janganlah engkau takut dan janganlah (pula) bersedih. Sesungguhnya Kami pasti mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya sebagai salah seorang rasul.”
(Al-Qaṣaṣ [28]:7)


2. Gagal Menangkap Musa yang melarikan diri ke Madyan 

Maka, keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut dan waspada. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (Al-Qaṣaṣ [28]:21)

Ketika menuju ke arah negeri Madyan,560) dia (Musa) berdoa, “Semoga Tuhanku membimbingku ke jalan yang benar.” (Al-Qaṣaṣ [28]:22)


3. Gagal memenangkan pertarungan sihir

Kemudian, Musa melemparkan tongkatnya, tiba-tiba ia (tongkatnya yang sudah menjadi ular) menelan segala yang mereka ada-adakan itu.539)
(Asy-Syu‘arā' [26]:45)


4. Gagal mencegah ahli sihir beriman kepada Allah swt

Dia (Fir‘aun) berkata, “Apakah kamu sekalian beriman kepadanya (Musa) sebelum aku mengizinkanmu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Maka, kamu tentu akan tahu (akibat perbuatanmu). Pasti kupotong tangan dan kakimu secara bersilang dan benar-benar akan kusalib kamu semua.” (Asy-Syu‘arā' [26]:49)


5. Gagal menanggulangi wabah

Maka, Kami kirimkan kepada mereka (siksa berupa) banjir besar, belalang, kutu, katak, dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas dan terperinci. Akan tetapi, mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum pendurhaka. (Al-A‘rāf [7]:133)

Ketika azab (yang telah diterangkan itu) menimpa mereka, mereka pun berkata, “Wahai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu sesuai dengan janji-Nya kepadamu. Jika engkau dapat menghilangkan azab itu dari kami, niscaya kami akan beriman kepadamu dan pasti akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.”
(Al-A‘rāf [7]:134)


6. Gagal menyatukan langkah untuk memusuhi Nabi Musa

Seorang laki-laki mukmin dari keluarga Fir‘aun yang menyembunyikan imannya berkata, “Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, ‘Tuhanku adalah Allah.’ Padahal, sungguh dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Jika dia seorang pendusta, dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu, dan jika dia seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkan kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas lagi pendusta.
(Gāfir [40]:28)


7. Gagal mengejar Nabi Musa di laut Merah

Ketika kedua golongan itu saling melihat, para pengikut Musa berkata, “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.”
(Asy-Syu‘arā' [26]:61)

Dia (Musa) berkata, “Tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku. Dia akan menunjukiku.”
(Asy-Syu‘arā' [26]:62)


8. Gagal menyelamatkan aset-aset kekuasaannya

Kami hancurkan apa pun yang telah dibuat Fir‘aun dan kaumnya serta apa pun yang telah mereka bangun.
(Al-A‘rāf [7]:137)


9. Gagal menyelamatkan sekutu-sekutunya

Lalu, Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.
(Al-Qaṣaṣ [28]:81)

Ternyata kezaliman itu lemah, walaupun banyak manusia menganggapnya mereka diliputi oleh kekuatan dan sumber daya tak terbatas.

Kehancuran Penguasa Zalim Tidak Dengan Militer  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw, ...

Kehancuran Penguasa Zalim Tidak Dengan Militer 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Kisah para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw, tidak ditemukan kisah pertempuran. Kecuali, hanya satu saja, yaitu kisah Thalut melawan Jalut. Itu pun lebih banyak mengupas persiapannya, bukan jalan pertempurannya.

Saat itu, bukankah banyak pertempuran besar yang terjadi antar para penguasa? Dari Babilonia, Macedonia, Yunani, Persia hingga Romawi.

Dalam kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis pun, yang keduanya memiliki pasukannya. Mengapa tidak ada pertempuran untuk mengungguli satu sama lain?

Ada dua kisah penguasa, Namrud dan Firaun, yang sangat zalim dalam Al-Qur'an. Namun, mengapa menghadapinya tidak dengan pengerahan pasukan militer? Padahal Firaun mengerahkan pasukan besar untuk membunuh Nabi Musa dan pengikutnya?

Nabi Ibrahim melawan kezaliman Namrud dengan dialog. Mematahkan argumentasi dan logika Namrud.  Sedangkan kehancuran Namrud, bukan tangan Nabi Ibrahim yang melakukannya. Tetapi, Allah swt melalui seekor nyamuk.

Nabi Musa melawan kezaliman Firaun dengan dialog dan menunjukkan kebenaran, sehingga mereka yang hatinya masih terbuka secara sukarela mengikuti Nabi Musa, seperti beberapa keluarga dan pembesar Firaun serta para ahli sihirnya. Bagaimana akhir Firaun?

Firaun mati tidak melalui tangan Nabi Musa, tetapi dengan gelombang lautan saat hendak membunuh Nabi Musa dan pengikutnya. Kezaliman itu hancur dengan kesatuan rakyatnya yang menyuarakan dan memperjuangkan kebenaran. Tidak melalui kekerasan dan perlawanan senjata.

Kisah Ashabul Kahfi, dimana penguasa zalimnya mengerahkan pasukan untuk menangkap mereka. Namun, saat mereka terbangun, sang zalim sudah digantikan dengan penguasa yang shalih. Allah swt sendiri yang menghancurkannya, sang hamba hanya terus berjuang menegakkan kebenaran.

Dialog Nabi Musa dengan Allah swt  di Sinai Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَك...

Dialog Nabi Musa dengan Allah swt  di Sinai



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ

Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata,

“Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.”

Dia berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.”

Maka, ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) pada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.

Setelah Musa sadar, dia berkata, “Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”
(Al-A‘rāf [7]:143)


قَالَ يٰمُوْسٰٓى اِنِّى اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسٰلٰتِيْ وَبِكَلَامِيْ ۖفَخُذْ مَآ اٰتَيْتُكَ وَكُنْ مِّنَ الشّٰكِرِيْنَ

Dia berfirman, “Wahai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia (yang lain) untuk membawa risalah dan berbicara (langsung) dengan-Ku. Maka, berpegang teguhlah pada apa yang Aku berikan kepadamu dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.”
(Al-A‘rāf [7]:144)


وَكَتَبْنَا لَهٗ فِى الْاَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَّوْعِظَةً وَّتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍۚ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَّأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوْا بِاَحْسَنِهَا ۗسَاُورِيْكُمْ دَارَ الْفٰسِقِيْنَ

Kami telah menuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal.

Lalu (Kami berfirman kepadanya,) “Berpegang teguhlah padanya dengan sungguh-sungguh dan suruhlah kaummu berpegang padanya dengan sebaik-baiknya.

Aku akan memperlihatkan kepadamu (kehancuran) negeri orang-orang fasik.”284)
(Al-A‘rāf [7]:145)


سَاَصْرِفُ عَنْ اٰيٰتِيَ الَّذِيْنَ يَتَكَبَّرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ وَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَاۚ وَاِنْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًاۚ وَاِنْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًاۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا عَنْهَا غٰفِلِيْنَ

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku). 

Jika mereka melihat semua tanda-tanda itu, mereka tetap tidak mau beriman padanya. 

Jika mereka melihat jalan kebenaran, mereka tetap tidak mau menempuhnya. (Sebaliknya,) jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya.

Demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya.
(Al-A‘rāf [7]:146)


وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَلِقَاۤءِ الْاٰخِرَةِ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْۗ هَلْ يُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ࣖ

Orang-orang yang mendustakan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan adanya pertemuan akhirat, sia-sialah amal mereka. 

Bukankah mereka (tidak) akan dibalas, kecuali (sesuai dengan) apa yang telah mereka kerjakan.
(Al-A‘rāf [7]:147)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Saat Yahudi Madinah Dikalahkan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kaum Yahudi itu sangat lemah. Mereka tidak memilik tanah air. Dalam k...

Saat Yahudi Madinah Dikalahkan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kaum Yahudi itu sangat lemah. Mereka tidak memilik tanah air. Dalam kondisi genting pun, masih saling berselisih. Terbelah bersuku-suku dalam menghadapi lawannya.

Yahudi adalah kaum yang lemah. Sebab, digolongkan kaum yang dimurkai Allah swt. Selalu dihantui ketakutan. Karakternya sebagai bangsa yang terusir. Dengan kondisi seperti ini, bagaimana mereka menghadapi pertempuran?

Mudah ditaklukan hanya dengan pengepungan di benteng-bentengnya. Memblokade sebentar kebutuhan logistiknya saja langsung menyerah. Tak ada pertempuran hingga tetes darah penghabisan.

Maka dalam sejarah dunia, tak ada satu pun pertempuran hebat dengan Yahudi, termasuk empat pertempuran di era Rasulullah saw. Yaitu, perang Bani Qainuqa. Bani Nadhir, Bani Quraizhah dan Khaibar. Bagaimana sikap Rasulullah saw saat Yahudi Madinah menelan kekalahan? 

Nabi saw membebaskan dan memerintahkan Bani Qainuqa’ untuk pergi dari kota Madinah agar tidak tinggal berdampingan dengan kaum Muslimin. Rasulullah saw hanya memvonis hukuman mati kepada tokoh Yahudi berpengaruh bernama Ka’ab bin Al’Asyraf.

Dia adalah orang Yahudi yang paling dengki terhadap Islam dan kaum Muslimin, dan secara terang-terangan sering menyakiti kaum Muslimin.

Rasûlullâh saw menyetujui permintaan Bani Nadir untuk keluar dari  Madinah  dengan membawa harta yang bisa di bawa oleh onta-onta mereka. 

Sebagian di antara mereka ada yang merobohkan rumahnya. Membawa bahan-bahan rumahnya dengan onta-onta mereka, bahkan ada yang membawa atap rumah dengan onta-onta tersebut sebagaimana Allâh ceritakan dalam al-Qur’ân.

Berbeda dengan Bani Quraizhah yang telah membokong Muslimin dari belakang saat perang Khandak. Saat dikalahkan, mereka meminta Saad yang merupakan sekutunya dahulu untuk mengambil keputusan.

Lalu, Sa’ad bin Muaz mendatangi Rasûlullâh saw dan duduk. Rasûlullâh saq bersabda kepadanya, “Sesungguhnya orang-orang ini tunduk kepada hukummu.”

Kemudian Sa’ad berkata, “Hukum yang saya tetapkan yaitu pasukan mereka dibunuh, kaum wanita dan  anak ditawan.” (mendengar sanksi ini) Rasûlullâh saw bersabda, “Engkau telah menjatuhkan sanksi kepada mereka sesuai dengan sanksi Allâh Azza wa Jalla (HR. al-Bukhâri dan Muslim)

Di perang Khaibar,  Yahudi menawarkan kerjasama terkait pengolahan wilayah Khaibar. Akhirnya, terwujud kesepakatan antara kaum Muslimin dengan kaum Yahudi. Yang dibunuh hanya mereka yang melanggar perjanjian atas harta yang bergerak.

Mereka diperbolehkan  membawa harta bergerak seukuran daya tampung dan daya muat kendaraannya dengan syarat mereka tidak menyembunyikan apapun. Jika mereka menyembunyikannya, maka tidak ada lagi jaminan keamanan atas mereka.

Yahudi Khaibar, Dari Pertempuran Menjadi Mitra Bisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar Setelah Muslimin dan Kafir Quraisy menandatanga...

Yahudi Khaibar, Dari Pertempuran Menjadi Mitra Bisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Setelah Muslimin dan Kafir Quraisy menandatangani perjanjian Hudaibiyah, maka musuh terbesarnya tinggal Yahudi Khaibar yang memiliki benteng yang kokoh di atas perbukitan dengan infrastruktur militer yang modern.

Rasulullah saw pun memerintahkan hanya mereka yang ikut dalam Hudaibiyah saja yang  dibolehkan bertempur melawan Yahudi Khaibar. Rasulullah saw pun mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai panglima perang.

Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, "Perangilah mereka sampai mereka bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah swt, dan Rasulullah saw adalah utusan Allah. Apabila mereka melakukan itu, darah dan harta mereka haram diambil, kecuali dengan cara yang benar. Adapun balasan untukmu adalah dari Allah."

Pertempuran pun terjadi. Yahudi Khaibar mengalami kekalahan yang menyakitkan. Tanah Khaibar yang dipenuhi kebun kurma menjadi milik Muslimin sebagai harta rampasan perang. Namun, siapakah yang mengelolanya? Tanah tidak boleh ditelantarkan.

Akhirnya, orang-orang Yahudi Khaibar menawarkan diri untuk mengelola kebun-kebun di Khaibar, Rasulullah saw menerima tawaran tersebut dengan perjanjian sebagai berikut:

a. Rasulullah saw memperkerjakan orang Yahudi untuk menggarap ladang dan kebun di Khaibar dengan sistem bagi hasil

b. Yahudi Khaibar mengeluarkan sendiri biaya pengelolaan tanah

c. Disepakati oleh kedua belah pihak bahwa keberadaan Yahudi di Khaibar tergantung pada Muslimin. Artinya, bila Muslimin menghendaki mereka keluar dari Khaibar, mereka pun harus segera meninggalkannya.

d. Yahudi Khaibar sepakat untuk menerima wakil dari Muslimin. Tugasnya, penghubung antara kedua belah pihak dan membagi hasilnya secara adil bagi kedua belah pihak.

Kemitraan bisnis ini terus berlangsung hingga di era Khalifah Umar bin Khatab.

Bukankah sangat luar biasa akhlak Muslimin kepada musuh yang telah dikalahkan? Tidak dibantai. Tidak dijadikan budak. Tetapi menjadi mitra bisnis yang saling menguntungkan. 


Sumber:
Mahdi Rizqullah Ahmad, Biografi Rasulullah, Qisthi Press

Sunnah Rasulullah saw, Memanfaatkan Hewan Ternak Untuk Membajak Itu  Shahih Bukhari #2156 صحيح البخاري ٢١٥٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّد...

Sunnah Rasulullah saw, Memanfaatkan Hewan Ternak Untuk Membajak Itu 

Shahih Bukhari #2156
صحيح البخاري ٢١٥٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ رَاكِبٌ عَلَى بَقَرَةٍ الْتَفَتَتْ إِلَيْهِ فَقَالَتْ لَمْ أُخْلَقْ لِهَذَا خُلِقْتُ لِلْحِرَاثَةِ قَالَ آمَنْتُ بِهِ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَأَخَذَ الذِّئْبُ شَاةً فَتَبِعَهَا الرَّاعِي فَقَالَ لَهُ الذِّئْبُ مَنْ لَهَا يَوْمَ السَّبُعِ يَوْمَ لَا رَاعِيَ لَهَا غَيْرِي قَالَ آمَنْتُ بِهِ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ قَالَ أَبُو سَلَمَةَ وَمَا هُمَا يَوْمَئِذٍ فِي الْقَوْمِ

Shahih Bukhari 2156: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Saad bin Ibrahim] berkata: Aku mendengar [Abu Salamah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"(Nanti pada hari qiyamat) orang yang menunggang sapi betina akan diremukkan oleh sapi tersebut,

Seraya berkata: Aku diciptakan bukan untuk ini, tapi aku diciptakan untuk membajak." 

Beliau bersabda: "Aku beriman tentang kejadian itu, begitu juga Abu Bakar dan 'Umar."

Dan akan ada pula seekor serigala yang memakan kambing lalu penggembalanya mengikutinya.

Maka serigala berkata kepada penggembala itu: "Siapa yang mengawasi kambing itu pada hari berburu ini yang tidak ada yang menjaganya kecuali aku?"

Beliau bersabda: "Aku beriman tentang kejadian itu, begitu juga Abu Bakar dan 'Umar." Abu Salamah berkata: "Saat itu Abu Bakar dan 'Umar tidak berada ditengah-tengah orang saat Beliau menceritakan."

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (292) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (423) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (348) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (468) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (188) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)