basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Saat Kepemimpinan Pusat Dianggap Terpuruk Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mari kita belajar pada Shalahuddin Al-Ayubi dam Nurudin Za...

Saat Kepemimpinan Pusat Dianggap Terpuruk

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Mari kita belajar pada Shalahuddin Al-Ayubi dam Nurudin Zanky sang penakluk Tentara Salib. Mari kita belajar pada Saifudin Qutuz dan Baibar, penakluk Mongol. Mereka hadir di saat kekhalifahan Abbasiyah (kepemimpinan pusat) terpuruk dan hancur.

Saat itu pemimpin umat Islam terus melemah. Bahkan, setelah serbuan Mongol, kepemimpinan pusat (kekhalifan Abbasiyah) hancur. Bagaimana sikap mereka?  Tetap menghormati  para pemimpinnya. 

Dalam setiap khutbah Jumat, mereka terus menyanjung para qiyadahnya. Semoga khalifah diberikan keberkahan. Bahkan Shalahuddin Al-Ayubi tetap memberikan hadiah persembahan. Bahkan Shalahuddin tetap memberikan surat pengakuan tunduk pada sang khalifah?

Saat kekhalifahan Abbasiyah telah hancur. Saifudin Qutuz dan Baibar tetap mencari qiyadah yang berasal dari keturunan kekhalifahan Abbasiyah. Bukankah kekuasaan dan kekuatan berada di tangan Qutuz dan Baibar? Bukan lagi keturunan Abbasiyah?

Yang lebih ekstrim lagi, Musa bin Nusair, sang penakluk Andalusia. Kembali dengan kemenangan besar dari Andalusia, justru dihukum berat oleh khalifah Sulaiman bin Abdul Malik karena khawatir Musa bin Nusair memberontak. Saat tengah dihukum, ada provokasi, mengapa tidak memberontak kepada qiyadah (khalifah)? Dijawabnya, dia tetap bersama jamaah. 

Sekarang, apakah kita sehebat para penakluk Tentara Salib dan Mongol? Apakah sehebat penakluk Andalusia? Saat mereka terus mempertahankan harga diri pemimpinnya. Saat mereka terus mempersembahkan hadiah dan menyanjungnya di khutbah-khutbah Jumat. Saat mereka terus menggemakan ketaatan kepada khalifah Abbasiyah. Bagaimana dengan sikap kita sekarang kepada pemimpin? Terus menghakimi? 

Apa yang telah diperbuat oleh para pemimpin, serahkan pada Allah yang Maha Mengetahui dan Menyaksikan amal-amalnya.  Bukankah ada wadah internal untuk introspeksi diri? Bukankah kebijakan politik itu bersifat ijtihadi, yang bisa salah dan benar? Bukankah kesalahannya satu pahala dan benarnya dua pahala?

Memperbaiki PKS, Menguatkan Kepemimpinan PKS Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Banyak yang gundah gulana melihat hasil Pilkada serenta...

Memperbaiki PKS, Menguatkan Kepemimpinan PKS

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Banyak yang gundah gulana melihat hasil Pilkada serentak yang baru saja usai. Suara sumbang pun bermunculan. PKS membuat blunder? Pemimpinnya tuli dengan suara akar rumput? PKS hancur akan seperti Islam di Andalusia? Perdebatan dan adu argumentasi pun tertuju pada pemimpin PKS. 

Bagaimana cara memperbaiki PKS? Seluruh kader dan pemimpinnya, konsistenlah pada pondasinya,  yaitu: 
1. Risalah Ta'lim
2. Kewajiban al-akh
3. Rukun baiat
4. Menjalankan sarana dan prasarana tarbiyah

Seperti Imam Al-Ghazali yang memperbaiki umat yang terpuruk karena serangan tentara salib dengan Ihya Ulumudin. Seperti Syeikh Abdul Qadir yang memperbaikinya dengan:
1. Kitab Fathur Rabbani
2. Kitab Sirrn Asrorr
3. Konsisten dengan manhaj perbaikan diri dengan membangun halaqah-halaqahnya.

Di saat kepemimpinan pusat (khalifah Abbasiyah) tidak efektif membangun kekuatan. Imam Al-Ghazali dan Syeikh Abdul Qadir tidak menumpahkan kesalahan dan terus mengkritik kepemimpinan pusat. Tetapi, membangun pusat-pusat Tarbiyah dan halaqah. 

Memperbaiki organisasi dengan menperbaiki anggotanya dan sistemnya.  Bila kita tidak puas dengan para qiyadah, bukankah itu cerminan kita sendiri? Bukankah para pemimpin itu cermin yang dipimpinnya? Maka mari kita memperbaiki diri kita sendiri. Kelak, para pemimpin akan secara otomatis diperbaiki sendiri oleh Allah.

Di era Perang Salib, para ulama menasihati para khalifah dan Sultan. Namun tidak berhasil. Maka, Imam Al-Ghazali dan Syeikh Abdul Qadir, memperbaiki dirinya dan muridnya. Maka lahirlah, Nurudin Zanky dan  Shalahuddin Al-Ayubi.  Itulah cara memperbaiki organisasi dan qiyadah.

Bila hari ini, kita terus menunjukkan telunjuk ke pada para qiyadah. Namun, diri sendiri  tidak pernah bercermin, bagaimana akan memperbaiki qiyadah? Bila ada masalah, segeralah bercermin. Bukan jundi yang mengarahkan telunjuk ke qiyadah. Bukan qiyadah yang mengarahkan telunjuk ke jundinya. Setiap ada masalah, kitalah yang salah. Bukan mencari siapa yang salah.

Bila kita terus saling menuding kesalahan, maka tidak akan pernah selesai. Bersikaplah seperti  imam Al-Ghazali. Bersikaplah seperti Syeikh Abdul qadir Zailani.

Imam Ahmad bin Hambal, meninggalkan majlis perdebatan yang dibuat oleh para khalifah di istananya. Perdebatan tentang siapa yang paling baik. Siapa yang paling benar. Siapakah yang salah. Imam Ahmad, terfokus pada manhaj perbaikan tarbiyah diri.

Semua perbaikan dimulai dari diri sendiri. Jangan menuding siapapun.  Bila kepemimpinannya buruk, kelak Allah yang menggantikan dengan kepemimpinan yang baru.

Bila kepemimpinan itu lahir dari Liqa, konsisten dengan Risalah Talim, konsisten dengan Kewajiban al-Akhi, konsisten dengan rukun baiat, konsisten dengan sarana tarbiyah, dan sekarang kita meragukan dan bahkan meninggalkan  itu semuanya. Bagaimana Allah akan menghadirkan kepemimpinan yang baru?

Cara Allah Menegakkan Keadilan Ada sebuah kisah, bagaimana Allah menegakkan keadilan di muka bumi. Seorang guru memerintahkan mu...

Cara Allah Menegakkan Keadilan


Ada sebuah kisah, bagaimana Allah menegakkan keadilan di muka bumi.

Seorang guru memerintahkan muridnya untuk pergi ke sebuah oasis. Pesannya, "Bersembunyilah di sana selama setengah hari, apapun peristiwa yg terjadi engkau jangan menampakkan diri." Singkat ceritanya, sang murid pun pergi ke tempat tersebut. 

Peristiwa pertama yang dilihat, datanglah seorang penunggang kuda dengan pakaian perlente, tanda kekayaannya.  Ia dan kudanya minum di oasis tersebut. Kemudian, melanjutkan perjalanan. Tak sadar kantung uang emasnya jatuh tertinggal.  Sang murid hendak berteriak memanggilnya, tapi ia ingat pesan gurunya. Maka, dia pun jadi diam saja.

Peristiwa ke dua,  ia melihat anak laki-laki, berumur 9 atau 10 tahun,  berjalan mendekati oasis tersebut. Bajunya lusuh dan tampangnya kurus, tanda kemiskinan.  Setelah minum dari oasis, pandangannya tertuju pada kantong uang di tepi oasis. Ia mengambilnya dan betapa senangnya mendapatkan kantung penuh berisi uang.

Peristiwa ketiga, setelah itu datanglah seorang kakek renta. Ia berjalan dengan bantuan tongkat kayu dan matanya buta. Ia minum pada oasis tersebut.  Ketika hendak pergi, datanglah sang penunggang kuda yang kantung uangnya tertinggal. Sepertinya, ia telah menyadari kehilangannya.

Sang penunggang kuda mendapatkan kantung uangnya sudah tidak ada di oasis tersebut. Karena yang ada hanya seorang kakek renta. Ia menuduh sang kakek telah menemukannya kemudian menyembunyikan kantung uangnya. Tuduhan tersebut dibantahnya.  Namun,  bantahannya tidak bisa diterima oleh sang penunggang kuda. Dengan ganas, ia mencabut pedang dan membunuh kakek tersebut.

Sang murid,  menyaksikan ke tiga  runtutan peristiwa tersebut.  Lalu termenung, "Dimana keadilan-Nya?

Kemudian dijelaskan oleh sang guru, "Bocah itu adalah anak yatim, ayahnya telah wafat dan tidak meminggalkan harta warisan sehingga ia hidup miskin. Nah, sang almarhum dahulu saat masih di dunia pernah diperkerjakan oleh sang penunggang kuda, namun upahnya tidak dibayarkan hingga wafat.  Nah, uang emas yang ditemukan sang anak yatim adalah upah almarhum ayahnya, yang kini tentu sah menjadi haknya sebgai ahli waris."

Lalu, bagaimana dengan si kakek?

"Almarhum ayah anak laki-laki tersebut meninggal karena ditimpa fitnah keji yang direkayasa oleh si kakek.  Tentu pada saat itu, ia belum renta, pikirannya masih jernih dan matanya pun belum buta.  Allah memberinya umur panjang, dan kemudian mendatangkan kerentaan beserta penderitaan lainnya hingga akhirnya ia merasakan fitnah sebagaimana ia memfitnah ayahanda sang anak yatim."

Diawali dan Ditutup dengan Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Al-Qur'an menjelaskan orang yang beruntung. Ternyata aya...

Diawali dan Ditutup dengan Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Al-Qur'an menjelaskan orang yang beruntung. Ternyata ayatnya, dimulai dengan Al-Qur'an dan Ditutup dengan Al-Qur'an. Jadi, mulai hari dengan Al-Qur'an. Tutuplah hari dengan Al-Qur'an

Amal yang benar bila berpedoman pada Al-Qur'an. Awali dengan apa yang dibimbing oleh Al-Qur'an. Muhasabah amal yang benar juga dengan bercermin pada Al-Qur'an.

Mewujudkan Al-Qur'an dalam kehidupan. Itulah langkah dan niat awal setiap karya. Menilai sebuah amal dengan barometer Al-Qur'an. Ciri sosok yang mendapat petunjuk Allah adalah senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur'an.

Mengabaikan Al-Qur'an berarti memasuki lorong liku-liku yang penuh dan dikepung oleh kerugian, apapun capaian dan keberhasilannya.

Mari membuka lembaran pertama surat Al-Baqarah, 

الۤمّۤ ۚ

Alif Lām Mīm. 4)
(Al-Baqarah [2]:1)

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa,
(Al-Baqarah [2]:2)


الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,
(Al-Baqarah [2]:3)

وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ

dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat.
(Al-Baqarah [2]:4)


اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(Al-Baqarah [2]:5)

Gaza yang Teguh pada Janji Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Hizbullah dan Penjajah Zionis Israel telah melakukan gencatan senjat...

Gaza yang Teguh pada Janji Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Hizbullah dan Penjajah Zionis Israel telah melakukan gencatan senjata. Gencatan senjata ini mengharuskan Hizbullah menarik diri ke utara. Dan perbatasan, diawasi oleh pasukan Lebanon. Dalam gencatan senjata itu, sama sekali tidak memuat klausul tentang penyelamatan Gaza. Gaza kembali sendirian.

Gaza terus dikeroyok oleh Amerika dan Barat. Gaza terus tak dipedulikan oleh negara-negara Islam dan Arab. Bagaimana dengan hasil KTT Luar Biasa OKI? Sejak dahulu, hanya macan kertas. Sejak dulu, hanya ucapan kecaman saja. Padahal, para penguasanya silih berganti berkuasa. Karakter penguasanya tak pernah berubah.

Memang sudah takdir Allah. Hanya rakyat Palestina yang sanggup menanggung resiko perjuangan. Hanya rakyat Palestina yang berani melakukan pengorbanan yang paling terberat dan tersulit hingga seluruhnya musnah. Hanya disekitar Baitul Maqdis yang mampu mengemban amanah ini. Bumi Palestina dan rakyatnya memang menjadi tuan rumah di surga.

Sangat benar sabda Rasulullah saw. Bahwa yang menghancurkan muslimin adalah cinta dunia dan takut mati. Bermegah-megah dan berbangga-bangga atas capaian dunia.  Bersenang-senang dan bermewah-mewahan.

Hanya diberi kesulitan dan penderitaan sedikit saja sudah mengeluh. Baru dibumihanguskan tanah dan bangunannya sudah melemah. Baru dihancurkan kebutuhan dasarnya sudah menyerah. Padahal kehancuran Penjajah Zionis Israel tinggal sebentar lagi bila terus istiqamah berjihad.

Rakyat Palestina sudah mencontoh bagaimana agar bangkit dan membangun peradaban. Rakyat Palestina telah memberikan teladan kepada seluruh muslimin tentang pengorbanan dan kesungguhan. Terus berjuang walaupun sendirian. Tetap teguh melakukan perlawanan, walaupun yang dihadapi adalah adi daya dunia.

Hanya janji Allah yang menjadi pegangan. Tak memghiraukan situasi dan kondisi. Tak terpengaruh dengan hiruk pikuk yang ada. Terus melangkah dengan meyakini janji-janji Allah. Itulah keteguhan mukmin yang menghujam pada rakyat Palestina. 

Penuhi Syarat-Syaratnya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Jadilah orang bertakwa. Jadilah mukmin. Itulah syarat semua kebangkitan dan ...

Penuhi Syarat-Syaratnya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Jadilah orang bertakwa. Jadilah mukmin. Itulah syarat semua kebangkitan dan kekuatan. Itulah syarat kepemimpinan dan kemenangan.

Jadilah yang berserah diri kepada Allah. Jadilah yang hanya taat kepada Allah. Jadilah yang hanya mengikuti Rasulullah saw. Jangan hiraukan yang lainnya. Itulah cara meraih kemuliaan.

Jangan mencita-citakan apa yang ada di dunia. Cita-citakan yang melampaui jauh apa yang ada di bumi. Cita-citakan yang jauh melampaui langit ruang angkasa. Melampui semua galaksi yang ada. Melampaui seluruh tata surya.

Bila cita-citanya masih makhluk. Bila cita-citanya masih selain Allah.  Itu tanda kehinaan dan kerendahan. Apalagi terobsesi dengan buah karya manusia. Itu lebih hina dan rendah lagi.

Kemana akhir kehidupan ini? Apa yang bermanfaat di akhir kehidupan ini? Bukankah semua orang yang melakukan perjalanan selalu menyiapkan bekal untuk perjalanan berikutnya? Dan, hanya mengambil secukupnya untuk hari ini?

Bukankah seseorang merancang sesuatu dari yang akhir, untuk mengawali sebuah karya? Dengan tahu yang akhir, maka seseorang akan tahu sebuah proses yang harus dilakukan. Mengetahui apa yang harus diperbuat dan diperbaiki.

Memahami sebuah takdir itu berproses. Memahami syarat-syarat yang telah ditetapkan Allah. Itulah yang membawa Allah menolong dan manusia mendukung, serta alam semesta melayani.



Rakyat Palestina dari Sudut Al-Qur'an  Nyaris segala bentuk kejahatan dan kebiadaban manusia di dunia ini, telah dilakukan o...

Rakyat Palestina dari Sudut Al-Qur'an 


Nyaris segala bentuk kejahatan dan kebiadaban manusia di dunia ini, telah dilakukan oleh penjajah “Israel” terhadap warga negara Palestina. Penindasan biadab “Israel” di satu segi, dan kesabaran serta keteguhan hati rakyat Palestina untuk bertahan membela negerinya di segi lain, tidak ada yang luput dari takdir Ilahi.

Berikut dialog antara Syeikh Abdullah Ghabayin dan Syeikh Fadi Ad-Dalli terkait kondisi di Gaza

Syekh Fadi Ad-Dalli bertanya: “Wahai Syeikh, banyak sekali orang bertanya, dengan penuh keresahan, baik dari dalam maupun juga luar Gaza. Mereka mengatakan, dimanakah Allah atas semua yang terjadi pada kami di Gaza?”

“Wahai Syeikh, banyak dari kami merasa apakah Allah bersama kami. Lalu mengapa Allah membiarkan kami dihadapkan pada musuh-musuh kami?
Mungkinkah, wahai Syeikh, musuh-musuh kami menang atas kami? Merampas, menjajah, dan mengusir kami? Banyak orang yang bertanya tentang hal ini.”

Syeikh Abdullah Ghabayin menjawab: “Saya ingin menjawab pertanyaan itu dengan jawaban dari Allah, bukan dari saya, dan bukan pula dari seorang Alim. Allah Swt berfirman,

فَاِذَا لَقِيْتُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَضَرْبَ الرِّقَابِۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَثْخَنْتُمُوْهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَۖ فَاِمَّا مَنًّاۢ بَعْدُ وَاِمَّا فِدَاۤءً حَتّٰى تَضَعَ الْحَرْبُ اَوْزَارَهَا ەۛ ذٰلِكَ ۛ وَلَوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلٰكِنْ لِّيَبْلُوَا۟ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍۗ وَالَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَلَنْ يُّضِلَّ اَعْمَالَهُمْ

“… Begitulah ketetapan Allah. Sekiranya Allah menghendaki orang-orang mukmin menang, niscaya mereka dimenangkan tanpa perang. Akan tetapi Allah ingin menguji sebagian orang mukmin dengan peperangan melawan orang kafir. Orang-orang mukmin yang mati dalam jihad, sesungguhnya pahala amal mereka tidak akan disia-siakan. (QS Muhammad (47) : 4)

Setiap kali aku membaca ayat ini, demi Allah, keyakinanku kepada Allah semakin bertambah. Allah Swt berfirman:

مَا كَانَ اللّٰهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلٰى مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتّٰى يَمِيْزَ الْخَبِيْثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَجْتَبِيْ مِنْ رُّسُلِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۖ فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ ۚ وَاِنْ تُؤْمِنُوْا وَتَتَّقُوْا فَلَكُمْ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

“Allah sama sekali tidak akan membiarkan orang-orang mukmin dalam keadaan lemah seperti yang kalian alami sekarang. Kaum mukmin tersusupi orang-orang munafik. Allah akan memisahkan orang-orang munafik dari orang-orang mukmin. Wahai kaum mukmin, Allah sama sekali tidak akan menjadikan kalian mengetahui isi hati manusia, tetapi Allah memberikan kelebihan kepada sebagian rasul-Nya yang dikehendaki-Nya. Karena itu, berimanlah kepada Allah dan semua rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman dan taat kepada Allah, kalian pasti mendapatkan pahala yang sangat besar. (QS Ali ‘Imran (3) : 179)

Syeikh Fadi Ad-Dalli bertanya lagi: “Wahai Syeikh, artinya adalah bahwa Allah bersama kita? Allah tidak pernah meninggalkan kita? Dia menguji kita agar bisa membedakan mana yang buruk dan mana yang baik? Tapi sudah setahun lebih wahai Syeikh, masihkah Allah bersama kita?”

Syeikh Abdullah Ghabayin menjawab: “Bahkan jika ujian ini puluhan tahun sekalipun, Allah tetap tidak akan meninggalkan kita. Oleh karena itu berimanlah kepada Allah dan Rasul-rasulNya. Sejak kita dilahirkan, Allah tidak pernah meninggalkan kita, apalagi di saat-saat sulit seperti ini.”

“Namun, wahai Syeikh, apa hikmah dari semua ini? Mengapa ujian ini sampai setahun lebih?” kata Syeikh Fadi Ad-Dalli.

Allah berfirman:

۞ لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَذًى كَثِيْرًا ۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Wahai kaum mukmin, kalian akan mengalami ujian berkaitan dengan harta dan jiwa kalian. Kalian akan mendengarkan berbagai ejekan yang menyakitkan hati dari kaum Yahudi dan Nasrani dan juga dari orang-orang musyrik. Jika kalian bersabar menghadapi ejekan mereka dan taat kepada Allah, maka sikap semacam itu adalah amal shalih yang berat dijalankan. (QS Ali ‘Imran (3) : 186)

“Lalu apa kewajiban kita wahai saudaraku? Berimanlah kepada Allah dan Rasul-rasulNya. Iman adalah solusi dari setiap masalah. Iman adalah jalan keluar dari setiap kesulitan. Oleh karena itu, berimanlah kepada Allah dan Rasul-rasulNya. Bila kamu beriman dan bertakwa maka kamu akan mendapat pahala yang sangat besar,” jawab Syeikh Abdullah Ghabayin.

“Demi Allah, setelah membaca ayat ini tidakkah hatimu merasa tenang?” tanya Syeikh Abdullah Ghabayin.

Syekih Fadi Ad-Dalli menjawab: “Ya, demi Allah hatiku merasa begitu tenang.”

Syeikh Abdullah Ghabayin kemudian melanjutkan: “Allah tidak akan membiarkan orang-orang beriman tetap berada dalam keadaan seperti ini. Allahu Akbar! Ini adalah janji Allah. Dia tidak akan mengingkari janji-Nya. Allah bersama kita dan tidak akan pernah menyia-nyiakan amal perbuatan kita, dan tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.”

فَلَا تَهِنُوْا وَتَدْعُوْٓا اِلَى السَّلْمِۖ وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَۗ وَاللّٰهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَّتِرَكُمْ اَعْمَالَكُمْ

Wahai orang-orang mukmin, janganlah kalian merasa lemah menghadapi musuh Allah, dan kalian jangan minta damai kepada musuh, karena kalian lebih mulia dan Allah bersama kalian. Allah tidak akan menjadikan hasil usaha kalian sia-sia di akhirat. (QS Muhammad (47) : 35)

“Ya, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan amal perbuatan kita. Allah bersama kita. Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah penolong kita.
Mohonlah kepada Allah agar luka-luka ini dan darah-darah ini menjadi saksi di sisi-Nya. Berikanlah kemenangan yang telah Engkau janjikan.” Amin ya Mujibassailin!

https://www.arrahmah.id/dialog-syeikh-abdullah-ghabayin-dan-syeikh-fadi-ad-dalli-terkait-kondisi-di-gaza/

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (261) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (390) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (284) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (209) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)