basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Saat Ranah Ijtihad Diubah Menjadi Fitnah Kepada Pemimpinnya  Sejarah telah mencatat cara termudah menghancurkan jamaah muslimin adalah denga...


Saat Ranah Ijtihad Diubah Menjadi Fitnah Kepada Pemimpinnya 


Sejarah telah mencatat cara termudah menghancurkan jamaah muslimin adalah dengan menghancurkan reputasi, kedudukan, nama baik, dan kharisma para pemimpin Islam itu sendiri di dalam diri kaum muslimin.

Strategi ini terlihat sangat  jelas terlihat pada fitnah yang terjadi di era khalifah Utsman bin Affan. Taktiknya, hanya berputar di satu poros. Yaitu, merusak ketaatan para prajurit kepada  para pemimpin mereka sendiri.

Sebelum terjadi fitnah, Utsman bin Affan mengeluarkan kebijakan (ijtihad) dalam beberapa persoalan yang sederhana, kemudian kebijakan tersebut dieksploitasi oleh sekelompok orang yang memiliki kepentingan tertentu, lalu menyerang, memburuk-burukan dan menuduh Utsman bin Affan sudah melakukan bid'ah dalam agama.

Salah satu ijtihad di era Utsman bin Affan adalah masalah shalat Tamam, tidak mengqashar dan menjama', selama di Mina selama musim haji, membakar mushaf yang berbeda dengan mushaf yang disusun oleh para tokoh Sahabat di bawah pengawasannya, mengakhiri masa pembuangan Al-Hakam ibnu Abi Ash dan mengembalikannya ke Madinah, pada Rasulullah saw telah membuangnya.

Ranah ijtihad ini, perbedaan pendapat ini, dikembangkan menjadi fitnah besar. Strateginya, "Bangkitlah dalam masalah ini, lalu bergeraklah. Mulailah misinya dengan menyerang para pemimpinnya, dan perlihatkan seolah-olah dalam misi Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, niscaya kalian dapat menarik perhatian publik, lalu tariklah dan serulah mereka pada misi ini."

Bagaimana ranah ijtihad justru diubah menjadi fitnah besar? Para propagandisnya menyebar ke setiap pelosok negri. Mengirimkan surat hasutan ke setiap pembangkang.  Menulis risalah dan buku yang berisi fitnah tentang ijtihad Utsman bin Affan dengan ungkapan, "Kita sungguh menyayangkan sikap penguasa ini."

Hasilnya, rusaklah jiwa manusia, datanglah masa pembangkangan. Kemudian mereka mengepung rumah Utsman bin Affan, lalu menerobos rumahnya untuk membunuh pemimpinnya sendiri.

Mereka memotong para pemimpin jamaah dan mematahkan tulang rusuk organisasi mereka sendiri, lalu menyebarkan slogan pembenaran, "Semuanya ini kami lakukan, tulus ikhlas karena Allah." 

Bagaimana penolakan terhadap ranah ijtihad berkembang menjadi pembunuhan terhadap karakter pemimpin dan pematahan tulang rusuk organisasi? Perselisihan pendapat  secara terbuka dan permusuhan akan berakhir dengan fitnah dan bahaya yang besar. Tabiat fitnah ini selalu berkembang dan tidak akan dapat dikendalikan.

Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Hambatan-Hambatan Dakwah, Rabbani Press 

Umar bin Abdul Aziz Mengangkat Budaknya Jadi Mata-Mata Dirinya Suatu hari Umar bin Abdul Aziz memanggil budaknya yang bernama Mu...

Umar bin Abdul Aziz Mengangkat Budaknya Jadi Mata-Mata Dirinya


Suatu hari Umar bin Abdul Aziz memanggil budaknya yang bernama Muzahim. Ini sebuah pembicaraan yang sangat rahasia di antara mereka berdua saja, di ruang yang rahasia pula. Apa yang dibicarakan?

Sang budak, Muzahim, memenuhi panggilan sang khalifah. Sang budak duduk dengan khidmat menunggu titah sang khalifah. 

"Sesungguhnya para penguasa itu memasang mata-mata untuk mengawasi rakyatnya." Ujar Umar bin Abdul Aziz memecah keheningan. 

Sang khalifah berdiam sejenak. Mengambil nafas cukup panjang. Sepertinya ada keputusan yang luar biasa yang akan diambilnya. Sang khalifah memang selalu membuat terobosan besar dalam mengelola kekuasaannya.

"Sedangkan saya akan mengangkatmu sebagai mata-mata untuk diriku sendiri." Itulah keputusan sang khalifah.

Sang budak mengawasi khalifah, bukan khalifah yang mengawasi budak? Sang budak mengawasi tuannya? Yang rendah mengawasi yang tinggi? Sang budak sangat heran dengan keputusan ini. Lalu, bagaimana cara mengawasi Sang khalifah?

"Jika kamu mendengar ucapanku yang tidak baik, atau perbuatanku yang tidak kamu sukai, maka nasihatilah aku dan cegahlah diriku darinya." Seperti itulah arahan tugas dari Umar bin Abdul Aziz  pada budaknya. 

Sumber: 

Muhammad Ahmad Rasyid, Hambatan-Hambatan Dakwah, Rabbani Press

Surat Al-Baqarah Syarat Pengangkatan Pemimpin Suatu saat Rasulullah saw mengutus suatu rombongan ke suatu daerah yang berjumlah ...

Surat Al-Baqarah Syarat Pengangkatan Pemimpin


Suatu saat Rasulullah saw mengutus suatu rombongan ke suatu daerah yang berjumlah beberapa orang. Lalu, siapakah pimpinannya? Bagaimanakah proses seleksinya?

Lalu, Rasulullah saw meminta setiap orang di antara mereka untuk membaca, yakni hafalan Al-Qur'an mereka. Setiap anggota menyetorkan hafalannya di hadapan Rasulullah saw.

Tatkala Rasulullah saw sampai kepada orang yang paling muda dalam rombongan itu, beliau bertanya, "Apa yang telah kamu hafalkan?"

"Aku telah menghafal surat ini dan itu, serta surat Al-Baqarah." Jawab pemuda tersebut.

"Kamu telah menghafal surat Al-Baqarah?" Rasulullah saw menegaskan kembali.

"Benar, wahai Rasulullah saw." Tegas pemuda tersebut.

"Kalau begitu berangkatlah, dan kamu menjadi pemimpin mereka." Sabda Rasulullah saw.

Setelah Rasulullah saw memutuskan pemimpin rombongan, lantas salah seorang pemuka rombongan itu berkata, "Demi Allah, tidak ada yang menghalangi aku untuk mempelajari surat Al-Baqarah, selain karena aku khawatir tidak dapat mengamalkannya."

"Pelajari Al-Qur'an, dan bacalah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang mempelajari dan membaca Al-Qur'an, seperti kantong yang dipenuhi wewangian, harumnya bertiup ke segala penjuru."

"Sedangkan perumpamaan orang yang mempelajarinya kemudian tidur, sedangkan Al-Qur'an ada di dalam dadanya, maka seperti kantong yang disandarkan pada wewangian." Sabda Rasulullah saw.

Mengapa yang mempelajari surat Al-Baqarah layak diangkat sebagai pemimpin?

Ibnu Arabi berkata, "Aku mendengar beberapa guruku berkata mengenai surat Al-Baqarah, bahwa di dalamnya ada seribu perintah, seribu larangan, seribu hukum dan seribu berita." Maka, kepahaman ini yang membuatnya layak menjadi pemimpin.

Sumber:
Hasan Al-Banna, Tafsir Al-Banna, Aulia Press

Seandainya Punya Banyak Pembela Keprihatinan Ibnu Qayyim tertulis dalam kitab Miftahu Daris Sa'adah, "Oh, agama yang he...

Seandainya Punya Banyak Pembela


Keprihatinan Ibnu Qayyim tertulis dalam kitab Miftahu Daris Sa'adah, "Oh, agama yang hebat, seandainya ia punya banyak pembela." Mengapa keprihatinan ini bergolak pada jiwanya? 

Dihadapan sang Ibnu Qayyim, banyak tokoh fuqaha tentang masalah-masalah furu dan para zahid, namun mereka tidak memenuhi  sosok ideal menurut kriteria sang Ibnu Qayyim.

Ia menginginkan yang lain, bukan hanya memiliki pemahaman fiqh dan zuhud, tetapi mereka pergi ke fase yang lebih jauh lagi.

Ia menginginkan dari mereka muncul para dai yang bersemangat tinggi menunjuki umat manusia, melaksanakan hukum Allah, dan menentang orang yang memerintahkan manusia dengan hawa nafsunya.

Itulah fase yang tidak dicapai selain orang yang dianugerahi akhlak tokoh. Ia menolak orang yang tidak mencapai tingkatan ini, baik karena berdamai atau cukup dengan melakukan sindiran. Karena itu, ketika dikatakan kepada salah seorang tokoh, "Kami ada kebutuhan kecil," (bukan urusan dakwah) maka ia menolak dan berkata, "Carilah lelaki kecil."

Jiwa lelaki kecil puas dengan amal yang ringan. Sedangkan lelaki besar punya semangat yang tinggi, sehingga ia mengincar amal-amal besar. Demi Allah, dakwah ini merupakan tugas laki-laki sebenarnya. Kawanannya terdiri dari para pelopor dan pemberani.

Sedangkan orang penakut terhadap benturan dan akibat-akibatnya, hanya lelaki kecil.


Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Titik Tolak, Robbani Press

Seruan Berdakwah dan Sosok Dai dari Syeikh Abdul Qadir Jaelani Syeikh Abdul Qadir Jaelani, dialah yang mendidik generasi untuk b...

Seruan Berdakwah dan Sosok Dai dari Syeikh Abdul Qadir Jaelani


Syeikh Abdul Qadir Jaelani, dialah yang mendidik generasi untuk berani melawan tentara salib di era Bani Zanky. Dia senantiasa membuka halaqah pekanan di Baghdad yang pesan-pesannya diabadikan dalam kitab Fathur Rabbani.

Siapakah dai itu? Syeikh Abdul Qadir Jaelani mengatakan, "Mereka yang berdiri pada derajat dakwah, menyeru manusia untuk mengetahui Yang Haq 'Azza wa Jalla. Mereka senantiasa menyeru hati."

Berdakwah sebagai bentuk mengikuti jejak Rasulullah saw, beliau berkata, "Siapa yang benar iitibanya kepada Rasulullah saw, maka beliau mengenakan baju perang dan topi bajanya kepadanya, menyandangkan pedangnya, dan menyempatkan adab dan akhlaknya, mengenakan jubahnya, dan beliau sangat bahagia karenanya"

"Ia bersyukur kepada Allah atas semua itu, kemudian menjadikannya wakil atas umatnya, pemberi petunjuk dan menyeru mereka kepada pintu Yang Haq Azza wa Jalla."

"Nabi saw adalah dai dan pemberi petunjuk. Ketika beliau wafat, beliau digantikan oleh para khalifahnya. Mereka adalah individu-individu  dari setiap satu juta ada satu orang."

"Mereka memberi petunjuk kepada manusia, sabar atas penganiayaan mereka, terus menerus menasihati mereka, senyum di hadapan orang munafik dan fasik, berstrategi terhadap mereka dengan strategi hingga mengentaskan mereka dari keyakinan mereka, dan membawa mereka ke pintu Tuhan 'Azza wa Jalla."

Jiwa para penyeru dakwah digambarkan oleh Syeikh Abdul Qadir Jaelani, "Dai menjadi seakan-akan tidak punya jiwa, tabiat dan hawa nafsu. Ia melupakan makanan, minuman dan pakaiannya. Ia menjadi lupa dirinya karena mengingatkan makhluk Tuhannya 'Azza wa Jalla. Ia keluar dengan hatinya dari dirinya dan makhluk, dan tetap bersama Tuhannya 'Azza wa Jalla. Seluruh tujuannya adalah manfaat bagi makhluk. Ia tetap menyerahkan diri kepada tangan qadha Tuhannya 'Azza wa Jalla."

Inilah gambaran ideal para juru dakwah. Inilah sifat orang yang ingin menjadi bagian pondasi kuat yang menjadi landasan bangunan Islam sekarang.

Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Titik Tolak, Robbani Press

Kejayaan Islam Sebelum Kedatangan Imam Mahdi Allah berfirman, "Perangilah mereka (orang-orang kafir itu) agar tidak ada fit...

Kejayaan Islam Sebelum Kedatangan Imam Mahdi


Allah berfirman, "Perangilah mereka (orang-orang kafir itu) agar tidak ada fitnah dan agama itu semata-mata bagi Allah" (Al-Anfal: 39)

"Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuknya dan agama yang benar, agar dia memenangkan-Nya di atas segala agama-agama, meskipun orang-orang musyrik benci." (Ash-Shaf: 9)

Hasan Al-Banna berkata, "Kemudian daulah islamiyah itu mengibarkan panji-panji jihad dan dakwah, sehingga dunia seluruhnya akan menjadi berbahagia dengan ajaran-ajaran islam."

Hasan Al-Banna melanjutkan, "Daulah islamiyah juga bertanggung jawab untuk menjadi "guru" bagi dunia seluruhnya dengan menyebarkan dakwah islam, sehingga tidak ada lagi fitnah dan agama itu semata-mata bagi Allah."

"Allah tidak berkehendak kecuali menyempurnakan cahaya agama-Nya. Rasulullah saw memberikan kabar gembira itu tentang daulah islamiyah internasional. Beliau memberikan kabar gembira itu dengan berita kemerdekaan Romawi setelah jatuhnya Konstantinopel."

"Kebaikan di akhir masa umat ini tergantung dengan bagaimana masa awalnya. Rasulullah saw pernah bersabda, "Umatku tidak ubahnya seperti hujan. Tidak diketahui mana yang baik, awalnya atau akhirnya."

"Semua itu akan terjadi sebelum turunnya Isa Al-Masih dan Imam Mahdi, bukan sebagaimana dipahami oleh banyak orang. Untuk menghubungkan jarak keduanya (kita dan daulah) harus ada upaya yang sungguh-sungguh, detail dan tekun. Ada kewajiban yang bersifat selamanya, ada pula yang bersifat temporer."

Sumber:
Said Hawa, Membina Angkatan Mujahid, Era Intermedia

Masa Depan Muslimin  Salah satu kesalahan para dai adalah memandang persoalan Islam dengan pandangan pesimis. Indikasinya, melih...

Masa Depan Muslimin 


Salah satu kesalahan para dai adalah memandang persoalan Islam dengan pandangan pesimis. Indikasinya, melihat bahwa dunia itu rusak, sedangkan Islam adalah paripurna, tidak punya cita-cita dan tidak punya kemenangan.

Yang aneh, semua itu didukung dengan argumentasi Al-Qur'an dan As-Sunah. Padahal alangkah jauhnya jarak yang memisahkan antara pernyataan itu dengan petunjuk Al-Qur'an dan As-Sunah.

Petunjuk Al-Qur'an membukakan bagi muslim pintu tsiqah kepada Allah, sementara mereka menguncinya. Rasulullah saw senantiasa memberikan kabar gembira tentang datangnya kemenangan Islam, sementara mereka memberitakan kegagalannya.

Benar, bahwa Rasulullah saw pernah menceritakan kepada kita tentang keadaan buruk  yang bakal dialami oleh umat islam, tetapi itu mengandung makna agar kita bersikap waspada dan siap mengatasinya, bukan malah menyerah kepadanya.

Dalam banyak hadist, Rasulullah saw menyampaikan berita gembira tentang tegaknya sebuah daulah islamiyah internasional dan tentang penaklukan Romawi. Juga, menceritakan tentang bagaimana jamaah islam itu senantiasa mendapatkan perlindungan jika menghadapi kesulitan.

Di awal kemenangan Islam, Rasulullah saw berkata kepada kaum Quraisy, tentang Islam, "Satu kata, yang dengan itu engkau menjadikan bangsa Arab tunduk kepadamu juga bangsa non Arab."

Selain itu, Rasulullah saw juga menceritakan bagaimana muslimin akan membukakan kekayaan Kisra untuk seluruh muslimin. Itulah arahan Rasulullah saw ketika mendidik jamaah umat islam, sementara mereka menutup untuk pintu cita-cita.

Hendaklah mereka mengingat hadist berikut, "Barangsiapa berkata bahwa umat islam hancur, maka pada hakekatnya dialah yang menghancurkannya."

Sumber:
Said Hawa, Membina Angkatan Mujahid, Era Intermedia

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (352) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (25) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (131) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)