basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Firman Allah dalam Kisah Nabi Adam  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah Nabi Adam dimulai dengan, "Dan, (ingatlah) tatkala Tuh...

Firman Allah dalam Kisah Nabi Adam 


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kisah Nabi Adam dimulai dengan, "Dan, (ingatlah) tatkala Tuhan Engkau berfirman..." Apa maknanya? Firman Allah merupakan Kehendak-nya berdasarkan Ilmu dan kebijaksanaan-Nya.

Firman Allah adalah takdir-Nya di alam semesta. Firman-Nya merupakan hukum alam dan kehidupan. Semua peristiwa dan kejadian pada manusia dan alam semesta sesuai dan segaris dengan Firman-Nya.

Tak ada yang melenceng. Tak ada yang keluar dari orbit Firman-Nya. Tak ada peristiwa yang tidak sesuai dengan Firman-Nya. Keberlakuan Firman-Nya, abadi dan tak ada yang bisa mengubahnya.

Bukankah untuk menjadikan sesuatu Allah cukup berfirman, "Kun fa yakun."  Maka Firman-Nya merupakan kenyataan. Dalam seluruh kemukjizatan para Nabi dan Rasul, bukankah Allah cukup berfirman saja?

Firman Allah merupakan ketetapan yang pasti terjadi. Waktunya sesuai dengan Kehendak-Nya. Manusia hanya beriman, berhijrah dan berjihad. Manusia hanya bersabar dan bertakwa saja.

Karakter malaikat dan makhluk selain iblis yang bersujud. Manusia yang pembelajar dan mudah tergelincir. Iblis yang terus menggelincirkan manusia. Tanaman yang menjadi ujian. Sesama manusia sebagai pasangan. Pasti akan terus berlaku.  Sebab itulah hukum kehidupan.

Di bumi, Allah akan menurunkan petunjuk-Nya. Dengan petunjuk itu manusia tidak akan takut dan bersedih, semuanya terus menjadi kenyataan. Tak ada jalan selain yang difirmankan Allah.

Kemunculan Awal Para Tokoh  dalam Kisah Nabi Adam di Surat Al-Baqarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah Nabi Adam di surat Al-Baq...

Kemunculan Awal Para Tokoh  dalam Kisah Nabi Adam di Surat Al-Baqarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah merupakan induk bagi kisah Nabi Adam di surat-surat berikutnya. Kisah Nabi Adam mengkisah interaksi Allah dengan makhluk-Nya. Yaitu, malaikat, manusia, syetan, surga, tumbuhan dan bumi. Bagaimana Allah menghadir sosok makhluk-Nya?

Allah tidak menampilkan tokoh kisah secara bersamaan. Tetapi bertahap. Saat kemunculan tokoh, dibarengi dengan peristiwa yang tersendiri, tetapi berhubungan. Juga, perannya. Pada peristiwa tertentu, tokoh-tokoh tersebut dihadirkan bersamaan.

Allah menghadirkan malaikat pada awal kisah. Dalam fragmen, Allah berfirman untuk menjadi di bumi seorang khalifah. Lalu, malaikat meresponnya. Lalu Allah menegaskan Maha Kehendak dan Ilmu-Nya, "Sesungguhnya, Aku (Allah) lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui (malaikat)." Malaikat hadir dengan ketaatannya.

Setelah itu, Allah menghadirkan sosok Nabi Adam yang telah diajarkan oleh Allah nama-nama semuanya. Diajarkan  Allah tentang segala hal yang dibutuhkan dalam mengembaan amanah kekhalifahan di muka bumi yang tidak diajarkan kepada selain manusia. Manusia hadir dengan ditunjukkan kemampuan belajar dan memahami sesuatu.

Setelah itu, Allah menghadirkan tokoh Iblis ketika Allah memerintahkan makhluk selain Adam yang hadir saat itu untuk bersujud kepada Adam. Iblis hadir  dengan pembangkangannya.

Setelah itu, dihadirkan tokoh lain yang sama dengan Adam yaitu istrinya di sebuah tempat yang dinamakan surga. Juga, sebuah pohon yang dilarang untuk didekati. Istrinya sebagai pendamping. Siti Hawa, surga dan pohon terlarang dimunculkan secara bersamaan. Surga sebagai tempat tinggal dan pohon sebagai ujian.

Setelah itu, dimunculkan sebuah tempat setelah Adam tergelincir, yaitu bumi. Bumi menjadi tempat tinggal dan menikmati kesenangan hingga batas yang ditentukan sebagai pengganti surga. Di bumi, Allah akan menurunkan petunjuk-Nya.

Waktu dan Tempat Peristiwa dalam Kisah Nabi Adam? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kapan kisah Nabi dimulai?  Sangat mudah dipahami. Y...


Waktu dan Tempat Peristiwa dalam Kisah Nabi Adam?


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kapan kisah Nabi dimulai?  Sangat mudah dipahami. Yaitu, setelah malaikat dan jin diciptakan. Setelah alam semesta diciptakan. Ayat-ayat  sebelum kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah memaparkan persediaan yang telah disiapkan Allah di muka bumi.

Namun dimana lokasi kejadiannya? Di langitkah? Di surgakah? Di bumikah? Al-Qur'an tidak menyebutkan. Ini yang diperdebatkan. 

Ada ulama tafsir yang tidak mementingkan dan memperdulikan dimana tempat peristiwa tersebut. Sebab, tujuan dikisahkan para nabi dan rasul, untuk dijadikan bimbingan dan petunjuk dalam menghadapi tantangan hidup. Bukan menggali waktu dan tempatnya. Namun ada juga yang mencoba menggalinya.

Buya Hamka, dalam Tafsir Al-Azhar, menjelaskan ada dua pendapat mengenai hal ini. Pertama, Ulama Salaf. Mereka menerima wahyu itu dengan tidak bertanya-tanya dan berpanjang soal.

Allah telah menceritakan dengan wahyu tentang suatu kejadian di alam gaib, dengan kata yang dapat dipahami manusia, tetapi akal tidak mempunyai daya upaya untuk masuk lebih dalam ke arena gaib itu. Sebab itu, terimalah dengan iman.

Kedua, Ulama Khalaf. Yaitu, digunakan penafsiran yang masuk akal, tetapi tidak melampaui garis yang layak bagi manusia sebagai makhluk. Jadi, apa yang dikisahkan Allah tidak sebagaimana yang manusia pikiran.

Pertemuan Allah dengan malaikat pada awal kisah Nabi Adam itu, tidak terjadi di sebuah tempat, bila ini terjadi di sebuah tempat, tentu bertempatlah Allah swt. Bukan pula malaikat duduk berhadapan dengan  Allah, bila demikian, tentulah sama kedudukannya antara makhluk dan Allah. Titik akhir ulama salah dan khalaf adalah sama,  yaitu mengimaninya.

Agar Tertarik dengan Kisah Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat memulai kisah Nabi Adam di Al-Qur'an, pada surat Al-Baq...

Agar Tertarik dengan Kisah Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Saat memulai kisah Nabi Adam di Al-Qur'an, pada surat Al-Baqarah ayat 30,  Allah berfirman, "Dan (ingatlah), ketika Tuhan engkau berkata kepada Malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah." Apa yang dirasakan hati dari awal kisah Nabi Adam ini?

Banyak firman Allah yang hanya ditujukan kepada malaikat. Namun firman ini sangat unik, bukan perintah atau larangan, tetapi menginformasikan penciptaan makhluk lain yang sangat khusus dan mulia di sisi Allah. Bukankah kemuliaan seseorang sudah tersebar walaupun sosoknya belum  atau tidak dihadirkan?

Awal firman Allah, "Dan, (ingatlah) ketika...." menunjukkan bahwa fitrah manusia selalu akan mencari-cari dengan sekuat kemampuan dan kekuatannya untuk mengetahui peristiwa ini, momentum ini, kisah ini, untuk menentramkan hati dan akalnya akan siapakah diri ini? Bila tidak ada pun, manusia akan membuatnya sendiri.

Al-Qur'an menggugah kesadaran manusia, akan waktu tertentu yang istimewa, peristiwa tertentu yang luar biasa, tempat tertentu yang amat bersejarah bagi manusia. Inilah sejarah awal penciptaan manusia. Inilah sejarah awal keberadaan manusia di muka bumi.

Bukankah setiap suku menulis asal usulnya? Bukankah setiap bangsa menulis tentang awal keberadaannya? Bukankah Babat Tanah Jawa pun menulis tentang silsilahnya? Bukankah para raja-raja pun mengabadikan silsilahnya?

Al-Qur'an pun memulai dengan Firman-Nya, "Dan, (ingatlah) ketika Tuhan Engkau..." Allah menyebutkan dan memperkenalkan  diri-Nya dengan panggilan "Tuhan Engkau" untuk menegaskan bahwa manusia tidak dibawah kekuasaan apa pun, tidak dibawah pengaruh siapapun. Penciptaannya bukan pesanan siapa pun. Tetapi, atas kehendak Tuhannya.

Mengapa Allah menyebutkan diri-Nya dengan "Rabbuka"? Inilah rahmat dan kelembutan Allah pada manusia. Sebab makna "Rabb" adalah yang menciptakan, memelihara, memenuhi kebutuhan, membimbing, mendidik dan memimpin manusia. Manusia diciptakan untuk memimpin bumi, itulah bukti nyata rahmat dan kelembutan Allah.

Merekonstruksi Asal Usul Manusia, Bisakah? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bisakah manusia merekonstruksi sebuah kisah dari temuan bu...

Merekonstruksi Asal Usul Manusia, Bisakah?


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bisakah manusia merekonstruksi sebuah kisah dari temuan bukti arkeologi dengan tepat? Bila bisa, mengapa Al-Qur'an harus menjelaskan kembali kisah kaum Aad, Tsamud, dan Luth? Padahal bukti-bukti arkeolognya sangat mudah ditemukan?

Allah memaparkan kembali kisah masa lalu, karena dengan segala bukti-bukti yang berserakan yang telah dan akan ditemukan sekalipun; tidak akan bisa direkonstruksi secara tepat dan benar, akan sangat banyak hipotesis yang bermunculan dan belum terjawab.

Seandainya, seluruh ilmuwan  sejarah dunia berkumpul untuk merekonstruksi bukti arkeologi di tempat kaum Tsamud, Aad dan Luth berada, maka mereka tidak akan bisa memaparkan sedetail dan sangat bermanfaat seperti yang Al-Qur'an jelaskan.

Para sejarawan yang mengumpulkan bukti-bukti sejarah berupa fosil, benda, catatan dan wawancara, dari bukti, tempat dan museum yang sama saja,  rekonstruksi sejarahnya tetap berbeda-beda. Inilah ketidaktahuan manusia akan masa lalu. Sebab, masa lalu memang gaib bagi manusia.

Bila keberadaan bukti-bukti saja; tidak bisa merekonstruksi kisah dan sejarah secara tepat dan benar, bagaimana bila tidak ada bukti-buktinya? Apalagi bila buktinya pernah ada tetapi tidak dimengerti lagi dan hancur karena ditelan waktu dan iklim?

Manusia itu makhluk langit bukan bumi. Jadi sekuat dan sehebat apapun pikiran dan teknologi pelacak bukti-bukti sejarah, tidak akan bisa mengungkapkannya. Karena buktinya tidak ada di bumi. Bukankah manusia pun tidak bisa melacak jejaknya sendiri di kandungan rahim ibunya?

Kisah Nabi Adam untuk memuaskan kedahagaan dan kebutuhan dasar manusia yang ingin selalu tahu asal usulnya dan mengapa berada di muka bumi. Tanpa perlu ekstra keras untuk menggalinya. Itulah rahmat Allah swt pada manusia.

Penelitian yang Bersumber di Bumi, Tidak Bisa Mengungkap Asal Usul Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah mengetahui yang gaib...

Penelitian yang Bersumber di Bumi, Tidak Bisa Mengungkap Asal Usul Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah mengetahui yang gaib maupun yang nyata. Salah satu rukun Iman adalah beriman pada Al-Qur'an dan yang gaib. Apakah meyakini kisah Nabi Adam di Al-Qur'an? Ataukah lebih meyakini asal mula manusia berdasarkan teori permulaan manusia menurut  pemikiran manusia?

Sudah menjadi fitrah dasar manusia untuk mengetahui leluhurnya. Mengetahui, bagaimana manusia bisa berada di bumi? Hingga Aristoteles pun membuat teori. Para ahli kimia membuat teori. Hingga para arkeolog pun melakukan riset setiap menemukan  kerangka manusia, berapakah usia kerangka tersebut? Setelah pertanyaan ini tuntas, barulah diteliti lalu dikaitkan dengan kerangka yang ditemukan di daerah lain.

Semua teori yang ada hanya sampai pada hipotesis. Setiap teori, memiliki para pendukung dan penentangnya. Semuanya saling berargumentasi atas teorinya. Semuanya tak memiliki pola yang tetap untuk sampai kepada kesimpulan dan fakta yang kokoh dan tak terbantahkan.

Apakah manusia akan bisa menemukan teori yang tak tergoyahkan dari penelitian yang bersumber dari bumi? Dari analisa fosil, batu, tanah dan benda peninggalan? Dari analisa kimia dan mikroorganisme?

Tidak akan bisa. Sebab manusia memang tidak berasal dari bumi. Tetapi dari langit. Manusia itu makhluk langit.  Hanya saja, bahan mentah manusia memang berasal dari bumi yaitu tanah. 

Salah satu kemukjizatan para Nabi dan Rasul adalah dapat mengungkapkan kisah dan peristiwa yang terkubur sangat lama, namun tetap orisinal, walaupun tidak melakukan riset dan penelitian. Salah satu mukjizat Al-Qur'an adalah diungkapkannya kembali kisah masa lalu, padahal Rasulullah saw tidak hadir dalam peristiwa tersebut.

Kisah Nabi Adam menjawab dahaga keinginan tahuan manusia akan nenek moyang pertamanya. Keberadaannya di muka bumi. Asal penciptaannya. Tidak itu saja, tetapi juga peran dan tanggung jawabnya. Ini tidak akan bisa ditemukan dari penelitian yang bersumber dari bumi.

Cara Allah Berkisah dalam Al-Qur'an Kisah-kisah dalam Al-Qur'an dipaparkan dalam tempat dan situasi-situasi yang relevan...

Cara Allah Berkisah dalam Al-Qur'an


Kisah-kisah dalam Al-Qur'an dipaparkan dalam tempat dan situasi-situasi yang relevan. Dengan relevansi yang semacam ini maka akan dibatasilah pemaparan kisah-kisah itu. Dibatasi pula bingkainya, lukisannya dan metode penuturannya.

Sehingga kisah tersebut sesuai benar dengan suasana kejiwaan, pikiran dan nilai estetis penyampaiannya. Dengan demikian, terpenuhilah peran tematisnya, tercapai sasaran psikologisnya dan tertuang pula irama ritmisnya.

Banyak yang menyangka bahwa telah terjadi pengulangan dalam kisah-kisah Qur'an, karena sebuah kisah kadang-kadang diulang pemaparannya dalam bermacam-macam-macam surah.

Akan tetapi, orang yang mau memandangnya dengan jeli dan teliti, niscaya dia akan mendapatkan kepastian bahwa tidak ada satu pun kisah atau episode cerita yang diulang dalam bentuk yang sama, baik dalam segi kapasitasnya maupun dalam metode penyampaiannya. Setiap terjadi perulangan episode, pasti ada nuansa baru yang menghilangkan hakikat pengulangan tersebut.

Dan, ada pula yang terpeleset, lalu mengira bahwa penyebutan peristiwa dan pengulangan itu hanya untuk kesusastraan semata tanpa terkait dengan realitas.

Namun, bagi yang mau memperhatikan Al-Qur'an ini dengan fitrahnya yang lurus dan mata hati yang terbuka maka hubungan tema-nyalah yang menentukan ditampilkannya kisah itu pada tempat-tempat yang sesuai, sebagaimana halnya metoda penyampaian yang khusus pula.

Al-Qur'an adalah kitab dakwah, Undang-undang dan sistem kehidupan, bukan buku cerita, hiburan dan sejarah. Dalam rangka dakwah, maka dikemukakan cerita-cerita pilihan dalam ukuran dan metode yang sesuai dengan kondisi dan rangkaian ayat-ayatnya. Yang juga, mencerminkan keindahan sastranya yang jujur, pemaparan yang bagus, kebenaran yang kokoh dan penyampaian yang indah.

Kisah para nabi dan rasul dalam Al-Qur'an, memaparkan parade iman di jalannya yang luas membentang. Menampilkan kisah dakwah kepada agama Allah dan tanggapan manusia terhadapnya dari generasi ke generasi.

Kisah para nabi dan rasul dalam Al-Qur'an juga menampilkan tabiat iman di dalam jiwa orang pilihan ini dan menampilkan tabiat yang menggambarkan hubungan mereka dan Tuhan yang telah mengistimewakan mereka dengan karunia yang besar ini.

Dan, menelusuri rombongan yang mulia ini di jalannya yang terang, yang membuahkan keridhaan, kebercahayaan, kejernihan hati serta menimbulkan perasaan akan ketinggian nilai unsur yang mulia ini, yaitu unsur iman dan kebagusan dalam wujudnya.

Kisah-kisah ini juga mengungkapkan hakikat pola pikir iman dan membedakannya di dalam perasaan dari semua pola pikir lainnya. Karena itu, kisah-kisah dalam Al-Qur'an merupakan bagian besar dalam kitab dakwah yang mulia ini.

Sumber:
Sayid Qutb, Tafsir Al-Azhar jilid 1, GIP

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (352) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (25) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (131) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)