basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Kesadaran Nenek Moyang  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Siapakah kita? Siapakah leluhur manusia saat ini? Allah menuturkan, semuanya...

Kesadaran Nenek Moyang 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Siapakah kita? Siapakah leluhur manusia saat ini? Allah menuturkan, semuanya dari keturunan Nabi Adam. Dari keturunan yang beriman yang diselamatkan Allah melalui kapal Nuh yang diterjang Badai dan banjir. Dari keturunan Ibrahim dan Yakub. Itulah leluhur manusia saat ini.

Yang hidup di benua Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika semuanya dari leluhur yang diberi petunjuk yaitu Islam. Dari keturunan yang mulia, yaitu para Nabi dan Rasul. Sekarang, kemana perginya petunjuk dan kemuliaan itu?

Allah menceritakan khusus Nabi Ismail, agar Quraisy dan Kabilah Arab lainnya sadar bahwa yang dibawa oleh Rasulullah saw merupakan yang disampaikannya oleh leluhur pertama mereka. Nabi yang mulia, Ismail.

Allah mengkisah khusus perjalanan dari Palestina ke Mekah, membangun kembali Kabah dan mendoakan agar tanah yang tandus berupa padang pasir menjadi makmur karena kemuliaan Nabi Ibrahim. Lalu, mengapa kabilah Arab menentang dakwah Rasulullah saw yang ajarannya dibawakan juga oleh Nabi Ibrahim?

Allah mengkisahkan lebih banyak kisah Yakub daripada Ishaq, yang merupakan leluhur utama Bani Israel. Untuk apa, agar bangsa Yahudi di Madinah menerima dakwah Rasulullah saw yang merupakan keturunan dari saudara leluhurnya Nabi Ismail. Bangsa Arab dan Bani Israel adalah saudara kandung yang paling dekat, dibandingkan bangsa-bangsa lain di dunia.

Di Palestina seharusnya tak ada konflik, karena Arab dan Bani Israel merupakan bersaudara. Seharusnya tidak ada penyingkiran dan apartheid karena yang hidup di Palestina berasal dari darah yang sama yaitu anak dan cucu Nabi Ibrahim. Dimana, bangsa Arab lebih tua dari Bani Israel.

Semua manusia di muka bumi berasal dari nenek moyang yang sama, yang diberi petunjuk dan dimuliakan Allah. Mengapa esensi kesadaran ini hilang? Kita buka kembali sejarah persaudaraan ini. Bukan sejarah bahwa manusia itu ada karena persaingan dan perseteruan.

Panggilan Cinta dari Allah Apa panggilan penuh kasih sayang Allah kepada manusia? Apa panggilan penuh cinta-Nya pada manusia? Ap...

Panggilan Cinta dari Allah


Apa panggilan penuh kasih sayang Allah kepada manusia? Apa panggilan penuh cinta-Nya pada manusia? Apa derajat tertinggi manusia dihadapan Allah? Hidup ini barulah berarti kalau insaf bahwa kita adalah hamba Allah, budak Allah, sahaya Allah.

Apabila manusia telah membebaskan diri dan jiwa dari perbudakan benda, berhala manusia dan segala macam thagut, maka dengan kerendahan hari, bertelut dan berlutut, beruku dan bersujud mengakui diri sebagai hamba dari Allah, dan minta diakui oleh Allah sebagai hamba-Nya.

Bila Allah hendak mengangkat martabat hamba-Nya, dipanggil-Nya sang hamba-Nya itu dengan abdi, artinya hamba, sahaya, budak. Di tengah kesedihan yang mendalam karena wafatnya sang istri dan pamannya. Allah mengisra-mirajkan Rasulullah saw dari Masjidil  Haram ke Masjidil Aqsha hingga ke langit ke tujuh dengan panggilan "Abdihi" yang berarti hamba-Nya.

Allah memanggil Nabi Zakaria dengan kata "Abduhu Zakaria, yang artinya hamba-Nya Zakaria, saat berkisah permohonan Nabi Zakaria akan kehadiran keturunan. Padahal  kondisinya tua renta, tulang yang telah lemah, rambut yang beruban dan istrinya yang mandul.

Allah memanggil Nabi Nuh dengan panggilan "Abdan Syakuraa", artinya hamba yang selalu bersyukur, saat mengkisahkan Nabi Nuh yang  berada di atas kapal bersama kaumnya yang beriman di tengah terjangan badai dan banjir.

Allah memanggil guru Nabi Musa dengan panggilan " Abdan min Ibaadina" seorang hamba di antara hamba-hamba Kami. Seorang hamba yang ilmunya melampaui ilmu Nabi Musa. Seorang hamba yang dianugerahkan ilmu laduni oleh Allah.

Allah memanggil Nabi Sulaiman dan Nabi Ayub dengan "Ni'mal Abdu" hamba yang paling baik. Karena dalam kekayaan dan kekuasaannya tetap menyatakan bahwa seluruh keutamaan dari Allah. Dalam kemiskinan dan kesengsaraan malu untuk memohon sesuatu kepada Allah, apalagi berkeluh kesah.

Demikianlah, para Nabi dan Rasul ditambah nikmat, petunjuk, menjadi orang terpilih, bertambah rukuk dan sujud sambil berurai air mata karena tunduk dan cinta kepada Allah, dan mengakui dirinya adalah hamba Allah.

Sumber:
Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 5, GIP

Mengapa Nabi Ismail Terpilih Untuk  Memperbaiki Kabah Bersama Ayahnya? Nabi Ibrahim berdoa agar dilimpahkan anak yang shaleh, ma...


Mengapa Nabi Ismail Terpilih Untuk  Memperbaiki Kabah Bersama Ayahnya?


Nabi Ibrahim berdoa agar dilimpahkan anak yang shaleh, maka Allah mengkaruniakan anak yang bernama Ismail. Sejak bayi, Ismail sudah merasakan jerih payahnya perjuangan hidup. Sejak bayi dibawa oleh Nabi Ibrahim dan Siti Hajar melakukan perjalanan antar negara dari Palestina menuju lembah tandus tak berpenghuni Mekah.

Al-Qur'an menyebutkan beberapa sifat mulianya. Pertama, menepati janji. Ibnu  Juraij dalam tafsirnya mengkisah bahwa Nabi Ismail pernah berjanji pada seseorang bertemu di suatu tempat. Ternyata orang tersebut lupa, baru ingat keesokan harinya.  Nabi Ismail tetap menunggunya hingga yang berjanji itu datang. Dia berkata, "Saya bertekad tidak meninggalkan tempat ini sampai engkau datang."

Nabi Ismail juga menepati janjinya pada sang ayah. Saat sang ayah bermimpi menyemblihnya. Nabi Ismail berkata, "Ayah akan dapati aku termasuk orang yang jujur." Saat waktunya tiba, Nabi Ismail merelakan dirinya untuk disembelih.

Sifat menepati janji ini membuat Ismail diangkat menjadi Nabi dan Rasul, juga memimpin anak cucu dan kaumnya yang telah tinggal di sekeliling sumur Zamzam di Mekah. Dari Nabi Ismail inilah turunan bangsa Arabnya disebut Mustaribah.

Nabi Ismail memerintahkan keluarga dan kaumnya untuk shalat dan berzakat. Zakat berarti pembersihan. Membersihkan diri dari penyakit batil, membersihkan jiwa dari kekotoran rasa benci sesama manusia dan membersihkan harta dari yang tidak halal.

Karena sifatnya ini, Allah telah menyatakan bahwa Nabi Ismail seorang hamba yang diridhai Allah. Karena ini pula, Allah telah memilihnya membersamai ayahnya untuk membangun kembali Kabah. Juga, dari keturunannya lahir Rasul-Nya yang terakhir Muhammad saw.

Sumber:
Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 5, GIP

Rambu-Rambu Memahami Kisah Nabi Idris Nabi Idris, namanya dua kali disebutkan dalam Al-Qur'an di surat Maryam ayat 56 dan su...

Rambu-Rambu Memahami Kisah Nabi Idris


Nabi Idris, namanya dua kali disebutkan dalam Al-Qur'an di surat Maryam ayat 56 dan surat Al-Anbiyaa ayat 85. Namanya disebutkan setelah Nabi Ismail, dan sesudah Nabi Idris disebut Nabi Zulkifli. Saat Isra Mi'raj, Rasulullah saw bertemu dengan Nabi Idris di langit ke empat.

Menurut Buya Hamka, banyak kisah Israiliyat yang berkaitan dengan Nabi Idris, dari pertemanannya dengan malaikat maut, doanya untuk malaikat matahari yang kelelahan, tidak mau turun dari surga dan doanya agar tidak menurunkan hujan 20 tahun untuk sebuah daerah. Oleh karena itu, harus memahami rambu-rambu dalam menyeleksi kisah Nabi Idris.

Menurut Buya Hamka, ada 3 rambu dalam menerima kisah Nabi Idris, yaitu bahwa dia seorang Nabi. Seorang  shidiq, benar dan jujur, bersama Nabi Ismail dan Zulkifli.  Nabi yang memiliki sifat penyabar. Bila melewati tiga kriteria ini, maka kisahnya tertolak.

Siapakah sosok Nabi Idris? Menurut Ibnu Abbas, Nabi Idris merupakan sosok tukang jahit. Setiap memasukan jarum ke kain, beliau  selalu membaca dzikir "Subhanallah". Begitulah dia terus bekerja dan berusaha sehari-hari sampai petang.

Dalam tafsir Al-Qurthubi disebutkan bahwa Nabi Idris adalah manusia  pertama yang menulis dengan qalam, yang pertama menjahit dengan jarum, yang pertama mengetahui ilmu bintang dan hisab. Dia dinamakan Idris yang artinya belajar karena banyak sekali belajar Kitab Allah. Disebutkan, ada 30 shuhuf yang diturunkan kepadanya.

Dalam Tafsir Thanthawi yang diterbitkan 1928, baru muncul pendapat lain tentang Nabi Idris berdasarkan penyelidikan kebudayaan dan peradaban purbakala bangsa Mesir Kuno, bahwa di era Mesir purbakala terdapat tokoh besar yang bernama Oziris. Bila digunakan dialek bahasa Arab berarti Idris. Menurut Syeikh Thanthawi Jauhari, Oziris merupakan seorang Nabi yang diutus Allah kepada bangsa Mesir dan membawa ajaran dan perubahan besar.

Dari ajaran Oziris yang didapat dari huruf-huruf kuno itu bertemu ajaran tauhid. Hanya saja, ketika sudah wafat, karena memiliki jasa yang besar, beliau dimakamkan di tempat yang tinggi, lalu dipuja dan disembah.

Sumber:
Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 5, GIP

Sekelumit Ilmu Makrifat Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Di Al-Qur'an, sering kali saat menceritakan alam semesta dan makhluk-Nya...

Sekelumit Ilmu Makrifat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Di Al-Qur'an, sering kali saat menceritakan alam semesta dan makhluk-Nya, Allah memulai dengan bahwa Allah yang menciptakan, Allah yang menundukkan, Allah yang menurunkan, Allah yang menancapkan, Allah yang memperjalankan, Allah yang menghidupkan dan masih banyak lagi. Setelah tuntas pemaparannya, Allah menutupnya dengan Asmaulhusna-Nya. Sangat menarik, inilah inti ilmu Marifat.

Nabi Yusuf mengkisah kembali perjalanan hidupnya pada orang tua dan saudaranya, "Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. Wahai Tuhan, Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan akhirat." Inilah kepahaman akan ilmu marifat.

Perjalanan masa kecil Nabi Musa merupakan kehendak-Nya, " Dan sungguh, Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kesempatan lain. Yaitu, saat Kami mengilhamkan kepada ibu mu sesuatu yang diilhamkan. Yaitu, letakan dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil)." Semua yang terjadi atas kehendak Allah. Inilah salah satu sisi ilmu Marifat.

Nabi Yusuf langsung memahami ilmu makrifat dari perjalanan hidupnya. Sedangkan Nabi Musa dijelaskan terlebih dahulu ilmu tersebut sebelum dia mendapatkan tugas menghadapi Firaun. Bahkan Allah menegaskan kepada Nabi Musa bahwa Allah Maha Melihat dan Mendengar, Maha Mengawasi selama menjalani tugas menghadapi Firaun.

Di alam semesta dan dirinya, dipenuhi dengan Asmaulhusna-Nya, diliputi dengan tanda-tanda kebesaran dan keagungan-Nya. Menyaksikan kehendak-Nya. Menyaksikan sujud, tasbih dan dzikirnya alam semesta. Itulah kesaksian yang dipahami dari ilmu Makrifat.

Dari alam semesta, menyaksikan ilmu-Nya, kemuliaan-nya, kesempurnaan-Nya, Kesucian-Nya, Keagungan-Nya, Kekuasaan-Nya, Keperkasaan-Nya.  Menyaksikan Rabbulalamin-Nya Allah. Menyaksikan kehadiran Allah dalam setiap sudut dan ruang di alam semesta.

Inti ilmu Marifat ada di surat Al-Fatihah. Inti ilmu Marifat ada pada dzikir Tauhid, Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar. Cara mulai meraih ilmu Marifat dengan cara mensucikan dirinya, agar hatinya jernih melihat dan merasakan kehadiran Allah dalam setiap yang direkam oleh panca indra. Dan, dibukakan ilmu Marifat bila mau mengemban peran kenabian.

Logika Putra Nabi Nuh Menyelamatkan Diri Ke Gunung  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat badai menerjang yang bersamaan dengan banjir...

Logika Putra Nabi Nuh Menyelamatkan Diri Ke Gunung 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Saat badai menerjang yang bersamaan dengan banjir besar, mana yang lebih aman di lautan atau di daratan? Di atas kapal atau di atas gunung? Putranya Nabi Nuh sangat benar, yang paling aman itu di daratan. Lebih aman itu di puncak gunung yang kokoh. Namun, mengapa Nabi Nuh jutru menyeru putranya agar ke kapal?

Pasukan dan pembesar Firaun sangat benar. Di posisi mana yang paling aman, bersama Firaun atau Nabi Musa? Tentu saja bersama Firaun. Sebab, Firaun memiliki kekuasaan, kekayaan dan teknologi yang tak tertandingi. Oleh sebab itu, mereka mendukung Firaun. Namun mengapa perspektif ini tidak berlaku bagi ahli sihir yang telah melihat kebenaran?

Dalam Al-Qur'an banyak kisah tentang manusia di lautan yang berada atas kapal. Saat di kapal, mereka menyeru Allah dengan sepenuh hati. Mereka memurnikan ketaatannya. Namun saat tiba di daratan, mereka tidak berterimakasih karena merasa aman di daratan. Mereka pun durhaka kembali. Apakah di daratan aman?

Al-Qur'an menjelaskan bahwa daratan pun bisa dijungkirbalikkan. Angin kencang yang memuat kerikil-kerikil kecil bisa menghancurkan apa pun yang ada di permukaan tanah. Jadi adakah tempat yang aman?

Sejatinya manusia itu selalu berada di dalam genggaman Allah, di setiap saat dan dimana pun ia berada. Manusia dalam genggaman Allah ketika ia berada di tengah lautan, sebagimana ia juga berada di dalam genggaman Allah ketika ia berada di atas daratan. Jadi tak ada tempat yang aman dari ancaman azab Allah.

Salah satu sifat kelalaian dan kecerobohan manusia adalah merasa aman dari murka dan siksaan-Nya di saat berpaling dan kafir kepada Allah. Ia hanya menghadap Allah ketika situasi sulit dan bahaya, tapi kemudian melupakan-Nya ketika merasa selamat darinya. Seakan-akan kesulitan tersebut sebagai bahaya terakhir yang ditimpakan Allah kepadanya, dan tidak akan ada bahaya lainnya lagi.

Tidak ada keamanan bersama kezaliman, kedurhakaan, kerusakan, kemaksiatan dan kekafiran. Bangunan apapun yang di dalamnya ada pembangkangan kepada Allah, maka akan seperti jaring laba-laba. Jadi, keamanan itu hanya ada dalam ketaatan dan pengabdian kepada Allah.

Haji Puncak Penghambaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Haji adalah puncak perannya sebagai hamba Allah. Datang dari penjuru negri, ...

Haji Puncak Penghambaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Haji adalah puncak perannya sebagai hamba Allah. Datang dari penjuru negri,  menyiapkan perbekalan dengan meninggalkan seluruh yang dicintai, orang tua, keluarga, kerabat dan tanah air. Datang ke Baitullah hanya untuk menyambut seruan-Nya.

Jihad adalah puncak perannya sebagai khalifah di muka bumi. Mengerahkan seluruh potensi dan sumber daya dengan kesungguhan dan keseriusan untuk mewujudkan kehendak-kehendak Allah yang tertuang di Al-Qur'an.

Puncak Haji adalah Mengagungkan Allah. Mentauhidkan Allah. Meng-illah-kan Allah. Allah sebagai tempat bergantung. Menyambut seruan Allah. Segera berlari kepada Allah dalam segala hal, termasuk pernak pernik kehidupan.

Haji telah menggelora semangat jihad di tanah Nusantara. Mendeklarasikan merdeka atau mati. Melawan semua yang memasung kebebasannya sebagai manusia yang telah dimerdekakan Allah dari semua belenggu kesyirikan, ketakutan, hawa nafsu dan bisikan syetan.

Haji sebuah deklarasi kepada alam semesta dan manusia akan kebebasan dan kemerdekaan hati, jiwa, akal dan jasad dari semua belenggu. Deklarasi pembebasan dari semua orientasi kekayaan, kekuasaan dan kesenangan. Semua orientasi dirubah haluannya hanya menuju satu titik, hanya Allah.

Allah telah menjadi tuan rumahnya. Allah telah menjamunya dengan hidangan keteguhan iman dan ketauhidan. Allah telah menerimanya dengan duduk bersama-Nya. Apakah terasa pesan-Nya? Apakah terasa kehangatan sambutan-Nya?

Apakah jamuan di rumah-Nya masih terasa energinya? Apakah kenikmatan hidangan-Nya masih terus diingat sepanjang hidupnya? Apakah pesan-Nya akan menjadi arah hidup dan perjuangannya setelah sampai di negrinya? Allah telah mengundang manusia, pasti ada titipan, pesan, bingkisan, hadiah dan kata sambutan yang disampaikan-Nya agar menjadi kenangan, pedoman hidup dan program perjuangan setelah keluar dari rumah-Nya.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (278) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (307) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)