basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Agar Meyakini Pertemuan Dengan-Nya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Alam semesta diciptakan agar manusia meyakini dan mengokohkan dir...

Agar Meyakini Pertemuan Dengan-Nya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Alam semesta diciptakan agar manusia meyakini dan mengokohkan diri akan pertemuannya dengan Allah. Bukankah semakin banyak ilmuwan yang meyakini kehancuran alam semesta? Bukankah semakin berlimpah beragam model kemungkinan kehancuran alam semesta?

Alam semesta seperti raga manusia, tumbuhan dan binatang. Bukankah semuanya tua? Bukankah sangat banyak kemungkinan untuk sakit? Bukankah sangat tak terhitung dan tak terduga penyebab kematiannya?

Peradaban Yunani, Romawi dan Persia sudah hancur. Tak muncul lagi. Banyak kaum dan suku bangsa yang tak ada jejaknya lagi. Banyak perusahaan yang bangkrut, tak bangkit lagi. Banyak negara-negara yang hilang dari peta bumi.

Kemana kaum Nabi Hud, Syuaib, Shaleh dan Luth? Kemana Firaun dan Namrudz? Semuanya terkubur. Allah menyisakan jejak perjalanan mereka agar paham semua yang dibangun sehebat dan sekuat apa pun akan musnah.

Allah memendekan usia manusia di akhir zaman, agar berita kematian selalu mengingat. Fenomena gempa dan gunung meletus. Perkembangan jenis penyakit yang semakin banyak dan penyebaran cepat. Iklim yang anomali yang efeknya terhadap suhu, permukaan laut, bencana dan ketersediaan pangan. Apakah tak menyadarkan pertemuannya dengan Allah?

Mengapa Rasulullah saw banyak memberikan berita tentang huru hara Hari Kiamat, baik yang kecil maupun yang besar? Mengapa tanda-tandanya dimunculkan secara bertahap dan berkesinambungan? Agar suasana kesadaran kejiwaan pertemuan dengan Allah terjaga.

Allah Maha Pengasih dan Penyayang, terus mengepung manusia dengan fakta, data dan peristiwa di sekitar dan dekat  untuk bisa menangkap kepastian dan kebenaran akan pertemuan dengan Allah melalui panca indra, akal dan hatinya.

Penyebab Muslimin Berjihad Bersama Shalahuddin Al-Ayubi Karakter Shalahuddin Al-Ayubi membuat banyak orang menjadi bagiannya. Be...

Penyebab Muslimin Berjihad Bersama Shalahuddin Al-Ayubi


Karakter Shalahuddin Al-Ayubi membuat banyak orang menjadi bagiannya. Berhimpun bersamanya. Sebab, Shalahuddin sangat dermawan dalam urusan harta. Dia memberikan banyak hadiah dan hibah kepada pengikutnya, delegasi yang datang, orang-orang yang mau tunduk kepadanya.

Dia bersikap toleran kepada seluruh rakyatnya dengan memaafkan hutang-hutang pajak, menghapuskan berbagai pungutan dan pemerasan, selain retribusi yang sah menurut syariat. Tujuannya, menarik hati semua orang ke barisannya dan membungkam para musuhnya.

Saat terjadi pertempuran dengan penguasa dan pasukan muslim yang tidak mendukung gerakan front Islam melawan tentara salib, ia tidak mengijinkan untuk mengejarnya, tidak membunuh mereka yang terluka, tidak menjadikannya sebagai tawanan. Terkadang toleran kepada musuhnya, semoga kelak menjadi sekutu.

Shalahuddin memiliki keimanan yang mendalam. Tidak hanya tekun beribadah, tetapi juga sangat bersemangat dalam jihad. Ia meyakini bahwa jihad merupakan kewajiban baginya dan bagi yang lainnya, sehingga dia berusaha membawa mereka terlibat dalam jihad.

Shalahuddin membiarkan para pejabat, komandan, orang terdekat, serta kawannya untuk menduduki jabatan mereka. Dia tidak berambisi pada jabatan tersebut karena yang dibutuhkan adalah kekuatan militer untuk tujuan tertinggi.

Dihadapan gurunya, Shalahuddin menampakkan dirinya sosok yang kuat yang memiliki mentalitas tangguh untuk mewujudkan prinsip-prinsip yang dijalankan gurunya, Nurudin Zanky dan Imaduddin Zanki.

Shalahuddin memposisikan khalifah Abbasiyah sebagai sumber otoritas spiritual yang sah bagi Muslimin. Secara berkala mengirimkan surat ke khalifah untuk menginformasikan beragam situasi. Ini penegasan bahwa kekuatan Muslimin hanya akan terbentuk atas dasar keakraban, komitmen untuk melindungi agama, aqidah dan menolak para aggresor.

Shalahuddin mengabaikan ragam penyakit yang deritanya. Fokusnya, hanya berjihad, sehingga membuatnya lupa akan ragam rasa sakit dan melupakan semua derita fisik.

Sumber:
Prof Dr Ali Muhammad Shalabi, Shalahuddin Al-Ayubi, Pustaka Al-Kautsar

Tak Butuh Ibadah Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Apakah Allah butuh ketaatan manusia? Perhatikan ibadah yang diwajibkan, han...

Tak Butuh Ibadah Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Apakah Allah butuh ketaatan manusia? Perhatikan ibadah yang diwajibkan, hanya shalat, zakat, puasa, dan haji saja. Itu pun masih ada keringanan dan pembebasan dalam situasi tertentu.

Bersyahadat yang diwajibkan hanya untuk mereka yang masuk Islam saja. Tidak ada kewajiban lain saat peralihan menjadi muslim. Dosa dan kesalahan masa lalu dihapuskan tanpa syarat apapun. Tanpa penembusan dosa apa pun. Seolah-olah Allah hendak berkata tak menambah keagungan Allah dengan keislaman seseorang.

Shalat hanya 5 waktu dalam sehari. Waktunya pun di saat lengang bukan super sibuk. Yang dibutuhkannya pun hanya beberapa menit saja.  Manusia tak diharuskan menguras waktunya untuk senantiasa shalat. Seolah-olah Allah hendak berkata tidak butuh waktu manusia.

Zakat umumnya hanya 2,5 persen. Dibayarkan setahun sekali. 97,5 persennya untuk manusia. Seolah-olah Allah hendak berkata tidak butuh harta manusia. Namun tetap dilakukan untuk membersihkan manusia dari cinta dunia.

Berpuasa hanya sebulan dalam setahun. Itupun ada sahur dan buka. Itupun masih dibebaskan bila memenuhi kondisi tertentu. Seolah-olah Allah hendak berkata tidak butuh puasa manusia.

Berhaji hanya sekali dalam seumur hidup. Itupun bagi yang mampu. Seolah-olah Allah hendak berkata tidak butuh kunjungan manusia. Ibadah itu sangat mudah dan ringan untuk menunjukkan ketidakbutuhan Allah pada manusia.

Mengapa yang tidak melaksanakan ibadah wajib tidak langsung diazab di dunia? Karena Allah tidak butuh ibadah. Allah menunda azab dan siksaan-Nya karena tak butuh kebaikan dan ibadah manusia.

Perjalanan Hidup Mukmin Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Al-Qur'an itu nyata, bahkan lebih nyata dari apa yang bisa dilihat. Al-Q...

Perjalanan Hidup Mukmin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Al-Qur'an itu nyata, bahkan lebih nyata dari apa yang bisa dilihat. Al-Qur'an itu ilmu dan kehendak-Nya, semuanya pasti terwujud. Tidak ada yang remang-remang di kehidupan ini bagi mukmin.

Mukmin melangkah dengan keoptimisan yang melampui keoptimisan manusia yang paling optimis. Konsisten dan berkomitmen dengan semua yang difirmankan Allah dan disunahkan Rasulullah saw. Sebab, semua itu kepastian dan pasti terwujud.

Keyakinan mukmin bukan berdasarkan data, informasi dan berita. Bukan berdasarkan survei, riset dan publikasi lembaga terpercaya. Tetapi berdasarkan janji-janji Allah dan Nubuwah Rasulullah saw.

Kekonsistenan dan keteguhan perjalanan mukmin bukan karena prediksi dan ramalan keberhasilan. Bukan karena obsesi yang ingin diraihnya. Bukan karena dukungan kekuatan dan sumberdaya yang menopangnya. Tetapi karena anjuran Allah dan Rasulullah saw.

Mukmin berjalan sesuai dengan goresan di Lauhul Mahfudz. Seusai hukum alam semesta. Sesuai dengan hukum keimanan. Dengan perjalanan ini lautan dapat disebrangi dan gunung pun dapat ditundukkan walaupun dengan minimnya perbekalan.

Mukmin berjalan sesuai panduan yang pasti akan diraihnya. Tak ada keraguan akan keberhasilan. Tak ada yang bisa menggagalkannya, walaupun seluruh manusia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghalangi, menggagalkan dan menghancurkannya.

Dengan keyakinan inilah Romawi, Persia, Andalusia dan belahan dunia dapat dibebaskan. Pasukan terkuat Salib gabungan negara Eropa dan Mongol bisa diruntuhkan. Mengapa mukminin sekarang lemah? Karena menanggalkan dan membuang pondasi kekuatannya. Namun sibuk dengan kesenangan, hawa nafsu dan kekuatan palsu yang melemahkan dirinya sendiri.

Istidraj dan Kehancuran Dari Tepian  Penjajah Israel  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Pengadilan Internasional telah memutuskan pena...

Istidraj dan Kehancuran Dari Tepian  Penjajah Israel 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Pengadilan Internasional telah memutuskan penangkapan terhadap Netanyahu dan Gallant. Walaupun keputusan ini tidak berpengaruh terhadap agresi di Gaza. Walaupun kelak tidak ada yang menangkap mereka, namun ini merupakan pukulan telak yang luar biasa.

Selama ini, semua media pemberitaan baik kantor berita ataupun opini di media sosial selalu membenarkan apapun yang dilakukan oleh penjajah Israel dengan dalih mempertahankan diri maupun perang terhadap gerakan antisemit. Sekarang, keputusan bahwa  penjajah Israel adalah pelaku genosida sudah membuyarkan opini yang telah dibangun.

Negara-negara yang menjalin kerjasama dengan penjajah Israel bisa jadi harus menahan diri. Bagaimana bisa bekerjasama dengan pelaku genosida? Bagaimana pelanggar hak asasi manusia terburuk di muka bumi duduk bersanding dengan masyarakat internasional? Opini internasional yang akan memojokkannya.

Bagaimana dengan internal perpolitikan di penjajah Israel sendiri? Menambah deligitiimasi pemerintahan Netanyahu dan Kabinet Perangnya. Pada sisi lain, sesumbar menghancurkan Hamas dan penyelamatan sandera tidak juga tercapai. Bahkan, membawa penjajah Israel menjadi terkucil.

Beberapa negara sudah memutuskan hubungan diplomasinya. Beberapa universitas di Amerika dan Eropa sudah mulai memutuskan divestasi dan yang berkaitan dengan pendidikan dan riset yang berkaitan dengan perusahaan dan pusat penelitiannya.

Perlawanan di Irak, Suriah, dan Yaman seolah mendapatkan dukungan moral dan energi untuk semakin menekan penjajah Israel di daerah pendudukannya. Apa yang dilakukan seolah dibenarkan. Mengeluarkan penjajah Israel dari ajang internasional semakin mendapatkan dukungan.

Al-Qur'an menjelaskan proses kehancuran kezaliman. Yaitu, istidraj dan dilemahkan dari tepiannya. Merasa menang dengan menghancurkan Gaza padahal itulah yang menghancurkan dirinya. Merasa dirinya tetap kuat dengan dukung Amerika dan sekutunya. Padahal dunia internasional sudah mulai menghancurkannya. Itulah Maha Lembu-Nya Allah.

Strategi Shalahuddin Al-Ayubi Menyatukan Kekuatan Muslimin Bani Seljuk berseteru. Anak dan kerabat berperang di antara mereka se...

Strategi Shalahuddin Al-Ayubi Menyatukan Kekuatan Muslimin


Bani Seljuk berseteru. Anak dan kerabat berperang di antara mereka sendiri. Akhirnya, Bani Seljuk terpecah di Timur dan Barat. Setelah itu, mereka bertempur lagi, sehingga masing-masing hanya menguasai kota. Setelah itu mereka bertempur kembali antar kota hingga meminta bantuan kepada Pasukan Salib. Oleh sebab itu, pasukan Salib dengan mudah menguasai kekuasaan mereka. Hingga, Baitul Maqdis dikuasainya.

Banyak ulama dan panglima perang yang mencoba membangkitkan semangat jihad melawan pasukan Salib. Namun, ditubuh muslimin hanya berperang hanya untuk merebut kekuasaan dan kekayaan saja. Hingga lahir Shalahuddin Al-Ayubi yang menggelorakan jihad bersama gurunya Nurudin Zanky. Selama 12 tahun, Shalahuddin menyatukan front Islam di Mesir dan Syam. Bagaimana caranya?

Dengan sangat terpaksa, Shalahuddin berperang dengan sesama penguasa Muslimin yang orientasinya hanya kekuasaan dan kekayaan hingga mereka terkalahkan. Mereka disadarkan untuk bersatu menggelora jihad melawan tentara Salib. Selain perang, apalagi yang dilakukannya?

Penguasa dan prajurit yang menyerah tanpa melalui peperangan diberikan jaminan keamanan. Syaratnya, harus bersatu melawan musuh dari luar.

Menyebarkan selebaran melalui lontaran anak panah ke dalam benteng yang enggan menyerah. Isi selebarannya, himbauan kepada warga benteng agar menyerah. Ini dilakukan untuk menciptakan ketegangan psikologis di barisan lawan.

Bagi kota yang memiliki pertahankan kokoh. Shalahuddin bertekad tinggal menetap di dekat  kota itu. Ini efektif untuk membuat yang tinggal di dalam benteng tertekan lalu meminta jaminan keamanan. Sebab, kekuatan Shalahuddin cukup besar untuk bisa menguasai benteng kota tersebut.

Shalahuddin juga rela memberikan banyak uang dan hadiah kepada pejabat di benteng, agar mereka membukakan pintu benteng demi menghindari peperangan.

Shalahuddin juga menggunakan jalur-jalur politik, dengan menjalin persekutuan dengan sebagian pejabat musuh, untuk melemahkan kekuatan mereka dan mempercepat penyerahan.

Sumber:
Prof Dr Ali Muhammad Shalabi, Shalahuddin Al-Ayubi, Pustaka Al-Kautsar

Mengapa Tanah Indonesia Dikuasai  Asing? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mengikuti training shalat khusyu di Shalat Center Bandung. ...

Mengapa Tanah Indonesia Dikuasai  Asing?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Mengikuti training shalat khusyu di Shalat Center Bandung. Saat acara tadabur alam, jalan kaki ke sebuah air terjun. Jalan menuju ke lokasi masih bebatuan. Rumah pun masih sangat jarang. Kontur tanahnya berbukit dan suasana cukup dingin.

Selama perjalanan terlihat banyak pohon cengkeh yang sangat besar. Ini sebuah tanda, cengkeh pernah menjadi sumber penghasilan utama. Kota Bandung pun terlihat dari perbukitan. Namun ada yang cukup memprihatinkan, apa itu?

Selama berjalan kaki, banyak tanah yang tak diolah dan terlantar. Pohon dan rerumputan dibiarkan tak terurus. Tak terlihat bekas cangkul yang dihentakan ke tanah. Padahal tak jauh dari tempat tersebut ada Kantor Dinas Perkebunan provinsi Jawa Barat. Bukankah fenomena yang paradoks?

Ada tanah yang cukup luas yang dipagari beton. Pagarnya pun banyak yang ambruk. Sepertinya dulu pernah dibangun perumahan, tetapi sepi peminat. Sekarang tanahnya pun tak terurus. Ada papan pengumuman yang menginformasikan bahwa tanah tersebut adalah tanah wakaf pertanian. Tetapi, tak terurus juga.

Dalam perjalanan ada rumah dan mushalla yang cukup memprihatinkan. Mushallanya diberi nama Tawakal. Dindingnya hanya terbuat dari lembaran GRC. Rumahnya pun seperti itu. Seorang ibu keluar dari rumah. Kondidi anak-anak terlihat cukup memprihatinkan. Mengapa pertanian identik dengan kemiskinan?

Tanah yang terlantar di pinggiran kota Bandung, itulah wajah Indonesia juga. Indonesia ditelantarkan oleh penghuninya sendiri.  Mengapa tak mensyukuri tanah yang subur dan iklim yang mendukung? Mengapa kolonial Belanda justru sangat serius mengelola tanah Indonesia?

Mengapa tanah Indonesia dikuasai asing? Lihatlah, tanah-tanah yang berada di sisi rumahnya pun ditelantarkan. Bagaimana Allah berkehendak mengamanahkan tanah yang sangat luas? Bagaimana Allah berkehendak menurunkan ilmu dan teknologi untuk mengelola tanah? 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)