basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Karakter Bangsa Arab di Era Romawi dan Persia Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bisakah bangsa Arab dikalahkan oleh bangsa-bangsa lain...

Karakter Bangsa Arab di Era Romawi dan Persia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bisakah bangsa Arab dikalahkan oleh bangsa-bangsa lainnya? Hanya Jazirah Arab yang tidak dijajah oleh Persia dan Romawi. Hanya bangsa Arab yang jiwanya masih merdeka, bersih dan mulia. Itulah sebabnya Allah tidak mengutus nabi terakhir dari bangsa Persia, Yunani, India dan Romawi walaupun mereka memiliki peradaban dan ilmu pengetahuan  tinggi.

Menurut Prof Dr Ali Muhammad Shalabi dalam bukunya Sirah Nabawiyah, bangsa Arab adalah bangsa yang sabar menghadapi musibah, tabah menghadapi cobaan dan rela walaupun hanya mendapatkan yang sedikit. Penyebabnya, alam yang telah menempanya.

Terbiasa hidup di kawasan gurun pasir kering yang sulit ditemukan mata air dan ladang. Mendekati gunung yang terjal dan berjalan jauh di bawah teriknya matahari. Tak memperdulikan cuaca panas dan dingin. Rintangan perjalanan dan jauhnya jarak tempuh bukanlah masalah baginya.

Masyarakat Arab berkomentar tentang makanan, "Makan terlalu kenyang dapat menghilangkan kecerdasan. Mereka juga menanggap aib jika seseorang rakus dan gemar makan. Sebuah syair menjelaskan, "Manakala tangan-tangan berebut meraih perbekalan, maka aku bukanlah orang tercepat di antara mereka, karena yang paling rakus di antara mereka pastilah dia yang paling cepat."

Masyarakat Arab, selain dikenal berpostur tangguh, juga memiliki jiwa yang kuat dan besar. Ketika kedua sifatnya berpadu, maka ia dapat melakukan sesuatu yang mengagumkan dan luar biasa. Dalam duel pertarungan, saat musuh terkalahkan, mereka memaafkan dan meninggalkannya. Mereka tidak mau melukai dan membunuhnya.

Saat bangsa Arab di jazirah Arab menjaga karakter ini, mereka tidak mampu dikuasai musuhnya, bukan karena alasan alamnya semata tetapi karena karakternya juga. Namun saat menanggalkannya, maka kabilah Arab di Syam dan Yaman menjadi bagian kekuasaan Persia dan Romawi.

Sekarang, dimana karakter bangsa Arab yang masih terjaga? Karakter ini masih terjaga di rakyat Palestina. Agresi penjajah Israel ke Gaza mempertontonkan karakter rakyat Gaza yang sabar, teguh, tabah, namun memiliki jiwa yang kuat dan tangguh untuk mengadapi keganasan genosida penjajah Israel. Itulah karakter bangsa Arab yang asli.

Sumber:
Prof Dr Ali Muhammad Shalabi, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar

Saling Menopangnya Keluarga Abdul Muthalib Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Saling menopang, itulah salah satu karakter keluarga Abdu...

Saling Menopangnya Keluarga Abdul Muthalib

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Saling menopang, itulah salah satu karakter keluarga Abdul Muthalib sang kakek Rasulullah saw. Saat ayah dan ibunya Rasulullah saw wafat, pengasuhan diserahkan kepada kakeknya, Abdul Muthalib. Saat sang kakek wafat, pengasuhan Rasulullah saw diserahkan ke Abu Thalib, sang paman. Sang paman mencintai Rasulullah saw melebihi cintanya pada anak-anaknya.

Abu Thalib bukanlah orang kaya. Oleh karena itu, untuk membantu dan meringankan bebannya, Rasulullah saw ikut mengembalakan kambing milik seorang penduduk Mekkah. Upah pengembalaan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga pamannya. Rasulullah saw juga membantu pamannya berdagang.

Saat Rasulullah sudah menikah dengan Siti Khadijah, kondisi kehidupan sang paman tidak juga berubah. Ditambah lagi anak-anak sang paman semakin bertambah pula, tanggungan hidup semakin berat. Belum lagi, bila masa paceklik datang. Rasulullah saw terpanggil untuk meringankan beban sang paman.

Rasulullah saw pun mendatangi rumah sang paman lainnya yaitu Abbas bin Abdul Muthalib.  Tujuannya, bermusyawarah memecahkan beban berat kehidupan yang dialami Abu Thalib, yang merupakan saudara kandung dari Abbas bin Abdul Muthalib tetapi berbeda ibu. Apa yang didiskusikan?

Rasulullah saw. berkata kepada Abbas, salah seorang pamannya yang lain, “Sesungguhnya saudaramu, Abu Thalib banyak anaknya, sedangkan sekarang ini seperti yang engkau lihat sedang musim paceklik. Marilah kita pergi kepada Abu Thalib untuk meringankan bebannya. Engkau mengambil seorang di antara anak-anaknya, dan aku pun akan mengambil seorang anaknya pula.”

Lalu mereka berdua berangkat menuju ke rumah Abu Thalib. Keduanya langsung mengemukakan maksudnya, dan Abu Thalib pun mau menerima usul mereka berdua. Akhirnya Al-Abbas mengambil Ja’far bin Abu Thalib, sedangkan Nabi Muhammad saw. mengambil Ali bin Abi Thalib untuk diasuh dan diperlakukan sama dengan anak-anaknya yang lain. Kelak Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah Rasyidin ke-4. Sedangkan Jafar bin Abu Thalib, menjadi utusan Rasulullah saw ke raja Najasi dan panglima perang Mu'tah.

Dalam keluarga Abdul Muthalib, kakek Rasulullah saw, telah tertanam budaya saling meringankan beban sesama kerabat, hingga ke pengasuhannya. Kerabat ada satu tubuh. Dihimpunkan oleh Allah untuk saling mengisi dan menopang.

Sumber:

https://bincangsyariah.com/khazanah/alasan-sahabat-ali-bin-abi-thalib-diasuh-nabi-sejak-kecil/

https://islamdigest.republika.co.id/berita/qizr1k335/silsilah-anak-dan-istri-abdul-muthalib-bin-hasyim

Doa Burung Buta dan Orang Tua Renta Anas bin Malik berceritera kebersamaannya dengan Rasulullah saw di sebuah perjalanan. Diliha...

Doa Burung Buta dan Orang Tua Renta


Anas bin Malik berceritera kebersamaannya dengan Rasulullah saw di sebuah perjalanan. Dilihatnya, ada seekor burung buta tengah mematuk-matuk pohon. Rasulullah saw bertanya, "Apakah engkau tahu apa yang dikatakan burung itu?" Anas bin Malik menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

Rasulullah saw bersabda, "Burung itu berkata, Ya Allah, Engkau Maha Adil. Engkau telah menghilangkan pandanganku, tapi ketika aku lapar, ternyata ada belalang yang masuk ke mulutku."

Lalu, burung itu mematuk lagi, Rasulullah saw bertanya, "Apakah engkau tahu apa yang dikatakan burung itu?" Anas bin Malik berkata, "Tidak." Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya."

Dalam kisah lain, Malik bin Dinar pergi haji. Di perjalanan, ia melihat burung yang menjepit roti pada paruhnya. Ia mengikuti burung tersebut. Ternyata, burung itu mendatangi orang yang sudah tua renta, yang terikat di sebuah batang pohon.

Burung itu menyuapkan roti tersebut ke mulut orang tua itu sedikit demi sedikit. Setelah itu, sang burung terbang dan kembali dengan membawa air, lalu dialirkan ke mulut orang itu.

Malik bin Dinar mendekati orang itu, lalu bertanya, "Siapkan dirimu?" Orang itu menjawab, "Aku hendak berhaji, namun dicegat perampok. Mereka mengikatku di sini. Aku telah menahan lapar 5 hari. Lalu, aku berkata, "Wahai Zat yang mengabulkan doa orang yang terdesak, saat ini aku sedang terdesak, kasihanilah aku."

"Ternyata Allah mengirimkan burung ini kepadaku." Malik bin Dinar pun melepaskan ikatan orang tua itu dan mereka berangkat berhaji bersama."

Sumber:
Abdurrahman Asy-Syafi'i, A'malul Kubra, Sahara Publisher

Hasilnya Melimpah Karena Tidak Zalim Suatu hari seorang raja mengunjungi wilayah kekuasaannya. Dia melihat seseorang sedang meme...

Hasilnya Melimpah Karena Tidak Zalim


Suatu hari seorang raja mengunjungi wilayah kekuasaannya. Dia melihat seseorang sedang memeras susu seekor sapi, namun hasilnya sama dengan susu tiga puluh ekor sapi. Raja takjub dan berniat besok akan mengambil sapi itu.

Esoknya, raja memerah sapi itu, tapi hasilnya hanya setengah dari sebelumnya. Raja berkata, "Kenapa air susunya berkurang, bukankah sapi ini engkau gembalakan di tempat biasa?"

Pemilik sapi itu menjawab, "Benar, Tapi, paduka telah berniat zalim." Sang raja tertegun. Apa yang diucapkan sang pemilik sapi memang sangat benar. Hati yang zalim membuat keberkahan dicabut. 

Masih ingat kisah Rasulullah saw saat masih kecil, ketika menggembala kambing di Bani Saad? Mengapa kambing yang Rasulullah saw gembalakan pulang dengan kenyang? Padahal para pengembala juga mengikuti tempat pengembalaan Rasulullah saw?

Mengapa susu yang keluar dari kambing yang digembalakan Rasulullah saw menghasilkan susu yang berlimpah dibandingkan kambing para pengembala lainnya? Padahal tempat pengembalaannya sama?

Dalam kisah lain, sekelompok kijang mendekati Nabi Adam. Nabi Adam mendoakan dan mengusap punggung sang kijang. Aroma misik pun keluar dari punggung mereka. Binatang yang lain pun, ingin seperti kijang. Mereka menemui Nabi Adam, Nabi Adam pun mendoakan dan mengusap punggung mereka. Namun tidak mengeluarkan aroma misik.

Mereka menemui kijang, lalu berkata, "Kami telah melakukan apa yang kalian lakukan, tetapi kami tidak mendapatkan apa yang kalian dapatkan?" Sang kijang berkata, "Kami mengunjungi beliau karena Allah, sedangkan kalian mengunjunginya demi aroma misik."

Sumber:
Abdurrahman Asy-Syafi'i, A'malul Kubra, Sahara Publishers

Delimanya Manis dan Segar Karena  Niatnya Benar  Suatu hari seorang gubernur bernama Syarwan pergi berburu. Di perjalanan, dia m...

Delimanya Manis dan Segar Karena  Niatnya Benar 


Suatu hari seorang gubernur bernama Syarwan pergi berburu. Di perjalanan, dia merasa haus, lalu dia melihat kebun yang ditunggui seorang anak.

Dia meminta air, tapi anak itu berkata, "Kami tidak punya air." Dia berkata, "Tolong berikan saya buah delima." Anak itu memberinya dan dia langsung memakannya.

Gubernur merasa buah delima itu sangat lezat, sehingga terbetik niat di hatinya untuk mengambil kebun itu. Dia meminta buah delima lagi, tapi rasanya kecut.

Dia bertanya, "Bukankah buah ini dari pohon tadi?" Anak itu menjawab, "Ya." Sang gubernur bertanya lagi, "Lalu kenapa rasanya berubah?"

Anak itu berkata, "Barangkali karena niat paduka telah berubah." Gubernur mengurungkan niatnya untuk mengambil kebun tersebut, lalu berkata, "Berikan satu lagi untukku." Ternyata, rasanya lebih lezat dibandingkan yang pertama.

Gubernur bertanya, "Kenapa rasanya berubah lagi?" Anak itu menjawab, "Karena niat paduka telah berubah lagi." Manis dan kecutnya buah delima tergantung dari niat-niat sang gubernur.

Alam merespon setiap niat. Niat yang baik, Alam pun akan memberikan kebaikan. Niat yang jahat, Alam pun akan memberikan yang buruk. Memperbaiki alam semesta dengan memperbaiki niat-niat yang terbesit di dalam dada manusia.

Sumber:
Abdurrahman Asy-Syafi'i, A'malul Kubra, Sahara Publishers

Selalu di Benteng Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Tak bisa terpisah dengan penyakit hati. Tak bisa menanggalkan akhlak yang buruk. T...

Selalu di Benteng

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Tak bisa terpisah dengan penyakit hati. Tak bisa menanggalkan akhlak yang buruk. Terlena dengan hawa nafsunya. Tergoda dengan tipuan bisikan syetan. Manusia memang lemah tak berdaya.

Tak bisa berlepas diri dari fitnah dunia. Mata selalu jelalatan. Telinga tak bisa menyeleksi. Lidah selalu tak terkendali. Waktu banyak yang tersia-siakan. Perbuatan banyak yang tak berguna. Kaki sering salah langkah. Tangan tak terhitung mengambil yang bukan haknya. Manusia memang selalu menzalimi dirinya sendiri.

Apa yang bisa dilakukan? Kuatkah manusia menghadapi semuanya? Bisakah dengan ilmu dan akalnya melawannya? Dalam makan dan minum ada godaan. Dalam tidur dan pandangan pun ada fitnah. Dalam diam pun ada keterlenaan. Bisakah manusia selamat mengarungi kehidupan ini?

Hanya pertolongan Allah yang bisa menyelamatkan. Rahmat Allah yang bisa melindungi. Hanya Sunnah Rasulullah saw yang bisa membimbing dalam meniti kehidupan ini.

Masuklah dalam benteng perlindungan Allah. Maka, jiwa yang paling lemah dan rapuh akan terselamatkan. Jiwa yang paling kotor akan dibersihkan. Semudah itu mengarungi gelombang kehidupan.

Benteng perlindungan itu bernama puasa. Cukup menahan makan dan minum dalam rentang waktu tertentu, maka manusia telah memasuki benteng yang kokoh. Aman dan tentram bila sudah memasuki benteng ini.

Seorang prajurit bila sudah memasuki benteng berarti jiwanya terselamatkan. Musuh tidak berani memasukinya. Suasananya seperti seorang bayi dalam dekapan sang ibu. Teruslah berpuasa walaupun Ramadhan telah berlalu, agar selalu dalam benteng yang kokoh.

Pemeluk Majusi Berislam Karena Kotoran di Temboknya  Abu Hanifah pernah menghutangi uang kepada seorang Majusi. Suatu hari ia pe...

Pemeluk Majusi Berislam Karena Kotoran di Temboknya 


Abu Hanifah pernah menghutangi uang kepada seorang Majusi. Suatu hari ia pergi dengan maksud menagihnya. Di tengah jalan, sandalnya menginjak kotoran dan ia mengibaskannya.

Kotoran itu terpental dan menempel di tembok orang Majusi tersebut. Abu Hanifah bingung dan bergumam, "Jika aku gosok, aku akan merusak cat temboknya."

Akhirnya ia mengetuk pintu rumah Majusi tersebut, bukan untuk membicarakan penagihan hutang terlebih dahulu, tetapi bagaimana cara membersihkan tembok orang Majusi karena terkena kotoran yang tidak disengajanya.

Bagi Abu Hanifah menempelnya  kotoran di tembok milik sang Majusi secara tak sengaja merupakan bagian dari kezaliman yang akan dibalas di akhirat. Oleh karena itu dia berusaha keras mendapatkan kerelaan dari sang Majusi.

Saat Abu Hanifah mengetuk pintu sang Majusi, disangka hendak menagih hutangnya, maka sang Majusi berkata, "Beri aku waktu, wahai Imam." Abu Hanifah justru berkata, "Tembokmu terkena najis karena aku, jadi berikan jalan keluar kepadaku."

Sang Majusi terperanjat dengan pertanyaan Abu Hanifah, karena dia mendahulukan bagaimana cara menghilangkan kotoran di tembok rumahnya dibandingkan menagih hutangnya.

Orang Majusi itu bertanya kembali, "Wahai Abu Hanifah, apakah engkau ingin membersihkan tembokku?" Abu Hanifah menjawab, "Ya Benar." Sang Majusi tergopoh-gopoh membuka pintu rumahnya. Seketika itu pula sang Majusi langsung mengucapkan syahadat.

Sumber: 
Abdurrahman Asy-Stafii, Amalul Kubra, Sahara Publisher

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)