basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Pemeluk Majusi Berislam Karena Kotoran di Temboknya  Abu Hanifah pernah menghutangi uang kepada seorang Majusi. Suatu hari ia pe...

Pemeluk Majusi Berislam Karena Kotoran di Temboknya 


Abu Hanifah pernah menghutangi uang kepada seorang Majusi. Suatu hari ia pergi dengan maksud menagihnya. Di tengah jalan, sandalnya menginjak kotoran dan ia mengibaskannya.

Kotoran itu terpental dan menempel di tembok orang Majusi tersebut. Abu Hanifah bingung dan bergumam, "Jika aku gosok, aku akan merusak cat temboknya."

Akhirnya ia mengetuk pintu rumah Majusi tersebut, bukan untuk membicarakan penagihan hutang terlebih dahulu, tetapi bagaimana cara membersihkan tembok orang Majusi karena terkena kotoran yang tidak disengajanya.

Bagi Abu Hanifah menempelnya  kotoran di tembok milik sang Majusi secara tak sengaja merupakan bagian dari kezaliman yang akan dibalas di akhirat. Oleh karena itu dia berusaha keras mendapatkan kerelaan dari sang Majusi.

Saat Abu Hanifah mengetuk pintu sang Majusi, disangka hendak menagih hutangnya, maka sang Majusi berkata, "Beri aku waktu, wahai Imam." Abu Hanifah justru berkata, "Tembokmu terkena najis karena aku, jadi berikan jalan keluar kepadaku."

Sang Majusi terperanjat dengan pertanyaan Abu Hanifah, karena dia mendahulukan bagaimana cara menghilangkan kotoran di tembok rumahnya dibandingkan menagih hutangnya.

Orang Majusi itu bertanya kembali, "Wahai Abu Hanifah, apakah engkau ingin membersihkan tembokku?" Abu Hanifah menjawab, "Ya Benar." Sang Majusi tergopoh-gopoh membuka pintu rumahnya. Seketika itu pula sang Majusi langsung mengucapkan syahadat.

Sumber: 
Abdurrahman Asy-Stafii, Amalul Kubra, Sahara Publisher

Profesi Buzzer Dunia Maya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Rasulullah saw bersabda, "Ketika aku diangkat ke langit (Mi'raj), ...

Profesi Buzzer Dunia Maya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Rasulullah saw bersabda, "Ketika aku diangkat ke langit (Mi'raj), aku melewati kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Dengan kuku itu mereka saling melukai muka-muka serta dada-dada mereka." Maka aku bertanya, "Siapakah mereka wahai Jibril?" Dia menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang memakan daging saudaranya (gibah) dan mencela kehormatan mereka." (HR Abu Dawud)

Aisyah berkata tentang Shafiyah kepada Rasulullah saw bahwa Shafiyah orangnya begini dan begitu. Maka Rasulullah saw bersabda, "Engkau telah mengucapkan sesuatu, andaikan dicampur dengan air laut niscaya akan merubahnya." Aisyah berkata, "Dan aku telah menceritakan (menirukan gerakan) seseorang kepada beliau."

Maka beliau bersabda, "Aku tidak suka menceritakan tentang seseorang, meskipun saya akan mendapatkan upah sekian dan sekian banyaknya. (HR Abu Dawud dan Tirmidzi). Mendapatkan upah untuk mengungkapkan yang menghancurkan harga diri telah disabdakan Rasulullah saw ternyata sangat nyata di era sekarang. Padahal sabdanya ribuan tahun yang lalu.

Di era sekarang telah muncul profesi baru yang menggiurkan. Imbalannya menjadi menteri, komisaris perusahaan negara, duta besar, jabatan strategis pemerintah lainnya, dibebaskan kasus hukuman hingga bayarannya mencapai milyaran. Bukankah sangat menggiurkan? Namun Rasulullah saw memerintahkan untuk menolak profesi ini.

Profesi berupa menggunakan kuku-kukunya yang tajam untuk merusak kehormatan diri seseorang. Menghancurkan harga diri seseorang sehingga membuat dada-dada terasa sesak. Profesi ini sangat subur di tahun politik, seperti Pemilu, Pilpres, Pilkada dan ragam momentum lainnya.

Profesi ini juga bisa berupa melaporkan ke penegakan hukum padahal materi yang dilaporkan tidak layak untuk dibawa ke ranah hukum. Atau mengungkapkan yang sifatnya bukan persoalan publik. Semuanya demi menghancurkan dan menjatuhkan kehormatan dan harga diri.

Sekarang, profesi ini telah lahir menjadi bisnis tersendiri yang menggiurkan, padahal menciptakan kesimpangsiuran, perselisihan, keributan dan pertentangan yang bisa mengarah konflik horisontal. Kehormatan diri seseorang adalah haram mengapa menjadi "rujakan" harian?

Haramnya Harta Milik Muslim Mendorong Kemakmuran Optimal Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Yang dimiliki oleh seorang muslim adalah ha...

Haramnya Harta Milik Muslim Mendorong Kemakmuran Optimal

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Yang dimiliki oleh seorang muslim adalah haram bagi muslim yang lain. Harta yang dimiliki seorang muslim adalah haram bagi muslim yang lainnya, kecuali dengan mekanisme berdagang dan bersedekah atau bentuk kerelaan lainnya.

Pengharaman ini menjadi bentuk penjagaan hak kepemilikan. Membangun beragam transaksi peralihan kepemilikan yang bermartabat dan saling ridha. Juga membangun rasa merelakan untuk melindungi muslim dari api neraka bila ada transaksi yang dianggap masih mengganjal di hati.

Bila harta milik satu muslim adalah haram, bagaimana dengan kekayaan bersama yang dimiliki muslimin? Anggaran negara adalah kekayaan milik bersama. Sumber daya alam adalah kekayaan bersama. Harta milik negara adalah kekayaan bersama. Menyakiti satu muslim dengan mengambil hartanya adalah haram, maka bila yang dirampok adalah kekayaan bersama milik rakyat, tentu dilaknat.

Haram, bukan bentuk pengekangan, tetapi  sistem perlindungan. Larangan, bukan membatasi kebebasan, tetapi bentuk membangun tanggungjawab bersama dalam  mencegah segala yang merusak. Dengan sistem haram muncul ketententram dalam berusaha untuk meraih yang paling optimal. Karena apa yang diraih akan dijaga kepemilikannya secara bersama.

Hukum haram akan harta milik muslim mendorong kegairahan berbisnis dan aktivitas  ekonomi lainnya. Mendorong kegairahan  investasi karena setiap orang menjaganya seperti menjaga hartanya sendiri. Rasa aman dan nyaman dalam aktivitas ekonomi dan investasi mendorong kemakmuran yang optimal.

Bila haramnya harta milik muslim diaplikasikan bersama, tak perlu banyak undang-undang keamanan investasi. Tak perlu banyak undang-undang keamanan aktivitas bisnis dan ekonomi. Tak perlu banyak undang-undang berkaitan dengan perdata dan pidana. Konsep perundangan menjadi sangat sederhana.

Bukankah perundangan yang ruwet menjadi menarik atau tidaknya masuknya investasi? Hanya dengan satu dasar bahwa harta milik orang lain adalah haram, sudah bisa menggerakkan perekonomian sebuah masyarakat. Itulah kesederhanaan Islam.

Bayi, Filosofi Buah Penempaan Puasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kembali kepada fitrah itu seperti bayi yang baru dilahirkan. Itu...

Bayi, Filosofi Buah Penempaan Puasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Kembali kepada fitrah itu seperti bayi yang baru dilahirkan. Itulah buah puasa. Bayi itu menentramkan dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Muncul kasih sayang bagi yang memandangnya. Sudah seperti itukah kita berinteraksi dan bermasyarakat? Hadir untuk menentramkan, menyejukkan dan menebar kasih sayang.

Bayi itu pasrah dan ridha kepada ibunya. Apapun yang diperbuat ibunya pasti yang terbaik. Sudah sepasrah dan seridha itukah kita kepada Allah? Masihkah ada kekhawatiran akan takdir-Nya? Masihkah merasa ada yang lebih baik dari kehendak-Nya?

Tanda ridha adalah taat kepada Allah. Semua syariat-Nya terbaik bagi manusia. Semua perintah-Nya tak ada yang menandingi kebaikan-Nya. Tak ada pilihan yang terbaik kecuali pilihan-Nya. Sang bayi tak pernah menolah yang diberikan sang ibu. Apakahnkita masih ada penolakan terhadap syariat-Nya?

Sang bayi di tengah malam justru sering terbangun. Sang bayi sering terjaga dari tidurnya untuk berinteraksi dengan sang ibu. Malam menjadi seperti siang. Sudahkah kita menjaga malam untuk berkhalwat bersama Allah? Berbincang berdua bersama Allah, saat yang lain masih mendengkur.

Sang bayi tak pernah putus asa.  Tak pernah kenal lelah untuk bangkit dan belajar. Energi belajarnya sangat luar biasa. Saat yang dewasa kelelahan, sang bayi sang energik melakukan hal yang baru.

Bagaimana karakter pembelajar kita? Kalahkan dengan kemalasan belajar? Bagaimana daya juang menghadapi pernak pernik kehidupan? Putusasakah dengan persoalan? Bayi yang lemah tetapi memiliki energi tinggi, namun mengapa yang dewasa mudah lunglai?

Puasa, walaupun tubuh lemah karena tidak makan dan minum, namun harus menyelesaikan tujuan akhir hingga waktu berbuka puasa. Itulah latihan ketegaran dan kedisiplinan jiwa yang berpuasa. Itulah tanda mereka yang kembali pada fitrahnya. Era bayi sudah dilalui, dengan puasa mengulangi era keemasan itu. 

Memperbaiki Keadaan Dengan Menanam Benih Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Menurut Dr Yusuf Al-Qardawi, dakwah itu seperti menanam ben...

Memperbaiki Keadaan Dengan Menanam Benih

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Menurut Dr Yusuf Al-Qardawi, dakwah itu seperti menanam benih. Buah itu berasal dari Allah. Apabila benih sudah ditanam, tetapi tidak berbuah, apakah merugi? Apabila risalah telah disampaikan dengan kesungguhan, tetapi tidak direspon positif, maka apa dosaku?

Yakinlah dengan benih yang jumlahnya walau hanya satu. Seperti keyakinan Nabi Ibrahim pada putranya Ismail di padang pasir yang gersang. Walaupun ribuan tahun tak hadir juga sosok pelanjut, namun akhirnya benih baru tumbuh menjadi pohon yang menaungi langit dan bumi. Yaitu, Penghulu para Nabi dan Rasul.

Di tengah kukungan kezaliman Romawi, Nabi Zakaria terus merawat Siti Maryam. Dari Siti Maryam lahirlah Nabi Isa. Setelah itu, lahirlah Hawariyun yang menyebarkan ajaran Nabi Isa. Tetaplah merawat benih seperti keyakinan Nabi Zakaria pada Siti Maryam.

Menanam benih dakwah seperti menanam pohon. Walaupun awalnya hanya satu pohon, kelak pohon itu akan membesar dan bercabang banyak. Dari cabang ini akan berbuah. Buahnya  menyebar luas tak terkira. Andai pun tak berbuah, akan banyak kehidupan yang tercipta dari yang asalnya hanya benih.

Di tengah carut marut kehidupan, fokuskan pada dakwah. Sebab hanya dakwah yang bisa memperbaiki tanah dan iklim yang rusak. Saat kekayaan alam dikuras habis. Saat yang serakah dan tamak menguras isi bumi, maka yang bisa memperbaiki hanya tanaman. Tanamlah benih, sambil menanti rahmat Allah berupa hujan.

Bila biji-bijian masih ada. Bila benih tanaman masih ada, tak perlu khawatir dengan kerusakan tanah, lingkungan dan iklim yang carut marut. Karena bisa dikembalikan hanya dengan menanam benih.

Merubah huru-hara dan carut kehidupan menjadi sejuk kembali hanya dengan menanam benih. Memperbaiki kehidupan hanya dengan berdakwah agar kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Tak perlu khawatir dengan semua kekacauan yang ada. Solusinya hanya menanam benih dakwah.

Menata Kebun dalam Al-Qur'an  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Menata kembali kebun, setelah beberapa pohon pisang tumbang diterj...

Menata Kebun dalam Al-Qur'an 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Menata kembali kebun, setelah beberapa pohon pisang tumbang diterjang angin. Karena  ditanamnya sebagian besar di pinggir tebingan tanah terasering. Pohon pisang yang ada masih difokuskan untuk pembibitan di lahan yang baru. Masih butuh ribuan bibit pisang.

Rencana penataan kembali kebun, di setiap kotak tanah terasering, di tengahnya pohon Alpukat atau Petai. Di apit dengan pohon Pisang. Di antar pohon Pisang ditanam Talas Kimpul. Di sisi tepian tebing, ditanam Nanas. Di bawah alpukat akan ditanam cabai rawit hijau. Kelak bila Alpukat dan Petai sudah tinggi akan dijalari pohon lada.

Pemupukan dari batang pohon pisang, sekam padi, sabuk kelapa, dedaunan dan gulma yang hidup di kebun. Pupuk organik untuk memberikan kehidupan pada hewan tanah agar mereka nyaman dan kerasan hidup di kebun.

Alam selalu memberikan tanda-tanda. Saat banyak pohon pisang yang roboh diterjang angin, bisa jadi ada makhluk lain yang membutuhkan makanan dari kedebong pisang.  Permintaan pisang sedang menurun. Pohon Alpukat di sekitarnya membutuhkan sinar Matahari yang lebih banyak. Penataan kebun yang belum benar.

Mengganti pohon Pisang yang berada di tepian tebing terasering dengan Nanas. Tujuannya, agar terasering dibawahnya mendapatkan sinar Matahari yang cukup karena pohon Nanas tidak tinggi. Akar Nanas yang serabut dengan penyebaran maksimal 50 cm cukup membantu agar tanah tidak berguguran.

Pohon Nanas sangat mudah pemeliharaan seperti Pisang dan Talas Kimpul. Walapun panennya setahun sekali. Namun tunas-tunas barunya akan menyebar seperti pohon pisang.  Ini yang kelak akan meningkatkan produktivitas hasil.

Pohon Nanas sangat banyak variasinya. Kelak di kebun akan banyak variasi Alpukat, Pisang dan Nanas. Setiap variasi dari tanaman yang sejenis akan memiliki pasarnya sendiri. Kebun harus ditata, seperti dalam Al-Qur'an dimana letak pohon kurma dipinggiran sedang pohon Anggur berada di dalamnya.

Menggapai "Lailatur Qadr" di Hutan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Ramadhan mencoba menaiki perbukitan di kawasan gunung H...

Menggapai "Lailatur Qadr" di Hutan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Ramadhan mencoba menaiki perbukitan di kawasan gunung Halimun. Terpaan angin pegunungan seolah-olah mendinginkan panasnya cahaya matahari. Angin yang menerpa pepohonan seperti musik okestra. Suara burung seperti penyanyi yang diiringi musik okestra.

Lebah dan kupu-kupu hinggap dari satu bunga ke bunga yang lainnya. Lebah kecil masuk ke dalam rongga pintu bunga yang dihinggapinya. Semut beriringan di atas tanah dan dahan tumbuhan. Kehidupan di hutan sangat tentram, berbeda namun bekerjasama. Tidak seperti manusia yang selalu ribut dan berselisih karena kepentingan.

Menyusuri jalan setapak sambil membawa tongkat di hutan. Naik dan turun jalan yang licin karena setiap hari hujan. Hujan semalaman menciptakan aliran air yang jernih dan sejuk melewati selokan untuk mengairi persawahan yang ada di lembah.

Di perkotaan, berlomba bekerja di gedung pencakar langit. Namun di sekitar hutan gunung Halimun, penduduknya hilir mudik, keluar masuk hutan, mengolah yang ada di hutan. Naik turun gunung. Siangnya mereka pulang membawa hasil dari hutan. Sumber air minum pun berasal dari hutan.

Berikhitiar meraih "lailatur qadr" di hutan. Lisan tak dibasahi dengan Al-Qur'an dan dzikir. Namun mata, telinga dan panca indra menyaksikan keagungan Allah yang membuat hati terguncang hebat. Menyaksikan firman Allah yang ada di hutan dan suasana hutan.

Setengah hari berkeliling di hutan, mencoba rebahan di bawah pohon. Mata menatap ke langit dan pepohonan di atasnya. Menyaksikan awan berarak dan angin menghempaskan dedaunan dan ranting. Dari tanah yang menjadi tempat rebahan, seluruh kehidupan dimulai.

Karena sangat takjubnya pada tanah, diambil segenggam tanah lalu menciumnya. Merasakan aroma, kelembaban, kelembutan dan tekstur tanah. Allah Maha Mengetahui dan Berilmu, mengapa makhluk dari cahaya dan api harus bersujud pada makhluk yang berasal dari tanah? Tanah memang luar biasa.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)