basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Mendeteksi Kebutuhan Sejati Atau Hawa Nafsu Oleh: Nasrulloh Baksolahar Puasa belajar membedakan antara nafsu dan kebutuhan sejat...

Mendeteksi Kebutuhan Sejati Atau Hawa Nafsu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Puasa belajar membedakan antara nafsu dan kebutuhan sejati. Makan dan minum sebagai kebutuhan atau sudah terjerumus pada nafsu? Mengenggam harta sebagai kebutuhan sejati atau nafsu? Belanja barang, sebagai nafsu atau kebutuhan sejati?

Belanja ke pasar dan warung, bisa jadi hanya untuk membeli dan mengokohkan nafsu-nafsu kita, bukan untuk menopang ketaatan pada Allah. Wajar saja bila hawa nafsu dan syetan semakin kokoh duduk di singgasana hati kita. Jiwa semakin lemah untuk taat kepada Allah, tetapi semakin kokoh menjadi budak nafsu dan syetan.

Tidur untuk menikmati nafsu. Melalui waktu hanya untuk bercengkrama dengan nafsu. Melihat dan mendengar untuk menikmati keindahan nafsu. Kencing dan buang air besar pun karena efek pemuasan  nafsu syahwat makan dan minum. Makan melebihi 2 kali sehari bagian pemuasan nafsu. Bukankah puasa mengajarkan makan saat sahur dan berbuka?

Bila rutinitas keseharian melampui apa yang seharusnya dilakukan di Ramadhan, berarti kehidupan kita bergulat untuk menikmati nafsu. Sangat kuatnya interaksi ini, sehingga sensitivitas untuk membedakan kebutuhan sejati dan nafsu sudah tak ada lagi. Menurutkan hawa nafsu sudah menjadi kebutuhan sejati.

Hidup yang tidak sejalan dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw berarti hidup yang dipenuhi hawa nafsu. Hidup yang tidak ada parameternya dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw berarti hidup dalam lautan hawa nafsu. Mengelola hidup, harta dan kekuasaan tanpa bimbingan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw berarti perjalanan yang bergelimpangan dengan hawa nafsu.

Sangat mudah untuk menilai diri. Apakah sosok budak hawa nafsu? Apakah hamba Allah? Cukup membuka lembaran Firman-Nya dan Sunnah Rasulullah saw. Bergelutlah dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw untuk melihat potret, kedok dan kepalsuan diri.

Perjalanan waktu yang panjang membuat manusia lalai. Cerminnya penuh debu yang pekat. Tak bisa membedakan antara mengikuti syahwat dan syetan dengan kebutuhan sejati. Allah menghadirkan Ramadhan agar cermin untuk bermuhasabah diri menjadi jernih untuk melihat potret diri.

Menikmati Huru Hara Akhir Zaman Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Apa yang akan dilakukan bila esok adalah Hari Kiamat? Jawabannya, me...

Menikmati Huru Hara Akhir Zaman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Apa yang akan dilakukan bila esok adalah Hari Kiamat? Jawabannya, menanam pohon. Cita-cita tertinggi orang kafir adalah ingin menjadi tanah. Yang akan dilakukan orang bila kembali ke dunia adalah bersedekah. Semuanya didapatkan dalam pertanian dan perkebunan.

Saat huru hara akhir zaman terus memuncak. Apa yang dilakukan? Kelola tanah dan ternak, serta patahkan mata pedang. Saat fitnah terus mengepung, apa yang dilakukan? Bersama jamaah walaupun dengan menggigit akar pohon. Semuanya tentang pertanian dan perkebunan.

Yang paling berharga di dunia ini adalah tanah. Pertempuran antar bangsa-bangsa di dunia adalah soal tanah. Munculnya penjajahan karena soal tanah. Kemakmuran dan kemunduran sebuah bangsa adalah soal manajemen tanah. Tanah adalah sumber daya inti, terbesar dan yang bisa terus diperbaharui.

Persoalan global terbesar dunia adalah soal pangan dan air. Semuanya bersumber dari tanah. Tanpa teknologi canggih, manusia masih bisa hidup. Tanpa pangan dan air, manusia akan mati. Namun, mengapa tidak berbondong-bondong mengelola tanah? Indonesia tengah menghadapi krisis regenerasi pertanian. Berarti, peluangnya besar di pertanian dan perkebunan.

Gambaran surga dipadati tentang kebun, air, tanaman dan buah-buahan. Gambaran kemakmuran dikerumuni dengan kebun, air, dan buah-buahan. Mengapa menjadi surga? Karena tanah bisa menumbuhkan ragam pohon dan terus diperbaharui alami tanpa campur tangan manusia penuh.

Zakat tertinggi pada hasil pertanian dan perkebunan. Artinya, margin keuntungan terbesar, sumber kekayaan terbesar ada di sektor ini.  Namun mengapa ditinggalkan banyak orang? Mengapa dianggap bidang yang hina tak terhormat?

Mengelola pertanian dan perkebunan sangatlah mudah, karena hanya mengelola air hujan saja. Memahami karakter tanaman dengan iklim dan tanahnya. Setelah itu duduk manis dengan hasil yang tak terhingga. Bukankah kalimat tauhid dan amal soleh pun digambarkan dalam Al-Qur'an seperti sebuah pohon?

Berpuasa, Momentum Menjadi Hamba-Nya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mengakhiratkan dunia itulah salah satu makna berpuasa. Makan da...

Berpuasa, Momentum Menjadi Hamba-Nya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Mengakhiratkan dunia itulah salah satu makna berpuasa. Makan dan minum, tidak lagi  mengikuti ego, keinginan dan kebutuhan diri. Bangun tidurnya, tidak lagi mengikuti selera ngantuk. Mengisi waktunya tidak lagi mengikuti syahwat diri. Tak lagi mengikuti diri, tetapi mengikuti kehendak Allah.

"Melenyapkan" dirinya sendiri dengan ridha terhadap tuntutan Allah dalam mengelola rutinitas harian. Itulah makna besar berpuasa. Dirinya bukan miliknya, tetapi milik Allah. Kapan makan dan minum. Kapan tidur dan bangun. Bukan lagi mengikuti seleranya, tetapi mengikuti kehendak-Nya.

Jiwa yang fitri. Kembali kepada fitrah kemanusiaan. Caranya, hanya dengan mengelola kehidupan menurut bimbingan Allah dengan contoh dari Rasulullah saw. Selain itu, berarti mengikuti hawa nafsu, walapun dengan dalih berdasarkan ilmu pengetahuan modern. Sebab, final dari ilmu pengetahuan hingga akhir zaman adalah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.

Hanya Muslimin yang dianugerahi Allah jalan yang lurus. Ilmu yang final. Kebenaran yang final. Keadilan yang final. Sedangkan umat yang lain masih terus melakukan pencarian hidup. Bingung tentang ragam definisi kebenaran. Akhirnya, mereka tersesat hingga berakhir pada pembuatan kerusakan dan kezaliman.

Fokus Muslimin seharusnya hanya implementasi dan eksekusi yang sempurna, bukan lagi pencarian dan pengembaraan konsep, tujuan dan sistem. Fokus Muslimin seharusnya hanya tinggal eksekusi Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, bukan lagi pada, apakah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw itu benar? Sesuai zaman? Bisa menyelesaikan masalah terkini?

Menceburkan diri pada "celupan" Allah. Menenggelamkan diri pada samudera bimbingan Allah hingga pada taraf bahwa diri ini tak layak untuk mengatur dirinya sendiri, hanya Allah yang berhak mengatur kehidupan dan rutinitas kesehariannya.

Berpuasalah, hingga haus dan laparnya karena mentaati-Nya. Kenyangnya karena mengikuti kehendak-Nya. Waktu makan dan minumnya karena kepasrahan pada ketentuan Allah. Berpuasa sebuah momentum besar untuk kembali menjadi hamba-Nya.

Ditolong Allah Karena Manajemen Harta Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Kisah 3 pemuda yang terjebak di goa. Sebuah kisah yang menjela...

Ditolong Allah Karena Manajemen Harta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Kisah 3 pemuda yang terjebak di goa. Sebuah kisah yang menjelaskan 3 karakter yang akan mendapatkan pertolongan Allah. Seluruh tenaga para pemuda dikerahkan secara maksimal dan bersamaan, tetapi batu yang menutup pintu gua tak bisa bergeser sedikitpun. Apa yang bisa menolongnya? Ternyata amal kebaikan di masa lalunya. Pertolongan Allah datang di waktu yang tepat, peristiwa yang tepat, dan saat seluruh sumber daya manusia tak berguna lagi. Amal shaleh adalah simpanan berharga.


Apa yang paling dominan dalam menggapai pertolongan Allah? Ternyata tentang pengelolaan harta. Pemuda pertama, mengalokasikan hartanya untuk ibunya. Kedua, sang pemuda hampir terjebak pengelolaan harta yang menjerumuskan pada hawa nafsunya. Ketiga, pengelolaan harta seorang pengusaha.

Pahami prioritas pengeluaran harta, kepada ibu atau istri? Kedua wanita ini merupakan tanggungjawab seorang laki-laki. Namun mana yang lebih utama? Para ulama telah membagi urutan keutamaan sebuah amal. Dari yang rukun, fardhu kifayah, fardhu ain, sunah muakadah dan sunah. Pahami urutan ini untuk pengelolaan harta. Harta menjadi tak berguna karena tak paham konsep dasar ini.


Waspadalah dalam mengelola harta, secara kasat mata bisa jadi amal akhirat, padahal pada hakikatnya hanya untuk meraih nafsu ego diri. Seperti pemuda yang membantu seorang wanita kerabatnya, karena ingin berzinah dengannya. Dengan harta, bisa "menundukkan" apa saja dan siapa saja demi ego pribadi. Harta telah menyimpang dari tujuannya. Harta diciptakan untuk menegakkan kehidupan bukan menuruti ego pribadi.

Salah satu bentuk ego dalam pengelolaan harta adalah mengeluarkan harta sesuai keinginannya saja. Seperti, boros, berlebihan, mubazir, dan bermewahan. Pengelolaan harta harus ada 3 pos yaitu konsumsi, investasi dan sedekah. Bila salah satu pos tersebut tidak ada, berati pengelolaan hartanya masih mengikuti egonya.

Dari semua pengelolaan harta tersebut, ternyata pengelolaan harta yang benar dalam berbisnis justru mendapatkan apresiasi terbesar dalam meraih pertolongan Allah. Bila benar dalam mengelola harta pribadi, maka akan benar pula dalam mengelola bisnis. Seperti itu tahapan kisah ke tiga pemuda tersebut.

Amanah dalam menjaga harta orang lain. Amanah dalam mengelola bisnis. Menyerahkan harta yang menjadi hak orang lain. Itulah intisari kisah pemuda yang ketiga. Mana yang lebih utama? Berharta dengan  mengambil hak orang lain atau mendapatkan pertolongan Allah? Umar bin Khatab menjadikan kemampuan pengelolaan harta menjadi kriteria diangkatnya seseorang sebagai teman dan pejabat negara.

Tulisan, Penyambung Generasi Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Menulislah, sebab yang pertama kali diciptakan adalah pena. Bukankah pe...

Tulisan, Penyambung Generasi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Menulislah, sebab yang pertama kali diciptakan adalah pena. Bukankah perintah pertama yang difirmankan Allah adalah menulis seluruh takdir hukum kehidupan makhluk-Nya? Al-Qur'an ini terjaga. Sunnah Rasulullah saw terjaga karena Rasulullah saw menunjuk beberapa sekertaris pribadinya untuk menulis.

Keotentikan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw terjaga salah satu sebabnya karena sebuah goresan saja. Padahal goresan itu  lemah. Warisan para Sahabat dan Ulama pun terjaga karena sebuah goresan pena. Tulisan menyambung lintas generasi dan zaman.

Al-Qur'an menyebar luas karena sebuah tulisan di mushaf. Utsman bin Affan mengirimkan beberapa mushaf ke beberapa kota. Karena sebuah goresan di mushaf, kaum muslimin bersatu kembali yang sebelumnya sempat terpecah tentang bacaan Al-Qur'an.

Dengan sebab tulisan, sebuah pemikiran mudah disandarkan pada pemikiran lainnya. Referensi dan literaturnya mudah dilacak. Bukankah kekuatan pemikiran dan ilmu salah satunya karena jelas sandarannya?

Deep thinking lebih mudah dengan menulis daripada berbicara. Banyak yang tergelincir karena lidah. Namun jarang yang tergelincir karena tulisan. Tulisan masih bisa diperbaiki dan dikoreksi. Tulisan masih bisa didiamkan sementara waktu, sambil menunggu pemikiran yang lebih luas, mudah dan mendalam.

Tulisan lebih kuat daripada berbicara. Bukti sejarah pun mendahulukan tulisan daripada cerita dari mulut ke mulut. Naskah-naskah Nusantara yang tersebar di museum di Eropa karena ulama kita gemar menulis bukan saja berbicara. Sejarah Islam terjaga di Nusantara karena tulisan, walapun para penjajah negri ingin menghapusnya.

Menulislah, semoga tulisan menjadi saksi jejak-jejak di kehidupan ini. Generasi sesudahnya menjadi paham akan jati diri para leluhurnya. Penularan pemikiran, semangat dan kiprah terus tersambung walaupun jasad sudah di liang lahat. Sambunglah kehidupan ini dengan menulis.

Derajat Tertinggi, Bersama Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Ingin selalu bersama Allah? Bersabarlah. Sebab, Allah bersama denga...

Derajat Tertinggi, Bersama Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Ingin selalu bersama Allah? Bersabarlah. Sebab, Allah bersama dengan orang yang sabar. Adakah penghargaan yang melebihi dari kebersamaan dengan Allah? Andai perbendaharaan langit dan bumi menjadi milik kita, namun semuanya tak berharga. Sebab, kebersamaan dengan Allah-lah yang paling mulia.

Rasulullah saw ditawarkan kekayaan seluas bumi dan langit. Namun lebih memilih sehari lapar dan sehari kenyang. Sebab, dalam lapar ada kesabaran. Dalam kenyang ada kesyukuran. Dengan sabar dan syukur, menjadi sarana kebersamaan dengan Allah.
[6/3 06:38] Nasrulloh BL: Bersama Allah tidak saja dalam ibadah-ibadah simbolik, Allah memberikan peluang setiap saat untuk bersama-Nya. Dalam tidur, berbaring, duduk dan berdiri. Dalam melihat dan mendengar. Dalam diam dan berbicara. Dalam sepi dan keramaian. Dalam panggung kekuasaan dan bisnis. Bahkan di dalam kejaran musuh dan pertempuran.

Setiap saat bertanyalah, apa yang Allah kehendaki? Apa bimbingan dan tuntunan Allah dari apa yang sedang dikerjakan? Jangan pernah mengikuti ego dan persepsi sendiri. Ikutilah ilmu-Nya Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an, Sunnah, jejak ulama dan alam semesta.

Membuka lembaran Al-Qur'an, agar diri paham apa yang Allah kehendaki. Membuka Sunnah Rasulullah saw, agar diri paham apa yang Allah kehendaki melalui tauladan utusan-Nya. Memperhatikan alam semesta, agar paham hukum-hukum Allah yang ada di kehidupan ini.

Bila berusaha mengaplikasikannya, berarti kita tengah berjuang untuk selalu bersama-Nya dalam setiap tarikan nafas kehidupan. Hingga kelak, Allah membersamai kita. Hingga kelak, kita tenggelam bersama rahmat-Nya.

Andai pun belum bisa, semoga Allah mencatat kita sebagai hamba-Nya yang telah berjibaku untuk selalu bersama-Nya. Terus mengetuk pintu rahmat-Nya. Seperti bayi yang terus merengek pada ibunya.

Orientasi Membaca Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Untuk apa membaca? Agar menjadi ahli ilmu dan ahli dzikir? Dihormati dan dihargai ...

Orientasi Membaca

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Untuk apa membaca? Agar menjadi ahli ilmu dan ahli dzikir? Dihormati dan dihargai dengan keluasan ilmu dan wawasannya? Membacalah, karena itu wahyu dari Allah. Membacalah, agar merasakan tanda-tanda keagungan dan kemuliaan Allah. Agar hati dan akal diselimuti ilmu-Nya.

Malulah kepada Allah. Allah senantiasa melihat hamba-Nya. Namun sang hamba berpangku tangan dalam kelalaian dan kemalasan. Membacalah, agar Allah melihat hamba-Nya sedang serius memperhatikan dan menyelami tanda-tanda kebesaran dan kemuliaan-Nya.

Seorang ulama ditanya oleh muridnya. Mengapa bergelut dengan buku-buku? Dijawab, "Malu bila dilihat Allah, tetapi sedang menganggur." Membaca bukan berorientasi pada keilmuan tetapi karena karakter ihsannya kepada Allah. Bukankah ilmu itu berasal dari Allah?

Membaca buku, tetapi pada hakikatnya sedang mengarungi samudra Maha Berilmu-Nya Allah. Membaca buku, tetapi pada hakikatnya tengah mengagungkan tanda-tanda kebesaran Allah. Membaca buku, tetapi pada hakikatnya tengah menyaksikan rahmat-Nya  di alam semesta. Hati menjadi takjub dan tertunduk. Raga menjadi ingin ruku dan bersujud di kehadiratan-Nya.

Membaca bukan untuk kehebatan diri, tetapi untuk ketundukan diri. Bukankah Allah yang mengajarkan yang tidak diketahui manusia? Bukankah Allah yang memberikan mata dan telinga? Bukankah Allah yang memberikan hati dan akal? Bukankah Allah yang menganugerahkan akal sehingga bisa memahami? Membacalah sebagai ungkapan syukur kepada Allah.

Membacalah, agar hati tidak dilalaikan dengan hawa nafsu. Membacalah, agar bisikan syetan diacuhkan. Bila hati terfokus pada sesuatu, maka bisikan hawa nafsu dan syetan akan dihiraukannya.

Membacalah sebagai ungkapan penghambaan diri. Diri yang bodoh agar dilimpahkan kepahaman oleh Allah. Diri yang tak berilmu kecuali bila diberi ilmu oleh Allah. Diri yang tak tahu apa-apa kecuali yang diajarkan Allah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)