basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menanam Talas Kimpul Di Rerimbunan Pohon Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Setelah menanam 4.000 pisang, selanjutnya 4.000 talas kimpu...

Menanam Talas Kimpul Di Rerimbunan Pohon

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Setelah menanam 4.000 pisang, selanjutnya 4.000 talas kimpul. Mengapa? Pesan leluhur di kampung saya mengatakan bila tidak ada padi, maka talas kimpul bisa menjadi penggantinya. Saat itu talas kimpul baru sebagai makanan alternatif bagi pengidap diabetes.

Karakter talas kimpul dan pisang sangat berdekatan. Kepastian panennya. Mudah ditanam dan tidak banyak hama. Batangnya mudah diurai menjadi pupuk. Bisa dikombinasikan dengan pisang karena pohonnya tidak tinggi dan tidak membutuhkan sinar matahari.

Talas kimpul tidak memiskinkan nutrisi tanah. Umbinya yang berada di bawah tanah bisa mendorong pembalikan tanah saat memanen agar tetap gembur dan subur. Talas kimpul pun tidak membutuhkan tanah yang subur.

Daun dan batangnya bisa digunakan untuk pakan ikan. Umbinya bisa diolah menjadi tepung, keripik, dan pakan ternak. Kelak dari kimpul muncul turunan bisnis baru yaitu industri pengolahan, perikanan dan peternakan di area yang sama. Multiplier efek akan meningkatkan hasil.

Di kerimbunan pohon pisang dan Alpukat, talas kimpul masih bisa hidup dengan hasil yang optimal.  Sebab, tak butuh sinar matahari yang optimal. Memadukan tanaman yang tinggi dan rendah dalam satu lahan mengoptimalkan kapasitas tanaman yang ditanam. Memahami karakter tanaman dan keterkaitannya membuat lahan optimal penggunaannya.

Talas kimpul bisa jadi alternatif bagi kebutuhan karbohidrat yang selama ini hanya bertumpu pada padi saja. Salah satu strategi ketahanan pangan bukan sekedar swasembada beras tetapi juga menciptakan keragaman baru sumber karbohidrat.

Di sebuah negara di samudera pasifik, ada yang berhasil mengkonversikan beras ke talas. Awalnya, makanan pokoknya adalah talas. Setelah mengenal beras, mereka beralih ke beras. Namun padi tak bisa ditanam di tanah mereka. Untuk menghindari ketergantungan pada import beras, akhirnya mereka kembali menanam talas. Menanam talas sebuah ikhtiar langkah ketahanan pangan negri ini.

Pergulatan Politik Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah berikan kekuasaan kepada yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut k...

Pergulatan Politik Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Allah berikan kekuasaan kepada yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan kepada yang Engkau kehendaki. Setiap periode kekuasaan penguasa menggigit dan diktator pun ada waktunya yang telah ditentukan oleh Allah. Saat para ulama Tabiin mengadukan kekejaman gubernur Hajaj Ats Tsaqafi kepada Anas bin Malik, dijawab bahwa semuanya ada waktunya.

Nabi Nuh bersabar dengan perjuangan. Tak perlu bertanya, kapan dimenangkan Allah? Sebab semuanya sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sebelum alam semesta diciptakan. Rasulullah saw harus menghadapi periode Mekah terlebih dahulu. Maka, bersabarlah dalam perjuangan karena yang merancang kemenangan adalah Allah. Bila masih ada hari esok berarti masih ada harapan.

Bersabarlah atas ketetapan Allah. Bersabarlah bahwa janji Allah itu benar. Seperti para panglima perang Muslimin di Perang Salib. Walapun para sultan saling berperang sendiri dalam pertikaian internal. Para ulama dan panglima level gubernur terus bahu membahu. Banyak ulama dan panglima yang berguguran pula akibat diserang oleh Muslimin sendiri yang bekerjasama dengan tentara salib. Namun mereka terus berjuang hingga Allah mentakdirkan pemimpin perlawanan sekelas Nurudin Zanky dan Shalahuddin Ayubi.

Nabi Musa dikejar-kejar Firaun tanpa kekuatan yang sebanding.  Namun Nabi Musa tak pernah mengendorkan perlawanannya. Para ahli sihir dipotong kaki dan tangannya secara bersilang karena beriman kepada Allah. Puncaknya, Nabi Musa terhimpit di Laut Merah.  Namun perlawanan terus dilakukan. Sebab, Allah yang berkuasa memberikan dan mencabut kekuasaan. Sikap kita hanya bagaimana bersikap yang benar terhadap ragam para penguasa.

Sikap yang konsisten terhadap ragam penguasa adalah dengan amar makruf nahi munkar dan terus berdakwah. Ini yang dinilai oleh Allah. Apakah terus dilakukan? Baik terhadap penguasa yang zalim maupun yang adil? Bukan hanya bergulat bagaimana memenangi kekuasaan atau tidak?  Kekonsistenan amar makruf nahi munkar dan berdakwahlah yang menjadi ukuran kemenangannya.

Akhir yang baik hanya bagi yang beriman dan bertakwa. Jadi kekalahan dan kemenangan sama saja. Allah pasti akan mendesain akhir yang baik bagi yang beriman dan bertakwa. Terus berbuat baik dan beriman, maka apapun keburukan akan dipatahkan dan dihalau oleh Allah.

Rencana jahat itu akan kembali kepada yang merencanakan. Allah sebaik-baiknya penolong dan pelindung. Allah sebaik-baiknya pembuat makar. Seperti Allah menghancurkan seluruh kekuatan Firaun, saat Firaun merasa kemenangannya sudah dalam genggaman.

Ilmu Penegak Kebenaran? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Yang literatur dan referensi bacaan tentang demokrasi dan pemerintah sangat ...

Ilmu Penegak Kebenaran?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Yang literatur dan referensi bacaan tentang demokrasi dan pemerintah sangat banyak, mengapa justru menjadi bagian indikasi kecurangan Pilpres 2024? Padahal di dua Pilpres sebelumnya, mereka yang menggugat kecurangan Pilpres. Ada juga pakar hukum tata negara yang jadi bagian indikasi kecurangan Pilpres kali ini. Apakah kepakaran telah mati?

Apakah ilmu tidak bisa menjadi pembimbing jalan hidup? Apakah ilmu tidak membuat seseorang menjadi pembela dan penegak kebenaran? Apakah ilmu tidak bisa menjinakan hawa nafsu dan membersihkan hati? Apakah ini yang disebut Imam Al Ghazali sebagai ulama suu?

Di kitab Ihya Ulumudin, lebih banyak membedah sarana pembersihan hati, penyakit hati dan sikap hati terhadap ritual ibadah. Mengapa tidak mengikuti methodelogi para Imam Mazhab Fiqh sebelumnya? Ilmu pun harus memiliki jiwa dan rasa. Ilmu pun harus diarahkan. Sebab, sangat banyak orientasi puncak ilmu adalah dunia.

Ilmu tidak bisa menjadi satu-satunya alat untuk melihat dan menegakkan kebenaran. Sebab, masih ada syahwat dan bisikan syetan. Seperti Nabi Adam, beliau telah diajarkan ilmu oleh Allah yang melampaui para malaikat. Namun jatuh oleh hawa nafsunya yang ingin hidup abadi. Dalam setiap keinginan selalu ada tipuan dan bisikan hawa nafsu dan syetan.

Bukankah banyak yang mengetahui rambu lalu lintas tetapi melabraknya? Bukankah banyak pembuat dan penegak rambu lalu lintas, justru yang melanggarnya? Jadi bukan semata-mata ilmu yang bisa menegakkan kebenaran. Hati yang bersih yang membimbing pada kebenaran.

Kiprah politik untuk mengungkap apa yang ada di hati. Kiprah bisnis untuk mengungkap apa yang ada di hati. Semua kiprah kehidupan untuk mengungkapkan apa yang ada di relung hati. Al-Qur'an menjelaskan bahwa wajah dan suara menjadi sarana membongkar apa yang ada di hati. Hati tak bisa disembunyikan.

Berkiprahlah di semua bidang kehidupan. Bukan untuk meraih sesuatu, tetapi untuk intropeksi berbolakbaliknya hati. Untuk membongkar semua bisikan hawa nafsu dan tipu daya syetan. Apakah diikuti? Apakah lebih memilih kehendak Allah dan Rasul-Nya?

Cara Nabi Daud Mengokohkan Kekuasaan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bagaimana menciptakan ketahanan pangan? Bagaimana  meningkatka...

Cara Nabi Daud Mengokohkan Kekuasaan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana menciptakan ketahanan pangan? Bagaimana  meningkatkan gross nasional produk? Bagaimana menciptakan pemerataan pembangunan? Bagaimana mengokohkan kekuasaan? Bagaimana agar keputusannya bijaksana? Semuanya sangat mudah. Bukalah kisah Nabi Daud.

Allah menundukkan gunung. Gunung bertasbih bersama Nabi Daud. Apa maknanya? Bukankah gunung sumber ketahanan pangan? Hujan dan air berasal dari gunung. Kesuburan tanah bersumber dari gunung. Bukankah gunung menjadi sumber energi panas bumi yang menggerakkan infrakstruktur teknologi?

Hasil panen lebih berlimpah di gunung dibandingkan di dataran rendah. Lereng gunung, membuat tanah menjadi lebih luas dibandingkan tanah datar. Air mengalir bertanda pengelolaan kebun yang terbaik. Gunung melayani manusia selama manusia mentaati Allah.

Allah menantang manusia, siapakah yang bisa menghentikan burung yang sedang terbang? Namun, Allah menundukkan burung kepada Nabi Daud karena  Nabi Daud mentaati-Nya. Apa maknanya? Bukankah burung telah dijadikan tentara dan intelejen di era Nabi Sulaiman? Bukankah burung dijadikan sarana pengiriman surat? Bukankah burung menjadi penguasa angkasa? Menguasai angkasa dengan mentaati-Nya.

Allah mengkisahkan bagaimana Nabi Daud menjadi sosok penguasa yang mampu mengokohkan kekuasaannya. Hingga anaknya menjadi penggantinya pun, semuanya ridha dan mendukungnya. Sebab, keduanya mentaati Allah. Menegakkan tujuan-tujuan syariat-Nya. Menegakkan syariat-Nya, secara otomatis mengokohkan kekuasaannya. Dalam syariat-Nya ada keadilan, kemakmuran, ketentraman dan menunaikan hak seluruh manusia dan alam semesta.

Ada dua kisah kasus penduduk yang diajukan ke pengadilan Nabi Daud dan Sulaiman. Mengapa keputusan benar dan adil? Allah melimpahkan hikmah kepada Nabi Daud dan Sulaiman karena sebab ketaatan kepada Allah. Memahami hakikat sebuah peristiwa. Bisa membaca tipu muslihat dan rekayasa.  Taat kepada Allah menyebabkan semua sarana ditundukkan oleh Allah.

Taat kepada Allah bukan sekedar membuat seseorang menjadi pribadi shaleh, tetapi mengokohkan kekuasaan, keputusan benar dan adil, serta ditundukkannya alam semesta. Hanya jalan ini yang paling mudah untuk dilalui bagi manusia untuk mencapai cita-cita peradaban dunia.

Pencurian Hasil Panen Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Teruslah menanam walapun panennya mulai ada yang mencuri. Jadikan sarana untuk...

Pencurian Hasil Panen

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Teruslah menanam walapun panennya mulai ada yang mencuri. Jadikan sarana untuk bersedekah kepada pencuri. Seperti sebuah hadist, semoga dengan bersedekah kepada pencuri, membuatnya sadar. Sebab, sedekah itu tidak pernah salah sasaran.

Menanamlah lebih banyak dan lebih luas sehingga panen yang dicuri menjadi sangat kecil dari total yang dipanen. Bukankah, pencurian itu atas kehendak Allah? Jadi segeralah berintrospeksi bagaimana meminimalisir potensi pencurian berikutnya. Bila pencurian tetap terjadi, itulah resiko bertani. Namun pencurian tidak akan pernah menjadi sumber utama kegagalan. Kesalahan internal yang menyebabkan kegagalan dan kebangkrutan.

Rasulullah saw bersabda hasil panen yang dicuri merupakan sedekah. Artinya, bisa jadi yang mencuri memang tidak memiliki sesuatu untuk keluarganya, ada kepentingan yang mendesak yang tidak ada solusinya, dan ada proses internal kritis yang salah yang harus diperbaiki. Bila diperbaiki, akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar lagi.

Pencurian bertanda masih banyaknya kezaliman. Belum tegaknya keadilan. Di masa seperti apa pencurian dan perampokan merajalela? Di zaman seperti apa koruptor justru menjadi pemenang, pejabat dan penguasa yang dipuja? Pencurian sebuah realitas kondisi masyarakat di semua strata sosial. Yang termiskin hingga terkaya berpeluang mencuri.

Kekayaan bukan milik kita. Alam semesta bukan milik kita. Mengapa harus resah dengan pencurian yang bukan milik kita? Pencegahan terhadap pencurian dengan beragam sarana dan strategi  hanya agar orang lain tidak mencuri karena kita memberikan peluang. Pencegahan pencurian bagian dari proses nahi munkar. Bukan karena takut kehilangan harta karena dicuri.

Allah menciptakan neraka agar manusia sadar untuk tidak melakukan keburukan dan kezaliman. Allah menurunkan hukum pidana dan perdata agar manusia tidak melakukan keburukan dan kezaliman. Jadi strategi dan infrastruktur pencegahan pencurian bagian dari membangun masyarakat.

Bila zakat dan infaq belum ditunaikan, pencurian sebuah proses pengambilan hak orang lain pada kita. Bila zakat dan infaq sudah ditunaikan, bertanda bahwa infaqnya belum optimal. Bila semuanya sudah ditunaikan, Allah sedang menguji siapakah sangat dicintai? Harta atau Allah?

  Menggelorakan  Perubahan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Semangat perubahan terus terpatri. Semangat perubahan terus hidup. Seper...


 

Menggelorakan  Perubahan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Semangat perubahan terus terpatri. Semangat perubahan terus hidup. Seperti para pendukung para Nabi dan Rasul. Seperti, para Hawariyun di sisi Nabi Isa dan para Sahabat di sisi Rasulullah saw. Walaupun dihalangi dan dimusuhi oleh para raja, kaisar, pembesar istana dan kaumnya, gerakan perubahan terus hidup dan muncul menunggu momentumnya.

Hukum perguliran terus hidup. Kekuasaan dan kekuatan yang paling besar dan kuat pun, tidak ada yang bisa menghentikannya. Tidak ada yang bisa memberangusnya. Tidak ada yang bisa mengentikan perubahan malam dan siang. Tidak ada yang bisa menghentikan perputaran matahari dan bulan. Tak ada yang bisa menghentikan perputaran masa dan waktu.

Namrudz dan Firaun tak bisa menghentikannya. Para pembesar kaum tidak bisa menghambatnya. Semakin dihambat, kekuatannya semakin besar dan terakumulasi. Keikhlasan menuju perubahan sangat berbeda dengan pengorbanan mempertahankan kezaliman. Dalam kezaliman ada ambisi keserakahan, penguasaan, perebutan dan kompensasi yang besar.

Apa suasana Musyrikin Mekah dengan Muslimin di perang Badar? Muslimin merasakan ketentraman walaupun di tengah keterbatasan dan kekurangan. Orientasinya jelas, hidup mulia atau mati syahid. Musyrikin dipenuhi dendam dan nafsu menghancurkan. Seperti penjajah Israel yang menghancurkan Gaza. Namun, mereka mengalami tekanan mental yang berat karena targetnya tidak pernah tercapai.

Kezaliman menggunakan kekuatan besar kekuasaan, kekayaan dan anteknya untuk menekan, menakuti dan menghasut. Itulah yang diagungkan dan dilakukan para pembesar pendurhaka kepada para Nabi dan Rasul. Para nabi dan rasul menggunakan kekuatan seruan penyadaran. Menyeru hati dan akal. Membuka cakrawala kebenaran, lalu bebas memilih. Apakah mau menjadi pembela kebenaran?

Arus perubahan menggerakkan penyadaran bukan tekanan, janji dan iming-iming kompensasi. Para nabi dan rasul dilarang memaksa, yang diperintahkan hanya menyampaikan risalah dakwah saja. Menyampaikan peran dan tanggungjawab kehidupan pada diri setiap manusia. Hanya itu tugas utamanya.

Mana yang akan dipilih perubahan atau kezaliman? Semuanya diserahkan kepada manusia itu sendiri. Sebab, setiap pilihan memiliki konsekuensi dan akibat yang akan dirasakannya sendiri. Yang penting gelora perubahan terus dikumandangkan agar tanggungjawab terhadap umat tertunaikan.

Bekal Pendaki Gunung Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Semakin berumur semakin mendekati kematian. Apa yang dibutuhkan saat kematian t...

Bekal Pendaki Gunung

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Semakin berumur semakin mendekati kematian. Apa yang dibutuhkan saat kematian tiba? Itulah yang harus disiapkan. Membuang yang imitasi dan palsu. Membuang sampah. Membuang yang memperberat pertanggungjawaban di akhirat. Mengumpulkan fasilitas kemudahan di akhirat.

Yang dikumpulkan. Yang telah diraih, ternyata hampa. Yang didapatkan hanya pujian, decak kagum, saling berbangga dan hebat. Setelah itu kembali ke rumah. Ada yang berjuang dengan kesendiriannya. Ada yang berjuang dengan sakitnya. Ada yang menikmati kumpul riung di masjid, mushalah atau pos ronda.

Hidup itu teramat singkat untuk dinikmati dan diburu. Hidup itu hanya untuk menyempurnakan kebaikan dan senantiasa beriman kepada Allah. Setelah itu, jangan lagi dipikirkan apa pun yang terjadi, karena Allah sudah menjaminnya.

Bertakwa dan bersabarlah. Bersabar dan shalatlah. Teruslah bersabar. Maka, semua kejahatan, kezaliman dan tipu daya akan sia-sia. Seperti kisah gagalnya tipu daya dan kejahatan para  pendurhaka kepada para Nabi dan Rasul.

Allah yang menggenggam semua keputusan. Allah yang memiliki wewenang dalam kehidupan. Semua ubun-ubun manusia dalam genggamannya. Semu urusan kembali kepada Allah. Maka, cukupkah dengan menjalankan peran sebagai hamba dan khalifah Allah.

Berjalanlah seperti para pendaki gunung. Bawalah yang hanya dibutuhkan saat dalam perjalanan dan menetap sementara di puncak untuk menikmati keindahannya. Itulah konsep sederhana mengumpulkan apa yang dibutuhkan dalam kehidupan ini.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (177) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)