basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Indikator Peta Kezaliman Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bagaimana cara mendapatkan uang,  maka sepert...


Indikator Peta Kezaliman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Bagaimana cara mendapatkan uang,  maka seperti itu pula cara menghabiskannya. Uang yang haram melahirkan gaya hidup mewah, menghamburkan, menyia-nyiakan, mubazir, dan memamerkan. Allah akan menampakkannya. Mereka tak bisa menyembunyikannya.

Hati yang dengki akan ditampakkan dari raut wajah dam cara bicaranya. Hati yang kotor akan diperlihatkan dari prilaku dan akhlaknya. Semuanya akan ditampakkan dengan sangat jelas. Harta yang haram akan ditampakkan dari cara menggunakannya.

Memamerkan kekayaan tak bisa dicegah dan dilarang. Sebab, itulah hukuman bagi kekayaan yang diperoleh dari yang haram. Perhatikan Qarun yang memamerkan kemewahannya. Perhatikan para pembesar yang menentang para Nabi dan Rasul yang memamerkan kekayaannya.

Perhatikan bagaimana prilaku raja dan pejabat yang zalim? Perhatikan prilaku raja dan pejabat yang adil? Yang zalim selalu memamerkan kekayaannya. Hidup dalam kemewahannya. Yang adil, hidup dalam kesederhanaan bahkan hingga kekurangan. Begitu mudah memotret karakter kepemimpinan,  caranya apakah menonjolkan kemewahan kekayaannya?

Kezaliman penguasa terlihat jelas dari jurang kesenjangan kekayaan pejabat negara dengan potret kemiskinan rakyatnya. Semakin jauh kesenjangannya, berarti semakin zalim penguasanya.

Dimana perputaran uang terbanyak? Bila perputaran uang tertumpu di kalangan terbatas di kalangan para pejabat dan penguasa. Bila uang semakin banyak ditimbun  bertanda sebuah kezaliman merajalela.

Peta ketidakadilan. Peta kezaliman. Peta keharaman kekayaan sangat jelas. Kekayaan memiliki karakter. Karakternya mempengaruhi karakter pemiliknya. Bagaimana kekayaan itu diperoleh, akan mempengaruhi karakter pemiliknya.

Jiwa Penguasa dan Pejabat Publik Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bila masih memandang bahwa kaya dan m...

Jiwa Penguasa dan Pejabat Publik

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Bila masih memandang bahwa kaya dan miskin itu berbeda. Bila masih melihat batu kerikil dan emas itu berbeda. Bila masih melihat kemuliaan itu pada kedudukan. Berarti belum layak menjadi penguasa dan pejabat publik.

Bila kekayaan semakin bertambah. Bila gaya hidup berubah semakin tinggi sejak menjadi penguasa dan pejabat publik. Bertanda belum siap menjadi penguasa dan pejabat publik. Bukankah Khalifatur Rasyidin, Umar bin Abdul Aziz dan Shalahuddin Al Ayubi justru bertambah miskin sejak menjadi penguasa dan pejabat publik?

Bila masih berhasrat pada dunia. Bila masih terpukau dengan perhiasan dunia. Bila masih bermegah-megahan dengan dunia, bertanda belum layak menjadi penguasa dan pejabat publik. Umar bin Khatab mendatangi rumah Abu Ubaidah bin Jarrah, panglima perang pembebas Masjidil Aqsha, ternyata di rumahnya tidak ada kekayaan sedikit pun.

Bila kebahagiaan masih memiliki syarat. Bila ketentraman masih memiliki syarat. Bila kesenangan masih memiliki syarat atas kepemilikan sesuatu dari dunia. Berarti belum memiliki syarat menjadi penguasa dan pejabat publik.

Bila orientasi hidup masih ingin mengumpulkan dan memiliki. Bila masih ada besitan hati untuk mengenggam dari sesuatu dari dunia ini. Bila masih ingin bersenang-senang dengan diri sendiri. Berarti belum layak untuk menjadi penguasa dan pejabat publik.

Bila penyebab kebahagiaan, kesenangan dan kesedihan masih berkaitan dengan diri sendiri, keluarga dan kerabat. Bila ukuran kesuksesan masih berkaitan dengan diri sendiri, dan sanjungan dan pujian berarti masih belum layak menjadi penguasa dan pejabat publik.

Penguasa dan pejabat publik adalah perantara antara Allah dengan yang dipimpinnya. Bila dihatinya masih banyak sesuatu selain Allah. Bila obsesinya masih banyak sesuatu selain Allah, bagaimana bisa menjadi perantara dengan Allah? Bagaimana bisa menyelesaikan persoalan yang dipimpinnya dengan rahmat Allah? Bagaimana bisa keberkahan terlimpah dari langit dan bumi?

Manajemen Ragam dan Tahapan Menanam di Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bagaimana tahapan...

Manajemen Ragam dan Tahapan Menanam di Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Bagaimana tahapan menanam beragam jenis tanaman yang menguntungkan? Jenis tanaman apa saja yang dapar ditanam secara  bersamaan dengan hasil optimal?  Bagaimana mengkaitkan pertanian dengan peternakan? Bukalah Al-Qur'an di surat Abasa.

Allah menggugah manusia dengan pertanyaan, coba perhatikan makanan yang dikonsumsi? Setelah itu mengapa Allah menjelaskan air hujan dari langit dan bumi yang mudah dibelah? Apa kaitan makanan dengan langit dan bumi?

Apa artinya air hujan dari langit tanpa bumi? Apa artinya bumi tanpa air hujan? Bila salah satu tidak ada, maka tidak akan pernah ada kehidupan. Air hujan dan tanah, bila dipadukan akan melahirkan beragam kemukjizatan dan keajaiban yang seringkali dilewatkan, dilupakan dan tidak diperhatikan.

Biji-bijian hanya bisa tumbuh bila bersentuhan dengan tanah dan kelembabannya yang berasal dari air hujan. Apa yang menyebabkan bijia-bijian bisa merespon sehingga mengeluarkan akar dan tunas? Bagaimana interaksi biji dengan tanah sehingga bisa tumbuh?

Al-Qur'an menyebutkan 2 tanaman yang harus ditanam pertama kali, yaitu anggur dan sayuran. Anggur berumur setahun baru berbuah. Sayuran dapat dipanen saat berumur seratus hari. Bagaimana kaitannya dengan cashflow? Bagaimana kaitannya pohon yang merambat dengan sayuran? Apakah bisa saling menopang kesuburan dan kebutuhan zat hara tanah? Apakah bisa meminimalisir hama penyakit?

Setelah berkisah anggur dan sayuran, Allah mengkisahkan pohon zaitun dan kurma. Saat menanam tanaman musiman yang berbuahnya bulanan dan setahun, dilanjutkan dengan tanaman keras yang berumur hingga puluhan tahunan. Bila bisa memadukan kecil, merambat dan besar, ini efektivitas pemanfaatan lahan yang luar biasa. Bawah (sayur), tengah (merambat) dan atas (pohon keras) akan menghasilkan buah. Berbuah setiap saat.

Setelah tanah menjadi teduh dengan pepohonan, maka biarkan rerumputan hidup. Setelah itu beternaklah. Biarkan rumput dimakan oleh binatang ternak. Biarkan tanah disuburkan dengan air seni dan kotoran binatang ternak. Bila seperti ini, cukup bengong saja setiap saat di rumah, namun Allah melimpahkan kekayaan yang banyak. Itulah sebab mengapa zakat pertanian lebih besar daripada hasil bisnis lainnya.

Kesadaran akan Fenomena Alam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat awan berarak membentuk gumpalan awan...

Kesadaran akan Fenomena Alam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)



Saat awan berarak membentuk gumpalan awan mendung, apa yang terpikirkan? Saat kilatan halilintar dan guruh bergemuruh serta menggelegar menyambar-nyambar di angkasa, apa yang terbesit?

Allah yang menentukan dimana hujan turun. Allah melempar halilintar sesuai Kehendak-Nya.  Fenomena alam yang tangkap bila tidak membawa kesadaran akan Allah, bertanda apakah? Rasulullah saw berubah raut wajahnya saat angin berhembus keras dan awan tebal menyelimuti langit. Setiap fenomena memunculkan ketakutan dan harap pada Allah.

Bila memasuki hari Jumat, seluruh jagat raya dan hewan menjerit ketakutan. Jeritannya tak dipahami manusia. Semuanya menjerit hingga waktu terbitnya matahari. Mengapa? Hari Kiamat terjadi pada hari Jumat, itulah yang dikhawatirkan oleh jagat raya.

Banyak sekali fenomena optimisme berubah menjadi kehancuran. Perhatikan kisah kaum Aad dan Tsamud? Menantang para Nabi. Saat di langit terlihat awan, disangka hujan yang membawa kemakmuran, ternyata gelombang angin kencang yang membawa batu-batu keras yang menerjang. Mereka hancur di rumahnya sendiri.

Tanda kehancuran diawali saat pintu-pintu dunia dibuka sempurna. Tanda kehancuran diawali saat apa yang ada pada dirinya dianggap miliknya dan merasa bebas melakukan apapun sesuai egonya. Sebab prilaku ini sudah merampas hak Allah.

Membaca fenomena alam, berarti membaca Kehendak-Nya di jagat raya. Memperhatikan fenomena di sekitar kita, berarti membaca takdir-Nya yang sudah tertulis di Lauhul Mahfud. Bisakah semuanya menjadi kesadaran  Ketuhanan? Kesadaran keinsafan? Kesadaran akan masa depan?

Otak media perekaman. Mata, telinga dan panca indra, media mengumpulkan data dan informasi. Akal mengolah dan memahaminya. Hati akan dibawa kemana dan bagaimana meresponsnya? Bila semua fenomena tidak membawa penghambaan diri kepada Allah, maka perjalanan waktu hanya kesia-siaan hidup.

Kekuatan Alam Semesta dan Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Jin Ifrit dapat memindahkan singgasa...

Kekuatan Alam Semesta dan Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Jin Ifrit dapat memindahkan singgasana ratu Balqis sebelum Nabi Sulaiman berdiri. Dia bisa memindahkan singgasana tersebut dengan kekuatan yang ada pada dirinya. Namun manusia bisa memindahkannya sebelum Nabi Sulaiman berkedip matanya. Namun, bukan dengan kekuatannya tetapi dengan ilmu yang didapatkan dari Kitab.

Kekuatan seluruh makhluk di jagat raya berpadu dengan dirinya. Ditanam langsung pada dirinya sendiri. Bagaimana dengan manusia? Kekuatan bawaan manusia sangatlah lemah, menjadi luar biasa bila memanfaatkan ilmu yang berasal dari Kitab dan alam semesta. Kemampuan membaca tanda-tanda kebesaran Allah, itulah kunci ilmu. Itulah kekuatan manusia.

Allah membacakan Kitab kepada manusia. Allah menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya pada manusia. Para Nabi dan Rasul menyeru manusia. Artinya, Allah telah memudahkan manusia untuk mendapatkan ilmu sehingga manusia mudah memahaminya. Ilmu itu datangnya dari Allah.

Allah menciptakan segala sesuatu dengan kebenaran. Menuliskan takdir dan alam semesta dengan kebenaran. Menurunkan Kitab Suci dan Rasul dengan kebenaran. Namun mengapa tidak selalu membawa manusia pada kebenaran? Manusia menutup telinga, mata dan hatinya. Obyek yang benar dilihat dengan alat uji yang salah. Obyek yang benar dengan alat uji yang benar tetapi dengan orientasi yang salah, akan mendapatkan pemahaman yang salah.

Seluruh kesalahan alat uji dan orientasi ini, memperlambat datangnya ilmu yang membahagiakan dan mensejahterakan. Manusia berabad-abad jatuh pada ilmu, teknologi dan peradaban yang salah dan menghancurkan. Waktu dan umur hanya untuk menghancurkannya sendiri.

Peradaban para Nabi dan Rasul adalah peradaban ilmu dan teknologi yang lahir dari kemukjizatan. Peradaban yang tercipta "seketika" tanpa proses alamiah. Bila ingin melahirkan peradaban yang bermartabat dan sejahtera dengan waktu yang singkat, ikutilah cara para Nabi dan Rasul membangun peradaban. Kembali kepada kitab suci.

Bagaimana peradaban sebelum para Nabi dan Rasul? Romawi, Persia, India dan Cina, membangun peradabannya beribu tahun. Bagaimana akhirnya? Kondisi peradaban dunia sebelum diutusnya Rasulullah saw, itulah peradaban tertinggi yang bisa diraih dari hasil ego manusia di semua zaman. Lompatan peradaban hanya bisa dilakukan hanya dengan mengikuti jejak para Nabi dan Rasul saja. Tidak ada jalan selain itu.

Percepatan Ilmu, Teknologi dan Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Hidup itu hanya untuk mengham...

Percepatan Ilmu, Teknologi dan Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Hidup itu hanya untuk menghambakan diri pada Allah. Tidak menyekutukan-Nya. Menyeru kepada-Nya. Kembali kepada-Nya. Sesederhana itu kehidupan ini.

Sebab penghambaan diri pada Allah-lah, alam semesta ini ditundukkan dan melayani manusia. Bumi dihamparkan. Gunung dijadikan pasak. Rezeki dicurahkan. Allah mengutus para malaikat untuk membantu urusan manusia. Roda alam semesta bergerak hanya untuk menopang penghambaan diri pada Allah.

Keberkahan dari langit dan bumi akan keberlimpahan tak terbatas, bila setiap manusia hanya terfokus pada penghambaan diri pada Allah. Ilmu, teknologi dan kebijaksanaan akan dipahamkan ke dada manusia.  Bisa jadi, hanya dengan lisannya saja seluruh jagat raya akan mematuhinya.

Bukankah banyak kisah, ikan di lautan mengantarkan berlian? Batu menjadi emas? Hentakan kakinya mengeluarkan air? Bekas sujudnya menjadi mata air? Kuda melahirkan kembar di seluruh negri? Buah-buahan berlimpah panennya? Semuanya nyata bila peran penghambaan diri kepada Allah direalisasikan sempurna.

Bila manusia mengandalkan egonya, maka kesulitan yang menderanya. Semuanya harus dipecahkan dengan akal, ilmu, teknologi, kekuatan dan sumber dayanya sendiri. Bila menghambakan diri pada Allah, Allah yang akan menunjukkan jalan-jalannya, menolong, membantu, memudahkan, membimbing, memimpin, dihapuskan kesalahannya dan dilipatgandakan hasilnya.

Saat Nabi Sulaiman dan Dawud  menghambakan diri sempurna, Allah memahamkan ilmu, menundukkan jin, burung, angin, awan, gunung dan lautan. Lautan mengeluarkan harta karunnya. Logam dan besi dilunakkan. Membangun gedung yang tinggi dan kokoh  Bila nabi Sulaiman dan Dawud mengandalkan egonya, berapa ratus tahun untuk bisa mencapainya? Berapa ratus tahun Nabi Nuh bisa membuat kapal? Bila mengandalkan akalnya?

Sejak Renaisance hingga sekarang, apa yang sudah dibangun oleh peradaban Barat? Padahal kaum Muslimin bisa meraihnya hanya puluhan tahun saja. Romawi dan Persia bertempur 700 tahun untuk menentukan hegemoninya. Kaum Muslimin hanya butuh 20 tahun untuk membebaskan Romawi dan Persia. Peradaban manusia berjalan lambat dan terseok-seok karena menanggalkan penghambaan diri kepada Allah dengan beralih  mengandalkan dirinya sendiri.

Menaklukkan Kehidupan dan Alam Semesta  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Yang pintar, ingin segalanya s...

Menaklukkan Kehidupan dan Alam Semesta 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Yang pintar, ingin segalanya sederhana dan mudah. Yang bodoh, segala rumit dan ribet. Bukankah takdir manusia itu dilayani oleh alam semesta? Bukankah takdir manusia itu hanya untuk menghambakan diri dan menjadi khalifah?

Lebih mudah diatur atau mengatur? Diatur hanya tinggal duduk manis, semuanya disediakan, hanya menunggu perintah dan instruksi, dibimbing dan dipimpin, fasilitas dilengkapi dan dipenuhi, bila ingin sesuatu tinggal memohon saja. Padahal hanya cukup bayar ala kadarnya saja. Namun mengapa manusia banyak memilih yang ribet dan ruwet?

Manusia ribet dan ruwet karena ingin mengurusi dirinya sendiri. Padahal dirinya sendiri pun tak paham akan dirinya sendiri. Merasa dengan akal dan ilmunya sudah mumpuni untuk berjuang sendiri menghadapi gelombang kehidupan.

Bandingkan diri dengan kekuatan alam semesta? Bandingkan diri dengan gelombang lautan? Bila lautan tidak ditakdirkan untuk melayani manusia, bisakah manusia menerjang ombak? Berlayar di atasnya? Ikan menjadi lauk pauknya?

Bila tanah tak dihamparkan untuk melayani manusia, bisakah berjalan dan membangun di atasnya? Bisakah menghadapi tanah yang terus bergerak dan berguncang karena tak mau diinjak-injak? Tanah mengeras karena tak mau diolah?

Seluruh kekuatan alam semesta melemah di hadapan manusia. Seluruh kekuatan alam tunduk pada manusia karena manusia diciptakan untuk menghambakan diri kepada Allah dan menjadi wakil Allah di alam semesta. Bukankah saat wafat, yang durhaka kepada Allah akan dihimpit oleh tanah?

"Menaklukkan" alam semesta bukan dengan penguasaan ilmu dan teknologi, tetapi dengan menghambakan diri dan menjadi wakil Allah di muka bumi. Maka alam semesta bergerak sendiri, mengeluarkan seluruh keberkahan yang ada pada dirinya dengan kehendak Allah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)