basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Orientasi Kemitraan Bisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Kemitraan butuh kepercayaan. Kepercayaan bu...

Orientasi Kemitraan Bisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Kemitraan butuh kepercayaan. Kepercayaan butuh keterbukaan. Kedustaan menghancurkan kepercayaan. Mengapa Islam mengedepankan musyarakah dengan bagi hasil? Sistem inilah yang membangun keterbukaan dan kepercayaan.

Bisnis dalam Islam dibangun di atas pondasi akhlak yang kokoh. Akhlak yang kokoh menjadi pondasi kepercayaan. Akhlak yang dibangun atas dasar mencintai Allah, bukan yang terlahir dari kepentingan laba dan tolak ukur keuangan lainnya. Sebab laba dan ukuran keuangan hanya akan menjadi sampah kehampaan.

Kemitraan seperti semut dan lebah. Memahami kelemahan dan kelebihan. Memahami titik fokus dan perannya. Terlihat terpisah, terbelah, dan mandiri, namun dengan kerendahan hati dan tanggungjawab sebagai khalifah di muka bumi maka semuanya berpadu dan memberdayakan.

Mengapa membangun kemitraan? Membuang kesombongan. Yang sombong pasti dihancurkan oleh Allah. Yang bahu membahu ditolong oleh Allah. Allah bersama dengan jamaah. Allah bersama dengan yang rendah hati.

Merasa diri paling hebat, kuat, pintar, berjasa, paling memiliki sumber daya, berilmu, dan terbaik. Rasa "paling" inilah yang menciptakan perpecahan dan perseteruan. Andalusia hancur disebabkan hal ini. Seluruh kekuasaan, kerajaan dan kekaisaran dimana dan kapan pun hancur disebabkan oleh hal ini.

Mengapa membangun kemitraan? Merealisasikan perintah Allah untuk berukhuwah, baik ukhuwah islamiyah maupun insaniyah. Memotret apakah masih ada kerendahan hati? Memotret apakah masih ada musyawarah? Memotret masih adakah keegoan diri?

Kemitraan bisnis bukan untuk menguatkan, memperlebar dan menjaga pertumbuhan bisnis, tetapi untuk bermuhasabah diri, melihat potret diri, menghisab diri sebelum dihisab oleh Allah. Mematuhi Allah atau kepentingan dirinya?

Menyatu dengan Sistem Tubuh dan Alam Semesta Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Darah mengalir keseluruh ...

Menyatu dengan Sistem Tubuh dan Alam Semesta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Darah mengalir keseluruh aliran darah. Jantung berdetak tak pernah berhenti. Semua proses di dalam tubuh berjalan sendiri tanpa dipikirkan,  diatur, dikelola dan diperintahkan manusia. Semuanya berjalan dengan baik, padahal manusia hanya menerima semua takdir yang ditetapkan Allah pada tubuhnya.

Mengapa tiba-tiba tubuh manusia sakit? Apakah ada yang salah dengan tubuh manusia? Padahal seluruh penyakit dimuka bumi dapat dihalau oleh imunitas tubuh. Apa penyebabnya? Ternyata gaya dan pola hidup. Kebiasaan manusia yang merusak semua pola yang ada pada tubuhnya.

Bagaimana agar gaya hidup, pola hidup dan kebiasaan manusia selaras dengan seluruh kerja yang ada pada tubuh manusia? Begitu pun alam semesta. Alam semesta seperti tubuh manusia. Yang bergerak sendiri dengan takdir yang telah ditetapkan Allah. Mengapa tiba-tiba Alam yang bersahabat menjadi "pembunuh" manusia? Perilaku kezaliman, pengrusakan dan kedurhakaan yang menghancurkannya.

Bagaimana menyelaraskan sistem tubuh dengan prilaku manusia agar tidak merusak sistem tubuh? Bagaimana menyelaraskan hukum alam semesta dengan prilaku manusia agar tidak merusakkan keakraban Alam? Cukup menanggalkan ego sentris manusia.

Manusia tak bisa mengandalkan akal, kecerdasan, ilmu dan teknologi dalam menyelaraskan diri dengan sistem tubuh dan alam semesta. Sebab akal, kecerdasan, ilmu dan teknologi hanya canggih menurut persepsi manusia namun sangat terbelakang bila dibandingkan dengan sistem tubuh dan alam semesta.

Bagaimana mengupgrade kapasitas manusia dengan super cepat agar sesuai dengan sistem tubuhnya sendiri dan alam semesta? Amat mudah, cukup dengan kerendahan hati dan kelapangan dada, tak butuh kecerdasan dan sesuatu yang hebat.

Hanya cukup menghambakan diri pada Allah. Mengikuti firman Allah. Mentaati perintah Allah  dan Sunnah Rasulullah saw. Dengan cara termudah ini manusia menjadi bagian keseimbangan sistem yang ada pada tubuhnya dan alam semesta. Gaya hidup, pola hidup, prilaku, kebiasaan, cara berfikirnya cukup dengan mengikuti bimbingan dan pimpinan dari Allah swt. Manusia menjadi satu kesatuan dengan makrokosmos dan mikrokosmos yang sudag ada.

Menuntaskan Peran, Walau Karya Tak Pernah Tuntas Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Pekerjaan manusia tid...

Menuntaskan Peran, Walau Karya Tak Pernah Tuntas

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Pekerjaan manusia tidak akan pernah tuntas. Selesai mengerjakan satu karya, akan muncul tantangan berikutnya. Oleh sebab itu, Allah tidak pernah menuntut karya, yang dimintai pertanggungjawaban hanya menuntaskan peran sebagai Hamba Allah dan khalifah di muka bumi.

Berkarya hanya untuk menuntaskan peran. Walaupun berkarya tidak pernah tuntas, namun peran manusia harus tuntas di setiap helaan nafas. Karya Nabi Ibrahim dan Ismail hanya membangun kembali Kabah dan menyeru manusia untuk ke Kabah. Siapakah yang akan berdakwah ke seluruh Hijaz?

Rasulullah saw berdakwah ke seluruh Hijaz, siapakah yang melanjutkannya hingga ke Romawi dan Persia? Para Khalifah Rasyidin menuntaskan Persia dan sebagian Romawi Timur, siapakah yang melanjutkannya hingga keseluruhan pelosok bumi?

Rasulullah saw menuntaskan karya bangunan para Nabi dan Rasul, namun setiap Nabi dan Rasul sebelumnya sudah menuntaskan perannya sebagai Penyeru, Hamba dan Khalifah Allah di muka bumi pada setiap hembusan nafasnya.

Setiap detik, peran kehidupan harus dituntaskan, walapun karya terus datang silih berganti seperti air yang terus mengalir. Oleh sebab itu tugas utama para Nabi dan Rasul adalah menyiapkan generasi pelanjut. Mendidik dan menempa generasi pelanjut, agar karya kehidupan ada yang melanjutkannya.

Allah menurunkan ilmu dan hikmah secara bertahap sesuai zaman dan kebutuhannya, hingga seluruh goresan dan lembaran di Lauhul Mahfud tuntas ditutup. Oleh sebab itu tunaikan amanah karya sebaik mungkin walaupun kelak karya tersebut hanya menjadi seonggok rongsokan karena telah disempurnakan dan dilanjutkan oleh generasi selanjutnya.

Sebuah karya seperti tangga untuk membawa karya ke tingkat selanjutnya yang lebih baik dan sempurna. Namun karya itu takkan pernah tuntas. Berkarya dan mendidiklah. Itulah cara untuk menyempurnakan yang sudah dilakukan generasi sebelumnya dan mencerahkan generasi pelanjutnya.

Bertasawuf dalam Berbisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Salah satu kepiawaian pengusaha adalah menc...

Bertasawuf dalam Berbisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Salah satu kepiawaian pengusaha adalah menciptakan sumber daya. Bagaimana caranya? Bukalah lembaran buku-buku Tasawuf. Ikuti perjalanan para sufi. Ikuti perjalanan ulama hati. Bukalah kitab Zuhud imam Ahmad bin Hambali. Bukalah kitab Ihya Ulumudin Al-Ghazali. Apa kaitannya dengan bisnis dan penciptaan sumber daya?

Apa fokus utama pembahasan Tasawuf? Apa fokus perjalanan para sufi? Zuhud dan Wara. Zuhud sebuah karakter pemberdayaan sumber daya. Untuk apa sumber daya itu? Untuk apa uang dan kekayaan? Zuhud merupakan seni mengelola yang terbatas menjadi sumber daya yang siap didayagunakan.

Zuhud lebih banyak terfokus pada bagaimana mengelola penggunaan sumber daya. Sedangkan wara, bagaimana mengelola sumber penghasilan. Zuhud itu buah dari Wara, bila benar bagaimana mengelola sumber penghasilan, akan benar pula mengelola pengeluaran. Perpaduan Wara dan Zuhud, membuahkan keberlimpahan sumberdaya.

Zuhud mengajarkan selektifitas dalam penggunaan sumber daya. Menempatkan sumberdaya pada hal yang sangat prioritas. Membuang penghamburan sumber daya. Bukankah  tujuan besar The Toyota Way itu adalah membuang penghamburan dalam seluruh proses bisnis?  Prioritasnya bukan menurut kacamata akal dan kepentingan ego, tetapi menurut ukuran Allah dan Sunnah Rasulullah saw.

Zuhud itu mendorong pengembangan teknologi dan perbaikan terus proses bisnis. Sebab, setiap sumber daya yang dikeluarkan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan harus memudahkan urusan manusia. Zuhud mendorong pemikiran progresif dan jangka panjang sebab ukurannya bukan yang pragmatis yang terfokus perut dan kemaluan(kesenangan hawa nafsu)

Rasulullah saw mengajarkan zuhud dalam berbisnis. Keuntungan bisnis dibagi ke 3 type pengeluaran, 1/3 untuk Sedekah, 1/3 untuk reinvestment dan 1/3 untuk keseharian (operasional). Zuhud itu berfikir 3 aspek, mengelola bumi agar kehidupan menjadi lebih baik. Menyiapkan akhirat juga kebutuhan hari ini.

Wara itu seni bagaimana mendapatkan sumber daya dengan penuh keridhaan? Bagaimana konsumen membeli dengan penuh kerelaan dan kegembiraan? Hingga konsumen tak peduli lagi dengan yang dikeluarkannya karena sangat puas dan jauh melebihi ekspektasinya. Penuh keridhaan Allah dan manusia saat memperoleh sumber daya, efektif dan efisien  saat pengeluarannya. Itulah buah Wara dan Zuhud dalam pengelolaan bisnis.

Menikmati "Kebodohan" Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Lebih menikmati menjadi orang bodoh da...

Menikmati "Kebodohan"

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Lebih menikmati menjadi orang bodoh daripada pintar. Lebih mudah menjalani hidup sebagai objek daripada subyek. Yang pintar banyak berfikir akhirnya pusing dan ruwet sendiri. Yang bodoh hanya tinggal mengikuti dari Yang Maha Pintar. Yang pintar berjuang, berjibaku dan bekerja keras sendirian. Yang bodoh meminta pertolongan kepada Yang Maha Perkasa.

Yang pintar menyiapkan fasilitas dan infrastruktur agar keinginannya terkabul. Yang bodoh hanya memanjatkan permohonan kepada Yang Maha Kaya dan Maha Memberi. Yang bodoh hanya tinggal mengikuti langkah, strategi, benchmark dari yang sudah teruji dan pasti keberhasilannya.


Yang pintar terus berkutat pada uji coba, dan eksperimen. Berkutat membuat terobosan dan beragam jalan terbaru dengan akalnya yang cemerlang. Yang bodoh hanya mengikuti bimbingan, arahan dan pimpinan dari Yang Menjamin Kesuksesan dan Kemenangan.

Yang pintar membuat jalan-jalan sendiri tanpa tahu apakah jalan sesat atau benar? Berujung pada jurang atau yang didambakan? Yang bodoh cukup mengikut jalan terdahulu yang sudah sukses dan berhasil. Mengikuti jejak kaki yang telah sampai pada tujuan akhir.

Hidup ini bukan kehidupan yang baru. Kehidupan ini bukanlah tempat asing dan terasing. Milyaran manusia telah menapaki kehidupan ini sebelumnya. Mengapa tidak menapaki jalan mereka yang sudah selamat? Mengapa harus membuat uji coba perjalanan baru yang pasti tersesat?

Semua peristiwa dan kejadian hanya berulang. Setiap liku-liku kehidupan hanya berputar pada poros yang sama. Mengapa manusia harus mencari jalan baru? Mengapa tidak mencontek mereka yang telah berhasil mengarungi kehidupan?

Bodoh itu nikmat dan hakikat manusia. Dengan kebodohan ilmu mudah terserap, teknologi mudah didapat, perjalanan hidup lebih selamat, semuanya dipimpin dan dibimbing, ditolong dan dimudahkan. Perjalanan hidup hanya tinggal menapaki mereka yang sudah diberi nikmat.

Berbisnis, Tanggungjawab Dharurat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bukalah kitab Ihya Ulumudin. Bagaima...

Berbisnis, Tanggungjawab Dharurat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Bukalah kitab Ihya Ulumudin. Bagaimana hukum mendirikan usaha? Bila ingin membangun negara yang makmur, berapa persen dari penduduknya yang harus menggeluti usaha? Bila belum terpenuhi, bagaimana tanggungjawab penduduk di negri tersebut? Kajilah semua ini dalam tinjauan syariat Islam.

Membangun usaha karena Allah memerintahkan Muslimin untuk memperhatikan apa yang kamu makan. Perintah memperhatikan yang dimakan disandingkan dengan amal shaleh. Berarti membangun usaha disejajarkan dengan amal shaleh. Mengapa berbisnis hanya dijadikan untuk sekedar mencari nafkah dan mengumpulkan kekayaan? Kebutuhan perut saja?

Membangun usaha adalah kewajiban yang darurat. Darurat secara akidah, sebab bisnis telah menjerumuskan manusia menjadi "makhluk ekonomi" bukan Hamba Allah lagi. Ada orientasi aqidah dan tanggungjawab jawab  membangun aqidah dalam berbisnis, menjadikan Allah sebagai puncak obsesinya bukan laba, profit, pertumbuhan atau pun market share.

Bisnis telah menjerumuskan manusia pada sekularisme, meninggalkan konsep Allah dalam praktek, bisnis proses, pengembangan sistem dan teknologi dengan gandrung pada menuhankan akal dan konsep manusia, yang berorientasi pada kerakusan, kekikiran, penguasaan dan eksploitasi.

Bisnis itu bukan sekedar menjual, profit dan laba. Bukan sekedar memenuhi kebutuhan manusia. Tetapi menjadikan Allah sebagai orientasinya. Bisnis sebagai sarana bertawakal dan menggantung diri pada Allah. Bisnis sebagai pelatihan ketauhidan bahwa Allah yang menentukan takdir kehidupan.

Bukankah yang menggerakkan hati adalah Allah? Bukankah yang melezatkan itu semuanya berasal dari Allah? Bukankah yang menurunkan ketentraman dan kenyamanan itu Allah? Bisnis yang dibangun itu seperti laba-laba yang membuat sarangnya, namun tak tahu siapa yang menyangkut di sarangnya. Namun laba-laba membangun sarangnya dengan sangat sempurna.


Jangan sisakan bangkai dunia. Jangan sisakan hawa nafsu. Jangan berteman dengan syetan dalam pengelolaan bisnis. Sebab, sepak terjang bisnis pun akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. Bisnis sebuah sarana peneguhan penghambaan diri pada Allah. Menjadi ulama, pebisnis dan penguasa itu sama saja. Setiap lapangan kehidupan harus berorientasi pada Allah.

Abu Mihjan Al-Tsaqafi: Ksatria Pemabuk Pemburu Syahid di Balik Perang Qadisiyah Hidayatullah.com | PARA Sahabah Rasulullah ï·º mer...


Abu Mihjan Al-Tsaqafi: Ksatria Pemabuk Pemburu Syahid di Balik Perang Qadisiyah


Hidayatullah.com | PARA Sahabah Rasulullah ï·º merupakan orang-orang terbaik yang pernah ada dalam sejarah Islam. Zaman mereka adalah zaman terbaik dalam sejarah peradaban Islam.


Banyak di antara mereka yang merupakan ahli-ahli dalam berbagai bidang; seperti halnya Khalid bin Walid yang merupakan ahli strategi militer, Umar bin Khattab yang merupakan ahli di bidang ketatanegaraan, Abu Hurairah yang merupakan ahli hadits dan lain sebagainya.

Di antara banyaknya sahabat Rasulullah perlu diketahui ada seorang pemabuk, namanya Abu Mihjan Al- Tsaqafi. Nama yang tentunya mungkin terdengar tidak familiar di kalangan para sahabat Rasulullah yang kita ketahui.


Beliau merupakan sahabat Rasulullah yang tidak bias meninggalkan khamr, mulai saat masih jahiliah hingga masuk Islam. Bahkan dari masa Rasulullah hingga Khalifah Abu Bakar dan berlanjut ke masa kekhalifahan Umar bin Khattab, namanya selalu menjadi langganan terdakwa hukum cambuk karena meminum khamr.


Meski demikian, keberanian Abu Mihjan sudah tidak perlu diragukan lagi, semenjak masuk Islam ia tidak pernah absen dalam setiap peperangan. Keberanian dan keinginannya akan mati syahid menjadikan dia seorang ksatria yang sangat gagah dan ditakuti, sehingga kehadirannya di medan pertempuran merupakan sebuah mimpi buruk bagi musuhnya.

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab (636M) terjadilah peperangan melawan bangsa Persia. Khalifah Umar bin Khattab menunjuk sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash sebagai komandan utama dengan didukung 4000 pasukan. Berita tentang panggilan jihad itu pun terdengar oleh Abu Mihjan, namun karena dia seorang pemabuk, Khalifah Umar bin Khattab menyuruh agar Abu Mihjan diasingkan ke suatu tempat sebagai hukuman tambahan baginya.


Di tengah perjalanan ke tempat pengasingan nya, Abu Mihjan berhasil kabur dan menyusul pasukan muslim yang dipimpin Sa’ad bin Abi Waqqash ke Medan tempur Qadisiyah. Sesampainya di Qadisiyah, Abu Mihjan pun langsung menemui Sa’ad bin Abi Waqqash dan meminta izin untuk ikut berperang dan dia pun diizinkan.

Pada saat itu Sa’ad bin Waqqash sendiri tidak bisa turut serta didalam medan pertempuran langsung dikarenakan sedang menderita penyakit bisul di sekujur tubuhnya dan hanya bisa mengomandoi dari sebuah tenda di dataran yang agak tinggi sehingga dapat memberikan arahan terhadap pergerakan pasukan kaum muslimin.


Peperangan akhirnya pecah saat komandan utama yaitu Sa’ad bin Abi Waqqash mengumandangkan takbir. Pertempuran sengit pun berlangsung, 4000 pasukan muslim melawan 130000 pasukan Persia tentu bukan hal yang mudah, terbukti kaum muslimin sangat kewalahan.

Ditambah lagi pasukan Persia memakai strategi menggunakan gajah untuk menakut-nakuti kuda perang yang ditunggangi kaum muslimin, sehingga tidak berani untuk maju.


Setelah berlarut dalam pertempuran yang sangat sengit, akhirnya kedua belah pihak menarik mundur pasukannya untuk beristirahat dan mengatur ulang strategi. Di saat inilah godaan khamr menghampiri diri Abu Mihjan, karena tak kuasa menahan keinginan yang sudah berubah menjadi kebutuhannya tersebut, maka iapun meminumnya.

Mengetahui hal itu, Sa’ad bin Abi Waqqash menyuruh agar Abu Mihjan di kurung dan tidak diperkenankan ikut berperang. Di dalam kurungannya itu pun ia menyesali perbuatannya, sehingga ia pun bersyair untuk menutupi kesedihannya itu. Dalam syairnya itu ia berkata;

Sedih menyelimuti hatiku,

karena aku terbelenggu di balik jeruji besi,

Bila engkau melepaskan besi yang membelenggu diriku ini,

Niscaya akan aku raih syahid dalam perang,

Diriku kaya akan harta dan kawan,

Namun kini mereka meninggalkan ku sebatang kara,

Tubuhku kering karena sengatan matahari,

Kuperbaiki timbangan yang rusak,

Hanya ampunan Allah yang kuharapkan,

Syairnya itupun didengar oleh istri Sa’ad bin Waqqash. Abu Mihjan pun merayu dan memohon agar istri Sa’ad bin Waqqash itu mau melepaskan dirinya agar bisa ikut berperang bersama pasukan muslim dan dia berjanji jika tidak mendapatkan mati syahid di medan perang, maka ia akan kembali lagi ke dalam kurungannya tersebut.

Mendengar perkataan Abu Mihjan yang dipenuhi kesedihannya itupun, akhirnya istri Sa’ad bin Abi Waqqash melepaskannya dan memberikan kuda perang berwarna hitam milik suaminya yang bernama Balqa ‘.

Sementara itu di medan pertempuran, kaum muslimin tetap kesulitan menembus baris pertahanan musuh yang begitu rapat dan kokoh, meskipun bala bantuan telah berdatangan diantaranya pasukan dari Iraq yang dipimpin oleh Al-mutsanna dan pasukan dari yarmuk yang dipimpin oleh Khalid bin Walid telah datang membantu, namun tetap saja formasi barisan musuh tidak bisa di pecah.

Di tengah kegentingan itulah tiba-tiba muncul seseorang yang menunggangi kuda berwarna hitam dan wajahnya ditutupi oleh kain berwarna hitam pula, sehingga hanya menyisakan kedua bola matanya saja. Orang itupun maju bagaikan singa yang kelaparan, menembus barisan pertahanan musuh dan mengobrak-abrik nya.

Terlihat jelas bahwa tidak ada rasa takut sedikitpun dari orang itu. Seluruh mata kaum muslimin yang ada di medan peperangan itupun memandangnya dengan penuh kagum dan bertanya-tanya siapakah orang tersebut. Dia adalah Abu Mihjan Al-Tsaqafi, ksatria pemabuk pengejar syahid.

Sa’ad bin Waqqash yang melihat hal itu pun sangat senang karena bantuan datang walaupun hanya dari satu orang saja, namun kekuatannya sebanding dengan seribu orang. Sa’ad bin Waqqash pun bergumam, “Jika Abu Mihjan tidak ada di dalam jeruji kurungannya, maka aku sangat yakin bahwa orang itu adalah dia, dan apabila Balqa’ tidak ada di kandangnya, maka aku sangat yakin bahwa kuda yang ditungganginya itu adalah Balqa’. “

Melihat barisan musuh yang mulai kocar-kacir, maka spontan pasukan inti muslim yang dipimpin oleh Khalid bin Walid kembali semangat dan menggempur habis-habisan pasukan Persia. Hingga akhirnya pimpinan pasukan Persia bernama Rustum berhasil dibunuh oleh seorang prajurit muslim yang bernama Hilal bin Ullafah.

Kemenangan pun Allah takdirkan ke pihak muslimin. Seusai peperangan tersebut, maka Abu Mihjan kembali ke dalam kurunga dan menepati janjinya, dan bertobat dari kebiasaan mabuknya. Itulah kisah heroik Abu Mihjan Al-Tsaqafi, “sang pemabuk” pengejar syahid yang menjadi pahlawan bagi kemenangan kaum muslimin dalam Pertempuran Qadisiyah.*/Muhammad Muhajir Seninoto, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.  akun medsos: ig @fixgol_odado

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (177) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)