basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menebar Sampah, Menebar Harapan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Menebar sampah, menebar harapan. Bukan...

Menebar Sampah, Menebar Harapan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Menebar sampah, menebar harapan. Bukankah Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati? Bukankah kehancuran suatu peradaban bertanda bangkitnya peradaban baru? Sehelai sampah sumber makanan makro dan mikroorganisme yang hidup di tanah.

Sampah adalah sedekah bagi makro dan mikroorganisme yang hidup di tanah. Sampah menghidupkan cacing, rayap, semut, dan makhluk yang hidup di tanah. Mereka mengurai  sampah menjadi bentuk terkecil hingga bisa diubah untuk menangkap unsur hara dari air hujan dan merombaknya menjadi hara bagi tanaman.

Rasulullah saw pernah memerintahkan para Sahabat untuk memperhatikan seonggok sampah, untuk apa? Menghidupkan hati yang telah lalai karena terlalu intens berinteraksi dengan gemerlapnya dunia. Berinteraksi dengan sampah, sebuah gerakan penyadaran akan tempat  hilirnya semua yang diburu, diperebutkan dan dibanggakan manusia.

Sampah itu sumber energi panas. Membiarkan tumpukan sampah hijau menghasilkan biomassa. Pengkomposan tanah, menghasilkan panas untuk menguraikan sampah menjadi ukuran yang lebih kecil. Sampah pun bisa dibakar untuk menghasilkan panas. Panas merupakan sumber energi yang menggerakkan.

Sampahlah yang menghijaukan hutan. Sampahlah yang mencegah erosi tanah. Sampah yang menahan air hujan. Sampah yang menyuburkan tanah bagi tanaman. Di atas sampah, tumbuhan yang dibutuhkan manusia hidup, tumbuh dan berbuah.

Menebar sampah berarti menjaga tanah. Mengembalikan yang hilang dari tanah. Mensehatkan tumbuhan dan ragam kehidupan di tanah. Tanah penopang kehidupan di alam semesta.

Mengelola sampah berarti menghayati Al-Qur'an bahwa tidak ada yang sia-sia di jagat semesta raya ini. Seonggok sampah menjadi sayuran, palawija, dan buah-buahan. Bukankah ini keajaiban? Menebar sampah berarti menyaksikan kasih sayang Allah yang telah merubah sampah yang disia-siakan menjadi konsumsi manusia dan makhluk-Nya di jagat raya.

Akal Tanpa Wahyu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Manusia tanpa wahyu, bagaimanakah? Manusia hanya  men...

Akal Tanpa Wahyu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Manusia tanpa wahyu, bagaimanakah? Manusia hanya  mengandalkan akalnya, bagaimanakah? Perhatikan kondisi peradaban  Romawi, Persia dan India sebelum kelahiran Rasulullah saw. Seperti itulah wajah peradaban  yang hanya mengandalkan akalnya.

Akal tak bisa mendefinisikan kebenaran dan kemaslahatan. Akal hanya bisa mengkreasikan sarana dan prasarana untuk menuju pada sesuatu. Akal butuh bimbingan dan petunjuk. Akal tanpa wahyu seperti pedang yang tak tahu digunakan untuk apa.

Akal tanpa wahyu, seperti pengembara yang melangkah tanpa arah. Untuk apa pengembaraannya? Kemana perginya? Perjalanan yang tak menghasilkan apa pun. Hidup hanya menghabiskan umur dan energi saja.

Akal tanpa wahyu, membuat kehidupan manusia seperti binatang. Hidup hanya untuk makan, minum, mengumpulkan segala kebutuhan agar tidak kekurangan dan kelaparan. Hanya saling berbangga dan sombong dengan kekuatan sumber daya yang dimiliki. Perhatikan hewan, itulah kehidupan yang mengandalkan akal tanpa wahyu.

Akal tanpa wahyu menjerumuskan manusia pada memandang indah perbuatan buruknya. LGBT itu dipandang indah, bukankah menghancurkan keberadaan manusia di muka bumi? Menimbun dan mengurangi takaran itu indah. Riba itu indah. Kezaliman dan kediktatoran itu indah.

Akal hanya merekam yang telah dilalui, dirasakan dan didengarnya. Bagaimana bila yang direkamnya hanya sebuah kebohongan, logika yang salah yang diputar balikan oleh indahnya ucapan dan fakta yang dimanipulasi, perasaan yang tidak terkendali? Akal tidak bisa melihat hakikat. Sebab panca indra bisa dikamuflasekan.

Akal itu tertuju pada alam semesta. Akal ditujukan untuk memahami firman Allah. Namun akal tak pernah bisa menciptakan alam semesta dan kitab suci. Sebab peran akal untuk menyelidiki, memahami, menduplikasi dan mengkreasikan sesuatu yang sudah ada namun tak pernah bisa menciptakan dan mengkreasikan yang belum ada. Bukankah Allah telah menantang  akal manusia untuk membuat ayat seperti Al-Qur'an?

Saat Tua Renta Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat tua renta, siapakah teman terbaiknya? Tak bisa men...

Saat Tua Renta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Saat tua renta, siapakah teman terbaiknya? Tak bisa menjelajah  jauh lagi. Badan sudah lemah. Pendengaran dan penglihatan sudah berkurang bahkan hilang. Ingatan kadang sulit digali lagi.

Saat tua renta, kepada siapa ingin bercerita? Mengungkapkan kelemahan yang diderita. Mengungkapkan luapan cinta dan segala yang ada di dada.

Saat tua renta, yang dirindukan hanya berkumpul bersama. Melenyapkan keheningan dan kesunyian. Ada yang mau sabar mendengarkan dan menemani. Ada yang datang menyapa dengan senyuman dan keakraban.

Saat tua renta, kepergian pasangan hidup sangat menyiksa. Sebuah keterpukulan jiwa yang luar biasa. Tak ada lagi teman bicara dan bercanda . Tak ada lagi teman bersama.

Saat tua renta, kehadiran putra-putri, cucu buyut, keponakan, merupakan peristiwa luar biasa. Lebih berharga dari apa pun. Maka datanglah dan jadwalkanlah untuk mengunjungi orang tua, nenek dan kakek. Sebab, Allah menciptakan kelemahan di hari tua, agar anak cucu bisa meraih keridhaan Allah dengan cara termudah.

Semakin tua, semakin dicabut ingatannya. Agar ingatan tidak membebani fisik dan jiwanya. Semakin tua, semakin dicabut pintu rezeki fisiknya, sebab yang terpenting kesiapan hati untuk menghadapi sang Penciptanya.

Bersyukur di hari tua. Mata semakin tak melihat. Telinga semakin tak mendengar. Makan dan minum semakin tak berselera. Memory peristiwa terlupakan. Agar hati terfokus pada Allah yang akan menyambutnya di gerbang kehidupan yang baru.

Fenomena Atheis, Proses Renaisance Terbaru di Barat Oleh : Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Apa yang sedang t...

Fenomena Atheis, Proses Renaisance Terbaru di Barat

Oleh : Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Apa yang sedang terjadi di benua Eropa dan Australia? Pemeluk agama Kristen berkurang menjadi dibawah 50%. Yang mengaku atheis meningkat menyentuh menjadi 30-40%, Umat Islam meningkat menjadi 4-5%. Fenomena apakah ini?

Fenomena atheis menunjukkan trend pencarian hakikat Tuhan yang memuaskan akal dan hatinya. Tuhan yang selaras dengan ilmu pengetahuan dan keingintahuannya. Bukankah ujung dari ilmu pengetahuan adalah menemukan hakikat Tuhan?

Fenomena atheis adalah menghancurkan kungkungan, ikatan yang sebelumnya pernah menjeratnya. Ikatan yang menyesakkan akal dan dada. Di Eropa dan Australia, apa yang sebelumnya mengikat mereka? Keyakinan dan agama apa?

Fenomena atheis sebuah titik nadir peradaban, setelah titik nadir, apa yang akan terjadi? Bisa jadi hancurnya sebuah kaum dan bangsa. Allah menggantinya dengan new generation yang terputus dengan masa lalu. New generation yang mencintai Allah dan Allah pun mencintainya.

Fenomena atheis merupakan peradaban yang paling lemah. Tak memiliki petunjuk. Tak tahu kebenaran. Tak ada pembimbing dan penolong.  Tak memiliki kekuatan. Atheis menciptakan keterlemahan ruh dan jiwa. Bila ruh dan jiwa lemah, maka akan melemah akal lalu jasad. Apa yang bisa dihasilkan dari peradaban seperti ini bagi manusia dan jagat raya?

Fenomena atheis, fenomena yang mengandalkan dirinya, self center. Apakah yang bisa diandalkan manusia? Akalnya yang bisa menghasilkan ilmu dan teknologi? Apakah manusia itu hanya terkukung oleh akal saja? Apakah manusia bisa hidup dengan mengandalkan logika saja? Akal itu lemah bila dihadapkan dengan hawa nafsu. Hawa nafsu hanya cukup membisikan sesuatu maka akal pun terbawa oleh khayalan fatamorgananya.

Peradaban Barat sudah memasuki tahapan yang terlemah dalam perjalanannya. Peradaban Barat akan memasuki peradaban baru yang memuaskan akal, ruh, jiwa dan raganya. Akan muncul renaisance kedua di Barat. Benturan Perang Salib membawa kecemerlangan akal, ilmu dan teknologi dari umat Islam. Benturan peradaban kali ini, akan membawa kecemerlangan hati dari umat Islam.

Teori Masuknya Islam ke Nusantara dari Jalur Sutera IHRAM.CO.ID, Perdagangan rempah-rempah juga melintasi Jalur Sutra. Inilah me...

Teori Masuknya Islam ke Nusantara dari Jalur Sutera


IHRAM.CO.ID, Perdagangan rempah-rempah juga melintasi Jalur Sutra. Inilah mengapa Islam juga sampai ke nusantara karena nusantara-lah gudang penghasil rempah-rempah yang sangat disukai Eropa. Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia IV: Nusantara di abad ke-18 dan ke-19 menuturkan, pelabuhan-pelabuhan rempah-rempah nusantara, seperti di Sumatra, Ternate, Tidore, dan Banda menjadi terkenal pertama-tama karena para pedagang Cina. Kemudian, para pedagang dari Jawa dan Melayu juga menjadi penting dalam Jalur Sutra. Semuanya bermuara di Cina dan diteruskan melalui Jalur Sutra.

Karena berada pada jalur perdagangan laut dari Timur Tengah ke Cina, kata Marwati, tidak mengherankan jika agama Islam telah dianut di nusantara. Hanya saja, sumber agama Islam di nusantara tidak saja langsung dari Timur Tengah, tetapi bersamaan dengan terbentuknya emporium-emporium (pasar-pasar) sepanjang jalur perdagangan itu sejak abad ke-10. Kota-kota pelabuhan di India, seperti Kalikut, menjadi sumber agama Islam di nusantara.

Dengan demikian, muncullah di nusantara sejumlah kota pelabuhan yang penduduknya beragama Islam. Selain kedua sumber, yakni Timur Tengah dan India, terdapat pula sumber ketiga, yakni Cina (khususnya dari Mazhab Syafi'i), yang mendapat pengaruh Islam dari Timur Tengah dan India. "Agama Islam dari Cina itu makin menyebar setelah Cheng Ho mendapat izin dari sultan-sultan Malaka sejak Parameshwara untuk membangun pusat perdagangannya di kota pelabuhan itu dan menjadikannya sebuah emporium," tulis keduanya.

Hal tersebut sesuai dengan beragamnya teori masuknya Islam ke nusantara. Namun, jika melihat Jalur Sutra, teori Cina juga tak dapat luput begitu saja. Teori tersebut menyatakan, perantau Cina-lah yang membawa Islam ke Indonesia. Para perantau ini telah mendapat pengaruh dari Arab. Sebagaimana disebutkan bahwa banyak permukiman Muslim yang bermunculan di Cina.

Menurut Tan Ta Sen, sejarah Islam di Indonesia sangat berkaitan erat, bahkan berasal dari Champa. Berlokasi di Semenanjung Indocina, Champa merupakan salah satu wilayah taklukkan Cina sejak era Dinasti Tang. Di tengah pengaruh konfusian dan Hindu,  Champa disinyalir mendapat pengaruh Islam dari pedagang Arab. Dugaan tersebut datang setelah ditemukannya dua batu nisan Muslim di wilayah Phan-rang, Champa selatan.

M Ikhsan Tanggo dkk dalam “Menghidupkan kembali Jalur Sutra Baru" menuturkan, agama Islam telah masuk Cina sejak abad ketujuh melalui Jalur Sutra. Demikian pula, masuknya Cina ke Indonesia telah terjadi sejak abad ke-7 Masehi dengan banyaknya bukti arkeologis. Dengan demikian, penyebaran Islam di Indonesia tak hanya dilakukan oleh orang-orang Arab dan Persia melalui Laut India, tapi juga dilakukan Muslimin dari daratan Cina.

sumber : Republika

Kehancuran Peradaban di Rumah Sendiri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bacalah Al-Qur'an, perhatika...

Kehancuran Peradaban di Rumah Sendiri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bacalah Al-Qur'an, perhatikan kehancuran sebuah kekafiran dan kezaliman. Hancur di rumah kediamannya sendiri. Pondasinya terjungkal, temboknya hancur dan atapnya roboh menimpa penghuninya. Seperti itulah proses kehancuran kekafiran dan kezaliman.

Bacalah sejarah kaum yang dihancurkan Allah. Bacalah kaum yang mendustakan para Nabi dan Rasul, dimana tempat kehancurannya? Bukan di negri orang. Bukan serbuan bangsa luar. Bukan dalam perjalanan. Tetapi hancur di tanahnya sendiri. Hancur di kandangnya sendiri. Bukankah kekalahan di kandang sendiri sangat menyakitkan?

Kisah pemilik kebun dalam surat Al-Qalam, hancur saat esok pagi akan panen. Tak tahu penyebabnya. Padahal di hari sebelumnya, buahnya ranum dan segar. Buahnya hancur di kebunnya sendiri.

Dimana kekalahan total Kafir Quraisy? Bukan berperang di luar Mekkah, tetapi terkalahkan di dalam kota Mekkah dalam peristiwa Futuh Mekkah.  Dimana kekalahan Persia dan Romawi Timur? Bukan di tanah Arab, tetapi di wilayahnya sendiri.

Bagaimana dengan Yahudi Israel dan Barat? Peradabannya  tidak hancur oleh serbuan atau serangan dari luar, tetapi dari gaya hidup, budaya, pemikiran dan pondasi peradaban yang telah dibangunnya sendiri. Peradabannya sendiri yang menghancurkannya.

Kehinaan Yahudi di era Nabi Musa pun dimulai saat mereka sudah menginjakkan kaki di bumi Palestina. Saat Yahudi Israel menjajah Palestina, pengulangan sejarah akan terjadi kembali. Di Palestina tempat kehancuran akhirnya. Tanah yang dianggap rumahnya sendiri.

 Perjalanan Kehancuran Yahudi Israel? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Yahudi Israel terkucil dalam kan...


 Perjalanan Kehancuran Yahudi Israel?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Yahudi Israel terkucil dalam kancah piala dunia di Qatar. Banyak penguasa negara-negara yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel, namun masyarakatnya justru terus semakin mengucilkannya. Bagaimana akhir Israel?

Tanpa dukungan Eropa, Amerika dan Rusia, dapatkah Yahudi mempertahankan penjajahannya di Palestina? Eropa dan Amerika sedang sibuk dengan krisis ekonomi. Rusia sibuk dengan peperangan dengan Ukrania. Masyarakatnya terus dilanda kemiskinan. Dengan kondisi seperti ini, bisakah menopang Yahudi Israel untuk terus menjajah Palestina?

Bagaimana dengan masyarakat Arab? Walaupun penguasanya akrab dengan Yahudi Israel, namum rakyatnya justru mendukung Palestina Merdeka. Ekspresi masyarakat internasional di Piala Dunia Qatar menunjukkan   kesadaran dunia internasional akan kemerdekaan Palestina akan terus bergulir seperti fenomena bola salju.

Penjajah Yahudi Israel membuat penjara bagi rakyat Palestina. Kelak penjara tersebut akan menjadi penjara bagi bangsa Yahudi Israel itu sendiri. Semuanya akan berubah. Yang memenjarakan akan menjadi yang dipenjara, seperti itulah hukumnya.

Kawasan mana yang terus tumbuh? Kawasan mana yang terus meredup? Di kawasan yang meredup, siapakah yang tumbuh secara tersembunyi? Para penopang Yahudi Israel terus meredup. Para penggelora kemerdekaan Palestina terus tumbuh.

Apa persoalan di kawasan Eropa dan Amerika? Salah satunya soal Demografi. Apa persoalan Yahudi Israel? Soal Demografi. Yahudi, ras bangsa yang sulit tumbuh. Eropa dirusak secara internal oleh masyarakatnya sendiri. Barat dihantui  percintaan dan perkawinan sesama jenis, tidak mau menikah demi kesenangan, kemewahan, konsumerisme dan glamour yang mengikis semangat berinvestasi. Bukankah investasi, menentukan nasib masa depan?

Mengapa golongan ultra kanan terus berkembang di Barat? Khawatir serbuan demografi muslimin. Tema kampanye utamanya soal demografi. Pada sisi lain, Barat diserang penyakit demografi yang stagnan. Belum lagi daya tahan Barat terhadap penyakit menular sangat rentan karen gaya hidupnya yang merusak walaupun fasilitas kesehatannya sangat lengkap. Itulah proses kehancuran Yahudi Israel di Palestina. Sebab Yahudi tidak akan hebat bila berdiri di atas kakinya sendiri, begitulah perjalanan sejarahnya.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (174) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)