basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Tasbihnya Jagat Raya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Belajarlah pada alam semesta. Semuanya bertasbih....

Tasbihnya Jagat Raya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Belajarlah pada alam semesta. Semuanya bertasbih. Butiran pasir pun bertasbih. Gunung dan burung pun bertasbih. Para malaikat pun bertasbih. Bagaimana dengan manusia?

Tasbih menandakan bahwa orientasi jagat raya adalah Allah.  Tak berorientasi membesarkan dan menghebatkan dirinya. Tak berorientasi mengagungkan dan mengkultuskan dirinya. Walaupun seperti itu, mengapa ada manusia yang menyembah mereka?

Jagat raya tak pernah tumbuh berkembang. Tak pernah berfikir untuk mengkreasikan dirinya menjadi lebih baik dan luar biasa. Namun sejak alam semesta diciptakan hingga hari ini, apakah ada makhluk lain yang bisa menyamainya? Manusia yang diberi akal pun tak bisa membuat sesuatu yang sudah ada di jagat raya. Hanya bisa memanfaatkannya saja.

Setiap jenis pohon tak bisa tergantikan dengan jenis pohon yang lain. Setiap jenis rumput memiliki peran yang tak bisa tergantikan dengan rumput yang lain. Setiap jenis tanah, tak bisa tergantikan dengan jenis tanah yang lain. Lautan dan daratan tak bisa saling menggantikan. Mengapa masih ada iri dan dengki?

Kesibukan jagat raya hanya satu yaitu bertasbih. Mengikuti peran takdir yang sudah digariskan. Itulah penyebab tidak adanya kekacauan dan kehancuran di jagat raya. Apakah mengikuti takdir itu kehinaan?

Takdir manusia menjadi khalifah dan hamba Allah. Inilah takdir yang paling mulia diantara takdir-takdir yang ada di alam semesta. Dengan takdir ini, alam semesta menjadi pelayan, terkelola sehingga mengeluarkan keberkahan dari langit dan bumi, berkolaborasi dalam satu gerak menuju ketaatan kepada Allah.

Manusia makhluk terbaik, maka takdirnya pun yang terbaik. Perjalanan hidupnya pun yang terbaik selama menjalankan takdirnya sebagai khalifah dan hamba Allah. Dengan takdir ini alam semesta menjadi pelayannya.

Obsesi Makhluk, Bukan Makhluk Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bermimpi dan berobsesi, untuk apa? Ada k...

Obsesi Makhluk, Bukan Makhluk

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bermimpi dan berobsesi, untuk apa? Ada kesenjangan antara obsesi dan kenyataan hari ini, untuk apa? Mewujudkan obsesi penuh liku perjalanan dan waktunya, untuk apa?

Obsesi dan mimpi, agar manusia berserah diri, berdoa dan bertawakal. Agar,  menapaki perjalanan para Nabi dan Rasul. Agar, mengikuti jalan yang termudah yang ditunjukkan oleh Allah. Agar, akal dan potensinya didayagunakan.

Apa obsesi dan cita-citanya? Jangan mengikuti kemauan ego diri. Mendefinisikan obsesi dan cita-cita sesuai peran khalifah dan hamba Allah  di muka bumi. Selaraskan obsesi dan cita-cita diri dengan tujuan penciptaan manusia.

Obsesi dan mimpi yang tertuju pada isi dan perhiasan dunia hanya berakhir menjadi sampah keusangan. Yang ditinggalkan tak pantas dijadikan cita-cita. Bukankah cita-cita itu berkaitan dengan masa depan? Yang dicapai lalu membosankan dan muncul kembali mimpi baru, tak pantas dijadikan cita-cita. Cita-cita haruslah perjalanan final yang tak butuh lagi yang baru.

Pantaskah pelayan dijadikan cita-cita? Pantaskah budak dijadikan cita-cita? Bukankah seluruh isi jagat raya adalah pelayan manusia? Mengapa cita-cita manusia masih tertuju pada yang seharusnya menjadi pelayan manusia? Harta itu pelayan. Kekuasaan itu pelayan. Sumberdaya itu pelayan. Mengapa diburu?

Seluruh kenikmatan di muka bumi untuk melayani manusia dalam menjalankan perannya dan mensukseskan jalan untuk merealisasikan tujuan penciptaannya. Mengapa kenikmatan menjadi tujuan dan cita-citanya?

Bila manusia itu makhluk terbaik. Derajatnya tertinggi dari seluruh makhluk Allah. Bila seluruh makhluk dan ciptaan Allah adalah pelayan manusia. Lalu apa obsesi manusia?

Semuanya Anugerah Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Allah pemilik langit dan bumi dan seluruh yang...

Semuanya Anugerah Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Allah pemilik langit dan bumi dan seluruh yang ada di keduanya. Allah mengetahui yang masuk ke bumi dan yang ke luar dari bumi. Mengetahui yang naik ke langit dan yang turun dari langit. Segala urusan kembali kepada Allah.

Allah menurunkan air hujan sesuai kadarnya. Tidak berlebihan dan kekurangan. Allah membebankan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Tidak itu saja, Allah maha penolong juga pelindung.

Di alam semesta ini, adakah penolong selain Allah? Saat didera kesulitan, adakah yang bisa membebaskannya selain Allah? Saat dihempas   gelombang lautan kehidupan, adakah yang bisa menyelamatkannya selain Allah? Bila semuanya dalam genggaman Allah, mengapa tak menyerahkan seluruhnya pada Allah?

Banyak yang berbangga dengan hasil ikhtiarnya. Disangka kesuksesannya karena ilmu, ikhtiar, kerja keras dan kecerdasannya. Jujurlah pada diri sendiri, benarkah seperti itu? Allah Yang Maha Lembut dan Maha Menghargailah yang menganugerahkannya.

Mengapa Allah tidak memilih malaikat dan iblis sebagai khalifah di muka bumi? Mengapa tidak memilih lautan, gunung, singa dan banteng sebagai khalifah di muka bumi? Allah telah memilih manusia sesuai Kehendak-Nya. Allah yang menganugerahkan penciptaan yang sempurna dan akal.

Allah yang menunjukkan jalan yang lurus. Allah menciptakan seluruh isi jagat raya untuk melayani manusia. Allah menciptakan seluruhnya menjadi mudah bagi manusia. Semua ciptaan-Nya, karakter tanah, lautan dan udara, bisa menjadi sarana transportasi agar manusia mudah bergerak ke mana saja.

Hidup bukan untuk mengejar kesuksesan. Sebab kesuksesan tak berguna bagi kehidupan. Hidup itu untuk menunaikan peran khalifah dan hamba. Hidup itu untuk menunaikan hak-hak Allah, manusia dan jagat raya.

Terus Memperbaiki, Allah Menggandakan Hasilnya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Allah itu Maha Bersyuku...

Terus Memperbaiki, Allah Menggandakan Hasilnya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Allah itu Maha Bersyukur, Maha Menghargai dan Maha Melipatgandakan balasan. Satu kebaikan dibalas 10 kebaikan, 700 kebaikan hingga tak terhingga tanpa batas. Yang pernah mengucapkan syahadat akan dimasukkan ke Surga dan diangkat dari Neraka.

Amalan yang ringan, dibalas dengan berlipat-lipat. Maka beribadahlah, berdoalah,  berfikirlah, berikhtiarlah, berjihadlah, dan berkaryalah walaupun dengan karya yang paling ringan dan lemah. Bukankah menyingkirkan duri dari jalan adalah cabang keimanan?

Burung hanya mengepakan sayap. Ayam hanya menyeker sampah. Rayap dan semut hanya mengandalkan gigitan. Laba-laba hanya membangun sarang yang terlemah di muka bumi. Dengan menggunakan kekuatan yang lemah, mereka kembali ke sarang dengan kenyang.

Teruslah berbuat, Allah Maha Bersyukur. Allah terus membalas dengan imbalan yang lebih baik. Bukankah ketika manusia mendekati Allah dengan melangkah, Allah akan mendekati dengan berlari? Saat manusia berdzikir di tempat yang sepi, Allah akan menyebutkan hamba tersebut di tengah kerumunan penghuni langit?

Bila memiliki tanah, kelola dan tanamilah. Teruslah memperbaiki cara pengelolaan dan menanamnya. Bila berternak, teruslah tak henti memperbaiki cara mengurus ternaknya, maka Allah akan terus melipat gandakan hasilnya tanpa henti.

Bila memiliki usaha, teruslah melakukan continuous Improvement dan Learning, maka pertumbuhan bisnis akan melampaui apa yang telah dikerjakannya. Rencana, lakukan dan evaluasi tanpa henti maka Allah akan terus memperbaiki capaian yang lebih baik dari yang diusahakannya.

Allah Maha Bersyukur pada hamba-Nya. Maka teruslah beramal dan berkarya. Allah tak pernah berhenti melipatgandakan apa yang telah diusahakan oleh manusia. Bila berbisnis, bertani, dan berternak, teruslah melakukan continuous learning dan Improvement, hasilnya akan menakjubkan karena Allah Maha Menghargai setiap jerih payah manusia.

Hidup Itu Mudah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Hidup ini amatlah mudah. Bertani hanya memasukkan biji...

Hidup Itu Mudah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Hidup ini amatlah mudah. Bertani hanya memasukkan biji dan bibit ke dalam tanah saja. Allah yang menciptakan biji dan bibit. Allah yang merancang pertumbuhannya. Allah yang mengeluarkan buahnya. Ikhtiarnya manusia hanya sampai memasukkan biji dan bibit ke tanah, lalu memetik buahnya.

Allah yang mentakdirkan matahari untuk menyinarinya, menurunkan hujan untuk memberikan nutrisi dan unsur hara, menciptakan tanah yang mudah gembur, menciptakan mikro dan makroorganisme untuk membantu penyuburannya. Dimanakah peran manusia?

Bila manusia yang memasukkan biji, siapakah yang memberikan panca indra dan raga? Siapakah yang memberikan pendengaran, penglihatan dan hati? Siapakah yang memberikan kesehatan dan kekuatan untuk bisa memasukkan biji atau bibit ke tanah? Tak ada peran manusia. Semuanya pemberian Allah.

Hidup itu amatlah mudah. Dalam berternak, peran manusia hanya memasukkan ke kandang dari area pengembalaan dan mengeluarkan dari kandang ke area pengembalaan. Mengumpulkan rumput  membuat kandang dan meminimalisir penyakitnya.

Dalam berbisnis, apa peran manusia? Yang paling utama adalah memulainya. Seperti petani yang memulai memasukkan bibit ke tanah. Setelah itu merawatnya. Mengidentifikasi target pasar, memilih, membeli dan mendistribusikan produk yang tepat. Setelah itulah bertawakal. Sebab, Allahlah yang menghadirkan konsumennya.

Peran ikhtiar manusia bagaimana debu di jagat raya. Namun harus dilakukan. Sebab ikhtiar itu hanya untuk melihat apakah seorang hamba layak diamanahkan sesuatu? Agar rahmat Allah diberdayakan bukan disia-siakan.

Ikhtiar manusia tak ada artinya. Bukan pula sebab untuk mendapatkan dan meraih sesuatu.  Ikhtiar hanya agar potensi manusia diberdayakan bukan dilalaikan. Ikhtiar hanyalah  perwujudan syukur kepada Allah karena telah diciptakan sebagai makhluk terbaik sebagai manusia.

Membangun Sentra Rahmat Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Ba...

Membangun Sentra Rahmat Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Bagaimana menghimpunnya? Bagaimana mengumpulkannya? Berjalanlah. Bertebaranlah di muka bumi.

Dalam rintikan hujan, sinar matahari, udara, tanah, air, dedaunan, ranting dan sampah terdapat rahmat Allah. Bagaimana mengumpulkannya? Tanamlah pohon. Rahmat Allah terhimpun pada tanaman. Dari tanaman akan bermunculan bunga, buah-buahan dan bahan pangan.

Dalam dedaunan, dan rerumputan terdapat rahmat Allah. Bagaimana mengumpulkan rahmat Allah yang bertebaran tak terhingga tersebut? Berternaklah, ubahlah menjadi sayuran atau obat-obatan.

Rahmat Allah meliputi segala sesuatu, maka kumpulkan dan distribusikan. Ubah bentuknya melalui makhluk-Nya atau kreasi karya tangan manusia. Allah telah mentakdirkan akal untuk bisa merubah bentuk rahmat-Nya sesuai kebutuhan manusia di setiap zamannya.

Pintu rezeki hanyalah mengumpulkan dan mendistribusikan rahmat Allah. Pintu rezeki hanyalah mengubah bentuk rahmat Allah melalui makhluk-Nya atau kreasi karya akal manusia yang telah ditakdirkan Allah untuk itu.

Dalam seluruh rahmat Allah ada kemanfaatan dan keindahan. Kemanfaatan dan keindahannya bisa ditangkap dan tersensor oleh panca indra. Maka, munculkah, gelorakan dan sebarkan kemanfaatan, keunggulan dan keindahannya. Itulah pintu rezeki.

Dalam satu pohon akan banyak yang berkumpul, dari semut, jangkrik, belalang, cacing, burung, rayap, berkaki seribu dan masih banyak lagi. Bila sudah memiliki satu sarana pengumpulan rahmat Allah, maka seluruh makhluk akan berhimpun di bawah naungannya. Itulah amal jariah. Maka bangunlah pusat-pusat pengumpulan rahmat Allah.

Tionghoa Muslim Di Balik Pendirian Kerajaan Majapahit? Oleh: Ali Romdhoni (Dosen Universitas Wahid Hasyim, Semarang) Dari catata...


Tionghoa Muslim Di Balik Pendirian Kerajaan Majapahit?


Oleh: Ali Romdhoni (Dosen Universitas Wahid Hasyim, Semarang)

Dari catatan sejarah kita bisa mengerti bahwa orang-orang penting di lingkaran istana Singasari telah menjalin komunikasi baik dengan kelompok Muslim dari negeri seberang. Kondisi yang demikian terus berlangsung sampai Singasari runtuh, dan akhirnya Majapahit berdiri. Mengenai hal ini, sangat menarik mencermati pemberitaan dalam Serat Pararaton.

Cerita bermula ketika kerajaan Singasari di Tumapel berhasil digulingkan oleh Adipati Gelang-gelang. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1292. Awalnya Kertanegara tidak percaya bahwa Jayakatong, raja bawahan dan besannya sendiri berkhianat. Setelah melihat para prajuritnya bersimbah darah, raja yang bergelar Bhatara Siwa-Buddha (bertahta 1270-1292) itu mulai sadar, istana telah bobol.

Kertanegara memerintahkan menantunya, Wijaya untuk menghadang pemberontak dari arah utara Tumapel. Wijaya dilindungi para satria pilih-tanding Singasari: Banyak Kapuk, Rangga Lawe, Pedang, Sora, Dangdi, Gajah Pagon, Nambi, Peteng, dan Wirot.

Pasukan Daha dalam jumlah yang jauh lebih besar telah mengepung istana Singasari. Untuk melawan orang-orang Jayakatong itu jumlah tentara Singasari terlalu sedikit. Iya, sebagian dari mereka sedang diberangkatkan ke Sumatera untuk menaklukkan Melayu. Kelak peristiwa ini dikenal sbagai ekspedisi Pamalayu (1275).

Pasukan Wijaya kocar-kacir. Kertanegara gugur bersama Patih Kebo Tengah (Apanji Aragani), dan lebih banyak lagi dari pembesar Singasari. Wijaya bersama para pengikut setianya menjadi pelarian.

Atas saran Sora, Rangga Lawe, dan Nambi, seyogyanya Raden Wijaya lari ke Madura bagian timur, meminta perlindungan kepada Arya Wiraraja. Sora meyakinkan, Wiraraja bisa menolong.

Benar, Wiraraja menerima Wijaya yang sedang dalam pelarian dengan sangat baik. Puncaknya, Arya Wiraraja menyanggupi permintaan menantu bekas junjungannya itu. Ahli strategi dan penasehat politik Singasari itu kemudian mengatur langkah untuk mewujudkan keinginan Wijaya menjadi raja. Wiraraja menggunakan senjata pamungkasnya, meminta bantuan kepada raja Tatar di seberang utara (Mongolia).

“Saya bersahabat baik dengan raja Tatar. Saya akan berkirim surat ke Tatar, mengajak mereka untuk menyerang Daha,” kata Arya Wiraraja sebagaimana tertulis dalam serat Pararaton.

Dengan keahlian Arya Wiraraja dalam bidang diplomasi, politik, dan strategi kemiliteran, Raden Wijaya akhirnya berhasil menggulingkan Raja Jayakatong. Peristiwa ini terjadi tahun 1292.

Hal yang menarik dicermati dalah persahabatan Wiraraja dengan orang-orang Tatar. Asal-usul bangsa Tatar (kadang dilafalkan dengan ‘Tartar’) adalah orang-orang Turki. Mereka bermigrasi ke timur, sampai kemudian menjadi warga minoritas terbesar di Rusia. Ada juga kelompok suku Tatar yang tersebar di berbagai negara, mulai dari China, Jepang, Polandia, dan ke San Francisco. Nama Tatar mulai muncul pada abad pertengahan untuk menyebut salah satu suku Mongol. Pada awalnya, istilah Tatar atau Tartar digunakan oleh orang China untuk menyebutkan bangsa Mongol yang melewati negara China tanpa izin.

Di China, Tartar merupakan suku terkecil yang tinggal di Provinsi Xinjiang, di wilayah barat laut negeri itu. Mayoritas penduduk Xinjiang adalah warga etnis Uighur yang beragama Islam. Walaupun dikaitkan dengan Mongolia, pada kenyataannya suku Tartar lebih memiliki kemiripan budaya dan rupa (wajah) dengan orang-orang Eropa Timur. Mereka paling mashur dengan reputasi sebagai penunggang kuda terbaik.

Di Universitas Heilongjiang Harbin, China penulis memiliki seorang teman mahasiswa yang berasal dari suku Tatar. Dia seorang Muslim berkebangsaan Rusia. Kepada penulis, dia bercerita seputar tradisi keislaman orang-orang Tatar di kampung halamannya. Termasuk bagaimana suku Tatar belajar agama Islam, dan mengajari anak-anaknya.

Menurut kesan penulis, orang Tatar umumnya bisa membaca dan menulis aksara Arab dengan baik. Anak-anak di lingkungan suku Tatar mendapat pendidikan tata-cara shalat lima waktu hingga doa-doa penting keseharian. Ini menunjukkan, model keislaman mereka tidak berbeda jauh dari pendidikan keislaman tradisional di Indonesia.

Jadi, pengaruh pribadi seorang Arya Wiraraja yang bisa meyakinkan orang-orang Tatar untuk datang ke pulau Jawa, kemudian membantu penyerangan Wijaya ke Daha bukanlah kedekatan yang biasa. Artinya, pada saat itu bangsa Tatar telah percaya dengan setiap berita dan analisis politik Arya Wiraraja.

Di sisi lain, mayoritas orang Tatar beragama Islam. Iya, pasukan Angkatan Laut Tatar yang didatangkan dari daratan China itu semuanya terdiri dari orang-orang Muslim. Menurut cerita, setelah sampai di pinggiran pantai di dekat Surabaya, perahu-perahu membawa bala tentara yang dipesan Wiraraja itu menuju Tarik dengan menyusuri sungai Brantas (Wahid, 2010:2).

Mencermati kisah tentara Tatar dan orang-orang Tarik, kedekatan kedua pihak agaknya memiliki landasan (etika) nilai-nilai tertentu, mengingat mereka berasal dari dua negeri yang berbeda, bahkan berjauhan. Selanjtnya, bukan tidak mungkin prinsip (ajaran) yang dipegang kedua belah pihak saling bertemu dan mempengaruhi. Apakah Wiraraja sudah mengenal Islam, atau lebih jauh dari itu, semuanya memiliki kemungkinan.

Penulis juga mencatat ceramah-ceramah KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, khususnya yang ada kaitannya dengan informasi sejarah. Dalam beberapa kesempatan Gus Dur mengatakan, hutan Tarik—yang kemudian dibuka oleh Wijaya, dan kelak menjadi kotaraja Majapahit—berasal dari kata thariqat (tarekat).

Artinya, wilayah hutan Tarik sejak awal sudah didiami oleh sekelompok orang yang mengamalkan ajaran tarekat. Mungkin juga, kerajaan Majapahit dibangun di atas landasan nilai-nilai sufistik yang bersumber dari ajaran tarekat. Bila benar demikian, sejak awal kerajaan Majapahit sebenarnya telah menjalankan nilai-nilai keislaman.

Kecurigaan penulis tentang kemungkinan kerajaan Majapahit sejak awal didirikan oleh orang-orang (muslim) penganut ajaran tarekat bukan tanpa dasar. Diceritakan, pada abad ke-10 telah ada komunitas muslim di Gresik, tidak jauh dari desa Tarik (hutan Tarik). Lahirnya masyarakat muslim itu dipelopori atau didirikan oleh Fatimah binti Maimun di desa Leran, dekat Gresik (Soedjatmoko, 2007:43).

Hingga berdirinya Majapahit berarti telah ada jeda waktu sekitar tiga ratus tahun. Dalam rentang waktu yang demikian panjang, sangat masuk akal bila masyarakat muslim telah berkembang menjadi kelompok yang kuat (Wahid, 2010:22).

Sampai di sini menjadi mudah dipahami, mengapa Arya Wiraraja meminta bantuan kepada pasukan angkatan laut Tatar ketika hendak mendirikan Majapahit.

Peristiwa lain yang memungkinkan orang-orang (tentara) Singasari bertemu dengan komunitas Muslim adalah ekspedisi Pamalayu pada tahun 1275. Raja yang bertahta di Dharmasraya (Tanah Melayu) kala itu adalah Tribuwanaraja Mauliwarmadewa (1286–1316). Pada tahun 1286 raja ini menerima Arca Amoghapasa dari Raja Kertanegara. Delapan tahun kemudian, anaknya, Putri Dara Petak diboyong ke Majapahit dan diperistri Wijaya yang telah dinobatkan sebagai raja pertama Majapahit pada tahun 1294 (Muljana, 2007:4).

Di sisi lain, sudah sejak tahun 1028 M para saudagar asing yang berpusat di muara sungai Perlak dan Pasai (keduanya di dekat Aceh) berusaha memonopoli daerah penghasil lada di sungai Kampar kanan dan Kampar kiri (di Minangkabau). Mereka umumnya seorang Muslim beraliran Syi’ah, berburu buah lada di Pulau Sumatera dengan dukungan pemerintah Dinasti Fathimiah (909-1171 M) di Mesir.

Selain berdagang dan mengenalkan ajaran Islam, pada tahun 1128 M para pedagang ini menyeponsori berdirinya kesultanan Pasai, dan pada tahun 1161 M ikut mendirikan kesultanan Perlak. Sampai tahun 1168 M, tidak ada kelompok lain yang bisa menggeser pengaruh kaum perantau dari Mesir ini (Muljana, 2007:130).

Keberadaan kerajaan Islam di Sumatera ini juga disaksikan seorang pedagang dan penjelajah dari Venesia, Italia yang pernah menyusuri jalur sutera. Sekitar tahun 1292 M, Marco Polo singgah di Samudera Pasai. Menurut Marco Polo, di Pasai ada banyak orang yang sudah mengenal dan menyebarkan Islam. Catatannya tentang kisah-kisah menarik selama berperjalanan kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul The Travels of Marco Polo (New York, 1845).

Pertemuan pasukan Singasari dengan orang-orang dari Dinasti Fatimiyah di Tanah Melayu selama hampir dua puluh memungkinkan mereka saling bertukar-pengetahuan dan kebudayaan, termasuk nilai-nilai universal (agama).

Selain itu, sumber-sumber lama seperti Babad Tanah Djawi, Babad Demak Pesisiran, dan Babad Pajang mengabarkan, raja Majapahit terakhir memiliki seorang istri perempuan muslim anak seorang raja dari negeri Campa. Pernikahan Raja Brawijaya dengan Putri Campa melahirkan tiga anak. Keluarga Campa ini pendukung bagi kemudahan perkembangan Islam di Jawa pada masa-masa selanjutnya.

Dari paragraf-paragraf di atas bisa dipahami, pada akhir kekuasaan Singasari telah terjadi kontak politik antara elit istana Singasari dengan angkatan laut Tatar yang muslim. Pada masa-masa berikutnya, penguasa Majapahit memberi kelonggaran bagi tumbuh dan berkembangnya agama Islam di Jawa. Para pembawa agama Islam dari negeri seberang (Campa) diijinkan untuk menyiarkan syari’at, dan pada akhirnya dijadikan kerabat dekat istana.

Tanah pekuburan Muslim Troloyo yang berada tidak terlalu jauh dari pusat situs terbesar peninggalan kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur juga menjadi bukti bahwa Islam sudah berada di dalam Istana Majapahit. Sejumlah tokoh penting Majapahit yang ternyata seorang Muslim dimakamkan di tanah pekuburan itu.[]

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)