basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Beramal Sholeh dengan Mengelola dan Mewariskan Harta Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat badan sudah ...

Beramal Sholeh dengan Mengelola dan Mewariskan Harta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Saat badan sudah ringkih. Saat tak bisa lagi menikmati kesenangan dunia. Saat usia sudah udzur, yang dipikirkan tetap saja tentang dunia?   Harta yang ada harus dihabiskan untuk dirinya.  Kalo masih ada, anak cucunya yang akan menikmatinya padahal dirinya sudah wafat. Hartanya tak boleh dinikmati oleh anak keturunannya sekali pun.

Yang mengumpulkan harta untuk 7 turunan merupakan kebodohan. Apa lagi tidak menyisakan warisan untuk keturunannya dengan dalih nanti yang menikmati bukan dirinya sendiri? Padahal mewariskan harta kepada keturunan adalah ibadah, amal shaleh, infaq terbaik, bukankah Allah mengingatkan untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah?

Mewariskan harta adalah perintah Allah, hukum syariat, melanjutkan amanah kekayaan,   menjaga keberlangsungan hidup agar semuanya dikelola dan diberdayakan, tidak boleh ada kekayaan  yang sia-sia dan menganggur. Semua kekayaan harus bergerak, memutar dan mengalir, sekali diam maka keburukan yang dialami.

Perhatikan, bagaimana takdir yang memiliki kekayaan tetapi didiamkan? Memiliki tanah tetapi tak diolah dan ditelantarkan? Memiliki uang tetapi tak diputar? Bila amanah tak ditunaikan maka Allah akan mencabut harta yang telah ada.

Menelantarkan harta, tanah dan  uang adalah kemaksiatan. Seperti manusia yang tidak menjalankan perannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Bila memiliki harta, tanah dan uang, pikirkanlah untuk apa semuanya diciptakan oleh Allah? Apa peran harta, tanah dan uang? Lalu tunaikan semua tujuan penciptaan harta, tanah dan uang.

Peran khalifah hanya untuk mengenggam semuanya yang di alam semesta agar sesuai dengan penciptanya. Mengelola alam semesta sesuai perannya. Memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah yang menyebar di alam semesta.

Nasihat  Lukmanul Hakim kepada anaknya, bahwa ketika agama, kekayaan dan akhlak mulia berpadu dalam satu gerak, maka itulah para Wali Allah di muka bumi. Harta, tanah dan uang, hanya untuk melihat, siapakah Wali Allah yang sebenarnya?

Ini Orang Pertama yang Rayakan Maulid Nabi Muhammad REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Maulid Nabi merupakan hari perayaan kelahiran Nab...

Ini Orang Pertama yang Rayakan Maulid Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Maulid Nabi merupakan hari perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal. Namun, dalam peringatan Maulid Nabi ini ada perbedaan pendapat di kalangan umat Islam, ada yang membolehkannya dan ada beberapa yang menghukuminya bid’ah.

Terlepas dari pembahasan hukum merayakan Maulid Nabi itu, bagaimana sejarah perayaan Maulid Nabi SAW ? Dan siapa yang merayakannya pertama kali? Jawabannya dapat ditemukan dalam kitab yang dikarang seorang ulama kelahiran Mesir, Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Imam as-Suyuthi lahir di Kairo pada 1 Rajab 849 Hijriah atau 3 Oktober 1445 Masehi.

Dalam kitabnya yang berjudul Husnul Muqshid Fi Amalil Maulid, Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan Maulid Nabi adalah Raja Irbil, yaitu Raja al-Mudzaffar Abu Said Kukburi bin Zainuddin Ali bin Biktikin (549-630 H). Dial ah yang memakmurkan Masjid Jami’ al-Mudzaffari di Safah Qasiyun.

Ia adalah seorang raja yang agung, besar dan mulia. Menurut as-Suyuthi, Raja al-Mudzaffar itu juga memiliki riwayat hidup yang baik. Dalam kitab Tarikh-nya, Ibnu Katsir juga berkata bahwa Raja al-Mudzaffar mengadakan Maulid Nabi di bulan Rabi’ul Awal dan melakukan perayaan yang besar.

Menurut Ibnu Katsir, Raja al-Mudzaffar merupakan sosok yang berhati bersih, pemberani, tangguh, cerdas akalnya, pandai dan adil. Semoga Allah merahmatinya dan memuliakan tempat kembalinya. Ibnu Katsir berkata,

“Syekh Abu Khattab Ibnu Dihyah telah mengarang kitab tentang Maulid Nabi dan diperuntukkan bagi Raja al-Mudzaffar yang ia beri nama at-Tanwir fi Maulid al-Basyir an-Nadzir. Lalu Raja al-Mudzaffar membalasnya dengan memberi hadiah sebesar 1.000 dinar atas karyanya itu. Ia diberi usia panjang dalam kekuasaannya hingga ia meninggal saat mengepung kota Prancis tahun 630 H. Ia terpuji sejarahnya dan perangainya.”

Sementara itu, cucu Ibnu al-Jauzi menjelaskan dalam Mi’raj az-Zaman bahwa sebagian orang yang hadir dalam jamuan perayaan Maulid Nabi oleh Raja al-Mudzaffar menceritakan bahwa beliau menyiapkan hidangan hingga 5.000 kepala kambing yang digoreng, 10.000 ayam, 100 kuda, 100.000 burung zabadiyah, dan 30.000 bejana besar yang berisi manisan.

“Orang-orang yang hadir dalam acara Maulid Nabi tersebut adalah para ulama besar dan ulama sufi. Ia bergabung dan bercengkrama dengan mereka. Raja al-Mudzaffar menyediakan jamuan untuk para ulama sufi mulai Dzuhur sampai Subuh. Ia menari bersama mereka,” jelas cucu Ibnu al-Jauzi dikutip dari buku terjemahan berjudul Tujuan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW terbitan Pustaka al-Muqsith.

Dia menambahkan, Raja al-Mudzaffar menghabiskan biaya dalam perayaan Maulid Nabi setiap tahunnya sebesar 100 ribu dinar. Ia memiliki rumah khusus tamu, yang disediakan bagi para tamu dari seluruh penjuru dan kalangan.

Di “rumah tamu” tersebut, ia menghabiskan seribu dinar setiap tahunnya yang diperuntukkan bagi para tamu.

Raja al-Mudzaffar juga memerdekakan budak dari Prancis setiap tahunnya dengan 200 ribu dinar.

Ia juga mengalokasikan dana untuk kota Makkah dan Madinah serta talang Ka’bah (mizab) setiap tahunnya sebesar 30 ribu dinar.

“Ini semua belum termasuk sedekah yang dilakukannya secara sembunyi-sembunyi (yang tidak diketahui),” ungkap cucu Ibnu al-Jauzi.

Dakwah Islam Melalui Perdagangan Hidayatullah.com | SEBELUM kedatangan Islam, Makkah dan Yatsrib (Madinah) sudah menjadi stasiun...


Dakwah Islam Melalui Perdagangan


Hidayatullah.com | SEBELUM kedatangan Islam, Makkah dan Yatsrib (Madinah) sudah menjadi stasiun perdagangan besar. Para pedagang dari luar, terutama dari Yaman memilih kedua kota ini sebagai tempat transaksi setelah tempat perdagangan mereka di Persia tidak aman lagi.


Karena itu, orang-orang Yaman kemudian mengalihkan perdagangannya ke Hijaz, khususnya ke kota Makkah dan Yatsrib. Konsentrasi perdagangan lalu beralih ke kota tersebut, sehingga penduduk setempat, terutama suku Quraisy, ikut ambil bagian dalam nerdagangan bersama orang-orang Yaman.

Tidak lama kemudian Makkah menjadi pusat perdagangan yang sangat besar di Jazirah Arab. Bahkan menjadi jantung kehidupan Romawi dalam banyak hal.

Memasuki abad ke-6, secara bertahap kendali perdagangan mulai berpindah dari orang- orang Yaman ke suku Quraisy, sebagai kabilah Makkah yang disegani. Kecenderungan suku Quraisy memilih menjadi pedagang karena selain Makkah sebagai salah satu pusat perdagangan, juga karena kondisi alam memaksa mere ka melakukan hal itu.

Maklum, alam di wilayah tersebut sangat tandus dan sulit ditanami. Ini berbeda dengan Yaman yang dikenal subur atau Yatsrib yang masih banyak memiliki lahan yang bisa ditanami.


Oleh karena itu, tak heran jika suku ini sangat menggandrungi dunia perdagangan sehingga sering pergi ke berbagai wilayah di muka bumi. Mereka juga mengenal banyak kota di Syam seperti Bushra, Gazat, Aylah, dan Masyarif, sebelum masa Islam.

Demikian juga halnya dengan kota-kota di Iraq, Yaman, sampai ke Mesir. Kabilah ini kemudian mulai memonopoli perdagangan di kawasan Jazirah Arab.

Perkembangan berikutnya, perdagangan di wilayah Jazirah Arab begitu dinamis karena masing-masing wilayah memiliki karakter yang8 berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap wilayah memiliki produk unggulan.

Yaman dikenal dengan produk pisaunya. Hijaz terkenal dengan parfum, kain, dan anggur.

Sebagian ahli menyatakan bahwa parfum dari Hijaz yang dijual ke Romawi mencapai ratusan juta dirham. Sementara yang paling mengagumkan dari Makkah adalah produk kulitnya dan pasar budak paling besar saat itu.


Perbedaan inilah yang menjamin kelangsungan geliat perdagangan ke dalam dan ke luarjazirah Arab. Al-Hamdani, dalam kitab Al-Buldan mengatakan bahwa seandainya bukan karena kemurahan Allah yang memberikan kekhususan setiap wilayah sesuatu yang tidak dimiliki oleh wilayah lain, pastilah perda- gangan itu akan segera lenyap.

Hanya karena perbedaan itulah maka satu kelompok pergi ke tempat lain untuk membeli produk, dan kelompok lain pergi ke kelompok lainnya lagi untuk membeli produknya. Begitu seterusnya sehingga perdagangan ini terus berlangsung.

Dr Jawad Ali dalam bukunya Al-Mufasal fi Tarikh Arabi Qabla Islam mengatakan bahwa pedagang Arab juga telah melakukan perda- gangan lewat Laut Arab, Laut Merah dan Laut Hindia untuk membeli barang di India dan Afrika yang harganya murah, kemudian mereka jual di pasar yang mereka inginkan dengan harga yang tinggi.

Pedagang Arab masa Islam

Ketika Islam berkuasa, kegiatan perdagangan bangsa Arab tidak dibatasi, melainkan tetap berlanjut seperti biasa. Bahkan kebiasaan pada masa jahiliyah seperti menyiapkan karapan-karapan dagang ke atau dari negara lain tetap dilakukan.

Perdagangan bangsa Arab semakin pesat bersamaan dengan menyebarnya agama Islam Mereka yang berprofesi sebagai pedagang juga menjadi penyebar agama Islam. Dakwah dan dagang merupakan dua aktivitas yang berjalan beriringan.

Dengan demikian, dakwah Islam yang dilakukan oleh para pedagang Arab bukanlah pekerjaan sambil lalu, tanpa rencana, dan tanpa strategi. Mereka memilih profesi itu agar mempunyai kebebasan dalam berdakwah dan mengajarkan ilmunya.


Pada masa Dinasti Umawiyvah, Dinasti Abbasiyyah maupun dinasti-dinasti yang lain, pebisnis-pebisnis Muslim menjadi pemegang kendali perdagangan dunia. Mereka menguasai perdagangan di sekitar Laut Tengah, Laut Arab, Teluk Persia, Selat Bosporus dan Laut Merah.

Wilayah tersebut merupakan jalur perdagangan yang amat ramai. Kota-kota yang dikuasai Islam seperti Cordova dan Granada di Spanyol, Basrah dan Baghdad di Iraq serta banyak kota lain Islam yang membnbentang dari Afrika, Eropa, dan Asia, menjadi kota-kota perdagangan yang penuh gemerlap.

Bahkan Baghdad saat tu, seperti  dilukiskan banyak sejarawan, menjadi sebuah megapolitan yang kedudukannya sama dengan kota New York saat ini.

Para pedagang Arab tidak hanya memperdagangkan hasil-hasil negeri Arab, tetapi juga barang-barang yang didatangkan dari Afrika, India, dan sebagainya. Barang-barang tersebut misalnya gading gajah, wangi-wangian, rempah-rempah, batu-batu permata, emas, dan sebagainya.

Karena itu, mereka menjadi perantara antara Eropa dengan negeri-negeri di Timur Jauh. Menurut Louise Marie M. Cornillez dalam bukunya The History of the Spice Trade in India, dominasi pedagang Arab terhadap perdagangan rempah antara India dan Eropa yang menyebabkan Vasco da Gama dan Chistopher Columbus berusaha menemukan rute pelayaran baru ke India, dan mengawali zaman penjajahan Eropa.

Selain di wilayah teluk, para pedagang Arab juga melakukan perdagangan ke daerah timur jauh yaitu China. Catatan sejarah menyebutkan bahwa sudah terjadi hubungan dagang antara dunia Arab dan China sebelum era Islam.


Jalur perdagangannya lewat laut dan darat (jalur sutera). Beberapa pedagang Arab sudah ada yang menetap di beberapa kota bandar dagang di negeri China, seperti Kanton, Chang Chow, dan Chuan Chow. Para pedagang Arab tersebut kemudian banyak yang menikahi perempuan setempat.

Pada perkembangan berikutnya keturunan mereka bukan hanya menjadi pedagang, tapi juga ada yang terjun ke dunia militer dan politik. Pada masa Dinasti Tang (618-905) orang-orang Arab telah mendapat kedudukan yang terhormat.

Menemukan Benua Amerika

Selain ke China, pedagang Arab juga menjalankan bisnisnya sampai benua Amerika. Van Sertima dalam bukunya They Came Before Columbus menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif bernia ga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.

Bagi umat Islam, Amerika bukanlah ‘dunia yang baru’ seperti diungkapkan Christopher Columbus-penjelajah berkebangsaan Spanyol– yang mengklaim sebagai penemu pertama benua itu. Jauh sebelum Columbus menginjakkan kakinya pada 21 Oktober 1492, umat Islam telah tiba di Benua Amerika.

Menurut Fareed H. Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation, jauh sebelum Columbus tiba umat Islam telah sampai di Amerika. Ia mengungkapkan, orang Islam pertama yang tiba di Benua Amerika adalah seorang pelaut dari China.

Pada 1178 M, berdasarkan sebuah dokumen Dinasti Sung, seorang pelaut Muslim telah menemukan sebuah benua yang disebut sebagai Mu-Lan-pi atau Amerika. Dinasti Sung memang dikenal memiliki angkatan laut yang sangat kuat.


Dua abad kemudian, papar Fareed, tepatnya 1310 M, Abu Bakri (Abu Bakar), seorang Kaisar dari Mali, Afrika Barat, telah melakukan serangkaian perjalanan menuju ‘Dunia Baru’, yakni Benua Amerika. Selain itu, pada 1312 M, Muslim dari Afrika Barat terutama Mali yang dikenal dengan istilah Mandinga telah sampai di Teluk Meksiko.

“Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya.”

Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya They Came Before Columbus membuktikan adanya kontak antara Muslim Af- rika dan orang Amerika asli. “Columbus juga tahu bahwa Muslim dari pantai Barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara,”  tulis Ivan.

Daerah yang juga menjadi tujuan ekspedisi perdagangan orang Arab adalah Malaka dan Nusantara. Kontak orang Arab dengan orang orang Nusantara bahkan terjadi sebelum masehi. Thomas W. Arnold dalam The Preaching of Islam mengemukakan bahwa pada abad ke-2 sebelum masehi, orang-orang Arab memegang peran penting dalam perdagangan dengan Ceylon (Srilangka).*/Bahrul Ulum

Rep: Admin Hidcom
Editor: -

#

Sedekah Saat Krisis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Diprediksi krisis global semakin dekat. Berdasarka...

Sedekah Saat Krisis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Diprediksi krisis global semakin dekat. Berdasarkan analisa, Indonesia bisa masuk ke area krisis walapun peluangnya tidak sebesar Amerika, Eropa dan Cina. Apa penyebab krisis? Salah satunya Inflasi dan bunga yang tinggi.

Bagaimana menekan inflasi? Perbanyak produksi. Apa produksi yang tidak butuh modal besar? Mengolah tanah yang ada. Optimalisasi pengolahan tanah yang menganggur, segera tanami. Tanaman yang berumur pendek tanpa perawatan yang sulit. Yang terpenting perut kenyang. Bila bahan baku ada, tinggal kreativitas untuk meningkatkan nilai tambahnya.

Bagaimana menghindari dampak kenaikan suku bunga? Bangun segala sesuatu dengan modal sendiri. Menabung sesaat untuk berinvestasi. Atau meluaskan usaha dengan kemitraan bukan pinjaman bank.

Batasi tabungan di bank. Biarkan uang berputar untuk menggerakkan produksi. Agar sisi penawaran meningkat untuk menekan inflasi. Semakin takut menggerakkan atau memutar uang untuk investasi, maka inflasi terus merangkak.

Perbanyak sedekah untuk meningkatkan daya beli lalu mendorong sektor produksi. Saat peluang krisis makin besar, maka perbesar juga sedekahnya.  Krisis itu terjadi karena manusia kikir dan tak memutarkan kekayaannya, sehingga daya beli dan produksi mandek.

Bila inflasi naik, maka suku bunga dinaikkan karena pemilik uang tidak mau nilai uangnya turun. Maka cara melawannya dengan bersedekah dan membangun kemitraan. Syaratnya, pertimbangan ekonomi jangan laba dan pengembalian modal tetapi membangun kemanusiaan dan keridhaan Allah.

Orientasi uang dan keuntungan pragmatis yang membuat roda perekonomian tidak bisa menghasilkan kesejahteraan secara maksimal dan merata. Mengeruk kekayaan yang membuat krisis terjadi. Belajarlah pada Utsman bin Affan dan Abdurahman bin Auf saat meredam krisis di Madinah di era Umar bin Khatab.

Memanfaatkan Energi Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Semua urusan kembali kepada Allah. Semua ya...

Memanfaatkan Energi Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Semua urusan kembali kepada Allah. Semua yang terjadi sesuai dengan takdir-Nya. Kehendak Allah yang pasti terjadi. Bukan rencana dan kehendak manusia. Andai manusia merencanakan dan berbuat sesuatu dengan kehendaknya dengan mengerahkan seluruh kekuatan di jagat raya, awalnya seperti sesuai dengan rencananya namun yang terjadi sesuai dengan kehendak Allah.

Rencana dan kehendak manusia, pada awalnya berjalan sesuai rencana. Dikerahkan seluruh yang dimiliki. Saat seluruh sumberdaya telah dikerahkan total, Allah akan mengubah haluan sesuai takdir-Nya. Agar sumber daya tersebut hancur sehingga tak tersisa sedikitpun kekuatan manusia.

Firaun hancur saat di puncak pengerahan kekuatan dan sumberdayanya. Qarun hancur di saat puncak kegemilangan kemewahannya. Haman hancur di saat puncak kekuatan ilmu dan teknologinya untuk menghancurkan kebenaran Nabi Musa.

Semua kisah para pemilik kebun di Al-Qur'an hancur di saat esok pagi akan panen. Hancur di puncak kejayaan, bukankah itu paling menyakitkan dan mengenaskan? Bukankah setelah itu tidak ada sumberdaya dan kekuatan lagi yang tersisa? Allah menghapus semuanya tanpa ada yang tersisa.

Kehendak Allah pasti terjadi. Takdir Allah yang akan berlaku. Bagaimana berjalan sesuai takdir-Nya? Bagaimana menggunakan energi takdir Allah? Biar takdir Allah yang bekerja bukan kemauan dan ikhtiar manusia.

Hasan Al Banna dalam risalah Risalah Pergerakan menjelaskan," Jangan menentang arus alam semesta, manfaat arusnya, belokan arahnya." Memanfaatkan seluruh energi dan kekuatan yang sudah ada, itulah cara agar hidup itu mudah dan menentramkan.

Mengikuti arus takdir dan kehendak Allah, pahami dan jalani Wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Kehendak dan takdir Allah di jagat raya. Proses dan bagaimana takdir dan kehendak Allah bekerja di kehidupan ini, semuanya tertuang dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Saat diikuti, maka bukan manusia yang berikhtiar membanting tulang  tetapi kekuatan Maha Perkasa Allah yang menopangnya.

Dimana Keberadaan Tongkat Nabi Musa AS? Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tongkat Nabi Musa AS...

Dimana Keberadaan Tongkat Nabi Musa AS?


Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tongkat Nabi Musa AS merupakan salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT sebagai penguat kenabian dan kerasulan. Di manakah keberadaan tongkat itu sekarang?

Hingga saat ini tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan soal keberadaan tongkat Nabi Musa AS yang dengannya bisa membelah Laut Merah sehingga lolos dari kejaran Fir'aun. Melalui tongkat itu juga, Nabi Musa beberapa kali menunjukkan mukjizat atas Kuasa Allah SWT.

Namun, sebagaimana dilansir di laman Mawdoo, mengutip pernyataan Dr Rasyid Jarrah dalam “Aina Dzahabat Asha Musa”, menjelaskan sampai sekarang tidak ada teks eksplisit atau bukti yang jelas terkait keberadaan tongkat Nabi Musa. Salah satu peneliti menunjukkan bahwa tongkat Nabi Musa dibakar ketika Musa membakar anak sapi orang Samaria.

Sebagaimana klaim peneliti tersebut, orang Samaria telah memanfaatkan tongkat Musa untuk menyebarkan jiwa di dalam anak sapi karena khasiatnya yang ajaib. Hal ini mendorong banyak orang untuk mempercayai orang Samaria dan menyembah anak lembu.

Nabi Musa sendiri menggunakan tongkat tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, dan tongkat itu juga memiliki mukjizat tersendiri.

Misalnya, Nabi Musa biasa bersandar pada tongkatnya saat melakukan perjalanan, bepergian dan mengembara. Tongkat itu juga digunakan untuk berjalan, dan dapat berdiri tegak sehingga Nabi Musa bisa berdiri di atasnya.

Tongkat tersebut juga untuk mengetuk cabang-cabang pohon, agar jatuh daun-daunnya untuk kemudian dimakan para domba gembalaannya. Tongkat ini memiliki dua kepala cabang, yang dipakai untuk menggantung busur atau anak panah.

Pada malam hari, kedua kepala tongkat itu akan menyala seperti lampu. Beberapa manfaat lain dari tongkat Nabi Musa, ialah tongkat itu membantu beliau untuk bisa minum air dari sumur yang dalam. Tongkat ditancap ke tanah dan bertahan lama sampai keluar air dari sumur yang dalam itu.

Kepala tongkat itu kemudian berubah menjadi seperti ember, lalu Nabi Musa mengisinya dan meminum airnya. Jika tongkat tersebut dicabut, maka air akan berhenti keluar.

Selain itu, jika matahari terlalu terik dan panas, dan Nabi Musa tidak dapat menemukan tempat untuk berlindung, maka tongkat itu akan mengeluarkan cabang-cabang, lalu jubah Nabi Musa diletakkan di atasnya sehingga menjadi tempat yang teduh. Ketika Nabi Musa ingin buah, tongkat itu ditancapkan ke tanah, lalu tumbuh dan menghasilkan buah.

Berserah Diri, Kekuatan Utama Muslimin Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Para Nabi dan Rasul ingin menja...

Berserah Diri, Kekuatan Utama Muslimin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Para Nabi dan Rasul ingin menjadi umat Nabi Muhammad saw. Umat terdahulu seluruhnya dikabarkan akan kehadiran Nabi Muhammad saw dan umatnya. Salah satu alasan Nabi Musa,  mereka bisa menaklukan Dajjal. Kelak, Nabi Isa  pun akan menjadi pengikut Nabi Muhammad saw.

Keutamaan umat Nabi muhammad saw terus diperdengarkan dan dikabarkan  oleh Allah melalui kitab suci sebelumnya. Umat ini diberikan nama kaum muslimin, kaum yang berserah diri kepada Allah. Mengapa tidak dinamakan umat yang perkasa, hebat dan nama lainnya yang memunculkan ketakutan dan ketakjuban saat mendengar namanya?

Kekuatan umat Islam pada keberserahan dirinya pada Allah, Al-Qur'an, Rasulullah saw dan sunahnya. Keberserahan diri menjadi inti kekuatan dan kedahsyatannya. Mengapa bukan pada ilmu, teknologi, akal, kekayaan, penguasaan sumber daya  dan kekuasaan?

Semua yang tidak terbimbing oleh Allah akan rusak pada akhirnya. Semua yang tidak menyerahkan diri pada Allah akan hancur pada akhirnya. Gunakan timbangan Allah dan Rasulnya dalam mengelola kehidupan. Dalam timbangan maslahat dan mafsadat. Dalam mengukur benar dan salah. Dalam mengambil  keputusan dan hukum.

Dengan ilmu manusia mendapatkan jalan mudah dan terang? Dengan akal manusia bisa menyelesaikan persoalan hidup dengan sempurna? Ilmu yang bersumber dari Allah. Akal yang terbimbing oleh wahyu Allah yang bisa menyelesaikannya. Tanpa bimbingan Allah berarti terbimbing oleh hawa nafsu dan syetan.

Dengan hawa nafsu, ilmu, akal dan pemikiran sangat terbatas dan amat sempit. Daya jangkaunya hanya ego dan kepentingan diri. Dengan bisikan syetan, ilmu, akal dan pemikiran sangat merusak karena orientasinya menghembuskan ketakutan dan kehancuran manusia. Mengapa yang mau menghancurkan justru dijadikan pedoman?

Yang paling nyaman dan tentram itu berserah diri. Seperti penumpang yang berserah diri pada supir dan pilot. Seperti mereka yang menyerah peta perjalanan dengan mengikuti google map. Mengapa tak bisa diterapkan dengan berserah diri mengikuti Allah dan Rasulullah saw?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)