basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Pohon Pisang dan Kaderisasi Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bacalah surat Al-Fath pada bagian ayat-aya...

Pohon Pisang dan Kaderisasi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bacalah surat Al-Fath pada bagian ayat-ayat terakhir. Itulah salah satu filosofi pohon pisang.  Filosofi dalam membela agama Allah. Filosofi yang membut musuh-musuh Allah ketakutan. Yang membuat umat Islam semakin kokoh. Filosofi dalam membangun organisasi dan struktur masyarakat Islam.

Sebelum berbuah, pohon pisang sudah menyiapkan tunas-tunas baru. Fungsi tunas baru untuk memperkokoh fondasi pohon pisang karena harus menanggung beban buah yang terus membesar. Akar pohon pisang tidak sekuat pohon kayu, maka harus ditunjang kekuatannya oleh tunas-tunas baru.

Terus menumbuhkan tunas-tunas baru. Itulah agar pohon pisang bertambah kokoh dalam menanggung bebannya. Jangan memindahkan tunas baru, sebelumnya buah pisang menjadi tua. Tunas-tunas baru yang dipindahkan sebelumnya buahnya tua, akan melemahkan kekuatannya.

Bagaimana mengetahui tunas pohon pisang sudah siap dipisahkan dari tempat asalnya? Tunggu hingga buah pisang induknya tua. Tuanya buah pisang menunjukkan kematangan tunasnya. Tunas-tunas pisang sudah akil baligh.

Jika tunas-tunas tetap dikumpulkan bersatu. Maka buahnya tidak akan sebagus induknya yang dulu. Daya tahan dari terjangan angin dan menancapan ke bumi berkurang. Sehingga mudah roboh walaupun dikelilingi pohon pisang yang banyak.

Bandingkan dengan cara Rasulullah saw mendidik para Sahabatnya?  Bandingkan bagaimana cara Rasulullah saw mengkader para Sahabatnya? Setelah Futuh Mekkah. Setelah Rasulullah saw wafat, seluruh sahabat menyebar ke penjuru dunia hingga ke Nusantara.

Tumbuhan dengan tunas yang banyak yang mengokohkan pohon induknya inilah yang akan menjengkelkan mereka yang memusuhi Islam. Sebab disetiap penjuru bermunculan kekuatan dan mercusuar Islam yang baru.

Pisang, Strategi Awal Perkebunan di Lahan Kritis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Pohon pisang adalah t...

Pisang, Strategi Awal Perkebunan di Lahan Kritis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Pohon pisang adalah tanaman yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Juga bagian tanaman Surga. Perhatikan buah dan  tanaman yang disebutkan dalam Al-Qur'an? Memiliki karakter yang sama. Buahnya sangat mudah untuk dikonsumsi. Bagian tanamannya, seluruhnya bermanfaat tak terbuang.

Bila membuka lahan baru. Agar lahannya cepat rindang dan teduh. Tanamlah pohon pisang. Bila tanahnya sulit air, agar tanaman utama tidak kesulitan air saat kemarau, tanamlah pohon pisang terlebih dahulu. Bila tanahnya kurang subur, ingin bisa menghasilkan pupuk organik yang cepat. Tanamlah pohon pisang terlebih dahulu.

Pohon pisang cepat tumbuh membesar dalam waktu 7-8 bulan, sudah berbuah pula. Bukankah berkebun butuh cashflow yang cepat pula? Batang pisang mengandung air yang melimpah. Di daerah Indonesia bagian timur yang gersang, masyarakatnya ada yang mengandalkan pohon pisang sebagai sumber air di musim kemarau.

Pohon pisang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kelembaban tanah di musim kemarau. Batang, daun, pongkolnya banyak mengandung mikroorganisme (MOL) yang melimpah untuk menyuburkan tanaman utama. Juga kaya akan unsur hara esensial bagi tanaman.

Mengawali perkebunan atau pertanian di lahan yang kritis dan tak subur, awali dengan menanam pohon pisang. Nikmati pohon yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan juga bagian pohon surga. Yang buahnya tak mengenal musim. Buahnya melimpah. Jantungnya bermanfaat bagi kesehatan jantung.

Pupuk pohon pisang pun sangat mudah dan sederhana. Cukup dengan rerumputan dan gulma yang tumbuh di sekitarnya. Tunas-tunas baru pun bermunculan sangat banyak dan sangat mudah dikembangbiakan.

Perhatian tanaman yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Perhatian tanda-tanda kebesaran Allah pada tanaman yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Salah satu karakternya, daerah yang tandus menjadi berlimpah dengan air dan subur dengan ragam tanaman yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

Perut, Prototype Teknologi Pengolahan Sampah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Mengembangkan teknologi p...

Perut, Prototype Teknologi Pengolahan Sampah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Mengembangkan teknologi pengelolaan sampah conteklah perut. Proses dari mulut, usus hingga ke lambung. Bagaimana bisa, membawa sampah di lambung tetapi tidak berbau? Bagaimana agar tidak mencemari organ dalam tubuh yang lain?

Bisakah menyeleksi makanan dan minuman di titik awal? Mulut, lidah, bibir, ludah menjadi media penyeleksi. Rasa, aroma, bau dan kekerasan menjadi indikator apakah layak ke proses selanjutnya?

Bisakah makanan dan minuman yang lolos seleksi langsung diolah menjadi bagian  terkecil dengan gigi seri sebagai pemotong dan guru geramam sebagai penghancur? Sehingga makanan sebesar apa pun menjadi kecil-kecil yang bisa melewati kerongkongan.

Makanan dimasukkan ke area pembakaran yaitu lambung. Jantung memberikan energi panas. Lambung memproduksi asam lambung untuk menghancurkan makanan yang sudah dihancurkan menjadi bubur. Makanan dan minuman diambil nutrisinya untuk memberikan energi pada tubuh. Bisakah pengolahan sampah menjadi media pengambilan pupuk organik cair?

Setelah nutrisinya diambil dan didistribusikan. Diproses ke bagian anus. Agak dikeringkan. Namun disekitar anus diberi lendir untuk mempelancar pengeluaran kotorannya. Bukankah ini teknologi pengelolaan sampah terbaik?

Pengolahan sampah menjadi Kompos mengikuti pola perut. Pengolahan sampah menjadi pupuk cair mengikuti pola pengolahan makanan di lambung. Sumber inspirasi teknologi itu sangat sederhana. Berada disekitar kita.

Bagaimana ragam ilmu dan teknologi di alam ini bisa membantu manusia? Biarkan alam yang bekerja untuk manusia. Jadilah hamba Allah. Bagaimana teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi karya manusia yang memudahkan urusannya? Gunakan akal, penelitian dan riset. Hanya itu saja.

Spiritualitas Pertanian Organik Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Dalam pertanian organik ada cinta dan ...

Spiritualitas Pertanian Organik

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Dalam pertanian organik ada cinta dan kelembutan. Membiarkan tanaman tumbuh alamiah sesuai waktunya. Membiarkan tanaman berbuah sesuai masanya. Tumbuh berkembang sesuai takdir-Nya. Tak ada yang dimanipulasi dan direkayasa.

Dalam pertanian organik merasakan kerjasama tim dengan alam. Seluruh yang hidup di dalam tanah, permukaan tanah, udara, dan yang hinggap di pepohonan adalah satu kesatuan tim. Tak ada musuh yang harus dibasmi. Yang ada bagaimana menciptakan keseimbangan lingkungan. Beri kebutuhannya sesuai kadarnya agar tidak saling menghancurkan.

Pertanian organik menciptakan kenyamanan. Bagaimana agar makro dan mikroorganisme yang bisa hidup nyaman dan bergembira. Bagaimana mereka merayap, melompat dan terbang dari satu tempat ke tempat lain dengan  bahagia. Bagaimana mereka saling bersahutan? Bunyi dan suara ragam hewan menjadi hiburan.

Hidup ini satu kesatuan yang utuh. Hidup ini beraqidah atau bertauhid. Hidup dalam poros yang satu. Semua makhluk bersujud dan beribadah kepada Allah. Tak ada yang merugikan dan dirugikan. Yang ada hanya menciptakan keseimbangan. Itulah konsep dasar pertanian organik.

Semua makhluk hidup hanya menjalankan perannya bila semuanya menghambakan diri kepada Allah. Bila semuanya mengikuti syariat Allah, semua profesi manusia dan makhluk hidup hanya berbagi peran agar kehidupan berjalan hingga datangnya hari kiamat.

Belajar hidup dengan pengelolaan pertanian organik. Tak ada lagi iri dan dengki. Tak ada lagi keserakahan. Tak ada lagi permusuhan. Tak ada eksploitasi. Tak ada pemaksaan kehendak terhadap alam. Semuanya teman, sahabat, saudara dan hamba Allah.

Saling bersedekah. Saling menjalankan peran. Saling bekerjasama walaupun tak saling paham bahasanya. Berkoordinasi dengan lintas makhluk hidup. Tak pernah kenal dan menyapa. Tak pernah berbicara dan bertemu. Namun saling beradu dalam ketidakpahaman. Itulah pertanian organik.

Mengumpulkan Sampah, Mengumpulkan Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Lihat di perbukitan. Bila ...

Mengumpulkan Sampah, Mengumpulkan Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Lihat di perbukitan. Bila ada titik yang lebih hijau dari yang lainnya, bertanda disitulah ada rumah. Sisa rumah tangga memberikan kesuburan yang berbeda. Mengapa? Sebab unsur hara terbawa oleh sayuran, buah-buahan dan dedaunan yang dikonsumsi. Semuanya terkumpul di rumah.

Bila seluruh hasil dibawa ke kota, berarti tanah dipedesaan akan terjangkiti kekurangan hara tanah. Sedangkan di kota terjadi kelebihan unsur hara yang tak digunakan. Maka perlu integrasi antara kota dan desa dalam menyuburkan tanah. Kota menjadi pemasok unsur hara tanah ke pedesaan.

Kota harus menanggung biaya distribusi sampah ke pedesaan. Kota menjadi pusat unsur hara tanah.  Desa menjadi pusat pertanian dan perkebunan organik. Memindahkan sampah berarti juga memindahkan makro dan mikroorganismenya. Carilah kota-kota yang sebelumnya sangat subur, maka mikro dan makroorganismenya berpindah pula dan akan membuat tanah pedesaan yang tandus menjadi subur seperti kota asal sampahnya.

Ada yang mengatakan kalo ingin menanam pohon dari daerah tertentu harus bawa tanahnya juga, bukan pohonnya saja, walaupun sedikit. Mungkin agar struktur tanah dan unsur hara daerah asalnya terduplikasi secara alamiah di tempat penanaman pohon tersebut.

Rasulullah saw melarang mengambil air, tanah dan benda-benda di daerah yang telah di azab oleh Allah. Bisa jadi ada hukum menduplikasi antara satu benda dengan benda yang lainnya. Tanah yang beracun tidak boleh dibawa ke tempat lain, karena akan meracuni tanah yang lainnya. Bagaimana bila tanahnya subur?

Mengumpulkan dan memindahkan sampah bukan sekedar mengumpulkan dan memindahkan benda-benda organik saja tetapi memindahkan kehidupan yang berada di sampah tersebut. Berarti memindahkan unsur hara tanah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Bagi yang paham, sampah adalah harta karun. Berapa banyak dana dan investasi yang dikeluarkan untuk membangun industrialisasi pupuk? Berapa banyak dana untuk pupuk yang ditebar ke tanah? Padahal cukup sederhana. Kumpulkan, distribusikan dan taruhlah sampah  di atas tanah.

Model Masyarakat Di Era Kediktatoran Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bagaimana model masyarakat di set...

Model Masyarakat Di Era Kediktatoran

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bagaimana model masyarakat di setiap zamannya? Bacalah sejarah Firaun dalam mengacaukan pemikiran masyarakat. Walaupun Nabi Musa sudah memperlihatkan mukjizatnya, namun logika Firaun yang menyesatkan lebih mudah diterima. Itulah penyebabnya, mengapa penguasa zalim, diktator dan bodoh terus menguasai kursi kekuasaan.

Saat wabah kodok, belalang, darah, dan kutu menyerang Mesir. Saat kemarau dan panen buah-buahan gagal. Firaun dan rakyatnya meminta kepada Nabi Musa untuk dilenyapkan. Nabi Musa pun berdoa. Semua wabah pun lenyap. Apa yang dikatakan Firaun kepada Nabi Musa?

Yang menyebabkan datangnya kesialaan adalah Nabi Musa. Karena sebelumnya tidak pernah terjadi wabah dan bencana semacam ini. Firaun menggaungkan tuduhan ini. Rakyatnya pun turut meyakini seruan Firaun. Di era kediktatoran, suara rakyat hasil rekayasa para penguasa bukan dari nurani rakyatnya sendiri.

Masyarakat mudah tertipu dengan tampilan fisik dan suara penguasanya. Saat kemukjizatan Nabi Musa jelas. Firaun pun berkata pada rakyatnya, "Kerajaan Mesir adalah milikku. Seluruh sungai-sungai di Mesir mengalir di bawahku. Apakah kamu tidak melihat? Mana yang lebih mulia aku atau dia (Musa) yang tak jelas perkataannya?"

Firaun mengecohkan pemikiran masyarakat bahwa seorang Nabi harus berasal dari para pembesar. Bila tidak, seorang Nabi harus memiliki gelang-gelang emas dan malaikat datang mengiringi kemanapun Nabi Musa melangkah. Mengapa masyarakat lebih percaya dengan Firaun?

Pragmatis soal perut. Itulah penyebab akal manusia dikendalikan oleh manusia lainnya. Ketakutan akan rezeki yang membuat manusia kehilangan kemerdekaan dirinya. Kesederhanaan menciptakan kemerdekaan diri. Kekayaan dan kesenangan justru membuat manusia menjadi budak.

Masyarakat yang tak beraqidah. Masyarakat yang pragmatisnya perut. Selamanya menjadi corong penguasa. Menikmati penipuan yang dilancarkan oleh para pembesar dan para diktator di sepanjang zaman. Dihancurkan negerinya oleh penguasa, namun terus diam dan menjadi corong penguasa asal mendapatkan seonggok makanan.

Dibalik Satu Daun yang Kering Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Menjadi daun yang kering, itulah gambara...

Dibalik Satu Daun yang Kering

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Menjadi daun yang kering, itulah gambaran akhir kehidupan dunia dalam Al-Qur'an. Setiap satu daun kering yang dikumpulkan berarti mengambil satu ayat Al-Qur'an yang dijadikan pelajaran. Satu daun kering berarti mentafakuri dan mentadaburi satu ayat Allah. Mengumpulkan sampah berarti mengumpulkan pemahaman tentang hakikat dunia.

Satu helai daun kering yang dikumpulkan berarti satu mutiara pelajaran berharga.  Mentadaburi Al-Qur'an bersama sampah yang berserakan. Mengumpulkan sampah padahal sebenarnya tengah mentadaburi Al-Qur'an. Belajar Al-Qur'an tak harus membuka tafsir yang tebal dengan bersila dihadapan ustadz. Cukup mengambil sapu. Pergilah ke kebun. Kumpulkanlah sampah.

Saat sampah digeser. Apa yang ada? Belatung dan cacing. Mereka teman di alam kubur. Tak ada yang mau menemani kecuali belatung dan cacing. Semua binatang tanah akan menjadi teman. Merekalah teman alam kubur. Sapalah dan ucapankan salam pada mereka.

Banyak yang menjauhi sampah. Seperti itulah gambaran manusia terhadap kematian. Padahal yang dimakan okeh manusia pun akan menjadi sampah di perutnya. Bau dan menjijikkan. Hanya saja Allah menciptakan teknologi super canggih yang tidak mungkin bisa dibuat oleh manusia sehingga sampah di dalam perut tak menganggu aktivitas manusia. Seperti itu seharusnya manusia menciptakan teknologi pengolahan sampah.

Sampah berjatuhan di sekitar tanaman bukan untuk menyengsarakan pohon yang masih hidup, tetapi memberikan energi dan nutrisi kehidupan pada yang masih hidup. Sampah diolah menjadi unsur hara makro esensial dan mikro. Saat daun berguguran, seluruh energinya diberikan ke dedaunan yang masih hijau.

Saat kematian menimpa manusia, energi apa yang bisa diberikan kepada generasi pelanjunya? Sekedar harta warisankah? Sebelum kematian tiba, belajarlah pada daun yang berguguran, serahkan dan berikan seluruh kebijaksanaan hidup yang diperoleh kepada generasi yang baru tumbuh.

Gugurnya daun yang kering. Melayangnya daun kering. Menghamparnya dedaunan kering di atas tanah, bukanlah peristiwa biasa. Semua tanda-tanda kebesaran Allah yang memberikan pelajaran berharga bagi yang mau berfikir, bertanya, mendengar dan mengambil pelajaran.  Sebab peristiwa tersebut diabadikan dalam Al-Qur'an.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (175) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)