basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Cara Nabi Ayub Mengelola Ujian Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Berapa lama Allah mengembalikan yang hi...

Cara Nabi Ayub Mengelola Ujian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Berapa lama Allah mengembalikan yang hilang dari Nabi Ayyub? Berapa lama, keluarga, kekayaan dan kesehatannya pulih kembali? Semua sesuai kehendak Allah. Allah yang memberi dan mencabut ujian. Jadi jangan pernah mempersoalkan waktu, kapan ujiannya dicabut Allah?

Malam hari ada jangka waktunya. Terbitnya fajar ada waktunya. Lamanya siang hari sudah ditetapkan. Datangnya malam sudah ditentukan. Apakah ilmu, teknologi dan kekuatan jagat raya bisa merubah waktu pergiliran siang dan malam?

Yang terpenting, apa aktivitas yang utama di saat siang dan malam? Apa ikhtiar yang dilakukannya? Apa arahan dan bimbingan Allah dan Sunnah Rasulullah saw di waktu siang dan malam. Urusan Allah, serahkan pada Allah. Bagian yang telah ditetapkan bagi manusia, jalankanlah.

Bila saatnya tiba, air pun bisa menjadi obat bagi Nabi Ayub. Bukankah Nabi Ayub terbiasa mandi juga? Mengapa tiba-tiba air dipemandian berubah menjadi penyembuh sakitnya? Mengapa tiba-tiba serangga disekitarnya menjadi emas permata? Semuanya kehendak Allah, fokus utamanya hanya apa bimbingan Allah dan Sunnah Rasulullah saw yang harus dijalankan?

Menjalankan perintah Allah dan Sunnah Rasulullah saw lebih berharga dari dicabutnya ujian. Lebih berharga daripada balasan Allah  terhadap ujian yang dijalani. Sebab di surga nanti, istri di dunia lebih berharga daripada balasan bidadari surga. Karena pada istri, terdapat jejak-jejak ibadah kepada Allah.

Hakikat manusia ada pada jiwanya bukan fisiknya. Fisik akan kembali ke tanah. Tak berarti apa-apa. Sedang jiwa terus menjejakkan kaki ke akhirat. Sebab itulah kisah Nabi Ayub berisi tentang bimbingan jiwa, bagaimana interaksi jiwa terhadap ujian. Bagaimana persepsi dan cara menjalaninya.

Jiwa yang benar dalam menghadapi ujian adalah ketentraman. Ketentraman menjadi indikator apakah jiwa benar dalam berinteraksi dengan ujian kehidupan? Belajarlah pada Nabi Ayyub tentang bagaimana diri menghadapi kehidupan.

Menyeru Diri, Metode Dakwahnya Nabi Ayub Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Apakah ada kisah Nabi Ayub me...

Menyeru Diri, Metode Dakwahnya Nabi Ayub

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Apakah ada kisah Nabi Ayub menyeru kepada kaumnya? Tapi lebih banyak berkutat pada persoalan atau ujian pribadinya. Kehilangan keluarganya, kekayaannya dan kesehatannya. Dari sekian banyak ujian, mengapa yang sering diungkap dalam Al-Qur'an hanya kesehatannya saja?

Saat dihempas persoalan kesehatan, mengapa yang banyak dibahas bukan liku-liku mencari obat-obatan fisik? Namun, mengapa di era sekarang, saat sakit justru yang diributkan tentang pengobatan fisik kimiawi, herbal dan alternatif? Seolah-olah saat fisik sakit yang diobati hanya fisiknya saja.

Pada saat sakit, mengapa Allah menghiburnya dengan pemberian pahala, dihapuskannya kesalahan dan dosa, dan diganti dengan pembalasan yang lebih baik lagi? Semuanya berkaitan dengan jiwa bukan fisik.

Dakwah itu bukan sekadar menyeru orang lain, tetapi juga tentang menyeru diri sandiri. Bermuhasabah, meneguhkan janji diri kepada Allah, menasihati diri, berbincang dengan diri, bertafakur dan bertadabur merupakan dakwah kepada diri sendiri. Dakwah kepada diri pada setiap helaan nafas, karena bisikan nafsu dan syetan terus mengepung setiap saat dari semua penjuru dan panca indra.

Bagaimana cara diri mengelola diri dan kehidupan? Bagaimana cara diri mengelola ujian? Merupakan dakwah kepada orang lain juga. Bukankah cara Nabi Ayub mengelola ujian dari Allah menjadi petunjuk bagi generasi berikutnya? Biografi, otobiografi, kisah hidup seseorang akan menjadi panutan generasi berikutnya. Ini pun sebuah gerakan dakwah juga.

Hilangnya keluarga dan kekayaan tak ada kaitannya dengan dirinya, sebab mereka hanya titipan. Bukankah saat dilahirkan dan mati sendirian? Bukankah saat mempertanggungjawabkan hidup dihadapan Allah pun sendirian pula? Namun bila kesehatan yang hilang, maka ada satu yang hilang.

Saat sakit, sebenarnya jiwanya yang sakit. Obatnya hanyalah bersabar, bertawakal dan menyerahkan diri total kepada Allah. Bila terus melawan, sakitnya akan semakin parah, segala obat fisik akan tertolak. Sedangkan pencarian obat fisik merupakan fitrah dasar manusia yang tidak perlu diajarkan. Seperti kucing yang mencari rerumputan di saat sakit walaupun tak ada yang mengajarkan. Oleh sebab itulah, kisah Nabi Ayub lebih banyak mengajarkan pengelolaan jiwa saat menghadapi sakit, sebab inilah substansinya manusia.

Mengapa Firaun dan Namrudz Resah? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bila menjadi orang terkaya dan berku...

Mengapa Firaun dan Namrudz Resah?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bila menjadi orang terkaya dan berkuasa, apakah tak memiliki masalah lagi? Persoalannya hidupnya adalah bisikan yang muncul dari hatinya. Saat tak beriman kepada Allah, manusia akan menjadi lemah dan tak bisa mengelola besitan hatinya. Padahal inilah pondasinya.

Yang jauh dari Allah, akan selalu dirundung kemalangan luar biasa. Bukankah sakit hati lebih sakit dari sakit gigi? Bukankah penyakit jiwa lebih sengsara daripada sakit tubuh? Bukankah untuk mengobati tubuh yang sakit dimulai dari penyembuhan jiwanya?

Yang jauh dari Allah, apapun capaian hidupnya akan senantiasa dipenuhi bisikan dan hasutan syetan. Apa itu? Samudera ketakutan, was-was dan keresahan. Syetan akan selalu membisikan was-wasnya. Ingatkah kisah seorang Rahib yang telah beribadah seratus tahun? Sekali bermaksiat syetan akan terus memasukkan was-was ketakutan dan keresahan. Di akhir hayatnya, dia mengakui syetan sebagai tuhannya.

Rasa was-was, ketakutan dan keresahan tak bisa diobati dengan akal dan ilmu. Tak bisa diobati dengan menghindari yang ditakutkan. Tak bisa diobati dengan ikhtiar untuk mengobati ketakutan. Hanya dengan rahmat Allah saja ketakutan, was-was dan keresahan  akan lenyap.

Rasa was-was, ketakutan dan keresahan hanya lenyap bila bersahabat dengan malaikat. Malaikatlah yang memasukkan ke dalam hati manusia rasa ketentraman. Seperti saat perang Badar, Malaikat menyelipkan ketentraman kepada muslimin.

Firaun resah karena lahir seorang bayi walaupun telah dinobatkan sebagai tuhan. Namrudz resah dengan seorang pemuda, walaupun dia penguasa yang kuat. Pemilik kebun dalam surat Al-Kahfi resah bila ada fakir miskin yang meminta hasil panennya. Saat pelindung dan penolongnya selain Allah maka kekuatannya seperti rumah sarang laba-laba.

Terus berjalan menapaki ketakutan, keresahan dan was-was, itulah bila teman perjalanannya syetan atau selain Allah. Akhirnya kelemahan jiwa sebab was-was. Terus berjalan menjalani kezaliman yang paling zalim untuk menghancurkan ketakutannya dalam kehidupannya. Itulah dua jalan yang pasti terjadi saat manusia menjauhi Allah.

Mengkhawatirkan Masa Depan, Belajarlah pada Nabi Ibrahim Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Nabi Ibrahim ...

Mengkhawatirkan Masa Depan, Belajarlah pada Nabi Ibrahim

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Nabi Ibrahim meninggal Mekah dengan penuh kekhawatiran. Daerah gersang tak berair. Dia hanya mengikuti perintah Allah saja. Didekatnya hanya ada tumpukan  batu Baitullah.  Seorang Nabi tak bisa memberikan kemanfaatan dan kemudharatan walaupun kepada istri dan anaknya sendiri. Dia meninggalkan Siti Hajar dan bayi Ismail. Apa bekal keyakinannya?

Doa adalah kemukjizatan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Doa adalah sarana pertolongan, perlindungan dan fasilitas kemudahan. Nabi Ibrahim berdoa tidak hanya untuk Istri dan putranya, juga untuk generasinya hingga hari kiamat.

Apa yang dikhawatirkan terhadap keturunan dan generasi berikutnya? Apa yang dikhawatirkan terhadap masa depan putri kita? Masa depan yang tandus tanpa harapan? Kehidupan yang tandus seorang diri tanpa pertolongan, perlindungan dan kemudahan? Belajarlah pada Nabi Ibrahim.

Siapakah yang mencintai anak keturunan kita? Allah lebih mencintai seorang anak manusia dari pada seorang ibu yang mencintai bayinya. Allah lebih mencintai seorang anak daripada kecintaan ayah dan ibunya. Allah maha peduli, tak pernah lelah mengurusi dan terus mencurahkan rezeki dari pada bapak dan ibunya.

Setiap Allah menciptakan sesuatu maka Allah menyediakan petunjuk dan rezeki terhadap yang diciptakannya. Setiap makhluk sudah ditetapkan tempat tinggalnya dan tempat rezekinya. Setiap makhluk-Nya memiliki peran khusus di alam jagat raya ini. Adakah yang masih harus dikhawatirkan?

Nabi Ibrahim hanya berdoa agar negri tempat Siti Hajar dan bayi Ismail tinggal, diberkahi dan aman. Keturunannya dalam kondisi berserah diri, tidak menyekutukan Allah, diajarkan cara beribadah, hikmah, pembersih diri dan diutusnya Rasul. Doa merupakan bekal dan arahan yang tersimpan di langit agar kelak dicurahkan kepada generasi berikutnya di saat yang tepat.

Apakah masih khawatir tentang masa depan keturunan kita? Belajarlah pada Nabi Ibrahim. Tetap optimis dengan doanya walaupun meninggalkan keturunannya di lembah yang tandus, tak ada sumber air, tak ada kehidupan sedikit pun. Kuncinya doa dan setiap kiprahnya  berasal dari tuntunan Allah.

Cara Nabi Sulaiman Mengelola Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Nabi Sulaiman mengawasi manusia...

Cara Nabi Sulaiman Mengelola Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Nabi Sulaiman mengawasi manusia, jin dan ragam makhluk yang sedang bekerja. Dalam diam tak berbicara. Dengan tongkat yang menjadi tumpuannya. Tak ada perintah, petunjuk, saran, komando dan koordinasi. Dalam diamnya Nabi Sulaiman, seluruhnya bekerja dengan baik.

Bisakah mengelola kekuasaan dan lembaga seperti Nabi Sulaiman yang tengah duduk terdiam? Dianggap masih hidup padahal sudah wafat. Dalam diam, seluruhnya bekerja dengan sempurna. Filosofi ini bisa dicontoh dalam mengelola kekuasaan dan ragam institusi.

Nabi Sulaiman memahami semua bahasa makhluk dan  hewan.  Paham bahasa jin, manusia, angin, burung, semut dan sebagainya.  Bisakah pemimpin memahami bahasa seluruh timnya? Walau beragam latarbelakang? Memahami, awal untuk dipahami. Memahami bahasa awal untuk memahami jiwa, hati dan akal. Inilah awal sinergi.

Nabi  Sulaiman paham peran burung Hud-hud. Menggali informasi, sebagai intelejen dan  menyebarkan informasi. Nabi Sulaiman paham peran jin, menggali kekayaan yang tersimpan di lautan dan membangun infrastruktur. Kuds, angin dan awan dimanfaatkan untuk membawanya menjelajahi pelosok negri. Tempatkan dan berdayakan sesuai tujuan penciptaannya.

Nabi Sulaiman paham jeritan hati, harapan, dan mimpi yang tak terdengar oleh siapapun. Suara semut dapat didengarnya. Harapan semut dipenuhinya. Ketundukan hati, penyerahan diri, konsisten pada tujuan peran Nabi dan Rasul yang membuatnya mampu mendengar harapan, keinginan dan jeritan yang tersembunyi. Itulah kepekaan pemimpin.

Nabi Sulaiman memiliki pasukan yang terdiri dari manusia, jin dan burung. Mereka bergerak dengan rapih, teratur dan tertib. Bisakah menggabungkan unsur yang berbeda dalam keteraturan? Nabi Sulaiman bermusyawarah dalam hal apa yang dilakukannya terhadap ratu Bilqis? Jin bersiap mengerahkan kekuatannya. Manusia yang berilmu bersiap mengerahkan ilmunya.  Bermusyawarah untuk mendayagunakan seluruh sumberdaya.

Apa yang mengeratkan hati seluruh makhluk di jagat raya? Keadilan. Allah memberikan hidayah keadilan kepada Nabi Sulaiman yang melampaui Nabi Dawud. Semuanya puas dengan putusan hukumnya Nabi Sulaiman. Berhimpun dan menghimpun. Bersatu dan bergerak bersama hanya bisa dilakukan dengan ikatan keadilan.

Kandungan Dalam Butiran Air Hujan Dalam penjelasan ilmiah mengenai peran hujan yang "menghidupkan" lahan yang "ma...

Kandungan Dalam Butiran Air Hujan


Dalam penjelasan ilmiah mengenai peran hujan yang "menghidupkan" lahan yang "mati" yang disebutkan dalam Alquran sudah dianalisa oleh para pakar ilmu pengetahuan. Diketahui bahwa hujan membawa butiran air yakni suatu materi yang penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di dunia, ternyata butiran air hujan juga membawa serta material yang berfungsi sebagai pupuk.

Saat air laut yang menguap dan mencapai awan, ia mengandung sesuatu yang dapat merevitalisasi daratan yang mati. Butiran air hujan yang mengandung bahan-bahan revitalisasi tersebut biasa dikenal dengan nama "surface tension droplets."

Bahan-bahan ini diperoleh dari lapisan permukaan laut yang ikut menguap. Pada lapisan tipis dengan ketebalan kurang dari seper-sepuluh milimeter dan biasa disebut "lapisan mikro" oleh para ahli biologi ini, ditemukan banyak serasah organik yang berasal dari dekomposisi algae renik dan zooplankton.

Beberapa serasah ini mengumpulkan dan menyerap beberapa elemen, seperti fosfor, magnesium dan potasium, yang jarang diperoleh di dalam air laut. Serasah ini juga menyerap logam berat seperti tembaga, zink, cobalt dan lead.

Sehingga tanaman di daratan yang tersiram hujan akan memperoleh sebagian besar garam-garam mineral dan elemen lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhannya bersamaan dengan datangnya air hujan. Garam-garam yang turun bersama air hujan, merupakan suatu miniatur dari pupuk yang biasa digunakan dalam pertanian (Natrium, Potassium, Kalium dan sebagainya).

Logam berat di udara akan membentuk elemen yang akan meningkatkan produktivitas pada saat pertumbuhan dan pembuahan tanaman. Dengan demikian, hujan adalah sumber pupuk yang sangat penting.


Pupuk yang dikandung pada butiran hujan saja, dalam waktu 100 tahun, tanah yang miskin hara dapat mengumpulkan semua elemen yang diperlukan untuk tumbuhnya tanaman. Hutan juga tumbuh dan memperoleh keperluan hidupnya dari semua bahan kimia yang berasal dari laut.

Dengan cara demikian, setiap tahun sekitar 150 ton pupuk jatuh ke bumi. Tanpa mekanisme ini, maka mungkin jumlah jenis tanaman tidak akan sebanyak yang kita ketahui saat ini dan kemungkinan ketidak seimbangan ekologi dapat juga terjadi.

Memang tidak semua negeri yang mendapat limpahan rahmat itu, tetapi ada pula beberapa tempat di muka bumi yang tidak dicurahi hujan yang banyak, bahkan ada pula beberapa daerah dicurahi hujan tetapi tanah di daerah itu hilang sia-sia tidak ada manfaatnya sedikit pun.

Mengenai tanah-tanah yang tidak dicurahi hujan itu Allah berfirman, "Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS An-Nur: 43)

Menurut ayat ini hujan lebat yang disertai hujan es itu tidak tercurah ke seluruh pelosok di muka bumi, hanya Allah-lah yang menentukan di mana hujan akan turun dan di mana pula awan tebal itu sekadar lewat saja sehingga daerah itu tetap tandus dan kering.

Ego Diri, Tantangan dalam Kesenangan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Hidup di surga dalam kesenangan y...

Ego Diri, Tantangan dalam Kesenangan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Hidup di surga dalam kesenangan yang nyata, menakjubkan dan luar biasa. Di surga, seluruh kebutuhan dipenuhi secara sempurna. Di surga, serba mudah tak ada kesulitannya. Apa tantangannya? Jiwanya sendiri.

Nabi Adam tetap kesepian walaupun kesenangan surga direngkuhnya. Walaupun malaikat dan bidadari melayaninya. Tantangan dalam kesenangan yang melimpah adalah dirinya sendiri, bisakah mengelolanya? Bisakah menaklukkannya?

Saat Allah menghadirkan Hawa di surga untuk lebih menyempurnakan kesenangannya. Adakah tantangannya? Ingin agar kesenangan abadi. Berambisi kekuasaannya abadi. Ini gejolak jiwa yang terus dikompori dan dihembuskan oleh syetan.

Manusia tak pernah berhenti dengan tantangan. Bila seluruh kebutuhan dan keinginan terpenuhi. Bila seluruhnya tercukupi sempurna. Tantangan yang muncul dari dirinya sendiri yaitu ego nafsu dan akalnya. Itulah yang dialami oleh Nabi Adam.

Nabi Musa bergelar Ulul Azmi. Berkomunikasi dengan Allah langsung tanpa perantara. Dengan kemukjizatan dari Allah, para ahli sihir terkalahkan. Firaun dan bala tentaranya ditenggelamkan. Setelah itu, adakah tantangannya lagi? Merasa lebih berilmu, paling paham tentang hikmah.

Allah mendidik Nabi Musa. Ilmu Nabi Musa belumlah seberapa. Allah ingin menghancurkan kesombongan Nabi Musa yang mulai teracuni oleh keburukan jiwanya sendiri. Diutuslah Nabi Musa untuk mencari seseorang yang akhirnya dikenal sebagai Nabi khidir

Nabi Sulaiman sang raja perkasa dan kaya. Tak ada bandingannya di dunia ini. Apa tantangannya? Dirinya sendiri. Merasa mampu memberikan makan dan minum seluruh makhluk. Merasa mampu melahirkan putra yang perkasa untuk berjihad di jalan Allah hingga melupakan dan meninggalkan Allah dengan mengandalkan kekuatan dirinya. Tantangan hidup yang terberat ternyata diri sendiri.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)