basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Si Pitung, Jagoan Betawi yang Menjadi Musuh Bebuyutan Kompeni Kompas.com, 23 Juni 2021, 10:00 WIB  Editor: Nibras Nada Nailufar ...


Si Pitung, Jagoan Betawi yang Menjadi Musuh Bebuyutan Kompeni
Kompas.com, 23 Juni 2021, 10:00 WIB

 Editor: Nibras Nada Nailufar
KOMPAS.com - Pada masa penjajahan kolonial Belanda, muncul sosok jagoan dari Betawi yang dikenal dengan nama Si Pitung.

Sosok yang juga dijuluki sebagai Robin Hood dari tanah Betawi ini diperkirakan hidup pada akhir tahun 1800-an.

Si Pitung adalah seorang bandit yang mencuri dari rumah-rumah orang kaya untuk dibagikan kepada rakyat miskin yang tertindas.

Bagi masyarakat Betawi, ia disanjung sebagai seorang pahlawan.

Namun, bagi kompeni (penjajah asal Belanda), Si Pitung dianggap sebagai penjahat dan musuh bebuyutan karena telah berani mengganggu ketenteraman orang-orang kaya.

Di sisi lain, minimnya jejak sejarah dan banyaknya versi cerita tentang Si Pitung terkadang membuat eksistensinya diragukan.

Lantas, benarkah Si Pitung itu ada?

Biografi Si Pitung
Surat kabar Hindia Olanda, yang diterbitkan pada akhir abad ke-19, menjadi salah satu sumber sejarah yang membuktikan keberadaan Si Pitung.

Namun, berita-berita dalam surat kabar berbahasa Melayu tersebut hanya memuat tentang aksi pencurian dan akhir hidup Si Pitung, tidak dengan hari lahirnya.

Menurut riwayat yang diturunkan orang-orang Betawi, Si Pitung diperkirakan lahir pada 1866 di Kampung Pengumben, sebuah pemukiman kumuh di Rawabelong.

Si Pitung adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Bang Piung dan Pinah.

Nama asli Si Pitung adalah Salihun. Ia baru merubah namanya setelah menjalankan aksi merebut harta orang-orang kaya untuk si miskin.

Semasa kanak-kanak, ia berguru di pesantren di bawah bimbingan Haji Naipin hingga menjadi anak kesayangannya.

Oleh Haji Naipin, Si Pitung pun tidak hanya diajari mengaji dan pencak silat, tetapi juga ilmu kekebalan diri.

Pada akhirnya, Si Pitung tumbuh menjadi sosok yang cerdas, sopan, soleh, pemberani, dan suka menolong.

Awal cerita rakyat Si Pitung
Awal kisah Salihun menjadi Robin Hood dari Betawi bermula saat dirinya menjual kambing milik sang ayah di Pasar Tanah Abang.

Dalam perjalanan pulang, uang milik ayahnya tersebut dicuri oleh para bandit.

Dibantu teman-temannya, Salihun berhasil menemukan para pencuri dan mengambil kembali uangnya.

Oleh para pencuri, Salihun justru ditawari untuk bergabung bersama mereka.

Meski sempat menolak, Salihun akhirnya setuju dan sejak saat itulah ia menggunakan nama Si Pitung dan aksi pencuriannya dimulai.

Aksi pencurian Si Pitung pertama kali diberitakan Hindia Olanda pada Juni 1892.

Beragam pro dan kontra pun menyelimuti sosok legendaris Si Pitung.

Beberapa pihak menyebutnya sebagai pahlawan sosial karena menyalurkan hasil curiannya untuk orang-orang miskin.

Namun, sebagian lainnya bersikeras bahwa aksi kriminal Si Pitung tetap tidak dapat ditoleransi.

Terlepas dari kontroversi yang ada, aksi Si Pitung diyakini sebagai bentuk pemberontakan sosial terhadap penguasa pada saat itu.

Kesaktian Si Pitung
Dalam menjalankan aksinya, Si Pitung kerap mempraktikkan kesaktian yang diajarkan oleh sang guru.

Konon katanya, Si Pitung memiliki kemampuan untuk menghilang, mengubah diri menjadi ayam, dan menguasai ilmu kekebalan diri.

Pada beberapa versi cerita, rahasia kesaktikan tersebut diyakini berasal dari sebuah jimat.

Kendati demikian, koran Hindia Olanda mengungkap informasi yang dapat menyangkal kesaktian Si Pitung.

Ketika tengah menjalankan aksinya, Si Pitung pernah tertangkap dan dipenjara.

Beberapa bulan kemudian, Si Pitung berhasil menghilang dari penjara dengan cara yang misterius.

Setelah dilakukan investigasi, ternyata Si Pitung berhasil kabur setelah seorang petugas penjara meminjaminya sebuah belincong (linggis pencungkil).

Akhir Hidup
Dari surat kabar Hindia Olanda, diketahui bahwa Si Pitung menjalankan aksinya dan menjadi buronan Belanda selama kurang lebih 16 bulan.

Pada Oktober 1893, Kepala Polisi Schout A.W.V. Hinne mendapat laporan tentang keberadaan Pitung.

Si Pitung akhirnya disergap dan tewas setelah terkena beberapa tembakan di tubuhnya.

Kabar mengenai tewasnya Si Pitung dimuat dalam surat kabar berbahasa Belanda, De Locomotief, edisi 19 Oktober 1893 dan koran Hindia Olanda edisi 20 Oktober 1893.

Si Pitung kemudian dimakamkan oleh kepolisian Belanda di daerah Krekot, dekat Pasar Baru.

 

Referensi:

Suliastuti, Threes. (1988). Batavia: Kisah Jakarta Tempo Doeloe. Jakarta: Intisari.

Satu Doa yang Menghancurkan Tahta Penguasa Zalim Oleh: Buya Hamka  Sejarah perjalanan manusia selalu menysaksikan kezaliman dan ...

Satu Doa yang Menghancurkan Tahta Penguasa Zalim

Oleh: Buya Hamka 

Sejarah perjalanan manusia selalu menysaksikan kezaliman dan kesombongan lantaran berkuasa. Pemakaian harta benda yang sesuka hati. Kemewahan yang berlebihan yang menyebabkan orang lupa daratan.

 Seruan para Nabi dan Rasul dan mereka yang memiliki cita-cita bermartabat, selalu menjadi ejekan dari penguasa. Yang menyeru pada kebenaran, dimusuhi dan dibenci penguasa. Sebaliknya, para penjilat, pengambil muka, pemuja, sampai menyamakan martabat penguasa menyamakan Allah dipelihara. Kondisi ini sebenarnya menghancurkan penguasa, tak ada lagi orang yang jujur, sebab yang jujur dimusuhi.

Kelebaran rejeki ialah kekuasaan, kedudukan, dan harta benda yang tak terbatas. Mereka pun mabuk. Mereka tak dapat lagi mengendalikan maka berbuatlah dia semau--maunya, karena tidak ada lagi orang yang berani membantahnya. Penjara di mulutnya. Senjata disediakannya. Yang membantah ditutup mulutnya dan dirampas harta bendanya. Bagaimana menghadapi kondisi ini?

Dalam kondisi ini, tidak ada lagi tempat mengadu, sebab puncuk kekuasaan ada ditangan penguasa. Jalan satu-satunya yang dilakukan manusia yang teraniaya ini, tidak lain hanya tinggal berdoa memohon perlindungan kepada Allah.

Saat penguasa melihat rakyat tak berkutik lagi, penguasa berbuat lebih gila lagi. Mereka membujuk, menipu, mengadakan propaganda palsu untuk membela diri agar yang salah dianggap benar. Agar pendukung penguasa semakin banyak dan luas. Agar yang menyuarakan kebenaran semakin dibenci banyak orang.

Perjalanan sejarah manusia sering ditemukan suatu waktu, dimana segala usaha menemui kebuntuan. Rakyat diperintah secara sewenang-wenang oleh penguasa zalim. Rakyat sudah kehilangan daya. Segala jalan tertutup. Segala kemungkinan tidak tampak. Jalan satu-satunya hanya berdoa.

Nabi Musa dan Harun berdoa, "Ya Allah, Sesungguhnya Engkau telah memberikan kepada  Firaun dan penyokongnya itu perhiasan dan harta benda di kehidupan dunia ini. Ya Allah, jadikan mereka tersesat dari jalan Engkau. Musnahkan harta benda mereka, dan keraskan hati mereka." Doa inilah yang membuat Firaun dan bala tentara tenggelam di lautan. Satu doa yang menghancurkan kekuasaan yang besar dan kuat.

Sumber:
Tafsir Al-Azhar jilid 4, GIP, hal 488-489

Keluar dari Himpitan Diktator Penguasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat Firaun membunuh para ahli ...

Keluar dari Himpitan Diktator Penguasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Saat Firaun membunuh para ahli sihirnya. Saat Firaun terus melakukan aksi kekerasan, intimidasi, memata-matai dan menangkap pengikut Nabi Musa. Saat kekuatan Firaun terus semakin kuat. Saat peribadatan di muka publik dilarang. Apa yang dilakukan Nabi Musa dan Harun?

Allah mewahyukan agar Nabi Musa dan Harun membangun rumah. Menjadikan rumah sebagai kiblat, mendirikan shalat dan menggembirakan orang yang beriman. Rumah menjadi pusat peribadatan, menjalankan syariat yang telah dipusakai sejak Nabi Ibrahim  dan Yusuf sebelum pindah ke Mesir.

Kerja utama saat penuh tekanan adalah memperkuat jiwa, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat. Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Asal ada iman,  amal kepercayaan kepada Allah tetap teguh, teguh menjalankan yang diperintahkan Allah, bagaimana pun sulit keadaan, kelak akan bertukar dengan kegembiraan juga.

Kekuasaan harta benda dan siasat busuk musuh itu tidak akan dapat mengalahkan jiwa yang kuat karena iman. Iman akan kebenaran yang diperjuangkan. Perubahan kondisi berawal dari kekuatan jiwa.

Jika sudah yakin dengan pimpinan Rasul, telah bertawakal, menguatkan jiwa yang tadinya nyaris lemah, diikuti dengan usaha nyata dengan mendorong mendirikan rumah menetap untuk mendirikan shalat, maka keadaan akan berubah. Dari tunas kecil ini, kelak kekuatan akan datang, pengharapan akan timbul, kian lama kian kukuh.

Betapapun gelapnya keadaan yang dihadapi, betapa pun masih kecilnya kekuatan diri sendiri dibandingkan kekuatan musuh, apabila organisasi, kepemimpinan dan susunan yang kecil itu sudah mulai teratur, kegembiraan kerja mulai tumbuh. Cita-cita yang diperjuangkan adalah benar. Yang diperjuangkan bukan urusan pribadi. Semua ini terwarisi hingga generasi berikutnya. Maka yang salah pasti hancur. Cuma soal waktu.

Bila usaha manusia bertemu kebuntuan dan kehilangan daya. Bila penguasa semakin kokoh kesewenangannya. Segala jalan sudah tertutup. Segala kemungkinan tidak nampak. Maka satu-satunya jalan ialah mengadu kepada Yang Maha Tinggi dan Yang Paling Atas.

Isu Pangan, Bertanilah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati)  Yang dikhawatirkan oleh dunia tentang perubaha...

Isu Pangan, Bertanilah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati) 

Yang dikhawatirkan oleh dunia tentang perubahan iklim. Yang dikhawatirkan oleh dunia tentang kenaikan harga dan ketersediaan pangan. Rusia menggunakan pangan sebagai senjata terhadap pendukung Ukraina.

Yang dibahas oleh G-20 tentang pangan. Setiap negara tidak boleh menahan ekspor pangan. Kunjungan Jokowi ke Ukrania bukan soal perdamaian tetapi soal gandum. Erdogan ingin mempertemukan Ukrania dan Rusia soal pangan. Pangan menjadi isu dunia.

Indonesia, 100% import gandum. 98% import bawang putih. 2,2 juta ton kedeleai import, produksi dalam negri hanya 200-400 ribu ton saja. Kacang Tanah, kebutuhannya 1 juta ton, produksi dalam negri 400-600 ribu ton. Bagaimana dengan beras? Negara agraris yang terus mengimpor pangan.

Saat kebutuhan pangan meningkat dan harga cendrung naik, mengapa tak terdorong untuk mencangkul tanah? Mengairi tanah, membuka lahan dan menanam? Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring jumlah manusia yang diperkirakan akan mencapai 10 milyar dalam waktu dekat ini.

Orientasi kepemilikan tanah bukan mengolah tanah untuk menjadi kebun, ladang dan sawah pertanian, tetapi untuk investasi dan spekulasi kenaikan harganya. Tanah tak diberdayakan. Tanah ditelantarkan. Padahal tanah merupakan sumber daya yang paling dasar. Bukankah penjajahan berawal dari soal tanah? Bukankah banyak peperangan berawal dari Tanah?

Persoalan iklim dan energi, bukanlah persoalan utama, bila manusia mau menanam. Bukankah dengan bertanam iklim semakin segar? Bukankah hasil sampingan dari pertanian dan perkebunan, bisa berupa bagan baku energi? Energi itu hanya soal bagaimana mengubah sesuatu menjadi panas dan bergerak?

Banyak yang engan menggeluti pertanian dan perkebunan sebab tingkat pengembalian hasil, waktunya lama, dan kegagalannya. Coba perhatikan berapa banyak yang terbuang dari membeli kendaraan? Andaikan kendaraan yang macet ria di jalanan dialihkan untuk mengolah pertanian? Kemewahan memang membawa pada banyak kemubaziran.

Mentauhidkan Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Semua persoalan dunia dan kehidupan manusia tun...

Mentauhidkan Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Semua persoalan dunia dan kehidupan manusia tuntas hanya dengan Rukun Iman, Islam dan Ihsan.  Rukun iman membangun, mendidik dan memperbaiki jiwa, hati, keinginan, kebutuhan, konsep diri, perasaan, mindset dan persepsi. Rukun Islam membangun peradaban manusia dengan penempaan raga, pendisiplinan, strategi, dan infrastruktur kehidupan. Ihsan membangun jiwa yang terus mengevaluasi dan mengawasi diri.

Langkah awal seluruh perbaikan adalah mentauhidkan seluruh aspek kehidupan. Mentauhidkan kekuasaan, mentauhidkan kekayaan, mentauhidkan seluruh kekuatan sumber daya, dan mentauhidkan infrastruktur. Ketauhidan membuat seluruh pergerakan menyatu, dan terarah.

Tanpa tauhid, kekuatan sumber daya tak memiliki arah. Sumber daya bukan untuk membangun, mendidik dan memelihara. Banyak disorientasi sumber daya. Sumber daya tersia-siakan, dihamburkan, bahkan menjadi tak berguna. Sumberdaya menjadi kemewahan, kebanggaan dan kesombongan.

Tanpa tauhid, manusia tidak tahu, mengapa, untuk apa, apa yang dikerjakan, kemana, bagaimana. Tanpa tauhid, manusia seperti debu yang berterbangan terbawa hembusan angin. Semua kehidupan, waktu, dan energi tak tahu akan difokuskan kemana. Hidup hanya mengikuti kebutuhan dan keinginannya saja.

Manusia makhluk yang terbaik dan sempurna. Bagaimana memberdayakan makhluk yang sempurna dan terbaik? Bagaimana agar kesempurnaannya tetap terjaga? Bagaimana kehadirannya memberikan sumbangsih besar bagi alam semesta?

Allah menitipkan ketauhidan pada ruh, hati, jiwa dan akal. Allah mengajarkan ketauhidan kepada para Nabi dan Rasul serta para pewaris nya. Allah memaparkan fenomena alam semesta agar manusia menangkap sinyal ketauhidan.

Tauhid itu membangun, memberdayakan, mengarahkan dan memperbaiki seluruh potensi manusia. Tauhid itu membangun, mengarahkan, memberdayakan, mengarahkan dan memperbaiki seluruh kehidupan dan semua sumberdaya yang ada di alam semesta. Tanpa tauhid, manusia tak bisa menjawab semua pertanyaan mendasar pada dirinya sendiri. Darimana, kemana, untuk apa, bagaimana, mengapa? Tauhid akan memuaskan dan menentramkan jiwa yang selalu resah.

Karakter Penegak Hukum Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Fragmen Nabi Dawud dan Sulaiman, mendapatkan ad...

Karakter Penegak Hukum

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Fragmen Nabi Dawud dan Sulaiman, mendapatkan aduan dari seorang peternak dan pemilik kebun. Nabi Dawud dan Sulaiman, mendapatkan aduan dari dua wanita tentang bayinya. Mengapa kasus persengketaan hukum tidak dibahas di Nabi yang lainnya?

Nabi Dawud seorang raja besar. Ilmuwan yang bisa menaklukkan besi, gunung dan burung. Nabi Sulaiman seorang raja yang memiliki kekuasaan, kekayaan dan kekuasaan yang besar. Pasukannya dari beragam makhluk. Keilmuannya mampu menembus lautan dan angin.

Dengan kekuasaan yang besar ini, mengapa fragmennya soal sengketa hukum? Dengan kekuasaan dan kekuatan yang besar, seseorang bisa melakukan otoriterisme dan diktatorisme atas nama kamuflase hukum.  Namun mengapa tak terjadi pada Nabi Dawud dan Sulaiman?

Fragmen Nabi Dawud dan Sulaiman banyak yang berkaitan dengan hewan. Persoalan memanusiakan manusia sudah tuntas. Persoalan membinatangkan binatang pun harus menjadi contoh bagi para penguasa. Keadilan harus dirasakan oleh hewan dan tumbuhan. Mengapa bisa lahir sosok seperti ini?

Bagaimana dengan penguasa hari ini? Bagaimana dengan pejabat dan aparat hari ini? Bagaimana dengan pengenggam kekayaan hari ini? Bisakah menegakkan keadilan kepada petani, peternak, wanita, hingga kepada hewan dan tumbuhan?

Yang meluruskan para penguasa dan yang kaya adalah keyakinan kepada negri akhirat. Yang bisa mengontrol jiwa adalah mereka yang mengimani akhirat. Keadilan tidak akan tegak dengan kejeniusan, keilmuan dan teknologi. Keadilan hanya tegak pada hati yang meyakini kehidupan akhirat.

Fragmen pengadilan banyak dijelaskan saat hari Penghisaban. Proses sengketa perselisihan banyak dijelaskan saat Penghisaban. Artinya, keadilan hukum hanya tegak bila penegak hukumnya mengimani pertanggungjawaban di akhirat.

Memahami Dasar Hukum dan Proses Pengadilan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Ingin belajar hukum? Tak ha...

Memahami Dasar Hukum dan Proses Pengadilan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Ingin belajar hukum? Tak harus meraih sarjana hukum. Bukalah Al-Qur'an, banyak persoalan, prosedur, bukti-bukti, proses pengadilan dan sengketa perselisihan yang dijelaskan dalam Al-Qur'an.

Bagaimana memahami prinsip hukum dalam membangun negara? Belajarlah pada Bapak Kemerdekaan Amerika yang menjadikan Al-Qur'an menjadi semangat dasar hukum negaranya. Belajarlah pada para pendiri bangsa Indonesia yang telah menjadi Islam sebagai landasan dalam berbangsa dan bernegara dengan Pancasilanya.

Bagaimana proses pengadilan? Bagaimana metodologi mengungkapkan kasus hukum? Belajarlah proses penghisaban manusia di akhirat. Allah sangat jelas menerangkan proses legal formal dan esensinya dalam proses pengadilan. Siapa yang harus dihadirkan? Apa bukti-bukti hukum yang bisa merekayasa terbentuk keadilan?

Nabi Dawud dan Sulaiman, dua sosok hakim yang dihadirkan dalam Al-Qur'an dalam sebuah proses pengadilan. Bagaimana kedua hakim ini memutuskan perkara dalam kasus yang sama?  Bagaimana kedua sosok hakim ini, mengungkapkan kasus dengan bukti-bukti yang sama?

Allah memutuskan semua persoalan yang perselisihan manusia selama hidupnya. Allah menjelaskan semua hal yang disengketakan manusia. Mengapa tidak belajar saja kepada Allah? Pelajari seluruh drama, hiruk pikuk, dan huru hara hari kebangkitan untuk mempelajari hukum.

Mengapa Al-Qur'an sangat banyak menjelaskan sengketa perselisihan dalam fragmen peristiwa penghisaban di negri akhirat? Mengapa sedikit cuplikan proses pengadilan dalam sejarah manusia dengan hanya menghadirkan sosok Nabi Daud dan Sulaiman saja?

Agar para hakim, jaksa, penyidik dan penguasa bersemangat dan sadar untuk menciptakan keadilan. Keadilan tidak akan tegak bila tidak ada keyakinan bahwa keputusannya akan diadili lagi di akhirat. Perselisihan dan sengketanya akan dibuka lagi di akhirat. Iman kepada akhirat menciptakan proses hukum yang berkeadilan.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)