basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menjaga Naskah Nusantara, Menjaga Islam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Naskah Nusantara ribuan jumlah...

Menjaga Naskah Nusantara, Menjaga Islam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Naskah Nusantara ribuan jumlahnya. Tersebar di Nusantara, juga di sejumlah negara Eropa seperti Belanda, Inggris, Jerman dan lainnya. Di Perpustakaan Nasional saja ada sekitar 1.000 naskah. Siapakah yang akan menggalinya? Tak banyak yang berminat di jurusan sastra dan budaya. Bila ada, siapakah yang peduli dengan naskah Nusantara?

Perhatikan buku-buku sejarah tentang Nusantara, baik sejarah kebangsaan, agama, adat istiadat, kerajaan dan bidang lainnya, siapakah penulisnya? Kebanyakan berbangsa Belanda, Inggris dan Australia. Mereka langsung mengambil dari Naskah Nusantara yang asli. Sedangkan penulis bangsanya sendiri hanya menguntip dari buku-buku mereka. Siapakah yang dianggap valid?

Naskah Nusantara banyak yang berbahasa Arab, Melayu, Jawa dan ragam bahasa daerah. Beraksara Melayu, Arab Melayu, Arab Jawa, Arab Sunda dan aksara daerahnya masing-masing. Bila bangsa ini direkayasa membenci yang beridentitas Arab (Islam)  dan tak peduli dengan bahasa dan aksara masing-masing daerah, maka Nusantara akan kehilangan identitasnya.

Allah memerintahkan untuk mengimani kitab suci sebelumnya seperti Taurat dan Injil. Rasulullah saw pernah memerintahkan seorang Sahabat untuk mempelajari bahasa Ibrani. Kekhalifahan bani Umayyah dan Abbasiyah mengumpulkan manuskrip Yunani, Romawi, Persia dan berbagai bangsa yang saat itu. Sebab, kaum muslimin adalah pelanjut dan saksi setiap umat yang ada di muka bumi.

Khalifah Umar bin Abdul Azizmemerintahkan para Ulama mengumpulkan Hadist, khususnya Imam Az Zuhri. Lalu dilanjutkan ke generasi sesudahnya hingga melahirkan ulama besar seperti Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan ulama hadist lainnya. Menjaga khazanah masa lalu sudah dicontoh oleh pendahulu kaum muslimin dari masa ke masa.

Para khalifah menjaga peninggalan Rasulullah saw, hingga saat ini tersimpan di Turki. Juga Al-Qur'an generasi pertama. Pemimpin kaum Muslimin sangat peduli dengan peninggalan dan karya pendahulunya baik berupa jejak Arkeologi maupun pernaskahan.

Allah memerintahkan untuk memperhatikan jejak umat terdahulu yang jejaknya masih terlihat dan ada disekitar kehidupan kita. Tujuannya untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah bukan sekedar membuka kembali sejarah masa lalu.

Pengelolaan Harta Menjelang Kiamat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Harga pangan terus naik. Pertumbuha...

Pengelolaan Harta Menjelang Kiamat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Harga pangan terus naik. Pertumbuhan ekonomi stagnan, tetapi inflasi terus naik? Stagflasi. Penyebab inflasi terbesar, harga pangan dan energi. Kelak siapakah yang menjadi penggengam ekonomi dunia? Penguasa sektor riil bukan sektor finansial.

Dimana sebagian besar uang berputar saat ini? Di sektor finansial. Apakah sektor finansial berhubungan dengan sektor kebutuhan dasar? Kemana larinya investasi? Ke bisnis start up yang jarang bersentuhan dengan sektor riil. Kebanyakan ke sektor digital. Apakah pondasi kehidupan berada di sektor digital?

Sektor digital hanya untuk menyederhanakan, memudahkan dan mempercepat proses. Tetapi bukan pijakan manusia untuk hidup. Persoalannya, siapakah yang fokus ke industri hulu dan mentah?

Sekarang banyak negara sudah membatasi ekspor pangan ke negara lain. Padahal Indonesia masih banyak mengimpor bahan pangan? Negri yang subur bisa jadi kelaparan. Kelak uang tak berarti. Bisa jadi, singkong lebih berharga dari emas dan berlian. Bila terjadi perang, Indonesia hanya bisa bertahan beberapa hari saja karena tak punya ketahanan pangan.

Mulailah menanam walaupun hanya sebatang pohon singkong di perkarangan. Mulailah menanam stekan tanaman ubi. Buatlah lubang kecil untuk menanam talas. Masukan biji-bijian ke dalam tanah. Itulah cara mengawali ketahanan pangan.

Alihkan berburu motor,  kendaraan dan gaya hidup tak berguna untuk membeli tanah, lalu ayunkan cangkul dan garpu. Biarkan tubuh jadi hitam tersengat matahari. Sebab isi perut umat manusia harus dipikirkan. Apakah uang bisa mengisi isi perut? Hanya pangan yang bisa mengisinya.

Ketika Kiamat terus mendekat, harta yang paling bermanfaat adalah kambing yang digiring ke puncak-puncak gunung dan tempat terpencil. Sebelum ternak digembalakan harus ada air, tanah dan tanaman. Bukankah mereka yang kekayaannya melonjak paling pesat saat ini, mereka yang diberi hak pengelolaan tanah oleh negara di hutan?

Islam dan Sikap Hati-hati Zinedine Zidane CNN Indonesia -- Zinedine Zidane adalah salah satu legenda sepak bola dan 'penari...

Islam dan Sikap Hati-hati Zinedine Zidane

CNN Indonesia -- Zinedine Zidane adalah salah satu legenda sepak bola dan 'penari' terhebat di lapangan pada masanya. Sama dengan sejumlah pesepakbola top lainnya, Zidane terlahir dari latar belakang keluarga yang sederhana.

Zidane dikenal sebagai salah satu pesepakbola muslim terbaik sepanjang sejarah. Meski demikian, Zidane selalu berhati-hati dalam menyikapi soal agama yang dianutnya.

Tengok saja di media-media maupun media sosial milik Zidane, nyaris tak ada muatan terkait Islam, agama yang dianut keluarganya. Bagi Zidane, masalah keyakinan murni urusan pribadi sehingga ogah diumbar.

Zidane bukan seperti pesepakbola lain macam Mesut Ozil dan Karim Benzema yang kerap vokal dalam persoalan Islam dan diskriminasi. Dia terlalu 'malu' untuk buka suara.

Zizou, sapaan akrab pelatih Real Madrid itu, nyaris tak pernah membahas perihal agama yang dipeluknya. Coba cek saja di akun media sosialnya seperti Instagram atau Twitter, tak ada satu pun membahas ihwal terkait keyakinannya.

Bahkan sekadar mengucapkan selamat berpuasa seperti biasa dilakukan para pemain atau mantan pemain muslim yang lain di media sosial, Zidane bukan tipe pribadi seperti itu. Dia begitu misterius dalam urusan agama.


Zidane pernah menjawab pertanyaan seputar keyakinannya dalam wawancara khusus dengan media Inggris, Guardian, pada 2004. Dia mengakui bukan muslim yang taat, dalam arti melaksanakan praktik keagamaan secara utuh.

Meski mengakui bukan seorang muslim taat, Zidane tak lantas hilang keyakinan sebagai pemeluk agama Islam. Ketika masih merumput di lapangan, ia kerap berdoa sesuai ajaran Islam.

Selain menutup rapat-rapat soal keyakinan agama, Zidane termasuk pemain yang amat plural. Terbukti dia menikahi perempuan beda keyakinan, Veronique Fernandez. Dia menikahi perempuan keturunan imigran asal Spanyol tersebut pada 1994.

Hasil dari pernikahan itu mereka dikaruniai empat putra yaitu Enzo, Luca, Theo, dan Elyaz Zidane. Semua putranya mengikuti jejak sang ayah sebagai pesepakbola.

Sikap tertutup Zidane soal agama dan orientasinya yang plural amat dipengaruhi kehidupan sekuler Prancis yang sangat beragam. Belum lagi, perasaan trauma lantaran masalah rasialisme dan stigma terhadap muslim di negara itu ketika ia kecil hingga remaja.

Meski begitu, dia tetap bangga dilahirkan dari keluarga imigran dan berdarah Arab.

"Saya masih punya keterikatan dengan dunia Arab. Saya memilikinya dalam darah saya melalui orang tua saya. Tentu saya bangga menjadi warga Prancis, tapi juga bangga memiliki akar ini dan keberagaman," kata Zidane dikutip dari Esquire.

Zidane besar sebagai keturunan imigran asal Aljazair di Prancis. Dia anak dari pasangan imigran muslim, Smail Zidane (ayah) dan Malika (ibu) di distrik padat penduduk, La Caslellana, Marseille.

Sang ayah bekerja sebagai tukang servis jam di salah satu pusat perbelanjaan di Marseille. Sementara sang ibu bekerja sebagai asisten rumah tangga ketika Zidane masih bocah.

Hidup di dalam flat sederhana yang amat sempit bersama tujuh anggota keluarga, pernah dirasakan Zidane kecil. Tak semua anggota keluarga bisa kumpul di rumah untuk makan bersama ketika itu.

Kesulitan itu pula yang membuatnya kerap keluyuran di Marseille sebagai bocah. Sepak bola menjadi salah satu jalan baginya untuk keluar dari tekanan hidup. Dengan 'Si Kulit Bundar' inilah Zidane mencoba keluar dari kehidupan miskin di sana.

Di kota dengan tingkat kriminalitas cukup tinggi, mental Zidane terbentuk. Kehidupan kota yang keras dan tak jarang dia mendapat perlakuan diskriminatif sebagai anak imigran muslim dari Aljazair.

Meski kerap mendapatkan perlakuan tidak baik semasa kecil, Zidane tak mau menyerah. Dia bahkan mencoba menyalurkan kemarahan terhadap perlakuan tak adil terhadapnya di sepak bola.

Prancis sebagai salah satu negara penggila sepak bola di Eropa, sangat memungkinkan bagi mereka yang miskin untuk memanjat kelas sosial di olahraga itu.

Zidane pernah mendapati kenyataan pahit ketika dia beserta sejumlah imigran lain membela timnas Prancis pada 1990-an. Banyak polemik di antara publik karena Les Bleus diperkuat sejumlah imigran.

Zizou termasuk rekan-rekan lainnya kerap mendapat cibiran kala itu. Namun, cibiran tersebut berubah menjadi euforia ketika timnas Prancis berhasil juara Piala Dunia 1998.

Saat itu Zidane ikut mengerek prestasi Les Bleus. Zidane paling dielu-elukan sebagai pahlawan sepak bola Negeri Napoleon waktu itu. Di situ pula jejak-jejak awal Zidane sebagai legenda sepak bola mulai terbentuk.

Kesuksesan Zidane juga menjadi inspirasi, terutama bagi para imigran yang memiliki talenta luar biasa di sepak bola. Berkat cerita kepahlawanannya, Prancis mengulangi sukses dengan meraih juara Piala Dunia 2018.

Sama seperti era Zidane, saat itu Les Bleus juga banyak diperkuat pemain keturunan imigran macam Kylian Mbappe dan N'Golo Kante.

Kontroversi Piala Dunia 2006

Salah satu kontroversi yang terus dikenang hingga sekarang adalah insiden Zidane menanduk bek timnas Italia, Marco Materazzi, di final Piala Dunia 2006.

Materazzi memantik kemarahan Zidane yang kemudian menanduk dadanya di babak perpanjangan waktu. Zidane mendapat kartu merah dan Italia akhirnya jadi juara Piala Dunia 2006 lewat drama adu penalti.

Zidane disebut-sebut kesal karena Materazzi menghina sang ibu pada laga final Piala Dunia 2006 itu. Belakangan, Materazzi membantah bahwa dia menghina ibu dan saudari Zidane.

"Setelah Zidane mencetak gol pertama Prancis, saya diminta pelatih untuk menjaga Zidane. Setelah benturan pertama di antara kami saya minta maaf, namun reaksi dia sangat buruk."

"Setelah benturan ketiga, dia berkata: 'Nanti saya akan berikan jersey milik saya untukmu'. Saya lalu membalas bahwa saya lebih memilih memiliki saudara perempuannya dibandingkan kostum miliknya," tutur Materazzi dalam wawancara dengan AS seperti dikutip dari Sport Bible. (bac/har)

Dakwah Khabib di Panggung UFC Editor: Hasyim     Oleh Hilal BEBERAPA hari ini media sosial dibanjiri oleh euforia kemenangan pet...


Dakwah Khabib di Panggung UFC

Editor: Hasyim
   
Oleh Hilal

BEBERAPA hari ini media sosial dibanjiri oleh euforia kemenangan petarung kelas ringan UFC (Ultimate Fighting Championship) asal Rusia, Khabib Abdulmanapovich Nurmagomedov atas petarung asal Irlandia, Conor McGregor, di Nevada, Amerika Serikat, pada Sabtu (6/10/2018).

Tidak hanya di kalangan penikmat olahraga UFC, namun juga mereka yang selama ini tidak menyukai jenis olahraga keras tersebut, turut mengekspresikan kegembiraan atas kemenangan Khabib. Dari kalangan Arab, Turki hingga Melayu semarak dengan kemenangan Khabib ini.

Siapa Khabib?
Siapakah sosok Khabib? Mengapa namanya tiba-tiba menjadi viral? Kenapa viralnya Khabib setelah pertandingannya yang ke-27, padahal hingga pertandingan ke-26 dengan nol kekalahan, namanya belum begitu dikenal publik? Khabib merupakan seorang petarung UFC dari Dagestan, salah satu republik federasi Rusia dengan populasi 80% Muslim yang menganut mazhab Syafi’i. Muslim Dagestan dikenal religius, ramah dan sangat menjaga budaya ketimuran.


Kultur masyarakat Muslim Dagestan tercermin pada kepribadian Khabib. Dia sangat menghormati lawan tandingnya, setidaknya hingga pertandingan ke-26. Dia selalu bersalaman dan memeluk lawannya sebelum dan setelah pertandingan. Namun keadaan berubah tatkala Khabib berhadapan dengan Conor McGregor yang terkenal angkuh dan brutal.

Kedua petarung ini mempunyai kepribadian yang sangat berseberangan. McGregor terkenal dengan karakter angkuh, rasis, alkoholik, badan penuh tato dan ucapan kotor. Sedangkan Khabib terkenal sebagai pribadi yang santun, rendah hati, religius, taat kepada orangtua, jauh dari sisi kehidupan barat yang glamor.

Pertandingan UFC sejatinya hanyalah orahraga adu fisik, seni bela diri yang bersifat komersial. Namun keangkuhan dan sikap premanisme yang dipertontonkan oleh McGregor memancing perhatian publik dalam skala luas.


Publik, terutama dari kalangan umat Islam merasa marah saat McGregor melecehkan Khabib dengan sebutan “teroris”, memaksakan minuman keras, melempar bus rombongan Khabib dengan kursi hingga menyebabkan dua kru mengalami cidera terkena serpihan kaca, serta terakhir sebelum berlangsungnya pertandingan, seorang tim McGregor melontarkan ucapan rasis atas agama, keluarga hingga negara Khabib.

Sosok seperti Khabib hadir menunjukkan jati diri seorang Muslim di tengah meningkatnya islamophobia di dunia barat. Tingginya islamophobia di dunia barat tidak terlepas dari faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal di antaranya karena framing negatif media barat terhadap Islam, ketidaktahuan dan sikap acuh masyarakat barat terhadap ajaran Islam hingga kepentingan politik para politisi barat, seperti Donald Trump demi meraup suara dalam pemilu.


Adapun faktor internal karena sikap umat Islam sendiri yang jauh dari nilai agama. Melalui ring tarung, Khabib dapat menghadirkan serta mempertahankan identitasnya sebagai seorang Muslim yang santun, selalu berkata baik, tidak minum alkohol, menjauhi zina, hingga pada rutinitas kecil seperti sujud syukur saat menang tanding dan ucapan alhamdulillah yang sangat sering terucap olehnya.

Muhammad Ali, Petinju Legendaris, Ini Alasan Dia Memilih Islam PWMU.CO– Seorang petinju muda Cassius Marcellus Clay menjelang be...

Muhammad Ali, Petinju Legendaris, Ini Alasan Dia Memilih Islam

PWMU.CO– Seorang petinju muda Cassius Marcellus Clay menjelang berangkat ke Olimpiade 1960 melihat pria mengenakan jas mohair hitam menjual koran terbitan Nation of Islam, Muhammad Speaks, di pinggir jalan Louisville.

Dia mengenal organisasi itu. Orang kulit putih menyebutnya Black Muslim. Lalu dia membeli korannya. Saat dibaca, dia tertarik sebuah gambar karikatur di halamannya. Karikatur itu menggambarkan seorang pemilik budak kulit putih memukul budak hitamnya dan meminta berdoa kepada Yesus.

Melihat karikatur itu Cassius Clay tersentak. Menyadarkan identitas dirinya. Nama dan agama yang disandangnya sekarang ini adalah warisan zaman perbudakan. Dia pun bertanya, kenapa tetap menjaga warisan zaman perbudakan?

Sejak itu dia mulai ikut di kegiatan Nation of Islam. Berkenalan dengan pemimpinnya Elijah Muhammad dan juru dakwah ulung Malcolm X. Kadang-kadang ikut keliling dakwah dari kota ke kota. Dakwah soal kemerdekaan orang hitam. Nama belakangnya dia tanggalkan menjadi Cassius X.

Padahal nama pemberian ayahnya itu adalah nama politikus kulit putih Partai Republik yang berjuang untuk hak-hak orang kulit hitam di Amerika Serikat. Ayahnya juga bernama seperti itu. Karenanya dia dipanggil Cassius Marcellus Clay Junior.

Tahun 1964, di usia 22 tahun, dia memenangkan kejuaraan kelas berat melawan juara dunia Sonny Liston. Di saat itulah dia mengumumkan sebagai muslim. Lantas mengganti namanya menjadi Muhammad Ali.

”Saya percaya kepada Allah dan perdamaian,” kata kepada wartawan. ”Saya bukan lagi orang Kristen. Saya tahu ke mana saya pergi dan saya tahu yang sebenarnya. Saya tidak harus menjadi apa yang Anda inginkan. Saya bebas menjadi apa yang saya inginkan,” tandasnya seperti ditulis Jonathan Eig dalam biografi Ali: A Life.

Memilih Islam
Alasan Ali memilih Islam karena agama ini tidak membeda-bedakan warna kulit, etnis, dan ras. ”Semuanya sama di hadapan Allah. Yang paling utama di sisi Tuhan adalah yang paling bertakwa,” tuturnya.

Dia mulai mengaji dan membaca terjemah al-Quran. ”Aku bertambah yakin bahwa Islam adalah agama yang hak, yang tidak mungkin dibuat oleh manusia.”

Dalam wawancara TV, Ali menceritakan, saat kecil bertanya kepada ibunya kenapa Yesus berkulit putih, Santa Klaus berkulit putih, malaikat juga berkulit putih. Lantas orang berkulit hitam seperti dirinya di mana posisinya.

Dari pertanyaan inilah dia menilai Islam ajaran paling pas. Karena ada tokoh kulit hitam seperti Bilal, sang muadzin.



Muhammad Ali, kiri, lawan Sonny Liston, 25 Februari 1964.
Dia banyak melihat ketidak adilan terhadap kulit hitam. Ada pemuda kulit hitam gara-gara menyiuli gadis kulit putih lalu dibunuh. Pembunuhnya ditangkap tapi dibiarkan. Kejadian seperti ini sering terjadi.

Diskriminasi sangat tajam.Ada restoran, kulit hitam tidak boleh masuk. ”Saya memenangi medali untuk Amerika Serikat di olimpiade, ketika saya pulang ke Louisville, toh saya tetap diperlakukan sebagai negro. Sejumlah restoran tak mau melayani saya,” ujar Ali.

“Sebutan Black Muslims itu datang dari pers. Itu bukan nama yang sah. Nama yang betul adalah Islam. Islam artinya damai. Islam adalah agama, dan 750 juta orang pemeluknya di seluruh dunia. Saya adalah salah satu di antara mereka,” tandasnya.

Pindah Islam Tak Bikin Heboh
Kepindahannya ke agama Islam tak banyak membuat heboh. Orang lebih melihat kehebatannya sebagai petinju dunia yang menghasilkan banyak uang daripada mempermasalahkan agamanya. Hubungan dengan orangtuanya juga tak terganggu.    

Bahkan ayahnya sudah tahu keislamannya sebelum pengumuman terbuka itu. ”Anak saya bergabung dengan Black Muslims,” kata ayahnya ketika wartawan 18 hari sebelum pertarungan itu.

Ali bercerita tentang ibunya. ”Ibuku seorang Baptis. Ketika saya besar, ia mengajari segala yang ia ketahui tentang Tuhan. Setiap Minggu, ia mendandani saya, dan membawa saya dan abang saya ke gereja. Ia mengajari kami hal-hal yang dianggapnya benar. Ia mengajari kami supaya mencintai sesama dan memperlakukan siapa pun dengan baik. Ia mengajari kami bahwa berprasangka dan membenci itu salah.”

”Ketika saya beralih agama, Tuhan ibuku tetap Tuhan saya hanya menyebutnya dengan nama yang lain. Pandangan tentang ibu saya tetap seperti yang saya katakan jauh sebelumnya. Dia baik, gemuk, perempuan menawan yang suka memasak, makan, menjahit, dan senang berada bersama keluarga. Ia tidak minum, merokok, dan tidak mencampuri urusan orang, atau menggangu siapa pun. Tak seorang pun lebih baik kepadaku sepanjang hidupku, kecuali dia.”

Anti Perang Vietnam
Muhammad Ali lahir di Louisville, Kentucky, 17 Januari 1942. Ibunya Odessa O’Grady Clay dan ayahnya Cassius Marcellus Clay Senior. Seperti ditulis britannica.com, Ali menjadi petindu gara-gara kehilangan sepeda saat menonton bazaar kota saat berumur 12 tahun.

Sambil menangis dia lapor polisi Joe Martin dan berkata akan menghajar pencurinya. Martin menawarkan ikut berlatih tinju dulu sebelum menghajar pencurinya. Sejak itu Ali ikut latihan tinju di sasana milik Martin. Ketika remaja dia mengikuti kejuaraan tinju amatir dan selalu juara.

Ali teguh memegang prinsip hidupnya. Tahun 1967, ketika diminta ikut wajib militer untuk dikirim perang ke Vietnam dia menolak. ”Saya tidak punya masalah dengan Vietcong. Mereka tidak pernah memanggil saya negro, mereka tidak pernah menggantung saya, mereka tidak mengejar saya dengan anjing, mereka tidak merampok kebangsaan saya, tidak memerkosa ibu dan membunuh ayah saya. Lalu menembak mereka untuk apa? Bagaimana saya bisa menembak mereka, orang-orang malang itu. Silakan bawa saya ke penjara!”

”Saya tidak akan mempermalukan agama saya, kaum saya atau diri sendiri dengan menjadi alat untuk memperbudak orang-orang yang berjuang untuk keadilan mereka sendiri, kebebasan dan kesetaraan. Jika saya berpikir perang akan membawa kebebasan dan kesetaraan untuk 22 juta orang, mereka tidak perlu memanggil saya, saya akan bergabung besok.”

Penolakannya ini menyebabkan dia masuk penjara dan didenda 10 ribu dollar AS. Gelar juaranya dicabut. Larangan bertanding tinju sepanjang 1967-1970. Namun Ali malah mendapat  dukungan gerakan anti perang Vietnam.  Dia diundang untuk ceramah anti perang. Pada 3 Januari 1972, Muhammad Ali berhaji ke Mekkah. Dia meninggal 3 Juni 2016 di Phoenix, Arizona dalam usia 74 tahun. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Pertanian, Menyaksikan Allah Dengan Kasat Mata Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bila ingin melihat feno...

Pertanian, Menyaksikan Allah Dengan Kasat Mata

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bila ingin melihat fenomena Hari Kebangkitan dengan kasat mata, bertani dan berkebunlah. Bertani dan berkebun untuk menyaksikan Hari Kebangkitan setiap saat. Bertani dan berkebun untuk mengokohkan ketauhidan dan iman pada akhirat.

Di dunia, tak sulit bagi Allah untuk membuktikan Hari Kebangkitan, cukup menurunkan air hujan saja. Cukup membenamkan biji yang kering ke tanah. Cukup menyiramkan air ke tumbuhan. Sesederhana itu membawa manusia kepada kesadaran Hari Kebangkitan.

Dialog dalam Al-Qur'an tentang Hari Kebangkitan memenuhi sebagian besar isi Al-Qur'an. Kekafiran yang dipaparkan di Al-Qur'an disebabkan ketidakpercayaanya terhadap Hari Kebangkitan. Padahal fenomena Hari Kebangkitan sangat sederhana dan mudah. Mengapa masih ada yang begitu sulit?  Padahal hanya soal tanah, air, udara dan sinar saja.

Bertani dan berkebunlah, Allah mengantarkan rezeki kepada tumbuhan. Allah menurunkan hujan. Menghembuskan udara. Menyediakan sinar dan unsur hara pada tanah, air dan udara pada tumbuhan yang tidak bisa bergerak. Semua rezeki mendatanginya. Hewan mendatanginya. Manusia pun memberikan pupuk untuknya.

Belajar kepastian kematian dari bertani dan berkebun. Setiap tanaman memiliki umur tersendiri. Ada tanaman semusim. Ada tanaman tahunan. Ada yang berumur puluhan hari. Ada yang berumur ratusan hari. Umur tak bisa dimajukan dan dimundurkan. Ajal setiap tanaman berbeda-beda. Saat panen setiap tanaman berbeda-beda. Keberhasilan dan kesuksesan manusia pun ada waktunya sendiri-sendiri.

Kehidupan dunia sering digambarkan dengan pertanian. Kesenangan dunia dalam Al-Qur'an sering diumpanakan dengan tumbuhan. Tanaman yang tumbuh, berkembang, menguning lalu mati. Sesingkat itulah kesenangan dunia yang diburu. Membanggakan lalu hancur seketika sebelum sempat menikmatinya.

Mulailah mengolah tanah. Mulailah menanam biji kering. Kita akan menyaksikan tanda kebesaran Allah. Merasakan rahmat Allah yang  sebelumnya tak pernah disadari. Yang terpenting, semakin mengokohkan keyakinan pada Hari Kebangkitan. Pertanian yang membimbing pada penyaksian Allah yang kasat mata tanpa perlu mata bathin. (Bermusyahadah)

Dzikir dengan Penyaksian Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Dzikir tanpa lisan. Lisannya sudah tak sanggu...

Dzikir dengan Penyaksian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Dzikir tanpa lisan. Lisannya sudah tak sanggup mengungkapkan ketakjuban-Nya. Mereka terpana dengan-Nya. Mereka lenyap dalam dzikir tauhid dengan menyaksikan Allah semata. Zikir mereka adalah tauhid dengan penyaksian, bukan dengan lisan.

Bagaimana mencapai ketakjuban pada Allah? Awali dengan bertafakur dan mentadaburi Al-Qur'an. Banyak ayat yang diakhiri dengan kalimat, "Sesungguhnya Allah.." Banyak kalimat yang didahului dengan kalimat, "Dia Allah..."

Imam Ibnu Athaillah dalam kitabnya Al-Qashd al-Mujarrad fi Ma'rifat al-Ism al-Mufrad, menghimpun banyak ayat Al-Qur'an yang dimulai dengan kalimat, "Dia Allah." Kata "Dia" atau "Huwa" merupakan nama Allah yang pertama sekaligus yang terakhir. Dengannya, nama Allah swt genap menjadi seratus.

Ada getaran yang luar biasa saat ayat Al-Qur'an dimulai dengan kata "Dia Allah" sehingga ayat yang dimulai dengan "Dia Allah" yaitu Ayat Kursi menjadi penghulu ayat-ayat dalam Al-Qur'an. Ayat Al-Qur'an lainnya yang memuat kisah, perumpamaan, pertanyaan, berita, janji, ancaman, ilustrasi, dorongan, perintah dan larangan, hanya turunan dari "Dia Allah."

Ayat yang dimulai dengan "Dia Allah" menghimpun pokok-pokok nama-Nya dan kesempurnaan sifat-Nya. Kesempurnaan sifat-Nya sering dijabarkan dalam ayat yang memuat tanda kebesaran Allah yang tersebar di jagat raya. Ini membuat manusia sangat jelas dan kasat mata dengan panca inderanya.

Abu Bakar al-Syibli suatu hari bertanya pada seorang wanita yang dianggap sedang linglung. Saat ditanya, "Darimana?" Dijawab, "Dari Dia." "Hendak kemana?" "Kepada Allah." "Apa yang diinginkan?" "Dia." Berapa kali engkau menyebut Dia?" "Lisanku tak pernah lelah menyebut Dia sampai aku berjumpa dengan Dia."

Abu Bakar al-Syibli bertanya kembali, apakah yang dimaksud Dia adalah Allah? Mendengar nama "Allah" disebut, nafasnya terengah-engah lalu wafat. "Allah" adalah nama teragung, dengan nama ini seluruh makhluk diatur, bumi dihamparkan, langit ditinggikan, surga dipenuhi kenikmatan, neraka dinyalakan. Lafal "Allah" memuat rahasia menakjubkan, serta makna, hikmah, pengertian dan pengetahuan istimewa.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)