basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Dua Takdir Kekafiran, Mana Yang Dipilih? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jalan kekafiran bagaimana li...

Dua Takdir Kekafiran, Mana Yang Dipilih?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jalan kekafiran bagaimana liku-likunya? Bagaimana pergolakannya? Apa yang ditemuinya? Apa hasilnya di dunia? Perjalanan ini adalah perjalanan abadi yang ditakdirkan bagi mereka yang menempuh jalan kekafiran.

Jalan kekafiran, bagaimana suasana jiwanya? Bagaimana gegap gempita perasaannya? Apa yang bergolak di lubuk hatinya? Inilah suasana kejiwaan bagi mereka yang memilih menempuh jalan kekafiran dan kezaliman.

Al-Qur'an menggambarkan dua jenis perjalanannya. Jalan yang datar, namun gersang dan terik. Nun jauh di sana ada gemerlap air, ternyata hanya fatamorgana saja. Setelah tiba di tujuan, ternyata hanya pasir juga. Haus, kepanasan dan kelelahan, hanya itu yang didapatkan. Obsesinya diraih, namun ternyata hanya pasir yang gersang dan panas.

Langkahnya terus mencari air untuk menghilangkan panas, haus dan lelah. Saat mencapai tujuan ternyata bukan air, hanya pasir semata. Teruskan perjalanannya, namun yang diraihnya seperti itu terus. Tak air air. Tak ada tempat berteduh. Tak ada tempat dan waktu untuk beristirahat dan memulihkan tenaga.

Hidup di tengah lautan dalam. Penuh kegelapan. Gelombang demi gelombang terus menerjang. Awan hitam menyelimutinya. Tangannya pun tak terlihat. Itulah kegelapan yang berlapis-lapis. Tak ada cahaya yang terlihat.

Apa yang dirasakan dalam suasana kegelapan yang penuh gelombang di lautan dalam? Tak ada jalan keluar. Tak ada harapan lagi. Tak ada sedikit cahaya yang bisa menolongnya. Hidup penuh penderitaan tanpa tahu akhirnya. Apa yang terjadi? Hanya putus asa.

Mana yang dipilih, menempuh perjalanan tanpa henti dengan kondisi kelelahan, kepanasan dan kegersangan untuk meraih obsesi. Saat sampai ditempuh yang dituju, ternyata hanya kehampaan. Ataukah, hidup dalam hempasan gelombang yang gelap tanpa tahu akhirnya? Itulah dua pilihan perjalanan hidup yang menjadi takdir perjalanan yang kafir dan zalim.

Hilangnya Kemukjizatan Tongkat Nabi Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Allah menyayangi umat Islam....

Hilangnya Kemukjizatan Tongkat Nabi Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Allah menyayangi umat Islam. Namun mengapa saat ini terpuruk? Padahal Rasulullah saw merupakan pemimpin para Nabi dan Rasul? Padahal umat Islam, umat terbaik bagi manusia? Padahal umat Islam, menjadi saksi bagi umat-umat lain?

Perhatikan Bani Israel, pada zamannya mereka umat pilihan, mengapa teraniaya di era Nabi Musa, saat di Mesir? Mengapa tidak bisa memasuki Palestina, padahal Nabi Musa dan Nabi Harun masih bersamanya? Padahal tongkat Nabi Musa masih dalam genggamannya? Padahal tanah tersebut, Palestina, telah dijanjikan Allah di zamannya?

Perhatikan Bani Israel, mengapa mereka dikepung dengan beragam azab dan siksaan? Padahal mereka umat yang banyak mendapatkan curahan nikmat? Allah pun sering kali mengulang agar Bani Israel mengingat nikmat tersebut.

Allah menyesatkan Bani Israel selama 40 tahun di Sinai, padahal Nabi Musa dan Harun masih bersama mereka. Terkurungnya Bani Israel untuk membersihkan generasi yang rusak. Generasi yang selalu membangkang dan tidak mau berjuang.

Allah selalu menepati janjinya. Mengapa Palestina tidak bisa dimasuki oleh Bani Israel? Mereka berkata, "Wahai Musa dan Harun, berjuanglah bersama Tuhanmu, setelah ditaklukkan barulah Bani Israel akan memasuki Palestina. Inikah yang terjadi dengan umat Islam sekarang? Kehilangan jiwa ketaatan dan perjuangan?

Tongkat Nabi Musa mampu membelah laut karena Bani Israel secara sungguh-sungguh mengikuti arahan Nabi Musa untuk berangkat ke Palestina. Allah menurunkan makanan dari surga karena mereka berjihad pergi ke Palestina. Batu mengeluarkan air, sebab Bani Israel mengikuti jejak Nabi Musa untuk menjalankan Taurat selama perjalanan ke Palestina.

Banyak prilaku kemaksiatan, dosa dan pembangkangan selama perjalanan dari Mesir ke Palestina, mengapa diampuni dan dimaafkan Allah? Karena perjalanan hidup mereka masih terfokus menuju Palestina dan terus dididik oleh Nabi Musa. Namun saat menolak berjuang memasuki Palestina, kemukjizatan tongkat Nabi Musa tiba-tiba lenyap, kenikmatan dari surga tak diturunkan lagi, ampunan dan maaf dari Allah tak ada lagi.

Bekal Hewan dan Tumbuhan, Hanya Tasbih dan Doa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Di alam semesta, selur...

Bekal Hewan dan Tumbuhan, Hanya Tasbih dan Doa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Di alam semesta, seluruh makhluk bertasbih dan berdoa. Setiap makhluk sudah tahu bagaimana caranya. Burung yang mengepakkan sayapnya pun selalu bertasbih dan berdoa. Itulah fokus hidupnya.

Perhatikan hewan dan tumbuhan, adakah keserakahan pada mereka? Ulat terlihat rakus memakan daun. Namun bila sudah kenyang dan waktunya sudah selesai, sang ulat tidak memakan lagi. Manusia, di saat kenyang pun masih menginginkan tambahan makanan lagi. Agar manusia tidak seperti hewan, berhentilah makan sebelum kenyang.

Ular yang buas. Harimau yang buas. Beruang yang buas. Bila sudah kenyang akan diam. Kucing yang kenyang akan mendengkur atau membersihkan bulunya.  Fokus hidupnya bukan untuk makan tetapi untuk bertasbih dan berdoa kepada Allah. Binatang dan tumbuhan tak berakal tetapi paham peran hidupnya.

Perhatikan sarang burung, adakah perubahan dan perbaikan dari rumahnya? Semakin mewah dan megah? Sejak diciptakan sarang burung tak pernah berubah, sebab fokus hidupnya hanya bertasbih dan berdoa. Seperti itulah seluruh hewan dan tumbuhan.

Hewan dan tumbuhan tanpa akal bisa mengarungi kehidupannya. Bisa menyelesaikan persoalannya karena selalu bertasbih dan berdoa. Dengan bertasbih dan berdoa, Allah memudahkan dan menolongnya. Mengapa manusia makhluk terbaik harus mengalami kesulitan hidup? Padahal diberikan akal? Berarti akal bukan sarana memecahkan persoalan hidup?

Dengan akal, manusia bisa tumbuh dan berkembang. Namun peran akal yang utama adalah untuk memahami, menggali, mempelajari syariat dan hikmah yang diturunkan Allah agar muncul kesadaran untuk taat kepada Allah. Bila peran akal disimpangkan maka terjadi kerusakan dan kehancuran.

Tanpa akal, hewan dan tumbuhan terjaga keberlangsungan hidupnya. Mereka terpenuhi seluruh kebutuhannya. Mengapa manusia yang berakal untuk memenuhi kebutuhan dasar saja masih sulit? Bahkan lebih banyak yang berada pada posisi kemiskinan? Belajar pada hewan dan tumbuhan.

Shalat, Penelanjangan Diri Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Inti khusyuk adalah tauhid. Inti khusyuk ad...

Shalat, Penelanjangan Diri

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Inti khusyuk adalah tauhid. Inti khusyuk adalah ihsan. Merasakan kehadiran-Nya. Merasakan perjumpaan-Nya.

Seorang ulama salaf tak merasakan nikmatnya membaca Al-Qur'an. Lalu dia berimajinasi seolah-olah Rasulullah saw yang mengajarkan langsung. Lalu dinaikan levelnya, seolah Al-Qur'an itu khusus untuknya melalui Jibril yang datang kepadanya. Lalu dinaikan levelnya lagi, seolah dipanggil Allah langsung untuk diajarkan kepadanya.

Suasana jiwa terus berubah. Setiap perubahan suasana jiwa dibutuhkan imajinasi tertentu pula untuk menaklukannya. Ketakutan neraka bisa mengobati. Kenikmatan surga bisa membangkitkan. Suasana alam kubur bisa menyadarkan. Pertemuan dengan Allah dan kebutuhan akan rahmat-Nya yang bisa menghadirkan kesadarannya. Kesadaran diri sebagai hamba-Nya menghancurkan ego diri.

Syetan dan hawa nafsu memiliki ragam senjata dan strategi pengelabuhan. Memiliki beragam tingkatan level untuk menipu manusia. Maka manusia pun harus memiliki ragam dan tingkatan strategis untuk menundukkannya.  Strategi yang tidak bisa ditembus oleh syetan dan hawa nafsu adalah keikhlasan. Dengan ikhlas, semuanya terasa mudah dan membahagiakan.

Penyerahan diri total kepada Allah. Hidup dan mati hanya untuk Allah. Pengakuan sebagai hamba dan wakil Allah di semesta ini. Itulah senjata yang penghancur seluruh strategi syetan dan hawa nafsu. Bergerak dan berkarya atas nama Allah, bukan kebanggaan diri.

Bila pikiran sedang kacau. Masalah yang kusut tak terurai dan berujung. Yakini hanya dengan "Kun Fayakun" Allah sudah bisa menyelesaikan seluruh persolan hidup kita. Jadi keyakinan terhadap Rabbaniyah, Uluhiyah dan Asma wa sifat Allah, akan membereskan kekacauan pikiran yang menghalangi kekhusyuan.

Level iman dan ketauhidan terlihat jelas di saat shalat. Keyakinan atas hari akhir, qadha dan qadar terlihat jelas saat shalat. Shalat adalah cermin kita yang sebenarnya. Suasana hati saat shalat merupakan menelanjangan diri yang sesungguhnya. Tak perlu orang lain yang membongkar aib dan keburukan kita. Karena kita sudah tahu siapa kita sebenarnya di saat shalat.

Memahami Al-Qur'an Melalui Hiruk Pikuk Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hiruk pikuk keku...

Memahami Al-Qur'an Melalui Hiruk Pikuk Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hiruk pikuk kekuasaan, jalannya seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'an. Mencermati hiruk pikuk kekuasaan sebuah gambaran nyata tentang hukum-hukum perjalanan manusia yang tertulis di Al-Qur'an. Memahami dan semakin meyakini Al-Qur'an dari hiruk pikuk kekuasaan.

Saat kekuasaan tidak berorientasi pada akhirat, roda perjalanan pemerintahan dan pembangunannya mengarah pada penghancuran bangsa namun para penyokong kekuasaan menganggap itulah proyek yang terbaik dan bermanfaat. Semua kucuran dana, berakhir pada kesia-sian dan kegagalan. Dana besar tapi tak berefek pada kesejahteraan.

Aparat keamanan bukan untuk menjaga kedamaian, namun untuk menakuti dan menciptakan keresahan. Seperti Firaun yang mengerahkan prajuritnya untuk membunuh bayi yang lahir dari Bani Israel. Mengejar  pemuda Musa dan menghabiskan pengikut Nabi Musa.

Pengelolaan keuangan negara bukan untuk kesejahteraan, tetapi membangun bangunan tinggi untuk menunjukkan kehebatan kekuasaannya semata. Firaun memerintahkan Hamman untuk membangun gedung tinggi. Kelak, bangunan ini hancur berguguran.

Di era Firaun Allah menurunkan wabah belalang, kodok, dan air yang berubah menjadi darah. Saat kekuasaan telah menjadi tuhan. Saat orientasi kekuasaan adalah kekayaan dan keserakahan. Maka bermunculan beragam wabah untuk mempertontonkan kelemahan manusia.

Penguasa, pebisnis dan intelektual bersatu menyembah kekuasaan. Allah menyebutkan urutan Qarun, Firaun dan Hamman. Mengapa Allah mendahulukan penyebutan Qarun, bukan Firaun?

Para pembesar kerajaan berkata saat menentang para Nabi dan Rasul, "Hartaku melimpah dan pengikutku lebih banyak." Mengapa Al-Qur'an menyebutkan harta terlebih dahulu? Bukan pengikut?

Kekuasaan akan merusak kehidupan, bila pengendalinya para pebisnis yang berorentasi pada keserakahan kekayaan. Bila orientasi kekuasaan adalah menggerogoti keuangan negara dengan kamuflase proyek, ditambah penguasa yang zalim, dan para intelektual yang  mendukung dan membeo, maka itulah kerusakan negara yang terparah.

Pergelutan Cinta Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Manusia dengan manusia yang lainnya adalah ujian. Ber...

Pergelutan Cinta

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Manusia dengan manusia yang lainnya adalah ujian. Beragam karakter manusia adalah ujian. Beragam pemikiran manusia adalah ujian. Beragam ideologi adalah ujian. Beragam perasaan adalah ujian. Beragam besitan hati dan akal adalah ujian. Beragam yang berkecamuk dalam jiwa adalah ujian. Adakah yang bukan ujian dalam kehidupan ini?

Rasa cinta itu ujian. Rasa rindu itu ujian. Cemburu dan benci itu ujian. Cinta dan rindu, apakah menjadi pengkultusan dan pemujaan? Cemburu dan benci, apakah menjadi penghinaan dan menyakiti?

Cinta dan rindu ada batasannya. Jangan melakukan apa saja atas nama cinta dan rindu. Jangan melampaui batas dengan mengatasnamakan cinta dan rindu. Jangan menuruti hawa nafsu atas nama cinta dan rindu. Cinta dan rindu hanya perasaan, terbawa arus atau dikelola?

Mengelola cinta dan rindu, bukan dengan bertemu dan berpacaran. Bukan kemana-mana berduaan tanpa aturan. Mengelolanya dengan pernikahan. Kadang kita tak bisa melawan cinta dan rindu, hanya mengarahkan pada arah yang benar yaitu pernikahan.

Umar bin Abdul Aziz pernah pada suatu hari mengungkapkan perasaan cinta yang terpendam. Pemimpin yang adil yang mampu memakmurkan negrinya hanya dalam dua tahun ternyata tak kuasa mengungkapkan rasa cintanya pada seorang wanita. Bagaimana sang khalifah mengelola dan mengarahkan rasa cintanya? Cinta memang ujian. Dengan ujian cinta kita akan tahu karakter seseorang. Terhomat atau rendahan?

Umar bin Khatab ra, di tangannya segala fitnah pada umat Islam padam. Syetan pun terbirit lari bila meninggalkannya. Namun apakah tak memiliki cinta? Suatu hari Umar Bin Khatab curhat perasaan cinta pada wanita ke sahabat dekatnya Ali bin Abi Thalib ra. Bagaimana Umar bin Khatab mengelola cintanya? Cinta itu fitrah tapi jangan dibelokan ke hawa nafsu. Inilah seni mengelola cinta.

Cinta dan rindu memiliki adab. Cemburu dan benci itu memiliki adab. Adab yang bisa membingkai semua yang berkecamuk di dalam jiwa dalam penempatan yang tepat. Adab itu pancaran dari iman dan ilmu. Adab itu gambaran kematangan jiwa. Adab itu sebuah  kebijaksanaan.

Cinta dan rindu kadang datang mewarnai hidup. Bisa jadi anugerah juga petaka. Anugerah bila paham bagaimana mengelola dan mengarahkannya pada kebenaran. Petaka bila hanya menuruti kemauan hawa nafsu saja.

Dari cinta dan rindu. Dari benci dan cemburu. Kita akan tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Melampaui bataskah? Terkendalikah?

Ali bin Abi Thalib pernah curhat perasaan cinta dan rindu pada seorang wanita kepada Rasulullah saw. Memang begitulah perjalanan hidup anak manusia, salah satunya pergelutan dengan perasaan cintanya.

Untuk Diperdebatkan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  Bersilaturahmi ke rumah seorang ustadz, langsun...

Untuk Diperdebatkan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

Bersilaturahmi ke rumah seorang ustadz, langsung diberondong banyak pertanyaan. Pertanyaan yang jawabannya tak perlu berfikir. Pertanyaan yang jawabannya tak harus seorang jenius. Jawabannya pun sangat mudah.

Sudah tahu keutamaan membaca Al-Qur'an? Sudah tahu ilmunya? Mengapa tidak membaca Al-Qur'an?

Sudah tahu keutamaan shalat Tahajud? Mengapa tidak shalat Tahajud?

Sudah tahu keutamaan shalat Duha? Mengapa belum shalat duha? Sudah tahu keutamaan berbisnis, mengapa belum berbisnis?

Sudah tahu keutamaan berdzikir, mengapa belum berdzikir? Agama itu bukan untuk diperdebatkan, dikaji, dipelajari, tetapi untuk diamalkan?

Bila ilmu agama hanya untuk diperdebatkan dengan dalil, maka tidak akan pernah selesai pembahasannya hingga berabad-abad sekali pun. Namun mengapa kita terus asyik perdebatan yang mengatasnamakan kebenaran, keshahihan?

Pertanyaan ini terus beruntun ditujukan kepada ku. Aku hanya diam, karena ilmu terlalu banyak dari amal.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (175) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)