basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Hidup Bersama Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bila ingin selalu bersama Allah, hiduplah seperti...

Hidup Bersama Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bila ingin selalu bersama Allah, hiduplah seperti Rasulullah saw.  Makan dan minum seperti Rasulullah saw. Duduk, berdiri dan berjalan seperti Rasulullah saw. Melihat dan mendengar seperti Rasulullah saw. Mengelola keinginan dan kebutuhan seperti Rasulullah saw. Mengelola kekayaan dan kekuasaan seperti Rasulullah saw.

Bila ingin selalu bersama Allah, hiduplah seperti Rasulullah saw.  Makan dan minum seperti Rasulullah saw. Duduk, berdiri dan berjalan seperti Rasulullah saw. Melihat dan mendengar seperti Rasulullah saw. Mengelola keinginan dan kebutuhan seperti Rasulullah saw. Mengelola kekayaan dan kekuasaan seperti Rasulullah saw.

Untuk menuntaskan seluruh persoalan hidup. Untuk mendapatkan solusi hidup. Untuk mendapatkan kesuksesan hidup. Untuk meraih kejayaan dan kebahagiaan hidup, sangat mudah. Ikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw.

Untuk mendapatkan ide cemerlang. Untuk mendapatkan terobosan di segala bidang. Untuk mendapatkan kebrilianan dan mindset yang hebat. Hanya cukup menjalani hidup seperti Rasulullah saw. Kelak Allah swt yang akan melimpahkan rahmat-Nya. Mengkaruniakan yang diperlukan dalam mengarungi kehidupan.

Amati seluruh perjalanan hidup para Nabi dan Rasul, ada tantangan yang tak bisa dihadapi? Adakah kebuntuan yang tidak ada jalan keluarnya? Perjalanan para Nabi berawal, berakhir dan berproses yang sama, hanya tinggal menduplikasi saja.

Jalani kehidupan seperti para Nabi dan Rasul menjalani kehidupan. Bersikap dan bertindak seperti para Nabi dan Rasul. Para Nabi dan Rasul hanya mengambil peran yang diamanahi Allah, setelah itu berdoa, berikhtiar dan bertawakal saja. Solusi hidup datang dengan sendirinya karena pertolongan Allah.

Nabi Sulaiman, diberikan kekuasaan terkuat kekayaan terbanyak, istana termegah,  dikumpulkan tentaranya dari manusia, burung dan jin. Semua bukan sebab kehebatan dirinya, tetapi pemberian dari Allah sebab menjalani kehidupan sesuai peran yang diamanahi Allah.

Kezaliman Dibiarkan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Para Nabi tetap tenang dan bahagia dalam menghad...

Kezaliman Dibiarkan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Para Nabi tetap tenang dan bahagia dalam menghadapi kejadian apapun, karena mereka bertawakal kepada Allah. Saat hidup misinya hanya untuk Allah dan bersama Allah, hidup dan mati sama saja. Semua kondisi sama saja.

Nabi Hud mempersilahkan kaumnya untuk membuat makar jahat dan tipu daya pada dirinya. Nabi Hud menantang agar kaumnya segera melaksanakan makar tersebut. Kekuatan Nabi Hud hanya bertawakal kepada Allah saja.

Semua makar jahat akan kembali kepada yang merencanakannya. Semua makar jahat akan digagalkan oleh Allah. Itulah takdir Allah yang final tertulis di Lauhul Mahfudz. Yang baik dan bermanfaat akan terus terjaga. Yang merusak akan dilenyapkan Allah.

Namrudz tak pernah mengira Nabi Ibrahim bisa selamat dari kepungan kobaran api. Firaun tak pernah mengira, Nabi Musa yang terjepit di tepian pantai dapat selamat. Jalut yang gagah perkasa tak pernah mengira, Daud kecil dapat mengalahkannya.

Pemilik kebun tak pernah mengira, hasil panen yang akan dipetiknya pada pagi hari ternyata hancur lebur, padahal malamnya masih ada dan melimpah. Padahal kebun-kebunnya sudah dipagar dan dijaga agar orang fakir miskin tak tahu bahwa besok kebun itu akan dipanen.

Semua makar jahat terhadap kebenaran, diawalnya terlihat sukses, terkendali, tak ada yang bisa menghalangi dan membendungnya. Seolah semua kejadian dalam rekayasanya. Para pembelanya bersiap-siap berpesta dan bersorak sorai. Kesombongan dan kebanggaan    keberhasilan bergelora seolah semua dalam genggamannya, sesuai rencananya. Mengapa begitu?

Untuk menghancurkan sesuatu, lemparkan benda ke atas. Semakin ke atas dan tinggi, saat jatuh akan hancur berkeping-keping.  Kelengahan terjadi saat semuanya sudah dipastikan dibawah kontrol kekuasaannya. Dibiarkan seluruh sumber dayanya totalitas habis dikerahkan, setelah itu barulah dihancurkan oleh Allah sehingga tak ada kekuatan yang tersisa lagi. Ini kepedihan yang menyakitkan.

Cara Rasulullah saw Mengelola Kekayaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dalam sebuah perjalanan Rasulu...

Cara Rasulullah saw Mengelola Kekayaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dalam sebuah perjalanan Rasulullah saw bersabda, "Yang memiliki kelebihan kendaraan, berikan kepada yang tidak memiliki kendaraan. Yang memiliki kelebihan makanan, berikan kepada yang tidak memiliki makanan." Rasulullah saw terus menyebutkan beragam kelebihan harta, sehingga para Sahabat berfikir bahwa mereka tidak memiliki hak atas harta yang melebihi kebutuhan mereka.

Leluhur Syekh Abu Hasan Al Asyari, peletak dasar mazhab Asyariah dalam aqidah, dipuji oleh Rasulullah saw. Kabilah Asyariah di Madinah memiliki karakter istimewa. Bila menghadapi musim paceklik, mereka mengumpulkan seluruh sisa makanannya, lalu dibagi sama rata.

Rasulullah saw mengapresiasi hidup menurut kebutuhannya saja. Kelebihan hartanya diberikan kepada orang lain. Tak hina, mereka yang hidup hanya memenuhi kebutuhan dasarnya saja.

Rasulullah saw tak pernah menolak bila ada seseorang yang meminta miliknya. Rasulullah saw pernah memberikan seluruh dombanya yang ada di antara dua bukit. Rasulullah saw pernah memberikan sarung yang dipakainya saat ada seseorang yang memintanya.

Umar bin Khatab pernah mengoreksi tindakan Rasulullah saw yang memberikan harta kepada orang kaya. Lalu Rasulullah saw menjawab bahwa beliau bukanlah orang yang bakhil. Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda bahwa beliau rela memberikan domba sebanyak seluruh pohon yang ada di sebuah lembah.

Mana yang lebih dicintai harta milik sendiri atau harta pewarisnya? Tentu harta miliknya sendiri. Hartanya adalah harta yang telah disedekahkan. Sedangkan harta yang ditinggalkan adalah milik para ahli warisnya.

Adakah harta yang ditinggalkan Rasulullah saw untuk anaknya, Fatimah? Untuk cucunya, Hasan dan Husein? Tidak ada. Lalu, apakah keturunannya hidup dalam kemiskinan dan kenestapaan? Rasulullah saw membawa seluruh hartanya ke akhirat. Sedangkan kita, kekayaannya ditinggalkan di dunia dan hanya menjadi sampah saja.

Harta Warisan pada Istri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ikatan seorang suami, lebih dekat ke istri a...

Harta Warisan pada Istri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ikatan seorang suami, lebih dekat ke istri atau anaknya? Yang diminta pertanggungjawaban Allah tentang keberlangsungan generasi, pada istri atau anaknya?

Istri ada bekasnya. Namun anak tidak ada. Begitulah sebuah anekdot. Anak selalu membawa nasab ayahnya. Jadi tanggung jawab seorang suami atas anaknya lebih besar daripada ke istrinya.

Peluang untuk melanjutkan keberlangsungan generasi lebih besar dipundak anak bukan istri. Kemampuan mengelola kekayaan lebih besar potensinya pada anak daripada istri. Jumlah anak cendrung lebih banyak daripada jumlah istri.

Dengan beragam kebijaksanaan inilah, mengapa warisan pada istri hanya seperdelapan saja? Tinjauan ikatan hati, tanggungjawab generasi dan kemampuan mengelola kekayaan lebih dominan pada anak.

Anak masih memiliki generasi selanjutnya. Sedangkan istri, cendrung hanya tinggal memikirkan dirinya sendiri saja. Tanggungjawab mendidik generasi lebih banyak kepada anak daripada istrinya.

Warisan kekayaan adalah ujian cinta, ketaatan dan keimanan. Cinta pada dunia? Lebih mentaati ego atau firman Allah? Mengimani bahwa keputusan Allah lebih baik dari ragam persepsi manusia. Bukan kekayaan yang memberikan manfaat tetapi takdir-Nya yang memberikan kemaslahatan.

Jangan pernah memperebutkan harta warisan. Karena sebaik-baik kekayaan yang berasal dari hasil usahanya sendiri. Harta warisan tak bisa membuat kaya atau miskin. Kekayaan dibangun dari keimanan kepada kehidupan akhirat.

Belajar Bertani dari Para Nabi dan Ulama Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Oleh: Nasrulloh Baksolahar (...

Belajar Bertani dari Para Nabi dan Ulama

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bertani mendapat tempat khusus dalam Al-Qur'an. Ada beberapa kisah yang tersebar dalam Al-Qur'an tentang pemilik kebun. Bagaimana pemilik kebun dianugerahi kebun yang subur? Bagaimana ragam tanaman yang ditanaminya? Bagaimana tata kelola lahan dan konturnya? Semua dijelaskan dalam Al-Qur'an.

Kisah Nabi Hud dikaitkan dengan pertanian. Apa yang diharapkan oleh petani? Dijelaskan pula dalam Al-Qur'an. Saat Nabi Hud menyerukan soal aqidah, juga menghubukan sebuah amal dengan pertanian.

Nabi Hud berkata, "Wahai kau ku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu." Istighfar dan taubat jadi sebab kesuburan tanah.

Bapak manusia kedua, Nabi Nuh, juga mengkaitkan spiritual dengan pertanian. Nabi Nuh berkata, "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, mengadakan kebun-kebun untukmu, mengadakan sungai-sungai untukmu."

Dalam Riyadus Shalihin, imam Nawawi, merekam sebuah kisah dari Rasulullah saw, bagaimana sedekah 33%, konsumsi 33%, diinvestasi kembali 33%, dari hasil pertanian membuat awan beriringan menuju lahan pertanian yang dikelola dengan cara tersebut.

KH Hasyim Ashari dan ulama dari Aceh mengajarkan cara bertani. Mandi, berwudhu, menghadap kiblat dan bershalawat saat bertani. Terutama saat menanam benih. Praktek ini membuat tanamannya subur dan panennya melimpah.

Bertani bukan soal ilmu pertanian, pengolahan tanah, dan ilmu tumbuhan. Namun faktor spiritual yang diajarkan para Nabi dan ulama justru menjadi yang utama. Karena faktor utama pertanian adalah makhluk Allah, air, tanah, udara dan cahaya.

Bertani, Membangun Kehidupan di Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Di lautan banyak kehidupan. Di ...

Bertani, Membangun Kehidupan di Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Di lautan banyak kehidupan. Di daratan banyak kehidupan. Di dalam tanah pun banyak kehidupan. Semuanya memuat kekayaan yang tak terhingga.

Bagaimana menggali kekayaan di permukaan tanah? Bertanilah. Bagaimana menggali kekayaan di dalam tanah? Bertambanglah. Namun jangan ada keserakahan.

Titik tekan bertani adalah pengelolaan tanah. Titik tekan pengelolaan tanah hanyalah bagaimana makhluk Allah yang ditakdirkan hidup di tanah dapat berkembangbiak? Perhatikan takdir Allah dalam mengembangbiakan makhluk yang hidup di tanah.

Tanda Islam terbaik adalah memberikan makan. Amal kebaikan tertinggi adalah memberi. Begitulah sabda Rasulullah saw. Shalat selalu disandingkan dengan zakat. Keduanya tak bisa dipisahkan. Memberi merupakan tangga kedua  dalam pensucian jiwa. Tangga kedua dalam beriyadhah bagi perjalanan salik dalam dunia sufi.

Berbagilah maka Allah akan menggantinya. Memberilah maka Allah akan menambahkannya. Inilah kedua dalam bertani. Kehidupan di dalam tanah akan berkembangbiak dengan berbagi. Walaupun semuanya sudah berproses secara otomatis, Allah memberikan manusia ruang untuk berikhtiar di dalamnya.

Tumbuhan akan subur. Buah akan melimpah. Bila, makhluk yang berkembang biak di tanah dapat hidup. Bila cacing tanah, rayap tanah, semut, tikus tanah, dan beragam makhluk pengurai lainnya hidup nyaman di tanah, maka otomatis tanah akan subur.

Bertani adalah berinfak, bersedekah dan memberi kepada tanah. Bertani itu membangun ekosistem kehidupan pada tanah. Bukan untuk memanen apa yang dihasilkan dari tumbuhan.

Bertani menjadi aktifitas merusak tanah karena orientasinya hanya panen yang berlimpah bukan membangun kehidupan di dalam tanah. Bertani adalah ungkapan cinta dan kasih sayang terhadap makhluk yang hidup di tanah.

Hasan bin Ali, Menolak Berkuasa Lagi. Firaun Menambah Waktu  Berkuasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)...

Hasan bin Ali, Menolak Berkuasa Lagi. Firaun Menambah Waktu  Berkuasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Allah memberikan kekuasaan kepada yang dikehendaki. Allah mencabut kekuasaan kepada yang dikehendaki. Bila batas waktu telah ditentukan, tidak ada yang bisa memperpanjang dan memperpendeknya. Semua ada waktu yang telah ditentukannya.

Rasulullah saw menjelaskan tahapan sejarah umat Islam. Periode kenabian, khalifatur rasyidin, penguasa menggigit, penguasa diktator, terakhir penguasa yang mengikuti arah kenabian. Setiap periode sejarah selalu ditutup dengan sabda, "Hingga waktu yang ditentukan Allah."

Cucu Rasulullah saw, Hasan bin Ali, sangat paham tentang peran sejarah dan waktu kekuasaannya. Saat menjadi khalifah, dia menjalankan peran yang sudah ditetapkan Rasulullah saw, yaitu menciptakan persatuan. Pendukung Ali bin Abi Thalib, Siti Aisyah dan Muawiyah bersatu kembali. Tahun tersebut disebut tahun persatuan.

Pendukung Hasan bin Ali memintanya meneruskan kekuasaannya. Namun beliau ingat pesan Kakeknya, Rasulullah saw, dan ayahnya, Ali bin Abi Thalib, bahwa usia khalifatur rasyidin hanya 30 tahun saja. Dia pun menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah dengan sukarela tepat di tahun ke 30.

Andai seluruh kekuatan dihimpun. Andai seluruh pasukan dan pendukung disatukan. Andai kekayaan dikerahkan untuk menjaga kekuasaannya. Bila tak diijinkan Allah, maka akan lenyap pula kekuasaan. Tak ada yang bisa melawan takdir-Nya.

Firaun telah mencoba melawan takdir berakhirnya kekuasaan. Dia bukan memanfaatkan sisa waktu kekuasaannya untuk kemakmuran rakyat dan ketaatan pada Allah. Namun mencoba menghancurkan dan menindas yang dianggap melawan dan akan mengambil alih kekuasaannya. Untuk memperkokoh kekuasaannya, dia mengangkat dirinya sebagai tuhan.

Firaun lebih mendengar para pembisik, pembesar dan penasihatnya untuk melawan takdir akhir kekuasaannya. Firaun menggelar seluruh kekuatan agar periode kekuasaannya bisa ditambah. Firaun terus membangun infrastruktur agar terkesan melakukan banyak perbaikan agar layak terus berkuasa. Namun bila takdir kekuasaan telah ditentukan takkan ada yang bisa menambahnya.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)