basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Melihat Jati Diri, Kapan Waktunya? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jiwa yang berkecamuk? Karena terlal...

Melihat Jati Diri, Kapan Waktunya?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jiwa yang berkecamuk? Karena terlalu banyak harapan dan keinginan. Jiwa yang terluka? Karena terlalu banyak yang bisa menyayat jiwa.  Imam Ibnu Taimiyah selalu merasakan surga saat dipenjara, disiksa, dibuang dan diasingkan.  Merasakan surga saat orang-orang disekitarnya memusuhi ataupun ketika orang yang memusuhinya itu meminta perlindungan saat hendak dihukum khalifah.

Nabi Ayub tetap bahagia saat Allah memberikan kekayaan, kesehatan dan keluarga yang diberkahi. Dia pun tetap bahagia saat Allah mencabut kekayaannya, kesehatan dan akhirnya hidup dalam kesendirian. Bahkan dia malu berdoa kepada Allah ketika penderitaan menerpanya. Semua kondisi kehidupan sama karena fokus hidup hanya Allah saja.

Rasulullah saw, seluruh keluarga tercinta dicabut oleh Allah. Seluruh anaknya diambil oleh Allah, hanya tinggal Fatimah saja. Seluruh kekayaannya diberikan ke umatnya. Dari saudagar yang kaya raya, lalu menyerahkan kekayaannya untuk umatnya. Saat wafat, tak ada satu pun yang tersisa. Dalam semua kondisi kebahagiaan itu bisa diciptakan.

Orang yang bahagia akan selalu sama karakternya dalam semua kondisi. Dalam kondisi kesulitan, adakah umpatan dan keluhan? Dalam kondisi keberlimpahan, adakah kesombongan dan merendahkan orang lain? Bila ingin tahu karakternya di waktu keberlimpahan, lihatlah karakter di saat sempitnya. Bila ingin tahu karakter di saat sempitnya, lihatlah karakter di saat keberlimpahannya.

Bila lupa diri di saat keberlimpahan, maka cendrung berkeluh kesah dan meratap di waktu sempit. Bila mampu mengelola kesempitan, modal dasar mengelola keberlimpahan sudah dimiliki, tetapi harus berhati-hati dalam keberlimpahannya. Bila beristiqamah dalam keberlimpahan maka Allah akan menolong di saat kesempitan.

Jati diri seseorang terlihat di saat keberlimpahan. Itulah mengapa Sahabat yang dijamin masuk Surga hampir seluruhnya hidup dalam keberlimpahan? Itulah mengapa ukuran dimurkai dan diazabnya sebuah negri dilihat dari bagaimana prilaku orang yang berkelimpahan? Ada kisah, sebuah negri tidak diturunkan hujan oleh Allah karena prilaku buruknya pemegang kekuasaan dan kekayaan.

Para penentang Nabi dan Rasul adalah penguasa, pemuka dan pemilik kekayaan. Para penentang kebenaran dan kebaikan di setiap zaman dan kurun selalu sama hingga akhir zaman. Dalam keberlimpahan itulah cermin diri sebenarnya.

Ada kisah si buta, si botak dan si belang yang bertakwa di waktu sulit dan sempit, tetapi menentang Allah di saat keberlimpahan. Kisah Qarun yang bertakwa di waktu sempit namun menjadi pembela Firaun di waktu keberlimpahan. Rasulullah saw mewanti-wanti umatnya ketika di waktu kemenangan tiba.

Nabi Ayub, Rasulullah saw, para Sahabat dan ulama Salaf menjalani semua keterbatasan dan keberlimpahan dengan karakter yang sama, dengan suasana hati dan kejiwaan yang sama. Karena hidup ini hanya untuk melihat siapa yang berjihad dan sabar? Juga siapa para pendusta? Ada yang menjadi pendusta di saat lapang, ada juga di waktu sempit.

Siti Maryam, Menazarkan Diri Hanya Beribadah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ibunya telah menazarkan ...

Siti Maryam, Menazarkan Diri Hanya Beribadah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ibunya telah menazarkan dirinya untuk hanya mengabdikan pada Allah. Ibunya telah mendoakan diri dan keturunannya agar terhindar dari godaan syetan yang terkutuk. Dirinya telah dididik dan diasuh oleh seorang Nabi yang mulia, Zakaria. Dia berasal dari keluarga termulia di masanya. Keluarganya disejajarkan dengan Nabi Adam, Nuh dan Ibrahim.

Kisahnya dimulai saat dia mengasingkan diri dari keluarganya di suatu tempat di sebelah timur Baitul Maqdis. Dalam pengasingannya, dia memasang tabir dari keluarganya. Dalam keheningan. Dalam kesyahduan. Dia beribadah total kepada Allah. Perburuan dunia dikesampingkan. Namun dia mendapatkan limpahan  rezeki seperti mereka yang memburu dunia.

Nabi Zakaria secara rutin mendatangi mihrabnya, terlihat makanan dan minuman selalu tersedia. Bukan makanan dan minuman yang biasa, tetapi sangat istimewa. Itulah hidangan dari langit yang Allah anugerahkan kepadanya. Allah menjamin rezeki semua orang yang hanya mengabdikan diri pada Allah.

Allah telah memuliakannya, mensucikannya, memilihnya dan melebihkannya dari semua wanita yang ada dijagat raya. Adakah yang lebih mulia dari wanita ini? Para Ulama mensejajarkannya dengan Siti Asiyah, Siti khadijah dan Siti Fatimah.  Itulah 4 wanita yang termulia.

Para ulama ada yang mengatakan bahwa wanita ini, kelak akan menjadi istri Rasulullah saw di surga. Wanita termulia disandingkan dengan lelaki termulia di kolong jagat ini. Hukum ini berlaku di dunia dan akhirat.

Kisah Siti Maryam sangatlah spesial, hingga ada surat khusus di Al-Qur'an yang bernama surat Maryam. Kisah Siti Maryam sangatlah spesial, hingga Allah memerintahkan secara khusus kepada  Rasulullah saw untuk membacakannya kepada para Sahabat.

Mengapa begitu penting? Meluruskan aqidah manusia yang menyetarakannya sebagai tuhan. Juga mengangkat derajatnya karena Bani Israel telah menuduhnya sebagai wanita hina dengan tuduhan paling menghinakan bagi seorang perempuan yang mulia.

Proses Dicintai, Mencintai  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Agar dicintai manusia, berzuhudlah terhad...

Proses Dicintai, Mencintai 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Agar dicintai manusia, berzuhudlah terhadap dunia. Jangan hiraukan apa yang ada di tangan  manusia. Jangan iri dan dengki. Sebab, hidup itu hanya ujian apa pun kondisinya. Perbedaan pada manusia hanya ujian. Dilebihkan seseorang atas yang lainnya hanya ujian.

Cintailah Allah, maka Allah akan mencintainya. Bila Allah mencintai, maka Allah akan mengumumkannya di hadapan penduduk langit agar mencintainya pula. Penduduk langit pun akan mengumumkan cintanya. Setelah itu, penduduk bumi akan mencintainya pula.

Awal dicintai bukan dengan memberikan yang berharga pada manusia. Bukan dengan memberikan harta benda yang banyak. Bukan dengan sematan jabatan dan gelar. Bukankah banyak orang kepercayaan yang menjadi musuh dalam selimut?

Rasa kasih sayang, hanya akan diberikan Allah kepada mereka yang beriman dan beramal kebajikan. Bila tak terlihat iman dan amal shaleh, namun banyak memberikan sesuatu dan jabatan, maka tindakannya bukan dari kasih sayang, tetapi karena kepentingan dunia semata.

Apakah munafikin itu bersatu padu? Apakah kafirin itu bersatu padu? Apakah yang mendurhakai Allah itu bersatu padu? Mereka saling tolong menolong karena kepentingan ego. Namun tak ada cinta. Jadi sangat mudah menghancurkan kepentingannya.

Dalam perang Khandaq, hanya sebab satu orang yang menyebarkan berita yang sudah direkayasa, pasukan Quraisy, Ghafatan dan Bani Quraizah saling tak mempercayai lagi. Diantara mereka saling mencurigainya. Pasukan oligarki pun dapat dikalahkan dengan amat mudah, tanpa perang.

Dalam perang Bani Quraizah, para Munafikin tidak membantu orang Yahudi. Padahal sebelumnya mereka bersekutu dalam perang Badar, Uhud dan Khandaq. Tak ada iman dan amal, tak kan ada kasih sayang dan cinta. Itulah ketentuan Allah tentang cinta dan kasih sayang.

Awal dicintai adalah mencintai. Mencintai Allah dengan menyelaraskan hati, akal dan nafsu dengan kehendak dan perintah Allah dengan amalan wajib dan sunah.  Setelah itu, Allah akan memerintahkan penduduk langit dan mengilhamkan penduduk bumi untuk mencintainya. Begitu proses mencintai dan dicintai.

Meniti Lembaran Kejayaan Ulama Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dahulu untuk mendapatkan satu nasihat R...

Meniti Lembaran Kejayaan Ulama

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dahulu untuk mendapatkan satu nasihat Rasulullah saw membutuhkan perjalanan minimal sehari perjalanan. Bahkan ada yang menempuh perjalanan satu-tiga bulan perjalanan. Dengan satu hadist tersebut dirinya semakin berilmu, akhlaknya semakin baik, ibadahnya makin beristiqamah, tawaran posisi keduniaan semakin banyak, hidupnya semakin sejahtera. Di era sekarang, kumpulan hadist berbentuk Sunan dan Musnad tinggal dibaca, mengapa tak bisa meningkatkan kualitas dan kompetensi diri?

Tidak pernah membaca, tidak pernah memahami, tidak pernah mencoba mengamalkannya? Semestinya semakin hari umat Islam semakin baik kondisinya. Karena kebaikan para pendahulunya dikodifikasi dengan baik, dijaga dan diteruskan kepada kita. Apa yang membuat mereka memimpin dunia saat ini masih ada. Masih ada di setiap rumah, mushalah, masjid dan sekolah, bahkan ada di dalam hati dan jiwa kita. Namun mengapa belum bisa menjadi pemimpin peradaban dunia?

Saat pertama kali muncul, umat Islam belum pernah memimpin peradaban dunia, namun tiba-tiba bisa membebaskan manusia dari kezaliman Romawi dan Persia, selama 14 Abad memimpin peradaban dunia. Umat ini tinggal mengulanginya lagi, bukankah mengulang itu lebih mudah? Bukankah jalan kejayaan tinggal ditiru saja? Bukankah jalan itu tinggal diikuti saja?

Peradaban itu siklus naik dan turun. Bukankah kita bisa belajar bagaimana Hasan bin Ali menyelesaikan internal umat? Bisa belajar pada Muawiyah bin Abu Sofyan membangun pertahanan dan kemiliteran? Belajar pada Umar Bin Abdul Aziz membangun kesejahteraan dalam waktu 2 tahun? Belajar pada Nuruddin Zanky dan Shalahuddin Al Ayubi mengangkat kembali kejayaan? Belajar pada Al Qhutuz dan Baibars mengusir kekejaman Mongol? Belajar pada Muhammad Al Fatih membebaskan diri dari super power dunia secara sempurna?

Kita bisa belajar pada imam Mazhab bagaimana syariah mampu menjawab tantangan jaman? Kita bisa belajar pada Al Ghazali dan Syekh Abdul Qadir Jailani  bagaimana iman bisa memperbaiki jiwa dan karakter? Kita bisa belajar pada Imam Ibnu Taimiyah bagaimana mengobati kerusakan budaya dan sosial? Kita bisa belajar pada Imam Nawawi, Izzudin Abdul Salam, Imam Qurani dalam memperbaiki penguasa. Kita bisa belajar kepada Abu Yusuf dalam memperbaiki praktik bisnis dan ekonomi negara. Apa yang tidak dimiliki oleh umat ini untuk memimpin kembali peradaban dunia?

Mari membuka kembali lembaran bagaimana umat ini mempimpin peradaban dunia? Mari membuka kembali lembaran bagaimana umat ini mengelola peradaban dunia? Mari membuka kembali bagaimana umat ini bisa mensejahterakan dunia? Mari membuka kembali bagaimana umat ini bisa menciptakan perdamaian dunia? Membuka lembaran yang sudah tertutup oleh debu, dan mungkin lembaran itu sudah mulai digerogoti oleh rayap-rayap yang kelak membuat umat ini tidak tahu lagi cara merancang dan mengembalikan kejayaannya.

Hukum abadi bahwa Umat Islam adalah umat terbaik masih tetap berlaku hingga hari ini? Takdir Allah bahwa Umat Islam adalah umat terbaik masih tetap menjadi ketentuan abadi. Apakah kita rasakan? Apakah diyakini? Apakah terus dicoba untuk mewujudkannya?

Awalilah dengan meneguhkan Laillahaillallah, buang kesia-siaan dan kelalaian dari dirimu dan teruslah merekayasa kebaikan. Hukum kebangkitan dan kejayaan sangat mudah. Penyakit dan penghalangnya hanya hawa nafsu dan kemalasan yang menyelimuti hati.

Mewujudkan Obsesi Dari Nabi Zakaria Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tanpa sebab, bisa saja terjadi. S...

Mewujudkan Obsesi Dari Nabi Zakaria


Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tanpa sebab, bisa saja terjadi. Semua karena karunia dan rahmat Allah. Semuanya dari sisi Allah. Semuanya teramat mudah bagi Allah.

Nabi Zakaria, istrinya mandul dan sudah tua. Nabi Zakaria, tulangnya sudah lemah dan rambutnya telah beruban. Namun tak pernah kecewa dalam berdoa. Iman kepada Allah, selalu menghadirkan optimisme walaupun tanpa didukung oleh sebab yang dianggap bisa melahirkan keberhasilan.

Cerita Nabi Zakaria pada surat Maryam dimulai dari penjelasan curahan rahmat Allah saat beliau berdoa. Tanda rahmat-Nya, hati tergerak untuk berdoa. Bukankah banyak yang ditimpa persoalan namun hanya bisa berkeluh kesah saja?

Nabi Zakaria memohon anak dari sisi-Nya. Memohon agar anaknya ridhai Allah. Diberikan pemahaman oleh Allah dan memegang teguh kitab suci dengan kuat. Apapun obsesi dalam hidup, keturunan, kekayaan, kekuasaan semuanya atas kehendak Allah dan untuk mewujudkan kehendak Allah pula di muka bumi. Apakah kehidupan ini soal ego diri?

Mengapa tanpa sebab manusiawi, Nabi Zakaria memperoleh sesuatu yang tidak mungkin di usianya yang lanjut? Bahkan dikaruniai putra yang istimewa? Seorang Nabi yang hari kelahirannya, wafatnya dan saat dibangkitkan mendapatkan keberkahan dari Allah?

Bila obsesinya Allah, maka akan dimudahkan urusannya, dilipat gandakan hasilnya. Ikhtiarnya akan diperbaiki dan disempurnakan Allah.  Ditutupi dan dimaafkan kesalahannya. Hasilnya akan melampaui obsesinya. Kelemahan sumber daya tak menghambat keberhasilannya.

Bila obsesinya pernak-pernik dunia, hasilnya akan jauh dibawah obsesinya. Tak ada pelipat gandaan hasil, kesalahan dan cacatnya tak ada yang memperbaikinya. Justru akan dijerumuskan pada kebinasaan.

Ingin melampaui apa yang diobsesikan? Belajarlah pada Nabi Zakaria. Bagi Allah, semuanya sangat teramat mudah. Hanya butuh menyelaraskan kehendak diri dengan kehendak Allah saja.

Memperbaiki Yang Tersembunyi Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Harapan itu energi untuk bergerak maju. H...

Memperbaiki Yang Tersembunyi


Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Harapan itu energi untuk bergerak maju. Harapan itu memunculkan energi untuk . Maka perbaharui terus harapan itu.

Jangan matikan dengan kepalsuan ketakutan. Jangan pupuskan dengan kepalsuan kekhawatiran. Jangan direnggut harapan itu hanya dengan sebuah bayang-bayang.

Manusia lebih takut dengan halusinasinya sendiri. Bukan dengan realitanya. Seolah-olah halusinasi pasti terjadi, padahal itu hanya hayalan yang diciptakannya sendiri.

Perjuangan yang paling keras dalam kehidupan ini bukanlah menghadapi realita, tetapi menghadapi kepalsuan ketakutan, kekhawatiran, keresahan yang dimunculkan oleh jiwanya sendiri. Musuh terberat itu bukan pertarungan dunia nyata tetapi memenangkan pergolakan yang ada di jiwa.

Apakah hawa nafsu dan syetan terlihat? Mereka hanya membisikan kekhawatiran, was-was dan ketakutan. Padahal di dunia nyata penuh dengan Rahman-Rahim Nya Allah. Kenyataan tak sesulit kekhawatiran.

Bila kita bisa memperbaiki jiwa, hati, akal, maka kita akan bisa memperbaiki kenyataan hidup, bisa memenangkan pertarungan hidup. Bila sukses mengendalikan jiwa, hati dan akal, maka akan sukses juga di kehidupan ini.

Bila bisa memperbaiki yang tersembunyi maka akan bisa memperbaiki yang nyata. Yang nyata adalah buah dari yang tersembunyi. Bila ingin memperbaiki buah tumbuhan. Maka yang harus diperbaiki adalah akarnya, pencahayaannya, tanahnya, pengairannya dan haranya. Perbaikan itu proses yang panjang. Memanen itu proses yang pendek.

Perbaikan yang panjang agar manusia sibuk dan tak mengenal kesia-siaan. Waktunya berlelah dengan proses, bukan hasil. Waktunya produktif bila bergulat dengan proses. Waktunya penuh keterlenaan bila bergelut dengan menikmati hasil. Itulah cara menyelamatkan manusia.

Menikmati hasil itu hanya sesaat. Menikmati hasil itu hanya waktu jeda sebentar untuk beristirahat sejenak. Menikmati hasil itu hanya hiburan sesaat untuk melanjutkan proses selanjutnya. Mengumpulkan energi kembali untuk berproses menciptakan kesuksesan baru.

Dalam buku Bulit To Last, sang suhu karate akan memberikan jurus terakhir. Ternyata hanya sebuah pertanyaan. Apa yang akan dilakukan dengan sabuk hitamnya? Tiga tahun sang murid tidak lulus. Lalu sang murid menjawab bahwa sabuk hitam adalah permulaan untuk bergelut dengan jurus-jurus yang lainnya.

Hidup itu tak ada kata akhir. Semua adalah awal. Semua adalah pondasi untuk naik ke tangga berikutnya. Seperti kematian, dia bukan akhir, tetapi awal proses kehidupan yang baru.

Agar dilimpahkan Pengelolaan Keuangan Yang Sehat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kaya itu akibat, buk...

Agar dilimpahkan Pengelolaan Keuangan Yang Sehat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kaya itu akibat, bukan tujuan. Sebab kekayaan efek dari karakter, cara berfikir, kebiasaan dan gaya hidup sehari-hari.

Bila tidak beriman kepada akhirat, maka semua kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan akan dianggap baik, indah dan menyenangkan. Allah akan menimpakan kesesatan dalam mengelola keuangan (Surat An Naml: 4)

Bila mengelola keuangan mengikuti ego pribadi, tidak dituntun Rasulullah saw, maka akan ditimpa kesusahan hidup akibat mismanajemen pengelolaan keuangan(Surat Hujurat: 12)

Allah Maha Pemberi tanpa batas. Harta itu milik Allah. Mengapa Allah hanya mengamanahkan kekayaan seperti saat ini? Ada kesalahan dalam pengelolaan keuangan?

Mengembangkan keuangan seperti seorang petani. Pohon dan buah,  hasil dari pengembangan keuangan. Fokus pada menyuburkan tanah, menanam benih, mencocokkan kondisi iklim, dan menjaganys dari hama. Maka pohon akan hidup dan berbuah dengan lebat dengan sendirinya.

Fokus pengelolaan keuangan disesuaikan dengan pertanyaan Allah pada hari kiamat. Dari mana harta diperoleh? Untuk apa dibelanjakan?

Bila salah dalam memperoleh keuangan akan pasti salah juga dalam membelanjakannya.
     
Praktek pengelolaan keuangan yang membinasakan:
• Mubazir 
• Berlebihan 
• Kikir, uang tidak berputar 
• Pengembangan harta tidak bersyariat 
• Hutang Konsumtif

Riyadhah harian dalam pengelolaan harta:
• Puasa
• Zakat/Sedekah

Puasa menempa agar paham dan terpatri pada diri, yang mana angan-angan, keinginan dan benar-benar kebutuhan.

Zakat atau sedekah, belajar berani memutar harta. Tidak ada imbal balik langsung saja sudah berani dikeluarkan, apa lagi yang ada potensi keuntungan

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)