basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Tasawuf, Penjaga Nusantara Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dalam kehancuran apa yang bisa dilakukan?  ...

Tasawuf, Penjaga Nusantara

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dalam kehancuran apa yang bisa dilakukan?  Sultan Riau terjepit dan terkepung oleh serangan Belanda di Teluk Ketapang Malaka. Para pembantunya melarangnya untuk melawan. Namun dengan berbekal Badik-keris Bugis di tangan kanan, dan kitab Dalailul Khairat karangan Syekh Ahmad Khathib Sambasi-Mursyid Tarekah Naqsabandiyah yang memuat salawat kepada Rasulullah saw ditangan kirinya, maju sendirian menghadapi terjangan peluru dan meriam Belanda. Ketakutan hilang, yang ada hanya keberanian.

Mengapa Aceh bisa melawan Belanda dari generasi ke generasi? Mengapa politik pembunuhan massal dan sapu bersih tidak bisa menghapuskan perjuangan rakyat Aceh?  Ketika Sultan bisa ditundukan, ketika Ulama sudah dibunuh, ketika Cut Nyak Dien sudah ditangkap, namun perlawanan rakyat Aceh secara sporadis tetap muncul? Hingga akhirnya Belanda terjepit oleh Perang Asia Timur Raya? Nafas perjuangan tak pernah berhenti, darimana mereka mendapatkan energi?

Sultan Iskandar Istani Aceh, memerintahkan Syekh Nurudin Raniri membangun basis Tasawuf sesuai Sunnah Rasulullah saw. Mengisi perpustakaan kesultanan, mengajar ulama hingga ke surau-surau dengan ajaran Tasawufnya. Kitabnya yang terkenal berjudul Shirathal Mustaqim. Ajaran inilah yang menghidupkan jiwa rakyat Aceh. Menghidupkan jiwa dengan Tauhid. Menghidupkan jiwa yang hanya takut kepada Allah. Adakah yang mampu menghalangi ketika jiwanya sudah dipenuhi Iman? Kekuatan Belanda menjadi remeh, walau ditopang oleh seluruh kekuatan dunia.

Sultan Ageng Tritayasa Banten, begitu kokoh menghadapi Belanda. Darimana kekokohan jiwanya? Disampingnya ada Syekh Yusuf, ahli Tasawuf Tariqah Khalwatiyah dari Makassar yang mendapatkan gelar Tajul Khalwati. Ajaran Tasawuf telah memberikan energi jiwa bagi para Sultan untuk menghadapi musuh yang paling kuat sekalipun. Begitu juga dengan Pangeran Diponegoro, salah satu gurunya adalah ahli Tasawuf dari Babelan Purworejo.

Ketika Kemenangan Belanda menyingkirkan kekuasaan dari umat Islam. Ketika Tanam Paksa Belanda menyingkirkan umat dari ekonomi, memiskinkan dan menghancurkan seluruh kekuatan ekonomi umat Islam. Apa yang membuat umat Islam bertahan? Lalu menyuarakan perang kemerdekaan dalam kondisi yang parah? Yang masih hidup hanya iman kepada Allah. Yang masih hidup rasa harap dan hanya takut kepada Allah. Itulah inti Tasawuf.

Dalam kondisi kemiskinan dan penderitaan yang berat, Haji Wasjid dan Tubagus Ismail melakukan perlawanan di Banten tahun 1888M. Siapakah mereka? Mereka adalah penganut ajaran Sufi Qadiriyah Naqsabandiyah. Perlawanan kepada penjajah oleh para pengikut Tarekat tidak saja terjadi di Indonesia, tetapi juga hampir diseluruh dunia. Bagaimana mereka membangun semangat juangnya?

Perang menurut teori Carl von Clausewitz, memerlukan energi kemauan yang tiada henti, keteguhan mental dan karakter yang teguh. Perang juga bukan bicara tentang kekuatan yang perkasa yang mampu menghancurkan kekuatan yang lemah, tetapi membangun bangkitnya kekuatan yang lemah bereaksi melawan. Pertanyaannya, darimana energi semua kekuatan ini?

Tarekat sepertinya hanya terlihat sebuah kegiatan berdzikir, namun sebenarnya sebuah proses pembersihan hati. Padahal didalamnya terdapat pelatihan disiplin dan berorganisasi.

Dzikir membuahkan hati yang bersih bersih, maka akan hiduplah jiwa. Semakin dekatlah kepada Allah. Semakin cintalah dan merindukan  Allah. Seperti kata Imam Hasan Al Banna dalam Risalah Pergerakannya bahwa kebangkitan dimulai dari hati yang hidup, jiwa yang bersih. Itulah yang bisa menghidupkan semua kebaikan yang ada pada tubuh umat. 

Imam Hasan Al Banna pun menjadikan Thariqah Suniah sebagai basis pemikiran dan pembinaan untuk menghidupkan jiwa umat yang lemah. Dari hati yang hiduplah, semua kekuatan umat akan bangkit menghiasi peradaban dunia. Inilah energi terbesar yang harus dihidupkan. 350 tahun menghadapi kekuatan besar dengan menghidupkan hati. Maka masa depan umat ini pun bisa cemerlang dengan menghidupkan hati juga. Itulah nilai-nilai Tasawuf yang telah menjaga negri ini.

Mendidik Dengan Berkisah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Allah memerintahkan Rasulullah saw untuk ber...

Mendidik Dengan Berkisah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Allah memerintahkan Rasulullah saw untuk berkisah kepada para Sahabat tentang salah seorang wanita paling mulia di kolong jagat ini. Yaitu kisah Siti Maryam. Apa pentingnya berkisah, hingga Allah memerintahkan berkisah secara khusus?

Berkisahlah. Berceritalah. Jagalah kisah-kisah masa lalu. Buatlah beragam kisah-kisah yang menggugah hati dan akal. Karena kisah salah satu seni memasuki jiwa dan akal manusia.

Para Wali Sanga telah menggunakan kisah sebagai sarana islamisasi Nusantara. Ada kisah-kisah yang melenggeda dan mendunia untuk menyadarkan para penguasa sehingga menjadi bijaksana. Berkisahlah. Berceritalah hanya untuk menunaikan perintah Allah.

Saat tahun kesedihan, Allah menghibur Rasulullah saw dengan beragam "hiburan" visual di langit yang didampingi oleh malaikat Jibril. Beliau bertemu juga dengan seluruh sosok para Nabi dan Rasul yang telah berjuang sepertinya. Sebelumnya hijrah, Rasulullah saw dihibur dengan beragam kisah. Bila ada peristiwa yang luar biasa, Allah menyiapkan kejiwaan dan menghiburnya dengan beragam kisah.

Ada novel dan cerpen yang diberangus oleh penguasa. Apa kaitan kisah dengan perubahan kekuasaan dan sosial? Kaisar Persia mencuri kisah-kisah yang ditulis oleh para pendeta yang dibacakan kepada kaisar India. Apa kaitan kisah dengan pengelolaan pemerintahan? Para negara adi daya membuat kisah-kisah untuk disebarkan ke negara yang menjadikan target dominasinya. Apa kaitan kisah dengan intervensi budaya?

Allah memerintahkan Rasulullah saw untuk untuk berkisah kepada para Sahabatnya. Kisah-kisah ini diabadikan dalam banyak hadist. Di Riyadus Shalihin, imam Nawawi mengumpulkan tersendiri kisah-kisah dalam satu bab khusus. Terkadang untuk mengajarkan akhlak tertentu, Rasulullah saw pun menyampaikannya dengan berkisah.

Berkisah hanyalah sebuah sarana pendidikan dan penyadaran. Berkisah hanyalah salah satu methodelogi dalam mendidik manusia. Menikmati kisah, berarti menikmati pendidikan diri.

Menikmati Energi Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengapa alam semesta tidak hancur? Mengapa ke...

Menikmati Energi Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa alam semesta tidak hancur? Mengapa kehidupan terus berlanjut? Mengapa matahari, bulan, bumi, gunung, lautan dan beragam makhluk begitu kokoh dan kuat? Hanya mengikuti takdir semata.

Dalam takdir ada kekuatan. Dalam takdir ada energi dahsyat. Ikuti arus takdir. Lalu, manfaatkan kekuatannya. Setiap takdir ada perannya dalam kehidupan yang tak bisa digantikan oleh siapapun. Takdir Itu berbagi peran dalam kehidupan.

Semut mengikuti takdirnya. Lebah mengikuti takdirnya. Cacing mengikuti takdirnya. Rumput mengikuti takdirnya. Adakah keinginannya untuk merubah takdir? Mengikuti apa yang telah digariskan. Karena setiap takdir rangkaian satu kesatuan yang menjaga keberlangsungan alam semesta dan kehidupan.

Apa takdir manusia? Menjadi khalifah di muka bumi. Menjadi Hamba Allah. Agar bisa menjalankan perannya secara benar dan optimal, manusia dibimbing oleh Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Itulah takdir manusia. Manusia diberikan kebebasan, mau mengikuti atau melawannya?

Apa takdir manusia? Menjadi khalifah di muka bumi. Menjadi Hamba Allah. Agar bisa menjalankan perannya secara benar dan optimal, manusia dibimbing oleh Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Itulah takdir manusia. Manusia diberikan kebebasan, mau mengikuti atau melawannya?

Melawan takdir berarti melawan Allah yang Maha Perkasa dan Mulia. Bisakah? Dapatkah? Mampukah? Kuatkah? Apa pun yang dialami, takdir manusia harus berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Bila menyimpangkan diri, maka kehidupan akan hancur.

Saat manusia melawan takdirnya, maka seluruh alam semesta dan makhluk menjadi lawan dan memusuhinya. Saat mengikuti takdir, seluruh alam semesta dan makhluk bergandengan tangan dalam mengelola,  menjalani dan menikmati kehidupan ini.

Mengikuti takdir, membuat hidup tanpa beban, tak perlu dipusingkan, hanya tinggal menjalani dan menerapkan saja. Dalam takdir Maha Perkasa, ada keperkasaan. Dalam takdir Maha Penyayang ada kasih sayang. Mengikuti takdirlah, lalu nikmati perjalanannya.

Sebab Kesulitan Belajar Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ilmu itu mudah dan sederhana. Karena ilmu itu...

Sebab Kesulitan Belajar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ilmu itu mudah dan sederhana. Karena ilmu itu karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bila ilmu itu terasa sulit ngejelimet, berarti ada yang salah dari mana mengambil dan mempelajarinya.

Allah itu Maha Berilmu dan Mengetahui. Bukankah semakin pintar dan jenius seseorang, maka akan semakin mudah menjelaskan? Semakin mudah dipahami dan dipraktekkan? Seperti Enstein yang menjelaskan hukum relativitas hanya dengan 3 huruf saja, E=MC2.

Al-Qur'an sudah dimudahkan oleh Allah. Adakah kitab yang sudah dijamin kemudahannya selain Al-Qur'an?  Mudah menghafalnya. Mudah mempelajarinya. Mudah memahaminya. Mudah menelusup ke dalam hati. Mudah membentuk karakter dan kebiasaan. Mudah solusinya. Segala yang diambil dari Al-Qur'an akan dimudahkan Allah.

Apa mukjizat Rasulullah saw? Para ulama menyebutkan salah satunya. Yaitu, perkataannya, sabdanya sangat mudah dipahami dan dicerna. Sabdanya sederhana namun mendalam. Sabdanya menembus dasar jiwa.

Mengapa manusia bodoh dan sulit memahami sesuatu? Salah satunya, salah dalam mengambil sumber ilmu. Salah mengambil nara sumber utamanya. Allah Maha Memudahkan, namun dijauhi manusia. Manusia mencari sumber ilmu dari manusia yang bodoh. Yang bodoh itu penuh kejelimetan.

Yang dijamin kemudahannya, ditinggalkan. Yang sulit justru dikejar hingga ke ujung dunia. Itulah sebab mengapa kesulitan belajar dan memahami ilmu. Mengapa ulama sebelumnya, dalam usia sangat muda mampu berilmu mumpuni? Mengapa Muhammad Al Fatih, Shalahuddin Al-Ayubi dalam usia muda mampu menggenggam kejayaan? Karena belajar dari sumber ilmu yang sudah dimudahkan oleh Allah yang Maha Berilmu.

Ilmu itu mudah dan sederhana, semestinya tak ada kebodohan lagi di muka bumi. Namun sebab salah mencari sumber referensi Ilmu, maka dunia ini terus diselubungi oleh kebodohan. Kesulitan belajar. Persoalan belajar.  Bukan persoalan methodelogi, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, tapi lebih disebabkan dari mana sumber ilmunya. Darimana mempelajarinya.

Terus Menelisik Jiwa Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Zuhud, mengosongkan kalbu dari cita-cita terhadap...

Terus Menelisik Jiwa

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Zuhud, mengosongkan kalbu dari cita-cita terhadap dunia. Zuhud, meninggalkan segala sesuatu yang melalaikan diri terhadap Allah. Bila masih ada kekuatiran terhadap dunia, bertanda masih jauhnya sifat zuhud?

Zuhud, lebih mempercayai apa yang ada di sisi Allah dibandingkan terhadap makhluk. Zuhud itu menanggalkan angan-angan.

Bila membeli dan membangun sesuatu, apakah terselip pujian?  Apakah hanya memenuhi kebutuhan saja? Apakah hanya untuk memenuhi kelayakan hidup sewajarnya saja? Bila terselip pujian, batalkan semua rencana membeli dan membangun sesuatu. Bila terselip ingin lebih baik dan melampui yang lain, batalkan semua rencana membeli dan membangun.

Bila membeli karena gaya hidup. Bila membeli karena trendy terkini. Bila membangun untuk mengganti model sesuai zamannya. Bila membangun agar lebih indah dan megah. Bila membeli tidak memiliki nilai kemanfaatan dan nilai tambah, maka pikirankan lagi. Jangan sampai syahwat hadir dalam keinginan kita.

Bila makan masih memikirkan kelezatan. Bila makan masih memikirkan yang lagi ngtrend saat ini. Bila makan masih memikirkan harga diri lokasi dan ketenaran merk. Bisa jadi makan kita bukan lagi rasa lapar, tetapi ada unsur syahwat. Makanannya halal, namun niatnya yang menyebabkan keterjebakan pada perangkap syetan.

Bersilaturahmi benarkah untuk melepaskan rasa rindu? Benarkah untuk merajut kembali benang-benang ikatan hati? Jangan-jangan untuk pamer kekayaan? Pamer jabatan? Pamer kesuksesan? Pamer prestasi? Dihadapan teman dan kerabat.

Bila dasar kebanggaan masih dunia, berhati-hatilah. Bila dasar kebanggaan amal kebaikan, berhati-hatilah. Bila hati masih ingin menyuarakan tentang dirimu dihadapan manusia, berhati-hatilah. Karena Ikhlas itu menurut Al Junaid adalah melupakan amal kebaikan. Melupakan segala yang telah engkau  raih. Karena kita tidak tahu apa yang Allah perbuat dari masa lalu kita. Kita pun tidak tahu apa takdir kita esok hari.

Perbanyak menelisik hati. Perbanyak meneliti hati. Perbanyak melihat jiwa. Perbanyak mengadili diri dengan timbangan Allah. Itulah cara penyelamatan diri.

Krisis Internal, Belajar pada Utsman bin Affan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Semakin banyak saja yan...

Krisis Internal, Belajar pada Utsman bin Affan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Semakin banyak saja yang ditangkap. Alhamdulillah. Alasannya menyebarkan foto, video, gambar dan rencana makar. Namun apakah semakin surut para pelakunya? Ternyata tidak, karena yang nyata lebih banyak dari yang Hoax. Hoax versi siapa? Ini yang jadi persoalan

Kericuhan karena ketidakadilan itulah kuncinya. Pemimpin yang adil tidak akan pernah menciptakan keresahan. Seperti Utsman bin Affan ketika menghadapi pelaku Hoax yang berbuntut pada upaya melengserkan Utsman bin Affan sebagai Khalifah. Bagaimana sikap Utsman bin Affan?

Adakah sebuah negara yang kacau, bila dikelola dengan baik? Adakah negara yang meresahkan rakyatnya bila penguasanya adil? Adakah sebuah negara yang terus ribut, bila penguasanya menentramkan? Logika yang selalu salah dari penguasa adalah menghukum rakyatnya bukan memperbaiki tata kelola pemerintahannya. Itu yang tengah terjadi di negri ini.

Ketika aparat pemerintahan tidak lagi menjadi pelayan masyarakat, tetapi menjadi corong penguasa. Ketika aparatur negara menjadi pembela penguasa dan kekuasaan, tidak lagi bersama rakyatnya. Itulah penyebab keresahan dalam masyarakat. Mengapa rakyat yang selalu disalahkan? Mengapa penjara menjadi hukuman?

Ketika para demonstran mengepung Utsman bin Affan karena terpengaruh oleh Hoax, Utsman mengumpulkan mereka di Masjid. Lalu, memaparkan seluruh keutamaannya dalam perjuangan Islam, keutamaannya di sisi Rasulullah saw, keberhasilan pemerintahannya dan terakhir menuruti kemauan mereka untuk mengganti beberapa gubernur. Di masa Utsman bin Affan, Umat Islam mulai bisa menembus Eropa, Afrika dan Asia Tengah. Kesejahteraan meningkat luar biasa. Apa salahnya Utsman bin Affan? Tidak ada.

Para Sahabat senior siap membela Utsman bin Affan, seperti Ali bin Abi Thalib, Thalhal, Zubair,  namun Utsman bin Affan berkata, "Sarungkan pedangmu." Hasan, Husein, Abdullah bin Umar siap membela, Utsman bin Affan juga berkata, "Sarungkan pedangmu." Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Utsman? Memiliki pasukan yang ditakuti dunia, namun dihadapan rakyatnya beliau sangat lembut. Dihadapan rakyatnya terlihat lemah? boleh ada darah rakyatnya yang tumpah. Para Sahabat bertanya, "Mengapa tidak melawan demonstran?"

Utsman bin Affan berkata, "Aku tidak mau menjadi orang pertama yang menumpahkan darah sesama saudaraku sendiri." Dalam keterkepungan oleh Demonstran, Utsman berdoa, "Ya Allah, tolonglah Umat Nabi Muhammad saw, Ya Allah satukan hati Umat Nabi Muhammad saw." Begitulah yang terrekam dalam kitab Ihya Ulumudin pada bab detik-detik terakhir kematian para Sahabat.

Pemimpin yang lemah memang selalu gagah dihadapan rakyatnya, namun tak bernyali dihadapan musuhnya. Pemimpin yang lemah memang menindas rakyatnya, namun menjadi hamba dihadapan para penjajah. Belajarlah pada Utsman bin Affan, beliau bisa membebaskan sejumlah negri, menandingi Romawi dan Persia, namun tak mau melawan rakyatnya. Menuruti suara rakyatnya. Inilah pemimpin yang kuat.

Pasca pembunuhan Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib mengikuti jejaknya. Tidak memburu mereka yang terlibat dalam pembunuhan Utsman bin Affan. Ali lebih mementingkan rekonsiliasi internal, menyelesaikan konflik internal agar negara dalam kondisi kondusif. Setelah itu baru memproses hukum mereka, walau kebijakan ini ditentang oleh Siti Aisyah dan Muawiyah. Begitulah cara pemimpin yang berwibawa menghadapi rakyatnya. Bila melihat pemimpin yang keras terhadap rakyatnya, apa tandanya?

Namun masa-masa setelah Khalifatur Rasyidin adalah masa pemerintahan yang menggigit. Sangat mudah menangkap para Ulama. Sangat mudah membunuh yang berlawanan. Era itu sudah lewat. Sekarang kita menghadapi era baru. Yaitu,  pemerintahan diktator menurut Rasulullah saw? Wajar saja bila umat ini menghadapi tantangan yang lebih berat. Bagaimana menghadapinya? Berkata benar dihadapan penguasa, itulah jihadnya. Itulah jihad yang tertinggi.

Saat Seluruh Sektor Kehidupan Dikendalikan Ulama Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin) Dahulu ulama adalah sultan...

Saat Seluruh Sektor Kehidupan Dikendalikan Ulama

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin)

Dahulu ulama adalah sultan, ulama adalah negarawan, ulama adalah cendikiawan, ulama adalah panglima perang, ulama adalah pebisnis, ulama adalah dokter, ulama adalah guru, ulama adalah petani, ulama selalu berada diseluruh profesi manusia. Itulah mengapa negri diberkahi. Itulah mengapa seluruh bidang  kehidupan diberkahi.

KH Muhammad Shiddiq, kelak banyak keturunannya menjadi pengurus Nahdatul Ulama, sambil mengajar santrinya beliau membuka warung. Bila ada yang membeli, dia melayani pembeli. Bila tidak ada, dia melanjutkan mengajar para santri. Sang kiyai bisa menghafalkan Al-Qur'an selama 2 tahun diusia belianya. Bagaimana caranya? Menghafal Al Quran selama perjalanan dari rumah ke pasar. Beliau pun menyempatkan menulis kitab. Ulama, pebisnis dan cendikiawan berpadu pada sang kiyai.

KH Hasyim Ashari, pagi hari dan sore hari mengontrol karyawannya yang merawat sawah, konstruksi dan fasilitas pondok, sisanya mengajar para santri di pesantrennya. Selasa dan Jumat, beliau libur mengajar untuk berdagang di pasar, bertani di sawah dan bersilaturahmi ke tetangga dan kerabat. Beliau juga yang menyerukan seruan jihad melawan penjajah. Di waktu senggang beliau menulis kitab. Ulama, pebisnis, pejuang dan intelektual berpadu pada sang Kiyai.

Syekh Nurudin ar-Raniri, menjadi penasihat sultan Iskandar Tsani, membangun Aceh menjadi sebuah negara demokratis. Ada legislatif dan yudikatif. Dialah perumus ketatanegaraan Samudera Pasai. Banyak kitab yang dibuatnya. Dalam dirinya ada keulamaan, negarawan dan cendikiawan.

Dahulu ulama dan negara tak bisa dipisahkan. Namun mengapa sekarang ingin memisahkan ulama dan negara? Ulama dan bisnis? Ulama dan ketentaraan? Ulama dan kebudayaan? Ulama dipisahkan dari seluruh sektor kehidupannya. Inilah penyebab seluruh sektor kehidupan dan profesi penjadi perusak bukan penopang kebaikan. Mengapa ulama hanya ditujukan kepada mereka yang memberikan nasihat akhirat saja?

Syekh Yusuf dari Makassar. Beliau adalah Mursyid Tarekat Khalwatiyyah. Namun beliau juga pakar ketatanegaraan. Beliau membangun sistem ketatanegaraan kesultanan Banten, menjadi Hakim Agung. Menjadi panglima perang saat melawan penjajah Belanda. Menggerakkan rakyat Nusantara untuk melawan penjajah dari balik jeruji besi di Sri Lanka. Beliau pun menjadi inspirator gerakan anti Apartheid di Afrika Selatan. Menulis banyak kitab. Masih adakah ulama yang bisa menghimpun seluruh kompetensi ini?

Syekh Khatib As Sambasi, Mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di masanya, yang kemudian dilanjutkan oleh Abah Anom Pesantren Suralaya. Beliau fokus memperbaiki jiwa dan hati. Sangat paham membangun jiwa dengan mendekatkan diri pada Allah. Sangat paham membangun motivasi dan spirit.   Andai dahulu ada Psikolog, Motivator, Trainer, dan Coach, maka ulama ini adalah pakarnya. Namun sayang seluruh profesi ini sudah menjauh dari nilai spiritual.

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, beliau pakar hukum perdata dan pidana, beliau yang memandu pemberlakuan syariat Islam di Kalimantan Selatan, pakar dalam tata kelola air dan irigasi, dia juga ulama tasawuf dan fiqh. Mengapa kita kehilangan sosok parpurna yang memadukan seluruh ilmu dalam satu jiwa?

KH Ahmad Rivai fokus membangun generasi muda untuk menjadi kader dakwah. Menghimpun semua kalangan dari petani, pedagang, pegawai pemerintah untuk dididik menjadi kader dakwah. Menterjemahkan kitab-kitab bahasa Arab ke bahasa Jawa untuk mentransformasikan pemikiran dan mindset masyarakat. Melalui penerjemahan dan pengkaderan sang Kiyai membangun Nusantara.

Saat ulama dipisahkan atau memisahkan dari bidang kehidupan manusia, Bagaimana jadinya umat ini? Mari belajar pada ulama Nusantara sebelumnya.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)