basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Dirampas dan Ditipu, Tak Mengurangi Kekayaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Fokus berbuat baik dan d...

Dirampas dan Ditipu, Tak Mengurangi Kekayaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Fokus berbuat baik dan dalam keimanan, maka Allah menjamin tidak akan ada kezaliman yang menimpanya dan tidak akan ada hak yang dirampas darinya. Apakah penipuan bisa membuat yang menipu kaya dan yang ditipu miskin? Apakah yang merampok bisa kaya dan yang dirampas menjadi miskin?

Belanda dan penjajah lainnya berhasil merampas kekayaan Nusantara selama ratusan tahun. Bagaimana jadinya? Apakah langgeng kekayaannya? Justru berakhir dengan kebangkrutan. Penguasa dan pengusaha yang merampok kekayaan alam Nusantara akan abadi kekayaan dan kekuasaannya? Semuanya akan kembali pada kadar yang sudah ditetapkan Allah.

Berebut harta warisan, bila pembagiannya tak sesuai dengan hukum Allah, maka sebanyak apapun yang dirampasnya akan kembali sesuai proporsi yang sudah ditetapkan Allah. Karena Allah yang berhak membagi-bagi harta, bukan hukum dan keinginan manusia. Seserakah apa pun manusia, kekayaan yang dimiliki pada akhirnya sesuai dengan suratan yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz.

Mereka yang menyerobot tanah yang bukan haknya, apakah akan menambah kekayaannya? Yang diserobot tanahnya, apakah akan memiskinkannya? Tak ada kekayaan dan kemiskinan akibat penyerobotan hak orang lain. Pada akhirnya, yang dimiliki sesuai hak yang sebenarnya.

Memperoleh harta kekayaan, ikutilah rambu-rambu dari Allah.  Jangan sedikit pun melanggarnya. Bila dilanggar, kekayaan yang dihimpun hanya sebesar yang sudah ditetapkan Allah sesuai hak yang sebenarnya. Seperti itulah akhir kekayaan yang dihimpun manusia.

Bagaimana agar ditipu dan dirampas tetapi tak mengurangi sedikit kekayaan yang dimiliki? Teruslah berbuat baik dan dalam keimanan, dengan keduanya Allah menjamin tidak akan ada pengurangan hak dan kezaliman yang dialami. Mengapa harus dipusingkan dengan pernak pernik pemburuan harta yang tak sesuai dengan aturan Allah? Bila akhirnya harta yang dikumpulkan hanya sebesar hak yang diperoleh tanpa kezaliman.

Bukankah Allah akan menghapuskan harta riba? Bukankah harta yang haram akan merusak raga dan jiwa? Bukankah harta hasil kesewenangan pada akhirnya akan dihancurkan dengan beragam peristiwa? Yang dimiliki manusia pada akhirnya sesuai kadar yang sudah ditetapkan Allah.

Hukum Abadi, Kebenaran Selalu Dimenangkan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kebenaran dimenangkan oleh ...

Hukum Abadi, Kebenaran Selalu Dimenangkan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Kebenaran dimenangkan oleh Allah bukan disebabkan oleh kekuatan pendukungnya, tetapi karena hukum kehidupan sudah ditetapkan untuk memenangkan kebenaran. Karena ketentraman dan kemakmuran kehidupan lahir dari tegaknya kebenaran. Kebenaranlah yang selalu dicari manusia, bukan kebenaran yang mencari manusia.

Kebatilan dan kezaliman itu lemah, walaupun didukung oleh kekuatan yang paling super power di alam jagat raya ini. Kebatilan selalu mencari pendukungnya dengan kamuflase kekayaan dan kekuasaan. Kebatilan selalu mencari pendukungnya dengan ancaman siksaan sebagai senjata pamungkasnya.

Kejayaan dan kebahagiaan manusia hanya dengan kebenaran. Maka hiduplah bersama kebenaran apapun resikonya. Resiko bersama kebenaran selalu membuahkan kebahagiaan, walaupun seluruh pendukung kebatilan menyiksa dan bermaksud menimpakan kehinaan. Karena kehinaan dan kepedihan itu sendiri hakekatnya bernama kebatilan dan kezaliman.

Dalam sejarah peradaban manusia sejak dahulu kala, adakah kejayaan bersama kebatilan? Adakah kebahagiaan dan ketentraman bersama kezaliman? Adakah kemakmuran dan kesejahteraan bersama kezaliman dan kebatilan? Adakah kisah-kisah dongeng yang memenangkan kebatilan dan kezaliman? Itulah fitrah hukum alam semesta dan jiwa manusia.

Kebatilan dan kezaliman butuh pamer dan unjuk dukungan kekuatan, kekayaan dan kekuasaan. Karena hanya dengannyalah kebatilan terlihat berwibawa dan tak terkalahkan. Kebenaran bergerak tak terlihat dan tak terendus. Bergerak dalam kesenyapan, keheningan dan tanpa bentuk. Kebatilan terlihat makin kokoh dan megah, namun pondasinya rapuh dan hancur karena hati manusia diselusupi rindu pada kebenaran.

Firaun dipermalukan di depan rakyatnya, ternyata kekuasaan, kekuatan, kekayaan dan kekejamannya tak mampu merubah pendirian ahli sihir yang beriman kepada Tuhannya Nabi Musa dan Harun. Firaun tak bisa merubah keyakinan keimanan pada Istri, sedikit pembesarnya dan pembantunya.  Ketika keimanan telah menyelusup, semua kekuatan super power dan super hero menjadi sangat lemah.

Pembela para Nabi dan Rasul, adakah raja, panglima, dan pembesar kaumnya? Para Nabi dikelilingi oleh kaum yang lemah. Nabi Musa dan Harun didukung oleh Bani Israil yang kondisinya tertindas. Dalam kelemahan pendukungnya, mengapa para Nabi dan Rasul dapat memenangkan kebenaran? Takdir kebenaran memang untuk dimenangkan oleh Allah.

Revolusi Kejiwaan Nabi Musa dan Ahli Sihir Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bagaimana cara Nabi...

Revolusi Kejiwaan Nabi Musa dan Ahli Sihir Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bagaimana cara Nabi Musa mengusir ketakutannya saat ahli sihir melemparkan tali dan tongkatnya menjadi ular yang bergerak cepat? Allah mengingatkan bahwa dialah yang akan menang. Ketentraman Nabi Musa lahir dari keyakinannya pada janji Allah bukan kekuatan yang ada pada dirinya.

Bagaimana cara Nabi Musa menghilangkan ketakutannya saat akan menghadapi Firaun? Nabi Musa berdoa pada Allah agar dilapangankan dadanya dan dimudahkan urusannya. Allah meneguhkan Nabi Musa bahwa Dia Maha Mendengar dan Melihat. Tak ada yang bisa meneguhkan hati kecuali keyakinan pada Allah.  Karena, Allah Yang Maha Membolakbalikkan hati.

Saat perang tanding antara Nabi Musa dan ahli sihir selesai. Ahli sihir segera bersujud kepada Tuhannya Nabi Musa dan Harun. Firaun sangat marah besar. Dianggap sujudnya ahli sihir disebabkan ilmu sihir Nabi Musa lebih hebat dari mereka. Dianggap Nabi Musa telah menjadi dan dianggap guru oleh mereka. Benarkah anggapan Firaun? Mari kita lihat fragem kisah berikutnya.

Saat perang tanding antara Nabi Musa dan ahli sihir selesai. Ahli sihir segera bersujud kepada Tuhannya Nabi Musa dan Harun. Firaun sangat marah besar. Dianggap sujudnya ahli sihir disebabkan ilmu sihir Nabi Musa lebih hebat dari mereka. Dianggap Nabi Musa telah menjadi dan dianggap guru oleh mereka. Benarkah anggapan Firaun? Mari kita lihat fragem kisah berikutnya.

Firaun segera mengeluarkan alat abadi dan pamungkas yang selalu dilakukan oleh para rezim diktator, yaitu siksaan yang paling kejam. Yaitu memotong tangan dan kaki secara bersilang dan berbolak balik. Lalu, menyalibnya di pohon kurma. Inilah siksaan terpedih dan terkejam di era itu. Apa reaksi ahli sihir?

Reaksi ahli sihir terhadap ancaman siksaan Firaun bisa menunjukkan apakah yang masuk ke dalam hatinya iman ataukah kepentingan? Ahli sihir sama sekali tidak takut dengan ancaman siksaan terkejam Firaun. Karena siksaan Firaun hanya menembus jasad saja dan hanya di dunia saja. Sikap keteguhan ahli sihir beriman kepada Allah karena mengharapkan ampunan Allah yang siksaannya abadi dan lebih keras lagi.

Bila iman telah merasuk ke dalam hati, semua yang terjadi di dunia sangatlah ringan dan tak berarti. Keteguhan pada kebenaran adalah cerminan keimanan. Jiwa, raga, harta dan kekuasaan menjadi tak berarti lagi. Itulah bila iman telah merasuki hati. Perubahan yang revolusioner tidak akan terjadi dengan ancaman, siksaan, rayuan kekayaan dan kekuasaan. Tetapi dari keimanan.

Hilangnya ketakutan Nabi Musa saat akan menemui Firaun dan saat menghadapi ahli sihir karena keyakinannya pada Allah. Tak diangapnya siksaan terkejam Firaun oleh ahli sihir, karena iman telah merasuk ke jiwa yang terdalam. Revolusi kejiwaan secara cepat dan mengagumkan tidak lahir dari iming-iming kesenangan dan ancaman terkejam, tetapi dari keimanan yang kokoh.

Malam, Melipat Kasur Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Malam begitu sepi. Dahulu, malam adalah madrasah...

Malam, Melipat Kasur

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Malam begitu sepi. Dahulu, malam adalah madrasah luar biasa. Menghasilkan pemimpin, panglima dan ulama hebat. Sekarang, malam penuh kelalaian.

Dahulu malam diisi dengan kekuatan hati dan iman. Malam diisi dengan cinta, rindu, harap, takut dan tangisan pada Allah. Sekarang malam diisi dengan gelak tawa, hiruk pikuk, permainan, kelalaian, pelampiasan hawa nafsu dan kemalasan.

Kualitas manusia tergantung kualitas malamnya. Kualitas iman tergantung kualitas malamnya. Kualitas ilmu tergantung kualitas malamnya. Apa yang diisi pada malam hari, itulah jati diri sebenarnya.

Bilal bin Rabah beristirahat malam dengan memperbanyak shalat, bukan tidur. Itulah pesan Rasulullah saw padanya. Saat tidur berarti kelalaian, namun era ini tidur pun sudah dikurangi dengan permainan.

Rabiah Al Adawiyah mengisi malam dengan 1.000 rakaat. Junaid Al Baghdadi, Abu Hanifah,  Imam Ahmad dan semua ulama Salaf mengisi malam dengan ratusan rakaat. Bagi mereka shalat adalah istirahat, bukan tidur di kasur pembaringan. Abu Hanifah tidak pernah tidur di atas kasur. Ada ulama membakar kasurnya. Ketika berusia 40-an mereka menggulung tikar istirahatnya, mengganti dengan shalat, dzikir dan munajat.

Mereka bisa membangun malam dengan melepaskan ngantuk, makan sedikit hanya pengganjal perut. Bila malam tiba, hati mereka diselimuti kegelapan dan kobaran neraka. Perjalanan dan kesulitan panjang menuju akhirat. Ngantuk mereka hilang karena ketakutan. Kemalasannya pudar karena tangisan.

Untuk apa hidup, bila tidak dianugerahi cinta kepada Allah? Untuk apa hidup, bila tidak dianugerahi rindu kepada Allah? Untuk apa hidup, bila tidak dianugerahi takut kepada Allah? Untuk apa hidup, bila kelak tidak bisa kumpul dan bercengkrama dengan Rasulullah saw? Untuk apa hidup, bila kelak tidak diberi kesempatan bersujud langsung dihadapan Singgasana kemegahan Allah? Bukankah hidup  ini untuk itu?

Untuk apa waktu dan umur? Untuk apa harta dan kekuasaan? Untuk apa ilmu? Untuk apa nikmat? Bila tidak dianugerahkan cinta, rindu, takut dan bersujud dihadapan kemegahan singgasana Allah? Dan bercengkrama dengan Rasulullah saw? Dunia dan seisinya tidak berharga. Nilai dunia tidak lebih bernilai dari sayap nyamuk. Nilai dunia tidak lebih berharga dari bangkai kambing ditumpukan sampah. Nilai dunia hanya air dijari dibandingkan samudera. Begitulah pesan mereka.

Waktu yang panjang, mengapa masih melalaikan? Umur yang panjang, mengapa masih belum menggugah kesadaran? Itulah teguran kepada para Sahabat setelah 7 tahun bersama Rasulullah saw. Itu pula yang menyadarkan Fudhail bin Iyad sehingga menjadi ulama terkenal. Bertafakurlah dengan akal dan hati. Temukan kelalaian diri. Seperti Nabi Ibrahim yang mentafakuri Semesta. Seperti Rasulullah saw mentafakuri di Gua Hira. Itulah permulaan jalan.

Hijab itu diri kita sendiri. Penghalang antara diri dengan cinta, rindu dan takut kepada Allah adalah jiwa kita sendiri. Musuh utama kita adalah diri kita sendiri. Jalan pertama dan utama adalah mendidik diri agar terbuka jalan, agar terbentang jalan antara kita dengan Allah. Mendidik kesenangan diri. Melawan kesenangan diri. Apakah berat mendidik diri bila balasannya adalah cinta, rindu dan takut pada Allah? Bukankah nikmat terbesar di semesta ini adalah cinta, rindu dan takut pada Allah?

Bila kesulitan itu sesuatu yang fana. Bila kesulitan itu pasti berakhir, bukankah itu kemudahan? Bila kesulitan akhirat itu abadi, bukankah itu kesulitan yang sebenarnya? Apa yang terjadi dan ada di dunia itu tak ada gunanya, karena akhirnya semua akan lenyap dan musnah dibawa oleh kematian. Hidup di dunia itu sebenarnya mudah, karena semuanya bersifat sementara.

Kesulitan mengisi malam, sebenarnya tidak ada. Hanya melawan kemalasan saja.

Kurikulum dari Kezaliman Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Syeikh Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya Fat...

Kurikulum dari Kezaliman

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Syeikh Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya Fathur Robbani mengutip ucapan Sofyan Tsauri, "Andai langit telah berubah menjadi logam. Andai tanah telah berubah menjadi batu. Andai tak ada lagi tanaman yang bisa tumbuh, lalu berputus asa atas rezeki dari Allah maka dia telah kafir."  Seorang mukmin tak pernah ada putus asa dalam kondisi apa pun. Itulah mental mukmin.

KH Abdullah bin Nuh, Ulama asal Bogor, berkata pada muridnya, "Bagi seorang wali lupa mengingat Allah adalah kafir." Jiwa mukmin selalu mengingat Allah. Jika mental dan jiwa telah berpadu seperti ini, adakah yang bisa mengkalahkannya?

Karakter seperti ini hasil tempaan yang panjang dan melelahkan. Bila Allah ingin melahirkan generasi ini, Allah menyiapkan medan pendidikannya. Allah menyiapkan kurikulumnya. Dengan apa? Tantangan zaman yang sulit, berat, melelahkan dan rentang yang panjang. Itulah mengapa setelah penguasa yang zalim dan diktator akan muncul pemerintah Nubuwah?

Ketika mengorbankan harta begitu mudah. Ketika mengorbankan nyawa begitu murah. Ketika ilmu menjadi mahkota. Ketika akhlak menjadi hiasan. Itulah tanda lahirnya generasi yang diharapkan mampu membangunkan peradaban Nubuwah. Tak ada lagi yang berguna kecuali takwa. Tak ada lagi yang ditakuti kecuali Allah. Generasi seperti ini sudah disiapkan untuk menghancurkan kezaliman dan kediktatoran.

Siklus peradaban ini adalah siklus kezaliman dan kediktatoran. Jadi jangan heran dan kecewa!  Siklus peradaban ini adalah siklus kemungkaran, mengapa harus diratapi? Bukankah kezaliman dan kediktatoran adalah jalan para pencari dunia? Dengan hanya cara itu mereka bisa meraihnya. Itulah satu-satunya cara untuk berkuasa.

Sampai kapan mereka bisa melakukan ini? Berapa lama mereka bisa mengangkangi semuanya? Sampai kapan kepongahan mereka berakhir? Hingga Allah menentukan waktunya. Hingga mereka merasa paling berkuasa. Hingga mereka merasa tak terkalahkan. Hingga mereka merasa telah menjadi Tuhan.

Bila generasi peradaban Nubuwah sudah mengandalkan Allah dalam jihadnya. Ketika generasi ini hanya menggunakan daya kekuatan Allah dalam perjuangannya. Bila generasi ini sudah tak berdaya lagi kecuali merengek pada Allah dalam ikhtiarnya. Itulah tanda Allah memberikan kemenangan atas para pelaku kezaliman.

Perjuangan adalah cara membersihkan jiwa dan hawa nafsu. Perjuangan adalah dalam rangka memurnikan tauhid yang kotor. Agar generasi Nubuwah hidup dalam kebersihan tauhid, kebenaran ibadah dan benar menapaki langkah. Generasi yang ditempa perjuangan akan kokoh dan kuat dalam membangun peradaban baru yang bersih dari kezaliman.

Perjuangan akan membuka kembali sejarah bagaimana para pendahulu generasi Nubuwah berjuang? Membuka kembali khazanah strategi, tujuan, bekal dan penyebab kemenangan. Membuka kembali pesan-pesan pendahulunya. Membuka kembali nilai jiwa, pemikiran dan ibadahnya. Inilah yang tak disadari oleh para pelaku kezaliman. Sedangkan kezaliman akan dihantui oleh pelakunya sendiri. Saling curiga mencurigai sesama mereka.

Dari perjuanganlah nilai-nilai generasi terdahulu diserap dan lakoni oleh generasi saat ini. Nilai sejarah dalam tulisan berubah menjadi sebuah kepribadian nyata. Cerita sejarah menjadi karakter dan jiwa generasi ini. Tulisan sejarah menjadi jiwa-jiwa yang hadir dimuka bumi.

Selamat datang kecurangan. Selamat datang kezaliman. Selamat datang kediktatoran. Kelak engkau akan menyesal telah mendidik kami dengan kepongahan kezaliman. Dari kezaliman akan lahir kehancuran. Itulah hukum pergolakan peradaban.

Melawan Kezaliman, Berbicaralah! Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Terus berjuang di media sosial, terny...

Melawan Kezaliman, Berbicaralah!

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Terus berjuang di media sosial, ternyata kezaliman takut dengan media sosial.

Baru saja nonton filem Aladin. Tema besarnya, lawanlah kezaliman dengan tak berhenti berbicara. Itulah deklarasi putri Jasmine saat perdana mentrinya mengambil alih kekuasaan ayahnya dengan cara kecurangan.

Apa kekuatan berbicara? Apa kekuatan tulisan? Menpengaruhi, mempengaruhi dan mempengaruhi. Itulah jalan perubahan.

Apa kekuatan berbicara? Apa kekuatan menulis? Mengetuk kesadaran. Putri Jasmani berhasil merubah sikap sang Hakim dengan mengetuk nurani bukan pemikiran. Sang hakim memerintahkan prajurit untuk menangkap perdana mentri yang telah mengaku sebagai  Sultan.

Melawan Kezaliman hanya dengan kekuatan seperti kekuatan yang mereka miliki? Tidak akan pernah bisa. Kezaliman memiliki kekuatan yang sangat kuat. Kita tak perlu memiliki kekuatan seperti mereka. Tak perlu menyamai apalagi melampauinya. Kekuatan berbicara, menulis, menggelorakan kesadaran itulah cara efisien menghancurkan kezaliman. Kita pertontonkan saja kezaliman mereka di ruang publik, diruang pemikiran dan bacaan masyarakat. Itulah cara efektifnya.

Kezaliman selalu mempertontonkan kekuatan dan kehebatan. Kezaliman selalu mengandalkan sihir yang menakutkan. Menciptakan ketakutan itulah kekuatan kezaliman. Ketakutan menciptakan mental budak dan mental tak berdaya. Itulah cara kezaliman menciptakan superriornya.

Enyahkan ketakutan. Enyahkan mental budak. Itu yang pertama kali dilakukan putri Jasmine untuk melawan kecurangan. Suara pun menjadi lantang menggema menyadarkan banyak orang yang tersihir dengan kekuatan kezaliman. Melawan dan melawan, walau hanya bermodal berbicara dan menulis. Berbicara dan menulis dengan argumentasi yang bernurani. Argumentasi yang didasari oleh ilmu dan hati. Putri Jasmine membina ini semua dengan kekuatan membaca, dengan kekuatan literasinya.

Kezaliman dikalahkan oleh dirinya sendiri. Kezaliman akan dikalahkan oleh kekuatannya sendiri. Kezaliman terkalahkan oleh nafsu kekuasaan superpowernya sendiri. Itulah strategi yang digunakan putri Jasmine dan Aladin untuk menumpas kezaliman yang sudah memuncak. Kezaliman dihancurkan dengan nafsu kezaliman.

Sang perdana mentri terkalahkan setelah dia ingin menjadi orang yang paling kuat di jagat raya. Saat menjadi orang yang paling kuat, disitulah kekuatannya sirna. Dia sudah berubah menjadi Jin yang bisa menjadi sangat kuat setelah memiliki tuan. Memiliki kekuatan tetapi statusnya budak? Budak nafsunya sendiri.

Bertindak dengan kekuatan dan kemarahan, itulah bahasa kezaliman. Disitulah nafsu menguasai. Disitulah kecerdasan lenyap. Disitulah kezaliman dipermainkan. Bisakah kemarahan mengalahkan kecerdasan? Bila sudah taraf ini kezaliman hancur sehancurnya. Kezaliman menjadi kerdil walaupun memiliki kekuatan yang sangat besar. Perdana menteri  yang telah menjadi Jin, akhirnya masuk kedalam lampu ajaib. Setelah itu apakah bermanfaat kekuatan yang hebat?

Kezaliman Runtuh Hanya Dengan Keberanian  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apa puncak tertinggi dari ke...

Kezaliman Runtuh Hanya Dengan Keberanian 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apa puncak tertinggi dari kezaliman? Kekuasaan dan kekayaan, itulah yang dianggap puncak kekuatan untuk bisa melakukan kerusakan. Namun kekuasaan dan kekayaan pada satu titik tidak akan memberikan energi ketika nafsu sudah ditaklukan.

Pelaku kezaliman takut dengan kematian. Mereka butuh tameng dan benteng yang kuat. Baju yang tidak akan ditembus oleh apa pun. Rumah dan pengawalan yang dijaga oleh pasukan dan tank. Sesungguhnya kezaliman menimbulkan ketakutan pada pelakunya sendiri.

Imam Al Ghazali dalam kitabnya Raudha Tha -Thalibin mengatakan bahwa pecinta dunia itu lemah dan pecinta akhirat itu kuat. Rasulullah saw bersabda bahwa pecinta dunia akan diliputi persoalan yang tidak pernah selesai, hidupnya penuh kekacauan. Itulah yang dirasakan oleh pelaku kezaliman yaitu kelemahan, kekacauan dan ketakutan. Adakah selain itu?

Lihatlah Israel, bisa tegak bila ditopang oleh Amerika dan Inggris. Bisa tegak bila memiliki angkatan senjata paling kuat. Bisa tegak bila ditopang ekonomi dan dana dari Amerika. Bisa aman bila disetiap desa di Palestina di kurung oleh benteng dan pemeriksaan yang ketat disetiap pintu-pintu benteng di setiap desa. Namun anehnya, beberapa tentara Israel dilawan oleh anak kecil sambil membawa susu botol dan batu?

Keruntuhan kezaliman hanya menunggu satu momentum yaitu keberanian. Keberanian yang lahir dari satu mental yaitu iman kepada Allah. Bukankah Ibrahim melawan Namrudz seorang diri dengan argumentasi? Bukankah Musa dan Harun menghadapi Firaun dengan argumentasi? Kekuatan kekerasan akan lunglai dengan argumentasi.

Bukankah para nabi dibekali kitab Suci yang salah satunya untuk berargumentasi dan menggugah hati? Dengan cara ini pula kita bisa meruntuhkan kezaliman.

Pelaku Kezaliman akan bising dengan fakta, argumentasi dan sentuhan nurani. Karena kezaliman akan lenyap ditangan mereka yang jiwanya bergelora dan hidup. Bukankah pekikan Allahuakbar sudah mampu melemahkan mental kezaliman? Biarkan pekikan ini terus membahana dan bergemuruh di negri tercinta.

Kezaliman menghasilkan beban  berat bagi pelakunya. Betapa banyak tentara Amerika yang gila dan bunuh diri atas kezalimannya? Betapa banyak yang mengalami gangguan jiwa? Kezaliman menghancurkan nuraninya sendiri.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)