basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Sebab Keteguhan Nabi Musa dan Takutnya Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Musa sangat ketaku...

Sebab Keteguhan Nabi Musa dan Takutnya Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Nabi Musa sangat ketakutan menghadapi Firaun. Bagaimana tidak, bukankah sejak dahulu mereka mengejar Musa untuk dibunuhnya? Sekarang harus memasuki Istana seorang diri? Tindakan Firaun bisa lebih kejam dan melampaui batas lagi? Bagaimana Allah memperkuat keyakinan Nabi Musa agar berani menghadapi Firaun? Apa yang dilakukan Nabi Musa untuk menghilangkan ketakutannya?

Nabi Musa berdoa agar diberikan kelapangan dada, dimudahkan urusannya dan dilancarkan lidahnya untuk berbicara. Nabi Musa memohon kepada Allah, agar mengangkat Harun, saudara laki-lakinya, agar membantunya menyeru kepada Firaun dan kaumnya karena Harun memiliki kelebihan dalam berbicara. Juga, menjadi teman untuk berdzikir kepada Allah.

Untuk mengusir ketakutan Nabi Musa, Allah menunjukkan mukjizat dari tongkat Nabi Musa.  Allah mengkisahkan kembali bagaimana Allah menyelamatkan Bayi Musa dan Ibunya dengan mengalirkannya ke sungai bahkan dipelihara oleh yang mau membunuhnya. Dikembalikan kembali ke ibuanya. Diselamatkan dari dua kali upaya pembunuhan oleh Firaun saat kecil dan remaja. Serta diselamatkan ke negri Madyan hingga berkeluarga. Kisah itu untuk meneguhkan hati.

Allah juga meneguhkan hati Nabi Musa, bahwa Allah selalu bersama, mendengar dan melihat. Allah meneguhkannya dengan Asmaulhusna-Nya dengan nama Agung-Nya. Itulah bekal yang Nabi Musa pinta dan yang Allah siapkan bagi Nabi Musa. Mengapa tidak ada persiapan kekayaan, kekuasaan, persenjataan dan bala tentara? Kezaliman itu lemah. Takdir kehancurannya sudah pasti. Jadi apa yang ditakutkan lagi?

Mengapa Fir'aun tidak berani langsung membunuhnya saat Nabi Musa dan Harun datang? Dahulu Nabi Musa hanyalah anak angkatnya. Sekarang, setibanya dihadapannya langsung mengungkap jati dirinya sebagai utusan Allah. Tuhan ego Firaun menghadapi utusan Allah. Bukankah ini sebuah kesejajaran dan kesetaraan? Firaun pun tak berani gegabah, sebab hati kecilnya tetap mengakui ada Tuhan yang sebenarnya. Yaitu, bukan dirinya.

Firaun pun menguji Nabi Musa dan Harun dengan beberapa pertanyaan. Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa? Bagaimana keadaan umat-umat terdahulu? Musa menjawab bahwa Tuhan kami adalah Tuhan Yang telah memberikan bentuk kejadian kepada segala sesuatu, kemudian memberinya petunjuk. Nasib umat terdahulu sudah tercatat di Lauhul Mahfudz. Musa pun melanjutkan kisah tentang penciptaan alam, tanah, tumbuhan, nikmat Allah dan tempat kembalinya lagi, tanah.

Perkataan Nabi Musa menggentarkan hati Firaun. Ucapannya bagaikan sihir yang menghantam hati dan akalnya. Lalu Firaun pun berkata, "Apakah Musa bermaksud mengusirnya dari negri Mesir?" Rasa ketakutan sudah menghantui Firaun. Dia semakin yakin bahwa takdir mimpinya tentang kehancuran kekuasaannya akan benar-benar terjadi. Bagaimana menghancurkan kewibawaan dan kebenaran Nabi Musa? Jangan sampai ucapannya didengar oleh penduduk Mesir? Bila  didengar rakyat Mesir, maka ketuhanan Firaun akan runtuh seketika.

Setiap orang bisa berbicara dan berargumentasi. Namun apakah Nabi Musa memiliki kompetensi Sihir yang luar biasa? Bukankah hanya di Mesir saja tukang sihir yang paling hebat berada? Ini yang dipikirkan Firaun. Dibuatlah rencana jahat untuk mempermalukan Nabi Musa. Namun Firaun tak sadar bahwa Allah mengetahui segala yang gaib dan nyata. Allah sudah menyiapkan perangkat sempurna untuk mempermalukan Firaun dihadapan rakyatnya.

Sebab Timbulnya Karamah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Musa selalu membawa tongkatnya. Saat All...

Sebab Timbulnya Karamah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Nabi Musa selalu membawa tongkatnya. Saat Allah bertanya untuk apa tongkatnya, Nabi Musa menjawab, "Aku bertumpu padanya dan aku merontokkan daun dengannya untuk makanan kambingku dan masih ada lagi manfaat yang lain." Hanya itu yang diketahui oleh Nabi Musa.

Allah berfirman agar Nabi Musa melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkatnya menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Nabi Musa ketakutan. Setelah itu Allah berfirman agar Nabi Musa memegang ular tersebut, ular pun berubah menjadi tongkat kembali.

Peristiwa ini terjadi di lembah suci Thuwa Palestina. Saat Nabi Musa tersesat di malam hari saat pulang dari Madyan ke Mesir. Dalam tak tahu arah ke Mesir, Nabi Musa melihat api dengan harapan ada orang yang memberi petunjuk dan meminta api untuk menghangatkan tubuh bersama istrinya. Saat mendekati api tersebut, ternyata Allah mengangkat Nabi Musa di tempat ini.

Allah memerintahkan Nabi Musa agar mengkepitkan tangannya ke ketiaknya, tangannya jadi bercahaya putih tanpa cacat. Itulah dua mukjizat besar yang dianugerahkan Allah. Mukjizatnya tak pernah terduga. Mukjizatnya muncul hanya dengan mengikuti perintah Allah saja. Tak ada mukjizat dengan ilmu, akal dan kehendak ego manusia.

Mengapa mukjizatnya muncul kembali di hadapan Firaun saat menghadapi ahli sihir yang banyak dan berjajar rapih saat menghadapi Nabi Musa? Mengapa tipu daya Firaun tak berhasil mengalahkan dan mempermalukan Nabi Musa dan Harun?

Keberangkatan Nabi Musa dan Harun menghadap Firaun, bukan atas kemauannya sendiri, tetapi atas perintah Allah. Strategi dan akhlak kepada Firaun bukan gagasan Nabi Musa dan Harun, tetapi arahan dari Allah. Hingga melemparkan tongkatnya pun bukan kemauannya, tetapi perintah Allah.  Itulah sebab, Allah selalu melindungi dan menolong Nabi Musa.

Saat Firaun melakukan aksi bumi hangus terhadap kaum Nabi Musa. Allah memerintahkan Nabi Musa agar berjalan di malam hari. Juga memerintahkannya untuk melemparkan tongkatnya sehingga membelah lautan. Nabi Musa tak pernah tahu tongkatnya akan menjadi apa. Yang pasti, strategi dan kapan tongkatnya dilempar hanya mengikuti perintah Allah bukan akal, ilmu dan kehendak ego Nabi Musa.

Inilah kunci menghadirkan kemukijzatan atau Karamah. Meninggal ego diri manusia, lalu hanya mengikuti perintah Allah saja.

Saat Nabi Ayub Sakit Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saat Nabi Ayub sakit, dia hanya berdoa, "Ya...

Saat Nabi Ayub Sakit

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Saat Nabi Ayub sakit, dia hanya berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." Nabi Ayub tidak berdoa sama sekali untuk mengubah keadaan dirinya. Ini bentuk kesabaran atas ujian tersebut.

Nabi Ayub tidak mengusulkan apa pun kepada Tuhannya, sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan terhadap Allah. Dia hamba yang sabar yang dadanya tidak sempit karena menerima ujian dan tidak merasa bosan dari penyakit yang menimpanya yang tidak ada duanya sepanjang sejarah.

Nabi Ayub merasa malu memohon kepada Allah agar dikeluarkan dari ujian itu. Dia menyerahkan urusannya sepenuhnya kepada Allah. Inilah sikap ketentraman dan keyakinannya bahwa Allah mengetahui keadaannya dan Dia tidak butuh kepada pernyataan yang terang dan jelas dari permintaan hamba-hamba-Nya.

Episode kisah Nabi Ayub sangatlah singkat. Setelah berdoa Allah pun berfirman, "Maka, kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakitnya. Dan, Kami kembalikan keluarganya kepadanya. Kami lipatgandakan bilangannya, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami."

Rahmat Allah tercurah disaat musibah terjadi dan setelah musibah berlalu. Dilimpahkan kesabaran dan keyakinan saat musibah terjadi. Diangkatnya musibah dan dilimpahkannya kebaikan di saat musibah berlalu. Itulah rahmat Allah dalam setiap keadaan.

Bagi yang berkomitmen pada keimanan, ujian adalah keniscayaan. Ujian adalah jalan hidup yang harus dilalui. Itulah beban ibadah, aqidah dan iman, agar terlihat yang penuh kesungguhan dan main-main.

Iman adalah amanah, tidak diserahkan melainkan hanya kepada orang yang jujur, mampu menanggung beban dan siap menunaikan kewajiban. Iman itu bukan kata manis yang diucapkan bukan pengakuan sekehendaknya, tetapi harus memiliki kesabaran melewati ujian musibah.

Dikutip dari Tafsir Fizilalil Al-Qur'an 

Tak Perlu Menunggu Kekuatan untuk Perbaikan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kebenaran hanya bisa ungg...

Tak Perlu Menunggu Kekuatan untuk Perbaikan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Kebenaran hanya bisa unggul dengan aset iman dan pertolongan Allah. Tidak dengan tampilan luar dan bentuk fisik. Untuk itulah, menaklukkan Firaun, Haman, Qarun, ahli sihir dan pembesarnya tak memerlukan kekuatan yang sepadan. Tak perlu memiliki kebesaran kerajaan, keberlimpahan kekayaan dan militer yang besar dan kuat yang menyamai kekuatan oligarki kediktatoran terlebih dahulu,  baru kemudian menegakkan kebenaran. Kebenaran memiliki jalannya sendiri untuk memenangkannya.

Apakah Nabi Musa menunggu memiliki kekuasaan seperti Firaun? Menyusun ilmu, teknologi dan kekayaan seperti Haman dan Qarun? Semuanya hanya sarana sekunder. Sarana utamanya adalah aqidah, menyampaikan dan proses pendidikan yang tak pernah berhenti.

Para Nabi dan Rasul sering dicemooh oleh pembesar musyrikin dan kafirin karena tak memiliki kekayaan dan keturunan sebanyak mereka. Mereka merasa menjadi orang yang dimuliakan Tuhan dengan fasilitas dan kekuasaan dunia. Apakah dengan kondisi ini para Nabi dan Rasul terdiam? Tak melakukan proses perbaikan?

Allah meneguhkan para Nabi dan Rasul dengan iman. Setiap ada persoalan, para Nabi dan Rasul beribadah dan berdoa. Setelah itu bagaimana Allah memberikan kemenangan tak terduga? Mukjizat, mengazab atau memberikan hidayah kepada kaumnya. Kekuatan yang dahsyat pun menjadi tergolek lemas.

Adakah perlawanan frontal? Adakah pembumihangusan, oleh para Nabi dan Rasul? Tak pernah ada. Nabi Musa dan Harun menghadap Firaun dengan lemah lembut. Bukan mengerahkan pasukan yang akan menghancurkan Mesir.

Para Nabi dan Rasul hanya menyampaikan, setelah itu diserahkan proses kepada Allah. Apakah kaum tersebut akan dihancurkan atau diberi hidayah oleh Allah? Nabi Dawud berperang di arena pertempuran Jalut dan Thalut. Rasulullah saw meladeni peperangan Quraisy setelah mendapatkan persetujuan dari Allah.

Para Nabi dan Rasul melakukan perbaikan terobosan ke dalam jalur medan bidang kehidupan yang ada. Tugasnya hanya menyampaikan setelah itu bertawakal kepada Allah. Biarkan kebenaran menyelusup ke relung hati dan akal. Biarkan fitrah nuraninya menemukan sendiri jalannya.

Hancurnya Kewibawaan Firaun Dihadapan Ahli Sihir Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Firaun mengumpulkan ...

Hancurnya Kewibawaan Firaun Dihadapan Ahli Sihir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Firaun mengumpulkan para ahli sihirnya dari seluruh Mesir. Dikumpulkan pada hari raya di lapangan terbuka. Acara tuntas sebelum siang hari. Ahli sihirnya berbaris rapih menghadapi kekuatan Nabi Musa. Ahli sihirnya dihadiahkan posisi khusus yang dekat dengan Firaun.

Firaun memompa emosi ahli sihirnya bahwa Musa datang kembali ke Mesir untuk mengusir penduduk Mesir dari negrinya dengan sihir Musa. Firaun pun menantang Musa bahwa dia mampu menghadirkan kekuatan sihir yang lebih hebat dari yang sudah ditunjukkan Nabi Musa pada Firaun.

Apakah mukjizat Nabi Musa itu sihir? Firaun sebenarnya kebingungan mendefinisikannya. Karena sihir itu khayalan, tipuan mata, rasa dan indra, lalu tiba-tiba muncul yang seolah-olah nyata. Firaun sadar perbedaan sihir atau bukan. Namun bagaimana mukjizat harus ditundukkan? Bagaimana menciptakan dukungan massif dari rakyatnya untuk melawan Nabi Musa? Menegaskan bahwa kekuatan Nabi Musa dimaksudkan untuk mengusir rakyat Mesir.

Sihir adalah kedustaan. Mukjizat adalah kenyataan. Firaun hendak melawan dengan kedustaan dan kepura-puraan. Keshalehan dilawan dengan pura-puraan saleh, perbuatan baik dilawan dengan tampilan yang baik. Para diktator akan terus melawan dengan perlawanan yang mirip secara lahir semata.

Nabi Musa memiliki kekuatan mukjizat yang menggetarkan raga dan jiwa. Juga kekuatan kebenaran yang tentram menyusup, menggugah dan menelusuri hati dan fitrah setiap manusia. Saat kedua berpadu dan ditampilkan secara serentak, kekuatan ahli sihir pun rontok. Hati dan fitrahnya melihat bahwa semua ini kebenaran mukjizat bukan kekuatan sihir.

Wibawa Firaun runtuh dihadapan seluruh rakyatnya. Ternyata seluruh ahli sihir bersujud dan beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun. Kepalsuan ketuhanan Firaun terbongkar dan lenyap. Seluruh ancaman dan hukuman yang paling kejam tak menggentarkan ahli sihir.  Dua kali ketuhanan Firaun dipermalukan. Sebelumnya, dayang dan keluarganya tak mengakui ketuhanannya.

Mengapa Fir'aun terkalahkan? Kemenangan tidak akan terwujud di alam nyata kecuali setelah kemenangan tersebut sempurna di alam nurani. Pejuang kebenaran tidak akan pernah tampil sebagai pemenang di alam nyata, kecuali setelah mereka memenangkan al-haq di alam batin.

Kebenaran dan iman memiliki hakikat. Saat terbentuk di alam perasaan, dia akan mencari celah agar pada akhirnya tampil dalam bentuk nyata. Tapi saat, iman hanya lipstik, tidak pernah memiliki bentuk di dalam hati, kebenaran hanya simbol, tidak bersumber dari nurani, maka di saat itu kediktatoran dan kebatilan mungkin saja menang.

Hakikat dan substansi iman wajib direalisasikan di dalam jiwa. Hakikat kebenaran wajib direalisasikan di dalam hati. Agar, jadi kekuatan yang lebih dahsyat dari kekuatan materi yang membuat kebatilan unggul dan diktator merajalela. Inilah rahasia takluknya ahli sihir pada keimanan dan kekuatan Firaun menjadi tak berarti.

Konflik-Konflik Manusia Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  Semua manusia adalah ujian bagi yang lainnya....

Konflik-Konflik Manusia

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

Semua manusia adalah ujian bagi yang lainnya. Suami, istri, anak, orang tua, tetangga dan seluruhnya adalah ujian. Yang bodoh ujian bagi yang pintar. Yang pintar ujian bagi yang bodoh. Sesama orang pintar juga ujian bagi sesamanya. Sesama orang bodoh juga ujian.

Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumudin memiliki pembahasan tersendiri dalam berinteraksi dengan berbagai jenis manusia. Bagaimana berinteraksi dengan penguasa, ulama, penuntut ilmu, yang bodoh,  yang berharta, yang miskin, rakyat jelata, yang tak beradab dan berbagai manusia lainnya. Berinteraksi dengan manusia memang memiliki kekhasan sendiri.

Dakwah para nabi adalah dakwah kepada manusia. Beragam interaksi dipaparkan. Interaksi dengan berbagai kalangan dihadirkan. Berbagi karakter dijelaskan. Interaksi dengan manusia memang sesuatu yang sulit. Dalam sebuah hadist, Rasulullah saw menjanjikan surga bagi mereka yang bergelut dengan masyarakat dan sabar dengan segala tingkah pola, pernak-pernik dan potret manusia.

Berjamaah bagian jalan ke surga. Keluar dari jamaah akan mudah terhanyut dan tersungkur. Padahal dalam berjamaah penuh permasalahan dalam berinteraksi dengan manusia. Sering miskomunikasi, misunderstanding, mispersepsi dan banyak kesalahpahaman lainnya. Namun mengapa keruwetan dengan manusia tersebut justru jalan ke surga? Mengapa ketentraman menyendiri justru mudah terperosok dalam jebakan syetan?

Mengapa menikah itu sebagian agama? Bukankah seringkali terjadi konflik suami-istri-anak? Bisa jadi konflik-konflik yang terjadi antar manusia adalah penembus dan pembersih dosa. Konflik-konflik antar manusia menimbulkan keresahan dan sakit hati, nilai pahalanya adalah dari bagaimana kemampuan mengobatinya? Bagaimana melapangkan dadanya? Bagaimana mencoba berfikir dari sudut pandang orang lain? Bagaimana cerdas dan bijaksana dari interaksi konflik antar manusia?

Banyak kisah ahli surga yang biasa saja ibadahnya, namun cerdas dalam berinteraksi dengan konflik-konflik manusia. Kisah Sahabat yang memaafkan semua orang saat akan tidur. Kisah generasi salaf, sang pengembala kambing yang masuk surga karena memaafkan manusia. Konflik-konflik manusia adalah cara mendapatkan jalan-jalan surga.

Doa-doa yang berkaitan dengan interaksi manusia sangat sering dijumpai. Doa Nabi Musa yang memohon dilapangkan dadanya. Doa dalam Al-Qur'an yang meminta dihilangkan perasaan "Ghil" dari hatinya. Doa-doa untuk kaum muslimin yang selalu dipanjatkan setiap jumat saat dikhutbah kedua. Mengirimkan surat Al-Fatihah kepada kaum muslimin dan ahli kubur.

Interaksi dengan manusia memiliki peran tersendiri dalam liku-liku perjalanan manusia ke surga dan neraka. Liku-liku pergulatan menghadapi berbagai karakter manusia. Tips Rasulullah saw sangat mudah, bila yang tersinggung dirimu, maka abaikan saja. Karena manusia memang tempatnya salah dan bodoh.  Tetaplah berargumentasi agar orang bisa memahami.

Dilema Nabi Musa, Antara Tekanan Oligarki Kediktatoran dengan Keterhinaan Mental Kaumnya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel You...

Dilema Nabi Musa, Antara Tekanan Oligarki Kediktatoran dengan Keterhinaan Mental Kaumnya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Firaun memperlihatkan kekuatan kekuasaan dan pemerintahan. Lalu, semua kekuatan itu hancur jika disertai dengan penyimpangan, kezaliman dan kekafiran terhadap Allah dan jauh dari petunjuk Allah.

Qarun menampilkan kekuasaan harta dan ilmu pengetahuan. Lalu, kekuatan itu berakhir dengan kebinasaan jika disertai dengan penyimpangan, pengingkaran kepada Allah, perasaan sombong sesama makhluk dan pengingkaran atas nikmat Sang Pencipta.

Semua ini ungkapan hakikat nilai-nilai bahwa nilai harta dan perhiasan dunia harus dianggap murah jika dibandingkan dengan nilai keimanan dan kesalehan. Juga memunculkan karakter bagaimana membangun dan menjaga kekuatan dengan keadilan, keseimbangan dalam menikmati hidup tanpa sikap sombong di bumi dan tidak membuat kerusakan.

Nabi Musa berinteraksi dengan kediktatoran oligarki yang menyentuh seluruh sendi kehidupan. Bisa jadi inilah oligarki kediktatoran yang terkuat, terkejam, terstruktur dan terkomando, karena oligarki kediktatorannya tidak menunjukan sikap pertentangan dalam penghancuran Nabi Musa.

Nabi Musa juga berinteraksi dengan kaumnya yang kehinaan dirinya sudah merayap hingga ke dinding jiwa terdalam. Sehingga oligarki kediktatoran sudah menjadi kenikmatan bukan penderitaan lagi. Jiwa yang bergelora tak ada lagi. Secercah jalan keluar tak ditemukan lagi. Itulah yang menyelimuti Bani Israel.

Kaum Nabi Israel pun berkata pada Musa, bahwa sebelum kehadiran Nabi Musa mereka tertindas. Setelah muncul seorang Nabi pun mereka tetap tertindas. Saat dikejar-kejar oleh Firaun, kaum Bani Israel yakin bahwa mereka akan terkejar. Inilah kehancuran mentalitas yang buruk saat menghadapi oligarki kediktatoran.

Nabi Musa dan Harun terjepit. Menghadapi oligarki kediktatoran yang kuat, tetapi masyarakat yang akan diajak menyelesaikan persoalan memiliki mentalitas terhina dan terpuruk. Tak ada gelora, keyakinan dan kesabaran walaupun Allah sudah menjanjikan kepemimpinan dari kaum yang tertindas bila sabar dan yakin.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)