basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Efek Takabur  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Takabur, dari mana asalnya? Takabur bisa bersumber dari ...

Efek Takabur 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Takabur, dari mana asalnya? Takabur bisa bersumber dari membandingkan dirinya dengan orang lain. Merasa lebih hebat dan luar biasa. Merasa lebih pintar, berkuasa dan memiliki kelebihan dari yang lain. Inilah kesalahan dalam membandingkan diri. Inilah kesalahan dalam mencari objek perbandingan. Bagaimana membandingkan diri yang bisa mengancurkan Takabur?

Bandingkan dirimu dengan Allah. Bandingkan kecerdasanmu dengan Maha Mengetahui Allah. Bandingkan kekayaanmu dengan Maha Kaya Allah. Bandingkan kekuasaanmu dengan Maha Kuasa Allah. Bandingkan keelokanmu dengan Maha Indah Allah. Lakukanlah, niscaya takaburmu menjadi penyerahan total kepada Allah.

 Tawus pernah menegur Umar Bin Abdul Aziz yang dianggapnya takabur. Tawus berkata, "Tidak pantas yang didalam tubuhnya membawa kotoran melakukan kesombongan."  Seorang penguasa berlaku sombong, lalu ditegur, "Asal muasalmu air mani yang menjijikan, tempat mu kuburan yang tubuhnya menjadi tulang belulang." Pahami asal dan kembalinya. Pahami kotoran yang ada didalam tubuh kita. Itu cara menghancurkan takabur.

Akal yang dibarengi dengan takabur akan dicabut kecerdasannya. Dicabut kemampuan berfikir dan analisanya. Dicabut seluruh kemuliaan akalnya. Akal tidak bisa lagi diisi oleh ilmu dan hikmah. Akal tidak lagi bisa mengenerate yang bisa menyebabkan kemuliaan dan harga diri.

Kekayaan yang dibarengi dengan takabur akan dicabut keberkahan hartanya. Dicabut sumber-sumber kekayaannya. Kekayaan yang ada tidak bisa menghasilkan kekayaan baru. Takabur menyebabkan hilang kemampuan manajemen kekayaan. Tak terarah dan terukur dalam pengelolaan kekayaannya.

Kekuasaan dibarengi takabur akan bertindak dengan kesewenang dan kezaliman. Tak ada kasih sayang dan keadilan. Yang muncul hanya menunjukkan kekuatan saja. Hilangkan kharisma yang ada menciptakan ketakutan untuk melanggengkan kekuasaannya.

Andai takabur itu masih ada. Bandingkan diri mu dengan keberadaan alam semesta. Bandingkan segala yang ada pada diri mu dengan Sang Maha Pencipta?

Menjaga Kemuliaan Manusia Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Siapakah manusia? Pertanyaannya dasar yang b...

Menjaga Kemuliaan Manusia

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Siapakah manusia? Pertanyaannya dasar yang bisa menggugah. Pertanyaan dasar yang bisa menyadarkan. Pertanyaan dasar yang bisa mengoptimalkan potensinya. Kesadaran ini harus menjadi titik awal semua perjalanan manusia. Kesadaran ini harus menjadi sarana merekayasa kehidupan dan akhir kehidupan itu sendiri.

Allah lebih memuliakan manusia dibandingkan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Allah lebih mencintai manusia dibandingkan cinta manusia terhadap dirinya sendiri. Allah lebih peduli terhadap manusia dibandingkan kepedulian manusia terhadap dirinya sendiri. Sadarkah? Allah lebih memahami manusia dibandingkan kepahaman manusia terhadap dirinya sendiri. Masihkah durhaka?

Sayid Qutb berkata, "Di bawah bayang-bayang Al Quran, aku hidup dengan melihat manusia sebagai makhluk yang lebih banyak mendapatkan penghormatan dibandingkan yang diberikan oleh manusia itu sendiri. Ia adalah makhluk yang ditiupkan padanya ruh ciptaan Allah. Dengan ditiupkan ruh ini, manusia menjadi khalifah di muka bumi.

Tiupan ruh sudah dianugerahkan Allah, sudah ditakdirkan sebagai penguasa bumi, ditakdirkan seluruh alam ditundukkan untuk manusia. Diperintahkan Malaikat dan Jin untuk bersujud pada manusia, betapa sangat dahsyat kekuatan manusia. Belum sadarkah? 

Ali bin Abi Thalib perah merasa heran dengan sikap manusia terhadap dirinya. Mengapa manusia mengkerdilkan dirinya, padahal seluruh kemuliaan makhluk ada padanya? Seluruh solusi hidup ada pada genggamnya? Seluruh sarana dan prasarana sudah disediakannya? 

Andai bukan untuk menjaga kemuliaan manusia, maka Allah tidak akan menurunkan para Nabi dan Rasul. Andai bukan untuk menjaga manusia, maka Allah tidak akan menurunkan Kitab Suci. Semua hukum agama, semua hukum kehidupan, semua sunatullah yang ada di alam semesta tujuannya hanya satu untuk menjaga kemuliaan manusia.

Menonton Kehidupan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Melihat kehidupan beragam manusia. Melihat bagaiman...

Menonton Kehidupan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Melihat kehidupan beragam manusia. Melihat bagaimana manusia mengisi hidupnya. Melihat bagaimana manusia menghabiskan waktunya. Sebuah tontonan yang merusak atau membimbing?

Sayid Qutb, dalam tafsir Fizilalil Quran, melihat manusia hidup dalam gelombang kejahiliahan. Hidup dalam kubangan kepentingan yang kecil tak berarti. Kekaguman orang jahiliyah terhadap yang mereka miliki bagaikan kanak-kanak. Pikiran, kepentingan dan perhatiannya bagaikan anak kecil. Mengapa seperti itu? Asyik dalam kubangan lumpur lingkungan, tanpa bisa dan mau mendengar seruan yang luhur dan mulia, seruan yang mengangkat harkat hidup yang diberkahi dan mensucikan.

Sayid Qutb berkata, "Bagaimanakah manusia hidup di dalam kubangan yang busuk, di dataran paling rendah, kegelapan yang pekat? Sementara di sisi lain ada tempat pengembalaan yang subur, pendakian yang tinggi dan cahaya cemerlang?" Manusia dibekali akal dan fitrah, namun mengapa masih saja bergembira dengan segala yang rendah?

Membaca sejarah para Nabi dan Rasul, membaca sejarah orang soleh seperti keluarga Imran, Lukman dan Siti Maryam.  Membaca sejarah Namrud, Firaun, Qarun, Haman, Bani Israel, kaum Luth, Ad, Tsamud dan kaum jahiliyah, itulah potret komprehensif tentang cara manusia melalui hidupnya.

Membaca kehidupan mereka, seperti menonton kehidupan manusia saat ini. Termasuk kategori manakah kita? Sikap dan prilaku, mindset dan karya, fragmen kehidupan mereka digambarkan hingga akhir hayatnya dalam Al Quran. Apa lagi yang kurang dalam memahami hidup ini? Apa lagi yang kurang dalam menata hidup ini?

Membaca sejarah dalam Al Quran seperti menyaksikan beragam filem berbagai ragam manusia dalam menjalani hidupnya. Membaca sejarah dalam Al Quran seperti sebuah khazanah keilmuan bagaimana mereka menyelesaikan persoalan hidupnya. Semua karakter manusia sudah dipaparkan sempurna, tak ada yang tersisakan. Tak ada lagi yang tak disajikan. Coba lihat sosok manusia yang ada saat ini, lalu sandingkan dengan sosok yang ada di Al Quran, maka kita akan menemukan padanannya yang tepat.

Andai semua sudah digambarkan secara sempurna tentang kiprah dan akhir hayatnya dari berbagai sosok pribadi dan sebuah kaum, masih ada yang kurang untuk menjadi pelajaran hidup ini?

Membaca Takdir Allah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Membaca takdir Allah. Semua yang terjadi dalam ke...

Membaca Takdir Allah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Membaca takdir Allah. Semua yang terjadi dalam kendali Allah. Tak ada yang tak diketahui-Nya. Tak ada yang terjadi secara kebetulan. Tak ada yang datang secara tiba-tiba. Tak ada yang terjadi kecuali ada ukuran dan batas-batas kemanusiaan. Jadi untuk apa menggugat Allah? Hanya kebodohan yang menuduh Allah dengan prasangka buruk.

Hikmah itu perkara gaib. Ada yang bisa membaca dan memahaminya. Kadang tidak terungkap oleh pandangan manusia yang sempit dan terbatas. Banyak yang tak menyukai takdir, padahal itu baik. Banyak yang mengangankan sesuatu padahal itu buruk. Allah Maha Mengetahui sedang kita tidak mengetahui. Ketika ikhtiar dan takdir tidak sejalan maka nikmatilah. Ketika ikhtiar dan takdir beriring maka syukurilah.

Manusia sering meneliti masa lalu. Menelaah peristiwa masa lalu. Merangkai sebuah peristiwa yang berurutan. Menemukan benang merahnya. Memeriksa sebab-akibatnya. Menjelajah aksi-reaksinya. Dibuatlah rumus baku. Jadilah ilmu alam dan sosial. Itulah cara manusia memahami takdir. Kadang sebuah takdir memiliki rumus baku yang pasti.

Dari rumusan baku itulah manusia melakukan rekayasa diri, sosial dan kehidupan agar hasilnya sesuai dengan rumus baku hasil pengalaman masa lalu. Mukim harus mengusahakan sebab-sebabnya karena mereka diperintahkan untuk melakukannya, sedang Allah yang menentukan akibat dan hasil-Nya dengan ketentraman karena keyakinan terhadap rahmat Allah, keadilan Allah, kebijaksanaan Allah dan Ilmu Allah.

Apakah sebab dan akibatnya akan selalu sama? Padahal dalam perjalanan manusia sebelumnya selalu tepat? Allah bisa saja menciptakan takdir yang baru. Allah bisa saja merubah hukum sebab-akibat yang pernah terjadi di masa lalu. Allah bisa jadi mentakdirkan hal yang berbeda. Itulah mengapa adanya mukjizat dan karomah. Itulah pertolongan Allah pada mereka yang beriman. Allah bisa melakukan apa saja sesuai kehendaki-Nya. Namun manusia harus terus menemukan benang merah kesesuaian beragam peristiwa agar menjadi panduan hidup.

Takdir itu bisa diprediksi berdasarkan rangkaian kehidupan manusia di masa lalu. Takdir itu bisa dibaca. Perjalanan takdir bisa diprediksi dari peristiwa masa lalu yang merupakan rangkaian kehendak Allah di masa lalu. Ikuti hukum takdir-Nya namun tetap bertawakkal dan berdoa, karena Allah Yang Maha Berkehendak.

Kebrilianan Para Sahabat Hasil dari "Meminta Tolong dan Mencontek" Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengeri...

Kebrilianan Para Sahabat Hasil dari "Meminta Tolong dan Mencontek"

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bagaimana menyelesaikan persoalan dengan mudah, tanpa perlu kecerdasan brilian? Bagaimana yang rendah IQnya pun bisa secerdas yang paling pintar?

Paling mudah menyelesaikan persoalan adalah dengan meminta tolong dan mencontek. Bukankah itu yang dilakukan di sekolah saat ujian mata pelajaran?

Minta tolonglah. Menconteklah. Itu Cara termudah dan tercepat dalam menyelesaikan persoalan kehidupan pribadi, termasuk bernegara.

Para Nabi dan Rasul, setiap helaan nafasnya selalu memohon pertolongan kepada Allah. Setiap memulai pekerjaan selalu memohon pertolongan Allah.

Rasulullah saw bila sedang atau akan menghadapi persoalan, Allah mengutus Jibril untuk membacakan kisah para Nabi dan Rasul sebelumnya. Untuk apa?

Para Khalifatur Rasyidin saat menghadapi persoalan selalu "mencontek" Al-Qur'an dan mengumpulkan para Sahabat, apakah Rasulullah saw pernah menghadapi masalah sama?

Ketika Umar bin Khatab menghadapi wabah Taun Amwas di Syam, dia mengumpulkan Sahabatnya, apakah ada hadist Rasulullah saw tentang wabah?

Saat Abu Bakar menghadapi tekanan Romawi dan pemurtadan kabilah Arab, yang dilakukannya seperti yang telah dirintis oleh Rasulullah saw.

Saat hendak membebaskan Andalusia, panglima perang yang dipilih adalah mereka yang pernah bertemu dengan para Sahabat atau Tabiin.

Sekarang, muslimin dalam menyelesaikan persoalannya, kepada siapa meminta tolong? Siapa yang menjadi referensinya?

Apakah tempat meminta tolongnya muslimin dan sumber rujukannya pernah menjadi tauladan keadilan dan kemakmuran dalam mengelola peradaban dunia?

Coba pelajari kembali kegemilangan Umar bin Abdul Aziz dan Nurudin Zanky di era keterpurukan. Bagaimana mereka bisa mengembalikan kegemilangan dengan cepat?

Yang bodoh dan lemah menjadi tempat meminta tolong. Yang bodoh dan lemah menjadi rujukan penyelesaian persoalan hidup. Itu yang menggelayuti muslimin

Umat terbaik yang menjadi saksi peradaban dunia, mengapa meminta tolong dan merujuk pada yang lemah dan bodoh? Ini super kejahiliyahan modern

Umat terbaik yang menjadi saksi peradaban dunia, mengapa menjadi penopang dan sapi perahan peradaban yang bodoh dan lemah? Ini ketololan tak terhingga

Al-Qur'an terus terjaga keasliannya oleh Allah. Sejarah yang shahih terus terjaga melalui lisan dan tinta ulama. Bahan baku tercepat kegemilangan itu masih ada

Sarana meminta pertolongan Allah masih ada berupa shalat dan membangun kesabaran. Inilah pondasi kegemilangan kembali muslimin

Merancang Kecerdasan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ingin cerdas, ingatlah kematian. Sangat mudahkan?...

Merancang Kecerdasan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Ingin cerdas, ingatlah kematian. Sangat mudahkan? Gelar akademik bukanlah tanda kecerdasan. Tanda kecerdasan adalah kemampuan dalam menciptakan solusi kehidupan bukan soal-soal mata pelajaran sekolah. Tanda kecerdasan adalah kemauan untuk terus belajar. Tanda kecerdasan bisa memilah maslahat dan mudharat. Tanda kecerdasan bisa memilah hal yang prinsip dan cabang.

Menurut Umar Bin Khatab, hisab dirimu. Hitunglah dirimu sebelum dihitung oleh Allah, Merencanakan dan antisipasi berbagai hal yang akan terjadi di masa depan itulah tanda kecerdasan.

Memahami takaran setiap urusan adalah tanda kecerdasan. Tidak melampaui batas dan tidak berlebihan. Tidak menyia-nyiakannya dan tidak mencuekan. Berfikir dan bertindak dalam sebuah kesetimbangan itulah tanda kecerdasan. Tidak boros, tapi tidak kikir. Tidak marah, tapi tidak mendiamkan.

Berada dalam jalan lurus, tanda kecerdasan. Tidak tergoda dan terrayu oleh tarikan dari kanan dan kiri. Tidak hanyut dalam hasutan nafsu dan syetan. Cerdas itu paham kawan dan lawan. Paham yang akan mendorong pada kesuksesan dan kegagalan. Paham yang akan merusak dan menghancurkan. Paham semua sebab kesuksesan hidup. Itulah kecerdasan.

Andai kita tidak sempat belajar tentang makna kecerdasan. Andai tak tahu cara menjadi cerdas. Andai kita tak tahu liku-liku menjadi orang cerdas, cukuplah dengan mengingat kematian saja. Cukuplah dengan mengingat orang-orang terdekat yang sudah wafat saja. Seorang ulama Sufi mengatakan, "Andai lupa mengingat kematian sesaat saja, maka hati akan rusak."

Mengapa mengingat kematian bisa mencerdaskan? Kekelaman hati, kebekuan hati, kekaratan hati, kekerasan hati akan cepat diobati dengan mengingat kematian. Ilmu itu cahaya, dia akan bersemayam di hati yang bersih.

Ingat kematian akan mengendalikan hawa nafsu yang cendrung membuat manusia malas, santai, terlena dan tertipu. Ingat kematian menciptakan daya cipta dan karya. Karena selalu bertanya apa yang sudah disiapkan? Apa yang sudah dikerjakan? Apa yang sudah ikhlas? Bertanya kepada diri merangsang untuk bergerak dan berkarya. Bertanya pada diri menghancurkan semua kebekuan akal dan tembok pikiran. Bertanya akan selalu menginsiprasi pada dirinya sendiri. Bertanya akan selalu memberikan energi kehidupan pada dirinya sendiri. Itulah energi mengingat kematian.

Mengingat adalah pekerjaan jiwa. Kita sering mencoba untuk mengingat segala hal, namun mengapa tidak mau berusaha mengingat kematian?

Mindset Akhirat, Mindset Sukses Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berfikir sukses, berfikir masa depan m...

Mindset Akhirat, Mindset Sukses

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Berfikir sukses, berfikir masa depan maka itulah cara berfikir akhirat. Berfikir kegagalan, befikir tentang masa lalu, itulah cara berfikir syahwat dunia. Orang sukses selalu berfikir apa yang dilakukan hari ini untuk masa depannya. Yang berfikir akhirat, apa yang dilakukan hari ini untuk kehidupan akhiratnya? Sangat sinkron bukan?

Cara berfikir akhirat, itu pulalah cara berfikir sukses. Kita tinggal membuka, merenungi, memahami dan mengamalkan semua yang ada di Al Quran dan As Sunnah saja. Itu sudah cukup. Tak ada jalan lain selain itu. Kitab kunci sukses itu sudah ada dihadapan kita semua. Mengapa sering dilalaikan? Kita tidak sukses bukan karena tidak bisa, tetapi hanya tidak mau dan malas saja. Begitu jawaban Rasulullah menjawab keheranan para Sahabat tentang banyaknya manusia yang masuk neraka.

Cara berfikir akhirat, cara berfikir tentang penghambaan diri kepada Allah. Serahkan hidup dan mati pada Allah. Serahkan seluruh takdir pada Allah. Nikmati seluruh rangkaian kehidupan, maka tidak akan ada yang membuat kematian berfikir. Akal kita itu mati dan lemah karena ketakutan dan keresahan yang negatif. Ketakutan yang menciptakan putus asa dan kebuntuan. Keresahan yang menyebabkan keterganguan jiwa.

Penghambaan diri membuat keluasan berfikir. Menciptakan ketentraman. Menciptakan mindset positif. Inilah samudera segala solusi hidup. Kebuntuan hidup karena melihat dunia dari kesempitan dunia, bukan dari keluasan akhirat. Langkah kita sering terhenti karena orientasi dunia yang sempit.

Penghambaan diri, menyebabkan pertolongan Allah. Allah akan mengilhamkan solusi, mendesain peristiwa tanpa pernah kita duga dan pikirkan. Ikhtiar kita hanyalah sekedar menjalani sunah kehidupan. Seperti kisah Siti Maryam yang diperintahkan untuk menggoyang pohon kurma agar buahnya jatuh, padahal Allah bisa saja menjatuhkan buah kurma secara langsung dari pohonnya.

Berikhitiarlah karena itu hukum kehidupan. Namun camkanlah, seolah-olah hanya ikhtiar yang menjadi satu-satunya jalan untuk sukses. Bertawakallah, seolah-seolah hanya tawakkal yang menyebabkan kesuksesan. Penghambaan menciptakan ketawakalan. Ketawakalan menciptakan ketetraman dalam berikhtiar dan berkarya.

Cara berfikir akhirat adalah cara berfikir ilmu dan eksekusi. Adakah kebahagiaan akhirat tanpa ilmu dan amal? Sukses butuh ilmu dan eksekusi. Apakah kebahagiaan akhirat dapat diraih dengan khayalan dan berpangku tangan?  Menurut Ibnu Qayyim, mereka yang ingin meraih surga tanpa karya berarti orang yang tertipu. Khayalan akan menjadi tipuan dan kehancuran bila tanpa ilmu dan karya.

Cara berfikir Akhirat, cara berfikir tentang membahagiakan orang lain, membantu dan menolong sesama. Meringankan kesulitan dan beban hidup orang lain. Bukankah ini kunci cara berfikir kesuksesan bisnis dan kepemimpinan? Cara berfikir akhirat akan secara otomatis menciptakan kesuksesan bisnis dan kepemimpinan. Jadi berfikirlah tentang akhirat, maka yang kesuksesan hidup sebuah akibat yang tercipta dengan sendirinya. Bahagia dan sukses hanyalah akibat dari pelaksanaan cara berfikir akhirat.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)