basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Proses Samudera Pasai dan Banda Aceh Jadi Kota Muslim  Samudera Pasai sebelum kedatangan dan penyebaran Islam hanyalah sebuah ka...

Proses Samudera Pasai dan Banda Aceh Jadi Kota Muslim 

Samudera Pasai sebelum kedatangan dan penyebaran Islam hanyalah sebuah kampung yang dikepalai kepala suku. Walaupun belum menjadi kota, kampung tersebut sudah berfungsi sebagai tempat persinggahan para pedagang muslim sejak abad ke-7 M. Wajarlah bila di abad ke-13 kampung tersebut menjadi ibukota yang bercorak Islam dan pusat perdagangan hingga abad 16.

Di tahun 1512-1515, kota Pasai baru berpenduduk 20.000 orang. Uangnya terbuat dari emas dan perunggu dengan memuat nama Sultan Ala'uddin, Sultan Mansur Malik az-Zahir, Sultan Abdullah yang memerintah di abad 13-15 M.

Ketika pengaruh Portugis mulai kuat, peran Pasai berkurang maka muncullah Banda Aceh sebagai pusat kerajaan dengan sultan pertamanya Ali Mughayat Syah(1530). Kota ini mengalami puncaknya kejayaannya di era Sultan Iskandar Muda. Di era itu terdapat 7.000-8.000 rumah. Saat perang, sultan mampu menghimpun 40.000 tentara.

Pertumbuhan Pasai dan Banda Aceh menyebabkan tumbuhnya daerah-daerah sepanjang selat Malaka, seperti Pedir, Aru, dan Malaka karena sebab perdagangan dan pelayaran. Saat Malaka masih menjadi pusat muslim, pedagang-pedagang bertempat tinggal di kampung Ilir dan Upih. Di daerah ini banyak ditemukan pedagang dari Jawa pula

Begitu pentingnya kota Malaka, Portugis dan Belanda ingin menguasai kota ini. Akhirnya pada 1511, Malaka jatuh ke Portugis. Ini tidak dikehendaki oleh Demak dan kerajaan Islam lainnya. Dipati Unus dari Raja Jawa dan raja Aceh selalu berusaha merebutnya,  apalagi sejak era kekuasaan Iskandar Muda.

Palembang sejak dulu sudah diduga sebagai pusat kota Sriwijaya. Sejak abad 16 M, Palembang menjadi kota bercorak Islam,dengan penduduk 10.000. Kota yang mulai tumbuh pada abad 16 M adalah Jambi dan Pariaman.

Sumber:
Pertumbuhan dan Perkembangan, Kota-kota Muslim di Indonesia, Uka Tjandrasasmita mencatat, Menara kudus.

Perguliran Kejayaan dan Kehancuran Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Di Perang Badar, kaum musyrikin Qu...

Perguliran Kejayaan dan Kehancuran

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Di Perang Badar, kaum musyrikin Quraisy terluka. Di Perang Uhud, kaum Muslimin terluka yang serupa. Kejayaan muslimin dan kafirin terus dipergilirkan.

Masa kejayaan dan kehancuran terus dipergilirkan agar terbongkar siapa yang beriman, zalim dan kafir.

Namrudz, Firaun, Qarun dan Haman, pernah menduduki posisi puncak. Nabi Daud dan Sulaiman pun mencapai posisi puncak.

Heraklius dan Kisra pernah menjadi penguasa adi daya. Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali pun menguasai daerah yang pernah dikuasai Romawi dan Persia.

Yang berkuasa di Palestina pun silih berganti dari Mesir, Yunani, Babilonia, Romawi dan Persia. Kejayaan dan kehancuran terus bergantian.

Penguasa Nusantara pun terus bergantian dari Sriwijaya, Samudera Pasai, Majapahit, Aceh, Demak, Mataram Islam, Belanda pun  terusir

Organisasi besar pun terus bergantian. Para Penguasa pun terus lahir dan jatuh. Partai politik pun silih berganti berkuasa. Tak ada yang langgeng.

Perusahaan terhebat dan orang terkaya pun ada yang muncul dan berakhir. Semua menandakan kedatangan dan perpisahan.

Yang muda akan tua. Generasi datang dan pergi mengisi zaman. Kisah Para Nabi dan Rasul datang dan pergi sesuai zamannya.

Yusuf dari dalam Sumur Tua dan budak menjadi penguasa. Banyak penguasa yang akhirnya menjadi budak. Semua bisa terjadi. Hidup itu dalam genggaman Allah

Bila semua dipergilirkan, esensi hidup itu untuk apa? Mengejar kejayaan dan menghindari kehancuran? Padahal semuanya pasti terjadi

Apa yang diisi oleh para Nabi dan Rasul, itulah yang seharusnya diperbuat. Sedangkan perguliran kejayaan dan kehancuran diserahkan kepada Allah

Sebab Hayam Wuruk Memberikan Hak Istimewa pada Umat Islam Prasasti Trowulan atau Canggu yang berangka tahun 1358 dikeluarkan ole...

Sebab Hayam Wuruk Memberikan Hak Istimewa pada Umat Islam


Prasasti Trowulan atau Canggu yang berangka tahun 1358 dikeluarkan oleh Hayam Wuruk, raja Majapahit ke IV (1350-1389), yang isinya mengatur kedudukan desa-desa di tepian Sungai Brantas dan Bengawan Solo, yang menjadi tempat penyeberangan. Mengapa diberi nama Canggu?

Dari seluruh daerah di sepanjang tepian Sungai Brantas dan Bengawan Solo, daerah yang paling penting adalah daerah Canggu. Canggu adalah pusat pangkalan militer, pusat pelabuhan sungai dan  pelabuhan bea dan cukai. Canggu menjadi salah satu penopang kemakmuran Majapahit. Siapakah yang tinggal di tempat ini?

Di Canggu tinggal berbagai komunitas muslim dari berbagai negri, terutama Cina yang berasal dari sisa-sisa pasukan Mongol yang menyerbu Singasari yang tidak kembali ke negrinya. Juga Campa dan India.

Masyarakat Canggu diberi hak istimewa, berupa keringanan pajak, diperbolehkan menghadiri perayaan kerajaan tingkat lokal dan pusat, diperbolehkan bertemu raja tanpa perantara penguasa lokal. Sehingga muncullah kelompok elit baru yang hampir sama dengan kelompok elit tradisional yang merupakan penguasa wilayah bawahan Majapahit.

Hak istimewa lainnya, Raja Hayam Wuruk memberikan hak menjalankan ibadahnya sendiri. Yang menarik, ibadah yang dilakukan oleh komunitas tersebut adalah ibadah lima waktu atau 'dasardha diwasa' yang berbeda dengan kerajaan. Ritual ibadah ini menunjukkan mayoritas masyarakat yang ada di Canggu yaitu Islam.

Mengapa Hayam Wuruk memberikan sejumlah fasilitas kepada umat Islam? Daerah yang dihuni mayoritas muslim seperti Gresik, Tuban dan Canggu merupakan daerah perdagangan dan kaya. Kontribusi memakmurkan Majapahit cukup berpera.

Kaum muslimin juga menunjukkan kepatuhan kepada sang raja walaupun berbeda agama. Menghargai politik setempat, budaya lokal dan penghormatan tertinggi kepada orang tua.

Sumber:
https://www.ngopibareng.id/read/dimanakah-letak-curabhaya-surabaya-kuno-1489452/amp
Canggih Pelabuhan Sungai Majapahit Abad XIV hingga XVI, Mawardi Purbo Sanjoyo, IAIN Jember
Orang-orang Tionghoa dan Islam di Majapahit, Adrian Perkasa, Penerbit Ombak 

Rentetan Sejarah Sebelum Islamisasi Majapahit oleh Tiongkok  Keluarnya bangsa Mongol menyerbu daerah yang dikuasai Muslimin bera...

Rentetan Sejarah Sebelum Islamisasi Majapahit oleh Tiongkok 

Keluarnya bangsa Mongol menyerbu daerah yang dikuasai Muslimin berakhir dengan kekalahan Muslimin. Namun momentum ini penyebab bangsa Mongol memeluk Islam. Kelak Mongol ditaklukkan juga di perang Ain Jalut.

Islamnya bangsa Mongol berpengaruh pada Islamisasi Majapahit oleh Tiongkok yang dimulai dari era Raden Wijaya saat mereka mengirimkan pasukan untuk menghukum Kertanegara yang telah menghina utusannya. Bagaimana rentetan sejarahnya? 

Islamisasi Majapahit melalui dua jalan yaitu pedagang muslim yang sudah ada sejak Sriwijaya dan Airlangga dan tentara Mongol yang tidak pulang ke negrinya saat mereka menyerbu Singasari.

---------------------------
Pengepungan Baghdad, yang terjadi pada 1258, adalah sebuah invasi, pengepungan, dan penghancuran kota Baghdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah ketika itu dan ibu kota Irak modern, oleh pasukan Ilkhanate Mongol bersama pasukan sekutu-sekutu mereka di bawah pimpinan Hulagu Khan.

------------------
Cucu dari Jengis Khan, yakni Berke Khan merupakan seorang pendiri kerajaan Mongol sekaligus panglima perang yang terkenal kejam dari Jochi. Namanya cukup populer di Kekaisaran Mongol yang beragama Islam.

Akibat pengaruh Islam yang dibawa oleh seorang sufi dari Khawarizm bernama Saifuddin, Berke mengucapkan dua kalimat syahadat pada 1251 di Buhkara. Sejak saat itu, Berke menjadi seorang Muslim yang taat dan tetap seperti itu sepanjang usianya.

------------------------
Pertempuran Ain Jalut (bahasa Arab: معركة عين جالوت, translit. Ma'rakat ‘Ayn Jālūt‎), juga dieja Ayn Jalut, terjadi antara Bahri Mamluk dari Mesir dan Kekaisaran Mongol pada 3 September 1260 (25 Ramadhan 658 H) di Galilea tenggara di Lembah Yizreel dekat tempat yang sekarang dikenal sebagai Sumur Harod (bahasa Arab: عين جالوت, translit. ‘Ayn Jālūt, har. 'Musim semi Goliat'‎). Pertempuran tersebut menandai puncak jangkauan penaklukan Mongol, dan merupakan pertama kalinya pasukan Mongol dipukul mundur secara permanen dalam pertempuran langsung di medan perang.

-------------------
Penaklukan Dinasti Song oleh Mongol di bawah Kubilai Khan (memerintah 1260–1294) adalah tahap akhir bagi bangsa Mongol untuk menguasasi seluruh Tiongkok di bawah Dinasti Yuan. Hal ini juga dianggap sebagai kesuksesan militer besar yang terakhir dari Kekaisaran Mongol.[2]

----------------------
Serbuan Yuan-Mongol ke Jawa adalah invasi Kekaisaran Tiongkok-Mongol di bawah Dinasti Yuan ke tanah Jawadwipa (pulau Jawa sekarang). Pada tahun 1293, Kubilai Khan, Khan Agung Kekaisaran Mongol dan pendiri Dinasti Yuan, mengirim invasi besar ke pulau Jawa dengan 20.000[5] sampai 30.000 tentara. Serbuan ini merupakan ekspedisi untuk menghukum Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari, yang menolak membayar upeti dan bahkan melukai utusan.

Sumber:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Serbuan_Yuan-Mongol_ke_Jawa
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Ain_Jalut
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penaklukan_Song_oleh_Mongol.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengepungan_Baghdad_(1258)
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/hijab-lifestyle/mengenal-berke-khan-penguasa-mongol-pertama-yang-masuk-islam-1tgoxUNDYve

Ragam Budaya yang Jadi Penjagaan Nilai Sejarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Zaman batu dan perungg...

Ragam Budaya yang Jadi Penjagaan Nilai Sejarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Zaman batu dan perunggu, mengapa harus ada? Mengapa tidak langsung zaman tulis menulis? Mengapa tidak langsung ke kertas?

Zaman batu dan perunggu meninggalkan banyak jejak sejarah. Candi, pemakaman, bangunan, jadi jejak arkeologi untuk rekonstruksi sejarah.

Menjaga rentetan nasab, jadi mudah mengungkapkan jejak sejarah. Seperti di inkripsi batu nisan di Aceh, jejak nasabnya menghubungkan ke Abbasiyah.

Berziarah ke makam orang shaleh, jadi sebab penjagaan ingatan akan sejarah dan kiprah besar mereka dalam kehidupan.

Bertabaruk dan mencintai orang shaleh, memunculkan penjagaan terhadap peninggalan benda, karya dan biografi mereka. Sehingga jejak kiprahnya terus terjaga.

Budaya pengijazahan ilmu, kitab, wirid, doa dan shalawat di dunia pesantren dan tasawuf, memudahkan penggalian benang merah sebuah peristiwa dan biografi.

Bercerita, mendongeng, menulis pengalaman pribadi dan perjalanan, memvisualisi ke gambar atau pahatan. Jadi sumber tersendiri dalam Sejarah

Manusia selalu penasaran dengan asal usulnya, leluhurnya, dan peristiwa masa lalu, itulah sebab sejarah terus diminati walaupun dihapuskan.

Yahudi Mengakui Kerasulan Nabi Muhammad di depan Umar, lalu Mendustakannya  Suatu hari, Umar mendatangi sekelompok orang Yahudi ...

Yahudi Mengakui Kerasulan Nabi Muhammad di depan Umar, lalu Mendustakannya 

Suatu hari, Umar mendatangi sekelompok orang Yahudi yang sedang membaca Taurat. Umar terkejut mengetahui isi Taurat ternyata membenarkan Al-Quran. Ketika itu. Nabi lewat di depan mereka, Umar lalu berkata kepada orang Yahudi itu, "Aku memohon agar engkau menjawab pertanyaanku ini dengan jujur. Apakah engkau tahu bahwa sesungguhnya beliau itu (seraya menunjuk kepada Rasulullah) adalah utusan Allah?"

Salah seorang dari mereka menjawab, "Memang benar kami tahu bahwa sesungguhnya dia adalah utusan Allah.
"Mengapa engkau tidak mau mengikutinya?" tanya Umar.
"Ketika kami bertanya tentang penyampai kenabiannya," kata mereka, "Muhammad menjawab Jibril. Dia lah musuh kami yang menurunkan kekerasan, kekejaman, peperangan, dan kecelakaan."

"Siapa nama malaikat yang biasa diutus kepada Nabimu?" tanya Umar.
"Mikail yang menurunkan hujan dan rahmat"
"Bagaimana kedudukan mereka itu di sisi Tuhan nya?" tanya Umar lagi. Mereka menjawab, "Yang satu di sebelah kanan-Nya,dan yang lain di sebelah kiri-Nya." Umar berkomentar, "Tidak sepatutnya Jibril memusuhi pengikut Mikail dan tidak patut Mikail berbuat baik kepada musuh Jibril. Sesungguhnya aku percaya bahwa Jibril, Mikail, dan Tuhan mereka akan berbuat baik kepada siapa yang berbuat baik kepada mereka, dan akan berperang kepada siapa yang mengumumkan perang kepada mereka."

Kemudian Umar bergegas mengejar Rasulullah untuk menceritakan hal itu. Namun, sesampainya ke hadapan Nabi, beliau berkata, "Apakah engkau ingin aku membacakan ayat yang baru saja turun kepadaku?"
"Tentu saja, wahai Rasulullah," jawab Umar.
Rasul lalu membaca ayat, "Katakanlah (Muhammad), 'Barang siapa menjadi musuh Jibril maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Quran) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta
berita gembira bagi orang-orang beriman Barang siapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul rasul-Nya, Jibril, dan Mikail maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir." (al-Baqarah [2]: 97-98).

Umar berkata, "Ya Rasulullah, demi Allah, aku tinggalkan kaum Yahudi tadi dan menghadap engkau justru untuk menceritakan hal yang kami percakapkan. Akan tetapi, rupanya Allah telah mendahuluiku."

Sumber:
The Great of Two Umars, Fuad Abdurahman, Zaman 

Mukjizat Para Nabi dan Rasul Selalu Lebih Dulu dari Tantangannya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mana...

Mukjizat Para Nabi dan Rasul Selalu Lebih Dulu dari Tantangannya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mana yang lebih dulu, Allah memerintahkan penyiapan kapal atau datangnya banjir di era Nabi Nuh?

Mana yang lebih dulu, Allah memberikan tongkat atau menghadapi ahli sihir dan terhimpit di lautan pada era Nabi Musa?

Dalam mimpi sang raja, sapi gemuk dimakan sapi kurus. Mimpi ini ditakwilkan oleh Nabi Yusuf. Solusi itu datang lebih dulu daripada persoalan.

Allah memberikan mukjizat terlebih dahulu, kemudian para Nabi dan Rasul mengarungi liku-liku kehidupan yang telah ditakdirkan Allah.

Bukankah masa muda lebih dulu dari masa tua? Salah kelola di usia muda yang menyebabkan kesengsaraan di usia tua.

Nabi Ayub mengalami kemakmuran terlebih dahulu baru ditempa dengan ragam kesulitan yang bertubi-tubi.

Para Nabi dan Rasul diberikan wahyu terlebih dahulu baru menghadapi tantangan dakwah.

Mengapa menghadapi persoalan dan kesulitan yang tersulit dalam hidup? Padahal solusi lebih dahulu tiba dari kesulitan?

Belajarlah pada Nabi Yusuf, yang mengelola kemudahan agar tidak datang kesulitan. Kesulitan datang karena bodoh dalam mengelola kemudahan.

Belajarlah pada hewan, yang menyiapkan perbekalan di masa panen dan memanfaatkannya di masa paceklik.

Belajarlah pada orang tua, yang menyiapkan lumbung di setiap rumah disaat berkelimpahan.

Kesulitan menerpa  padahal solusi pencegahannya selalu lebih dahulu datang. Itulah kebodohan.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)