basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Syeikh Mustafa Abdulllah Payakumbuh Bergembira Saat Putranya Syahid Ditembak Belanda dari Arah Depan 17 Januari 1949 Belanda mel...

Syeikh Mustafa Abdulllah Payakumbuh Bergembira Saat Putranya Syahid Ditembak Belanda dari Arah Depan


17 Januari 1949 Belanda melakukan serangan dan serbuan besar ke Republik indonesia. Di Payakumbuh, spionase Belanda berhasil mengumpulkan informasi tempat berkumpulnya pimpinan gerilya Republik.

Tempat tersebut sudah dikepung pada malam hari. Agar mudah menangkapnya, Belanda menunggu siang hari untuk menangkap hidup-hidup atau membunuh pemimpin gerilya.

Saat pemimpin gerilya hendak mengambil air wudhu shalat Subuh, seorang diantara pemimpin Gerilya melihat Belanda sudah mengepung tempat persembunyian mereka. Moncong senjata semuanya sudah menghadap mereka.

Belanda bersorak menyerukan mereka menyerah, tetapi tak satu pun yang berniat menyerah, semuanya melawan. Karena ketatnya kepungan, senapan menyerbu dari segala arah sehingga banyak yang tewas. Diantaranya Bupati Harisun, Pimpinan Pertahanan Rakyat Khatib Sulaiman, Letnan Munir Latif, Sersan Tantaw Mustafa.

Sersan Tantawi Mustafa,  putra dari Syeikh Mustafa Abdulllah yang telah puluhan tahun membuka pengajian di suraunya Padang Panjang dan Payakumbuh. Berita ini pun disiarkan oleh kurir ke Syeikh Mustafa Abdulllah. Bagaimana reaksinya?

Saat para perempuan menangis tersedu-sedu menerima kabar tersebut. Syeikh Mustafa Abdulllah justru bertanya kepada kurir tentang di bagian mana agaknya luka sang putranya?

Setelah diterangkan bahwa dada putranya remuk terkena peluru di bagian dada dari arah depan, barulah Syeikh Mustafa Abdulllah merasa lega. Mukanya menjadi jernih bersinar. Rasa bahagia menyelimutinya karena yakin bahwa putranya mati syahid dalam mempertahankan kalimat Allah bukan mati lari karena pengecut. 

Sumber:
Tafsir Al Azhar Jilid 3, Buya Hamka, GIP 

 

Rahasia KH Hasyim Ashari Memilih   10 Nopember di Pertempuran Surabaya Sekutu datang ke Indonesia dengan dalih melucuti senjata ...

Rahasia KH Hasyim Ashari Memilih   10 Nopember di Pertempuran Surabaya

Sekutu datang ke Indonesia dengan dalih melucuti senjata Jepang dan memulangkan sejumlah tawanan. Namun ada pihak Pemerintah Sipil Hindia Belanda (NICA) yang menyulut kecurigaan para pejuang. Sebab, sejak September 1945, NICA kerap membuat kerusuhan di berbagai kota di Indonesia.

Ulama segera meresponnya. KH Hasyim Ashari menggelorakan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Dalam resolusi ini, umat Islam diajak untuk bersiap melawan terhadap pihak manapun yang hendak menjajah lagi Tanah Air.

Di Cirebon, seorang ulama kharismatik yang bernama KH Amin Sepuh menyambut seruan ini.  Saat mendengar situasi Surabaya yang kian genting, ia bersama santrinya lantas berjalan ke Surabaya dengan naik kereta api menuju Rembang, Jawa Tengah. Beliau bersama KH Bisri Mustofa menyusun strategi menuju Surabaya.

KH Amin Sepuh pun sangat piawi dalam merancang strategi peperangan. Ini membuat KH Hasyim Ashari bersedia menunggu kedatangannya, baru kemudian menetapkan tanggal rencana serangan umum terhadap pasukan NICA di Surabaya.

Lalu, mengapa perlawanan rakyat Surabaya itu terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945? Mengapa tidak sehari atau dua hari sebelumnya, padahal waktu itu rakyat dan pemuda sudah siap?

Saat itu KH Hasyim Ashari belum mengijinkan untuk bertempur, menurutnya masih menunggu "wali Allah" datang dari Cirebon. Sosok itu disebutnya akan berdoa, memohon agar Allah menjaga langit Surabaya. Tokoh yang ditunggu kedatangannya itu ialah KH Amin dan KH Abbas Abdul Jamil.

Setelah kedatangan mereka, pertempuran pun dimulai. Gema takbir membahana di langit Surabaya. Sejarah mencatat, bambu runcing mengalahkan tentara Sekutu yang telah memenangkan Perang Dunia ke-2.

Sumber:
Koran Republika, Islam Digest, Ahad 7 Nopember 2021

Yahudi Takkan Pernah Menguasai Palestina Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Yahudi saat ini tidak akan p...

Yahudi Takkan Pernah Menguasai Palestina

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Yahudi saat ini tidak akan pernah menguasai Palestina secara mutlak. Seperti itu perjalanan sejarahnya.

Penguasa Palestina secara mutlak hanya terjadi di era Nabi Dawud dan Sulaiman. Itu pun dibantu oleh bangsa Arab dari kerajaan Saba dan Kan'an.

Nabi Daud dan Sulaiman bukanlah Yahudi, tetapi dari bani Israel yang muslim. Sedangkan Yahudi yang menjajah Palestina sekarang bukan dari Bani Israel

Nabi Yusya bin Nun masuk Palestina pasca wafatnya Nabi Musa, Bani Israel hanya di Jericho saja. Baitul Maqdis terlalu kuat untuk ditaklukkan.

Versi lain, Setiap klan Bani Israel menguasai klan bangsa Kan'an saja. Mereka tetap terpecah hingga akhirnya Nabi Samuel menyatukan dengan diangkatnya Thalut.


Setelah itu muncullah Nabi Dawud  dan Sulaiman, usia pemerintahannya sekitar 80 tahun. Setelah itu terpecah menjadi dua, di Nablus dan Al-Aqsha

Sejarawan mencatat Bani Israel di Palestina hanya 400 tahun, sisanya di luar Palestina. Sedangkan keberadaan penduduk asli Palestina sejak zaman batu.

Bani Israel selalu membutuhkan Nabi dan Rasul untuk membangkitkan kejayaannya. Padahal Nabi dan Rasul tak muncul lagi.

Nabi dan Rasul di era Bani Israel hanya untuk mewujudkan kepentingan egonya saja. Setelah itu mereka bunuh atau didurhakai kembali.

Secanggih apapun kecerdasan, ilmu pengetahuan dan teknologi Yahudi, tetap tak bisa mewujudkan impiannya. Ada syarat yang tak ada padanya

Memahami Pola Takdir dari Al-Fatihah, Kisah Rasul dan Sejarah Palestina Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hat...

Memahami Pola Takdir dari Al-Fatihah, Kisah Rasul dan Sejarah Palestina

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Membaca jalan takdir. Apakah takdir itu misterius, ghaib dan tak terduga? Atau memiliki pola baku? Pahamilah 2 ayat terakhir surat Al Fatihah.

Takdir itu tidak serampangan. Takdir itu ada tata kelolanya. Sebab, Allah itu Maha Pengatur, Pembentuk dan Berilmu. Tata surya saja ada polanya.

Daun yang jatuh saja ada aturannya. Allah mengetahui semua daun yang berguguran, semut hitam di batu hitam saat malam hari. Semuanya dibawah kekuasaan-Nya.

Pola takdir itu ada tiga. Jalan mereka yang diridhai. Jalan kebodohan. Jalan Kesesatan. Setiap jalan berakhir digaris finish yang berbeda-beda.

Bagaimana garis finish setiap perjalanan? Bacalah perjalanan kisah para Nabi dan Rasul. Dalam setiap kisah ada 3 pola takdir yang berlaku secara pararel.

Pola takdir apa yang kita pilih dan jalani? Takdir untuk mereka yang diridhai Allah? Takdir mereka yang sesat? Takdir mereka yang bodoh? Terserah kita sendiri.

Kitalah yang memilih takdir. Kitalah yang menentukan takdir sesuai pola takdir yang sudah disediakan dan ditetapkan oleh Allah.

Bila sudah memilih pola takdir, maka semua peristiwa, kejadian dan fragmen hidup tidak lagi penting dan substansial. Sebab akibatnya sudah tahu sejak awal

Takdir yang diridhai Allah, kemudahan, jalan keluar dan rezeki tak terduga, dibukanya kemenangan, diperbaikinya kesalahan dari semua ragam peristiwa yang dialami.

Takdir kebodohan dan kesesatan adalah kerusakan, kesulitan dan kehancuran, walaupun kekayaan paling kaya dan kekuasaan tertinggi dalam genggamannya.

Takdir yang diridhai Allah dipayungi wahyu dan sunah Rasulullah saw. Takdir kesesatan dan kebodohan, mengandalkan akal, ilmu dan ragam kekuatan selain Allah.

Apakah takdir kebodohan dan kesesatan bisa meraih kekayaan dan kekuasaan? Bisa saja. Namun ada batas waktu dan volume maksimalnya.

Perhatikan Palestina, masa kejayaan Yahudi hanya 80 tahun. Nasrani ratusan tahun. Umat Islam ribuan tahun. Itulah contoh nyata pemilihan takdir

Sikap Kepada Munafikin Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengapa Allah menghadirkan para munafikin? Aga...

Sikap Kepada Munafikin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa Allah menghadirkan para munafikin? Agar semakin cerdik, waspada dan beristiqamah di tengah serbuan keraguan, kecaman, dan grogotan kamuflase internal. Apakah masih berakhlak? Apakah masih berlapang dada? Seperti Rasulullah saw yang mencegah Sahabat yang ingin membunuh bapaknya karena sangat jelas seorang munafik.

Seorang munafik fokusnya membangun aliansi dan berkhianat dengan Yahudi dan kafirin untuk menghancurkan dan melemahkan umat islam yang seiman dengannya. Karena ingin berkuasa dan lebih berpengaruh di mata masyarakat. Mengundurkan diri saat tengah berhada-hadapan dengan musuh untuk menghancurkan moral juang muslimin.

Membuat desas desus, berita bohong, dan terus menyebarkan keraguan terhadap kepemimpinan kaum muslimin dan menerapkan Islam dalam kehidupan. Mereka senantiasa mencari-cari kekurangan dan menjelek-jelekannya hingga kesatuan muslimin menjadi rusak dan terbelah.

Kaum munafikin mencela kebijakan  Rasulullah saw terhadap pembagian zakat. Padahal berdasarkan firman Allah? Munafikin mencela akhlak dan watak Rasulullah saw yang dianggap mudah mempercayai berita bohong, dan gampang terpengaruh fitnah. 

Para munafikin sangat mudah dan berani bersumpah palsu dan dusta. Dengan sikap ini mereka berhasil membela diri dan mencoba memperoleh ridha banyak orang. Lihatlah di peristiwa Tabuk. Mereka berhasil membuat banyak alasan yang penuh kebohongan saat Rasulullah saw bertanya alasannya tidak berangkat perang Tabuk.

Bagaimana Rasulullah saw bersikap? Rasulullah saw tetap menebarkan rahmat kepada mereka. Menghukum mereka sesuai kondisi lahiriyah. Tidak mengusut semua kondisi detail mereka. Tidak mendetailkan dan menyelidiki hal-hal yang tersembunyi dalam urusan mereka. Namun Allah telah membongkar kedok-kedok mereka melalui Firman-Nya.

Namun bila sikapnya sangat membahayakan keutuhan dan menghancurkan kaum muslimin, maka Rasulullah saw membongkar seluruh rencana para munafikin dihadapan mereka secara jelas dan gamblang. Bila mereka benar-benar  bertaubat, maka akan tetap diampuni oleh Allah. 

Kediktatoran, Periode Penyiapan Umat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Masa nubuwah yang kedua terjadi ...

Kediktatoran, Periode Penyiapan Umat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Masa nubuwah yang kedua terjadi setelah era penguasa yang penuh kediktatoran. Era kediktatoran adalah era dimana kaum muslimin bagaikan buih di lautan. Inilah era kezaliman yang sangat pekat. Darah kaum muslimin sangat  murah tak berharga. Mengapa zaman ini hadir?

Shalahuddin Al Ayubi lahir setelah diterjang badai tentara Salib. Saifuddin Qutudz lahir setelah terjangan membabi butanya bangsa Mongol yang kejam dan keji. Sehingga dalam surat tantangannya, bangsa Mongol merasa bisa mengalahkan Tuhan. 

Kediktatoran yang menerjang menguatkan kaum muslimin. Kezaliman yang menimpa membuat kaum muslimin kembali kepada Islam. Kembali membuka solusi apa yang harus dilakukan. Membuka kembali bagaimana generasi sebelumnya memecahkan persoalan dan tantangannya.

Dalam kondisi yang terhina, para pendekar mencari kitab jurus masa lalu yang sudah disiapkan untuk menghadapi masa depan. Mereka kembali ke perguruannya. Kembali ke tempat para gurunya pernah menyendiri untuk menempa kekuatan. Karena solusi sudah ada sebelum persoalan itu hadir.

Tubuh manusia memiliki benteng pertahanan yang sangat kokoh. Juga, serangan yang mematikan. Saat virus, bakteri, kuman dan beragam jenis patogen menyerang pertama kali, tubuh manusia terpapar sakit. Saat tubuh sudah bisa mengidentifikasi,  antibodi diproduksi  yang sesuai dengan patogennya dengan cepat dan tepat untuk menghancurkannya.

Antibodi manusia mampu menghancurkan segala jenis patogen yang telah muncul di masa lalu, yang terjadi di hari ini, dan segala yang terjadi hingga hari kiamat nanti. Itulah keajaiban manusia yang dianugerahkan Allah tanpa diminta oleh manusia itu sendiri.

Umat Islam dianugerahkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw untuk menghadapi persoalan zaman. Seberapa cepat memecahkan persoalannya? Tergantung seberapa cepat menghadirkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw dalam kehidupan kesehariannya. Kediktatoran dan kezaliman dihadirkan Allah agar kaum muslimin kembali kepada Allah.

Proyek Penerjemahan Seluruh Peradaban Dunia Ada di Era Masa Abbasiyah Penerjemahan ilmu pengetahuan yang berasal dari luar dunia...

Proyek Penerjemahan Seluruh Peradaban Dunia Ada di Era Masa Abbasiyah


Penerjemahan ilmu pengetahuan yang berasal dari luar dunia Islam terjadi secara besar-besaran pada zaman Dinasti Abbasiyah yang berkuasa di Baghdad. Kemenangan tentara Islam pada masa Khalifah al-Mahdi dan al-Rasyid dari Dinasti Abbasiyah atas Bizantium (Romawi Timur) memunculkan sebuah gerakan intelektual dalam sejarah Islam. Gerakan intelektual tersebut, menurut sejarawan Phillip K Hitty, disebabkan oleh masuknya berbagai pengaruh asing, seperti Yunani, Persia, dan India.

Penerjemahan dimulai dengan menerjemahkan karya ilmu pengetahuan, filsafat, dan sastra dari bahasa Yunani, Persia, Sansekerta ke dalam bahasa Arab. Tiga perempat abad setelah berdirinya Baghdad, yaitu pada awal abad kesembilan, pusat dunia literatur Arab itu telah memiliki karya-karya fil safat utama Yunani, seperti karya Aristoteles, Plato, dan juga karyakarya Persia serta India.

Era penerjemahan oleh Dinasti Abbasiyah berlangsung selama satu abad dimulai sejak 750 M. Persentuhan dengan budaya Yunani bermula ketika Dinasti Abbasiyah pada masa Khalifah al-Ma’mun mulai memasuki wilayah kekuasaan Bizantium, seperti Antiokia, Iskandariyah, Suriah, Amorium, dan Ankara. Bahkan, Khalifah al-Manshur diriwayatkan berhasil memperoleh sejumlah buku dalam bahasa Yunani sebagai hadiah dari raja Bizantium. Titik tertinggi pengaruh Yunani terjadi pada masa Khalifah al-Ma’mun.

Kecenderungan sikap rasionalis khalifah dan para pendukungnya dari ke lompok Muktazilah yang menyatakan bahwa teks-teks keagamaan harus bersesuaian dengan nalar manusia, mendorongnya untuk mencari pembenaran bagi pendapatnya dalam karya-karya filsafat Yunani.

Namun, orang Arab tidak memahami bahasa Yunani sehingga hanya bisa bersandar pada terjemahan yang dibuat oleh penganut Kristen Nestorian. Orang Kristen Nestorian dari Suriah yang berada di bawah kekuasaan Abbasiyah menguasai bahasa Yunani dan Aramaik, yaitu bahasa Semit kuno yang bertahan di Suriah sejak zaman Yesus.

Aramaik dialek Suriah disebut juga bahasa Siriak. Karena itu, karya-karya Yunani pertama-tama diterjemahkan ke dalam bahasa Aramaik dulu, baru kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.


Para penerjemah Nestorian tidak tertarik menerjemahkan karya-karya sastra Yunani. Mereka umumnya lebih sering menerjemahkan karya Yunani bidang filsafat, kedokteran, ilmu penge tahuan, dan astronomi. Dengan demikian, tidak terjadi kontak antara pengetahuan Arab dan drama, puisi, serta sejarah Yunani.

Karya-karya yang diterjemah kan dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab, seperti buku kedokteran Yunani karya Galen (wafat 200 M), matematika, dan ilmu pengetahuan gabungan karya Euclides (wafat 300 SM), yakni Element dan Almagest, yang diter jemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi al Majisthi, serta karya Claudius Ptolemeus (wafat 168 M).

Salah satu penerjemah pertama dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab adalah Abu Yahya Ibn al- Bathriq (wafat 806 M) yang menerjemahkan karya-karya Galen dan Hipokrates (wafat 436 SM) untuk Khalifah al-Manshur. Dia juga menerjemahkan Quadripartitum karya Ptolemeus untuk khalifah Dinasti Abbasiyah lainnya.

Penerjemah lainnya adalah seorang penganut Kristen asal Suriah, yakni Yahya Ibn Masawayh (wafat 857 M). Ibn Masawayh telah menerjemahkan beberapa manuskrip untuk Khalifah Harun al-Rasyid, ter utama naskah tentang kedokteran yang dibawa khalifah dari Ankara dan Amorium.

Penerjemah lainnya adalah Hunayn Ibn Ishaq (wafat 873 M). Hunayn adalah penganut Kristen Nestorian yang menjadi asisten Ibn Masawayh. Hunayn banyak menerjemahkan kar ya-karya ilmiah, salah satunya adalah Hermeneutica, karya Aristoteles yang diterjemahkan ke dalam bahasa Aramaik, kemudian dialihbahasakan menjadi bahasa Arab.

Selain itu, Hunayn juga menerjemahkan buku Galen, Hipokrates, Dios korides, dan Plato. Tujuh buku Galen tentang anatomi juga diterjemahkan oleh Hunayn.
Salah satu karya Plato yang diterjemahkan Hunayn adalah Republic (Siyasah) dan karya Aristoteles, seperti Categories (Maqulat), Physics (Tha bi’iyat) dan Magna Moralia (Khulqi yat). 

Sebagai upah menerjemahkan, Hunayn mendapatkan emas seberat buku yang ia terjemahkan. Karier Hunayn selesai ketika ia yang juga ber profesi sebagai dokter menolak pe rin- tah Khalifah al-Mutawakkil untuk meracuni lawan politiknya.

Penerjemah lainnya adalah Tsabit bin Qurrah (wafat 901 M), lagi-lagi penganut Kristen Nestorian. Tsabit menerjemahkan sejumlah karya Yunani tentang matematika dan astronomi, termasuk karya Archimedes (wafat 212 SM). Beberapa terjemahan karya Euklides oleh Hunayn direvisi oleh Tsabit. Pekerjaan Tsabit ini didukung penuh oleh Khalifah al-Mutadhid.

Selain Yunani, peradaban lain yang banyak berpengaruh pada tradisi penerjemahan pada masa Dinasti Abbasiyah adalah India. Sekitar 771 M, seorang pengembara India memperkenalkan naskah astronomi yang berjudul Siddhanta (Sindhind dalam bahasa Arab) ke Baghdad. Atas perintah khalifah al-Manshur, naskah Sinddhanta kemudian diterjemahkan oleh Muhammad Ibn Ibrahim al-Fazari (wafat 806 M) yang kemudian menjadi astronom Muslim pertama. Ilmuwan Muslim paling menonjol pada zamannya, al-Kha warizmi (wafat 850 M), menjadikan terjemahan astronomi al-Fazari sebagai rujukan untuk menulis tabel astronomi.

Tak hanya membawa naskah astronomi, pengembara India tersebut juga membawa naskah matematika. Karena itu, bilangan di Eropa disebut dengan bilangan Arab dan bilangan Hindi masuk ke dunia Arab. Tak hanya itu, pada abad sembilan, India juga memberikan sumbangan penting terhadap ilmu matematika Arab, yaitu sistem desimal.

Dari peradaban Persia, penerjemahan yang dilakukan umumnya adalah penerjemahan karya sastra yang diubah ke dalam bahasa Arab, salah satunya adalah karya sastra Kalilah wa Dimnah. Kalilah wa Dimnah adalah sebuah karya sastra terjemahan dari bahasa Persia yang sebelumnya merupakan terjemahan dari bahasa Sansekerta. Karya sastra asli Kalilah wa Dimnah dibawa dari India ke Persia. Karya sastra ini kemudian menjadi landasan terjemahan karya sastra ke dalam 40 bahasa lainnya.

Kalilah wa Dimnah berisi tentang panduan mengenai hukum-hu kum pemerintahan yang disampaikan dalam bentuk fabel. Nas kahnya diterjemah kan ke dalam bahasa Arab oleh Ibn al-Muqaffa, seorang penganut Zoroaster yang telah me meluk Islam. Terjemahan al-Mu qaf fa tampil sebagai karya yang bernuansa puitis. Sejak saat itu, prosa Arab masa Dinasti Abbasiyah memunculkan nuansa Persia dalam gaya yang elegan, imajinasi yang hidup, dan ungkapan-ungkapan bersayap.

Tak hanya karya sastra, karya astronomi lainnya juga diterjemahkan dari bahasa Persia ke dalam bahasa Arab oleh kepala perpustakaan zaman Harun al-Rasyid, yaitu al Fadhl bin Nawbakhti (wafat 815 M). Semua karya terjemahan dari Yunani, India, dan Persia itu akhirnya mengisi koleksi perpustakaan terbesar di dunia zaman itu, Bayt al-Hikmah.

Lewat upaya penerjemahan karya Yunani, Persia, dan India oleh dunia Islam inilah akhirnya Eropa mendapat kembali akses ilmu pengetahuan dengan menerjemahkan naskah ilmu penge tahuan dalam bahasa Arab itu ke bahasa Latin. Padahal, naskah Yunani sebelumnya ada di depan pintu rumah mereka, namun terabaikan.

Harran yang terletak di wila yah Turki saat ini atau Mesopotamia Atas pada masa lalu adalah kota yang menjadi lokasi bagi pusat penerjemahan pada masa Dinasti Abbasiyah. Letaknya yang di wilayah Asia Minor membuat Harran mudah menjadi tempat berkumpulnya para ahli bahasa Yunani dari Suriah.

Saat itu, penerjemahan dilakukan secara tradisional. Ketika terbentur dengan kalimat-kalimat yang sulit dipahami dalam bahasa aslinya, terjemahan dilakukan kata demi kata. Ketika satu istilah tidak dijumpai atau dikenal padanannya dalam bahasa Arab, istilah-istilah tersebut diterjemahkan secara sederhana dengan beberapa adaptasi. Seperti, istilah aritmatika dalam bahasa Arab menjadi aritsmathiqi, geometri menjadi jumathriya, geografi menjadi jigrafiyah, filsafat menjadi falsafah, magnet menjadi maghnaathis, dan organ menjadi urghun.

Dari Sekolah Harran, lahirlah al- Hajjaj Ibn Yusuf Ibn Mathar (wafat 833 M), seorang penerjemah naskah matematika dan astronomi yang dikenal karena menjadi orang pertama yang menerjemahkan karya Eullides, yaitu Element dan Almagest, karya Ptolemeus. Karya terjemahan edisi pertama itu dibuat dalam dua versi, yaitu untuk Khalifah Harun al-Rasyid dan untuk Khalifah al-Ma’mun, sebelum Hunayn menerjemahkan kembali buku itu.

Al-Hajjaj menerjemahkan Alma gest, buku tentang astronomi berbahasa Aramaik. Upaya pertama untuk menerjemahkan Almagest telah dilakukan sejak masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid, namun hasil terjemahan tidak memuaskan. Penerjemahan buku tersebut kemudian dilakukan oleh penerjemah yang juga ahli astronomi dan matematika Islam, Abu al Wafa Muhammad al-Buzjani al- Hasib (wafat 998 M).

Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.photo
Selain al-Hajjaj, lahir juga penerjemah naskah matematika dan astronomi lainnya, yakni Quatha Ibn Luqa (wafat 922 M) yang telah menghasilkan 34 karya terjemahan. Kemudian, mun cul Yahya Ibn Adi (wafat 974 M) dan Abu Ali Isa Ibn Zur’ah (wafat 1008 M). Mereka memperbaiki naskah terjemahan dari karya-karya Aristoteles.

Tak hanya sekolah penerjemahan di Harran, pada masa Khalifah al Ma’mun juga dibangun Bayt al-Hik mah di Baghdad. Bayt al-Hikmah me rupakan sebuah perpustakaan, aka demi, sekaligus biro penerjemah an. Buku-buku yang terdapat dalam Bayt al-Hikmah yang berbahasa selain bahasa Arab (bahasa Yunani, India, dan Persia) diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Buku-buku yang diterjemahkan tersebut adalah buku-buku matematika, astronomi, kedokteran, kimia, dan geografi.

Di Bayt al-Hikmah, buku-buku di simpan sesuai dengan kategori tertentu dan di sini para cendekiawan yang juga penerjemah berkumpul tuk berdiskusi dan menerjemahkan. Ba nyak sekali manuskrip ataupun buku dalam berbagai subjek yang diterjemahkan di Bayt al Hikmah. Namun, sebagian besar karya terjemahan tersebut hancur akibat serangan Mongol atas Baghdad pada 1258 M dan hanya sedikit naskah berhasil diselamatkan ke Armenia.

Sumber:
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/p96ckd313

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)