basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Ucapan  Kaum Arifin  Siapa pun yang ingin bicara dengan lisan ahli ma'rifat, hendaknya menjaga adab ucapan mereka, karena wi...

Ucapan  Kaum Arifin 


Siapa pun yang ingin bicara dengan lisan ahli ma'rifat, hendaknya menjaga adab ucapan mereka, karena wilayah ma'rifat itu tidak bisa tersingkap detilnya kecuali ahlinya.

Jangan pula membebani murid dengan ucapan di luar batas kemampuannya, juga jangan mencegah untuk mengungkapkannya manakala memang orang itu berkompeten dengan kema'rifatan, sehingga ucapannya terungkap bersama ahli ma'rifat, melalui lisan ahli ma'rifat pula.

Jika dengan kalangan kaum Sufi, hendaknya dengan ungkapan sufistik. Jika dengan para pecinta, hendaknya dengan bahasa cinta.
Jika dengan kalangan ahli zuhud, hendaknya dengan wacana mereka. Setiap kalangan, ungkapan terapresiasi sesuai dengan martabat dan derajatnya, menurut kadar akal mereka. Allah Swt. menjadikan kaum 'arifin dengan bahasa-bahasa seperti itu.

Memang semua itu akan lebur manakala limpahan Kuasa Allah Ta'ala yang turun, maka tidak seyogyanya mengucapkan ungkapan yang tidak selaras dengan kemampuan pendengar, yang bisa menimbulkan fitnah. Karena mayoritas publik itu bodoh (dalam konteks kema'rifatan) karena mereka lebih banyak terpaku pada pengetahuan lahiriyah, dan meninggalkan pengetahuan batin, sehingga mereka tidak mampu menerima beban pandangan ungkapan kaum 'arifin yang lembut sekali. Kalam kaum 'arifun itu sangat teosofik (Lahutiyah), dan isyaratnya sangat suci, wacananya begitu Azaly. Bagi para pendengar wacana mereka, sudah seharusnya terpancar lampu lampu Ilahi dan cahaya keabadian.

Disebutkan, "Lisan perilaku ruhani itu lebih fasih ketimbang bahasa lisan. Siapa yang rela dengan perilaku ruhani, bukan rela pada Sang Penguasa Kondisi Ruhani, maka orang tersebur terhinakan dari kondisi ruhani itu sendiri dan ia terhijab dari Yang Maha agung. "

Manakah yang lebih dahsyat ketimbang kedahsyatan kaum 'arifun? Jika ia bicara tentang kondisi ruhaninya, malah ia hancur. Jika ia diam, malah terbakar. Bila hatinya mendapatkan warid Hadrah Ilahi, lisannya malah kelu. Dan jika hatinya sirna dari Hadhrah malah banyak bicaranya.

Dzun Nuun al-Mishry RA berkata, "Saya tak pernah melihat orang bicara dari kalangan sufi, yang bicara dengan hati yang alpa dari mengingat Allah, melainkan malah bicara seperti itu menambah kekerasan hati."

Sebagian mengatakan, "Diamnya sang 'arif merupakan
hikmah, dan bicaranya adalah nikmat."
Dikata "Tidak dibenarkan dalam pembenaran kema'rifatan bagi orang yang bicara mengenai kema'rifatan pada generasi akhirat. Nah, bagaimana bicara ma'rifat dengan generasi dunia?"

Aku tak pernah bicara dengan satu pun orang, kecuali aku terlebih dulu berdoa kepada Allah Ta'ala, kemudian aku baru bicara.
Siapa yang yang tidak merasakan manisnya ma'rifat, dan melihat anugerah, serta mensyukuri nikmat, kenikmatan qurbah, ketakutan pisah, kemesraan bergabung denganNya, keikhlasan beribadah, kebahagiaan hidayah, maka ia tidak boleh bicara mengenai dengan ungkapan ahli ma'rifat. Jika ia bicara, kaum ma'rifat tidak melebihi batas kemampuan audiens, tidak pernah menghalangi kalangan yang sangat membutuhkan, dan tidak menelantarkan kaum yang alpa.

Suatu ketika seseorang mendatangi sang 'arif, sembari memohon, "Bicaralah padaku...!" Sang 'arif menjawab, "Orang sepertiku ketika bersamamu, seperti seseorang yang jatuh dalam kotoran, lalu menuju ke tukang parfum, dan mengatakan, "Manakah aroma yang bagus?" Tukang parfum menjawab, "Pergilah kalian, beli alat pencuci (semacam sabun dsb. Pent.), bersihkan dirimu dan pakaianmu, lalu kemarilah untuk berparfum..."

Begitu juga anda, ketika anda berjibrat najis-najis dosa dalam dirimu, maka ambillah pencuci remuk redammu dan Lumpur penyesalanmu, dan ambillah air taubat dan inabat, lalu sucikan badanmu dengan tempat atau kolam rasa takut dan harapan dari najis dosa dan kealpaan. Lalu pergilah ke kamar mandi zuhud dan ketaqwaan, bersihkan dirimu dengan air kebeningan dan kejujuran, lalu datanglah kepadaku, nanti aku beri wewangian dengan parfum ma'rifatku!"
Sebagaian orang bertanya pada sang 'arif. "Aku tidak mengerti ucapanmu...!"
"Ucapan orang yang bisu tidak bisa diketahui oleh ibunya!" jawab sang 'arif.

Di antara ucapan Nabi Isa AS "Hai pemilik ucapan hikmah, jadilah dirimu seperti dokter yang menasehati, yang memberikan obat menurut manfaatnya, dan mencegah penyakitnya manakala penyakit itu mengancamnya."

Jangan sampai kita mengurai hikmah bukan pada ahlinya, hingga anda malah bodoh, dan jangan menghalangi hikmah dari ahlinya, anda malah dzalim. Jangan membuka rahasiamu pada setiap orang, malah anda jadi ternoda. Dzun Nuun ra mengatakan, "Aku pernah melihat orang hitam sedang tawaf di Baitullah, orang itu mengatakan, "Engkau... Engkau... Engkau..."

Tak ada kata lain selain kata itu saja. "Hai hamba Allah, apa yang anda maksud dengan kata-katamu itu?"
Orang hitam itu kemudian membaca syair:
Diantara para pecinta ada rahasia
Tak ternodakan oleh tulisan dan pena
Hingga harus mengisahkannya Api yang berbaur dengan kemesraan
Yang dileburi cahaya hingga terungkapkan pada yang lain
Rinduku padaNya, dan aku tak pernah meminta Gantinya
Inilah rahasia-rahasia terpendam Engkau munajat kepadaNya. 


Sumber :
Menjelang Ma'rifat, Syeikh Ahmad Ar-Rifa'y

Tradisi Ahli Ma'rifat Diriwayatkan oleh Abu Dzar, Rasulullah Saw. bersabda: إني لأعلم أخر أهل الجنة دخولا الجنة، وآخر أهل ال...

Tradisi Ahli Ma'rifat

Diriwayatkan oleh Abu Dzar, Rasulullah Saw. bersabda:

إني لأعلم أخر أهل الجنة دخولا الجنة، وآخر أهل النار خروجاً منها : رجل يؤتى به يوم القيامة، فيقال : أعرضوا عليه صغار ذنـويه، وأرفعوا عنه كبارها، فيعرض عليه صغارها، فيقال له : عملت يـوم كذا وكذا: كذا وكذا، وعملت يوم كذا وكذا: كذا وكذا؟ فيقول : نعم، لا يستطيع أن ينكر، وهو مشفق من كبار ذنوبه أن تعرض عليه، فيقال له : فإن لك مكان كل سيئة حسنة. فيقول : رب ! قد عملت أشياء لا أراهـا هـا هنـا ! قال : فلقد رأيت رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم ضحك حتى بـدث تواجده . ثم تلا : ( فأولئك يبدل الله سيئاتهم حسنات ؟ .

"Sungguh aku lebih tahu siapa yang masuk syurga paling akhir, dan siapa ahli neraka yang terakhir keluar dari neraka. Yaitu seseorang yang pada hari kiamat besok didatangi, den dikatakan: "Beberkan padanya dosanya paling kecil dan hapuslah dosa-dosa besar darinya. Kemudian dosa-dosa kecilnya dibeberkan, kemudian dikatakan: 'Anda melakukan perbuatan pada hari ini dan itu, demikian dan demikian, dan anda melakukan dosa itu pada hari ini dan itu, demikian dan demikian?' Orang tersebut menjawab, "Ya... Sungguh ia tak bisa memungkiri. Dan Allah Swt. sangat kasihan atas banyaknya dosa besar yang dilakukan, manakala dosa-dosa itu dibeberkan padanya. Maka dikatakan padanya, "Maka sesungguh bagi anda adalah setiap tempat keburukan diganti dengan tempat kebaikan." Orang itu bermunajat, "Oh Tuhan, aku sungguh telah melakukan berbagai perbuatan sampai aku tak tahu di sana..!"

Perawi hadits ini berkata, "Sungguh aku melihat Rasulullah Saw. (ketika itu) tertawa, hingga tampak gigi-gigi gerahamnya Kemudian beliau membaca ayat, "Mereka itulah yang Allah gantikan keburukannya (dosa-dosa) dengan kebaikan kebaikan.

Rasa kasihan di atas, adalah sesuatu yang merupakan rahasia yaqin kepada Allah Ta'ala, sekaligus merupakan kondisi ruhani dari kekuasanNya yang dilimpahkan pada ahli ma'rifat.

Dalam hadits mulia ini ada perkara agung yang menjelaskan tentang kemurahan Ilahi lebih dari ungkapan yang hanya dikenal kaum 'arifin, namun membuat tergelincirnya mereka yang alpa, dan membuat bertambah takutnya orang-orang yang berselaras dengan Allah Ta'ala.


Sumber :
Menjelang Ma'rifat, Syeikh Ahmad Ar-Rifa'y

Kota-Kota Islam di Masa Lalu Miliki Banyak Taman dan Kebun https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pixzrx313 Begitu c...

Kota-Kota Islam di Masa Lalu Miliki Banyak Taman dan Kebun


https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pixzrx313

Begitu cintanya umat Islam pada masa itu dengan tanam-tanaman, tak heran bila kemudian kota-kota Muslim pada masa lalu memiliki banyak taman dan kebun. 

“Orang Muslimlah yang pertama kali membangun kebun raya,” kata A Watson dalam Agricultural Innovation in the Early Islamic World.

Puisi-puisi yang lahir pada era Abbasiyah secara jelas menggambarkan hal itu. Begitu banyak puisi-puisi bertema taman pada masa itu. Melalui goresan penanya, para penyair berkisah tentang indah dan teduhnya kota-kota Abbasiyah.
 
Pada era Kekhalifahan, tulis Watson, ada sejumlah taman dan kebun yang begitu spektakuler, di antaranya, Taman Al-Mu'tasam di Samarra dan Taman Istana Amir Aghlabid di Tunisia. “Taman di istana raja yang ada di Kota Fez dan Marakesh, Maroko, juga begitu indah.”

Ada pula Kebun Raya Abdul Rahman di Spanyol. Abdul Rahman adalah amir pertama Dinasti Umayyah di Spanyol. Dunia Islam pada era kejayaan juga masih memiliki banyak taman lainnya di berbagai tempat.
   
Adalah Khumarawaih, salah satu penguasa Muslim yang tercatat dalam sejarah sebagai penguasa Muslim yang memberi perhatian besar terhadap taman dan kebun. Khumarawaih adalah penguasa Dinasti Tulunid di Mesir. Pada akhir abad ke-9 M, ia membangun sebuah taman istana dengan gaya Persia. Taman ini menjadi istimewa dan berbeda dengan taman lainnya karena keberadaan berbagai tanaman palem di dalamnya.


Taman Kota di Sana Dibangun Sejak Era Umayyah https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/nvtfew313 Beberapa catatan seja...

Taman Kota di Sana Dibangun Sejak Era Umayyah

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/nvtfew313

Beberapa catatan sejarah menyebut, taman-taman di Sana mulai dibuat pada masa Kekhalifahan Bani Umayyah. Kala itu, Bani Umayyah kemungkinan sedang mencontoh apa yang pernah dilakukan Rasulullah terhadap Kota Makkah, yang menjelma menjadi sebuah kota dengan tumbuh-tumbuhan hijau di sana-sini. Kemungkinan lain, taman-taman itu dibuat untuk merefleksikan surga.

Untuk membuat desain surgawi itu, unsur air dan tumbuhan harus ada. Lalu, hadirlah taman-taman indah di Kota Sana.

Pada 1879, seorang wisatawan asal Italia, Renzo Manzoni, menuturkan bahwa seperempat wilayah Sana berisi taman-taman yang diperkirakan sudah berusia lebih dari tiga abad. Dalam sebuah tulisan, ia juga mengungkapkan, hampir semua rumah di kota ini memiliki sumur sendiri sebagai sumber air. Keberadaan sumur itu menambah semangat mereka untuk menumbuhsuburkan tetumbuhan di taman rumah mereka.

Selain memiliki unsur dekoratif, mereka dapat memanfaatkan taman dan kebun itu sebagai sumber bahan pangan dan penambah penghasilan. Ya, karena mereka dapat menjual hasil kebun ini ke masyarakat lain.

Beberapa tahun lalu, Mackintosh berkesempatan lagi menyambangi kawasan Masjid Miqshamat dan sekitarnya. Kala itu, ia melihat taman Miqshamat sedang direnovasi. Pemilik Yayasan Abdul Rahman Muhammad al-Haddad yang bertanggung jawab atas pemulihan taman Miqshamat mengatakan, sebagian besar kawasan taman itu akan ditata kembali.

Demikian juga, dengan enam taman lainnya di Sana akan ditata ulang. Penataan ulang taman-taman ini merupakan bagian dari program yang dijalankan oleh Dana Sosial untuk Pembangunan (SFD), sebuah organisasi yang memberi perhatian pada pendanaan pertanian, pendidikan, dan proyek lainnya di Yaman.

Taman Maryam yang lokasinya sangat dekat dengan tempat tinggal Mackintosh juga termasuk salah satu taman yang didanai SFD. Berkat taman itu, kata dia, kediamannya terasa nyaman dan sejuk karena dikelilingi tanaman hijau. Ia berharap, tradisi menghiasi rumah dan bangunan dengan tetumbuhan hijau dilanjutkan oleh generasi penerus di Sana dan kota-kota lainnya di Yaman.

Sumber: Pusat Data Republika/c08


Aliran Objektif dan Individualis dalam Penulisan Sirah Nabawiyah Sebelum abad ke 19, penulisan Sirah Nabawiyah menggunakan metod...

Aliran Objektif dan Individualis dalam Penulisan Sirah Nabawiyah


Sebelum abad ke 19, penulisan Sirah Nabawiyah menggunakan metodologi "Aliran Objektif". Sirah ditulis menggunakan prinsip-prinsip  dalam pengumpulan hadist dengan merujuk pada studi ilmu mushthalah al hadist dan jarh wa al-ta'dil. Tujuannya seluruh informasi yang ada berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih.

ilmu mushthalah al hadist berkaitan dengan sanad dan matan. Sedangkan jarh wa al-ta'dil berkaitan dengan para perawi, termasuk biografi dan catatan kepribadian masing-masing perawi.

Ketika menemukan sebuah kejadian, yang dinilai benar-benar nyata berdasarkan kedua metode yang digunakan, lalu menuliskannya tanpa menambahkan opini apa pun. Para penulis lebih meninggikan kredibilitas dan kepresisian. Mereka meyakini bahwa memasukkan opini dan tendensi pribadi ke dalam sirah merupakan penghianatan intelektual.

Dengan begitu, sirah benar-benar terjaga dan terawat hingga ke tangan generasi berikutnya. Aspek keterandalan sangat penting karena kehidupan Rasulullah saw merupakan cara memahami Al-Qur'an dan Sunnah.

Sigmund Freud, meninggal 1939 M,  mengajukan ide penulisan biografi berdasarkan tendensi pribadi. Menurutnya, sejarawan boleh saja memasukkan kecendrungan pribadi, ideologi, atau pandangan politiknya dalam menyusun narasi seseorang. Menurut Dr Said Ramadhan Al-Buthy, method ini disebut "Aliran Individualis".

Method ini membuat sejarah tidak lagi hanya menjadi penutur ulang berbagai peristiwa sejarah tetapi memasuki kreasi seni atau sastra, bukan lagi karya ilmiah yang disusun secara cermat. Pengaruh penulisan ini mulai muncul sejak Inggris menjajah Mesir tahun 1882 M.

Inggris berusaha memasukkan gagasan pro Barat dengan menanamkan perasaan kalah terhadap Barat. Dipertontonkan berbagai capaian teknologi dan pemikiran sekuler. Lewat pengaruh ini, Sirah Nabawiyah diuji dengan rasionalisme dan empirisisme sehingga wahyu dan hal-hal transenden tidak dianggap lagi.

Berbeda dengan sebelumnya, Sirah Nabawiyah tidak lagi menggunakan riwayat, sanad dan prinsip sebagaimana yang berlaku di ilmu hadist. Wahyu tidak lagi menjadi tolak ukur.

Dengan method baru ini, para penulis Sirah Nabawiyah yang sesat tersebut tidak menyinggung yang dianggapnya tidak masuk akal, seperti mukjizat dan kejadian luar biasa. Mereka hanya mencitrakan Rasulullah saw sebagai sosok pemimpin jenius yang hebat, heroik dan sebagainya. Salah satu yang menggunakan method ini adalah Muhammad Husein Haikal dalam bukunya Hayyatu Muhammad (1993)

Kilas Balik Sejarah, Bisakah Palestina Dihapus dari Peta Dunia? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  Bisa...

Kilas Balik Sejarah, Bisakah Palestina Dihapus dari Peta Dunia?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

Bisakah Palestina dihapus dari peta dunia diganti menjadi Israel? Bisakah Masjidil Aqsha diruntuhkan menjadi Haikal Sulaiman oleh Yahudi?

Allah menetapkan Palestina negri yang diberkahi. Rasulullah saw mengkabarkan ragam kejadian akhir zaman di Palestina. Bisakah merubah ini?

Firaun Mesir telah mencoba mengubah nama Palestina menjadi Yapti. Beberapa kali menjajahnya pada 1.600 dan 1347 SM. Tapi tetap terusir dari Palestina pada akhirnya.

1.400 SM Palestina diserang oleh bangsa Hyksos. 722 SM bangsa Asyiria, 586 SM bangsa Babilonia dipimpin Nebukadnezar menyerang Palestina.

546 SM bangsa Persia dibawah komando Koresh Agung. 332 SM, Yunani dibawah Alexander Agung. 203 dan 170 SM, kaisar Seleukia menyerang Palestina

199 SM pasukan Ptolemaic. 168 SM Yunani dipimpin Apollonius. 66 SM Romawi dipimpin Pompay. 614 M Kisra menyerang Palestina.

Palestina tetap berdiri di tengah serbuan bangsa-bangsa adi daya yang sangat kuat sejak era sebelum masehi dan sesudah masehi. Sekarang Yahudi menjajahnya

Bisakah Yahudi mengubah perjalanan sejarah sejak sebelum masehi? Bangsa penjajah Palestina hancur di Palestina. Ini catatan sejarah abadi

Bangsa penjajah Palestina telah musnah ditelan zaman. Namun nama Palestina tetap berdiri kokoh tak bergeming sedikit pun. Bisakah Yahudi mengubah takdir ini?

Nabi dan Rasul memperingatkan kaumnya atas kekuatan tipu daya kejahatan Dajjal. Ini puncaknya keangkaramurkaan terdahsyat dunia

Puncak keangkaramurkaan di alam semesta akan dihancurkan di bumi Palestina. Mengapa Yahudi tetap pongah ingin melenyapkan Palestina?

Gus Dur dan Pembelaannya Atas Palestina https://www.google.com/amp/s/jatim.nu.or.id/amp/read/gus-dur-dan-pembelaannya-atas-palestina ...

Gus Dur dan Pembelaannya Atas Palestina

https://www.google.com/amp/s/jatim.nu.or.id/amp/read/gus-dur-dan-pembelaannya-atas-palestina


Dari kiri Mr Chung Hwang Kwak, KH Abdurrahman Wahid dan Mr Taj Hamad dari IIFWP. (Foto: NOJ/ISt)

Foto ini saya dapatkan dari Nuruddin Hidayat, salah satu santri Gus Dur. Dari kiri Mr Chung Hwang Kwak, KH Abdurrahman Wahid dan Mr Taj Hamad dari IIFWP, selepas melewati barikade pasukan Israel, di Jalur Gaza. Foto ini diambil di depan markas pasukan Palestina yang berjarak kira-kira 300 meter dari pos pemeriksaan (check point) pasukan Israel.

Jika tidak salah, kunjungan tersebut dilakukan pada 19 Desember 2003. Di Tanah Air, hanya sedikit yang mengetahui lawatan istimewa di kota yang menjadi salah satu basis perjuangan rakyat Palestina itu.

Bersama beberapa penggerak dialog lintas iman dan didampingi anggota Kongres AS serta para jurnalis, Gus Dur berdialog dengan anggota parlemen dan pemuka agama Palestina. Pada kesempatan itu, Gus Dur juga dipersilakan berorasi.

Pada mulanya, pidato disampaikan dalam bahasa Inggris yang fasih, tetapi para tokoh Palestina kemudian meminta mengulangi penyampaiannya dalam bahasa Arab.

Gus Dur menyampaikannya dengan  bahasa Arab yang sempurna sembari bernostalgia di masa muda saat kuliah di Al-Azhar, disertai kesan-kesannya saat tinggal di Arab, khususnya Mesir dan Irak.

Lebih lanjut, dirinya menyampaikan harapannya terkait nasib bangsa Palestina, yaitu kemerdekaan bangsa dan berdaulatnya sebuah Negara Palestina dan keadilan bagi seluruh rakyatnya.

Gus Dur melakukan kunjungan ini atas inisiatif pribadi, walaupun juga didukung dengan rombongan tamu asing lain. Posisinya sebagai mantan Presiden RI sangat strategis. Selain karena Indonesia sebagai sebuah negara muslim yang hingga kini menolak eksistensi Israel, Gus Dur juga dianggap representasi Nahdlatul Ulama sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di dunia. Uniknya, posisinya yang dekat dengan Shimon Peres Institute tak membuat tokoh Palestina alergi.

Menurutnya, langkah memerdekakan Palestina bisa dilakukan dengan cara membawa mereka duduk di dalam perundingan sekaligus menentukan konsesi politik di pihak Palestina. Harus kedua belah pihak, tidak mungkin hanya menggandeng salah satu kubu yang bertikai.

Sehari setelah kunjungan bersejarah di kota kelahiran Imam Syafii ini, Gus Dur menulis artikel yang beredar di beberapa media di Tanah Air. Cucu Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari ini menulisnya saat berada di Yerussalem, tertanggal 20 Desember 2003. Tak hanya mencibir Israel, Gus Dur juga blak-blakan mengkritik Palestina. Khususnya terkait dengan perpecahan internal di kalangan pejuang.

"Palestina tidak memiliki kepemimpinan yang tangguh dan para pemimpin mereka saling bertengkar dalam perbedaan strategi dan garis perjuangan. Inilah yang harus mereka koreksi untuk diperbaiki dalam waktu dekat ini. Bagaimanapun juga, harus ada strategi perjuangan bagi sebuah bangsa, agar supaya segala macam energi dan kemampuan yang dimiliki bangsa itu dapat tersalur keluar menjadi alat perjuangan yang ampuh menghadapi lawan. Menurut penulis, strategi itu adalah perundingan yang lama dan berkepanjangan dengan pihak Israel, untuk memperjuangkan kemerdekaan sebagai negara dan keadilan." tulis Gus Dur dalam sebuah artikel berjudul ‘Arti Sebuah Kunjungan’.

Meski mengkritik elit Palestina (dan Israel), Gus Dur menggarisbawahi perjuangan dan kegigihan rakyat Gaza melawan senjata modern Israel. "Bagi penulis, Gaza adalah sumber perlawanan terhadap penjajahan, dan alangkah indahnya jika perlawanan itu tidak hanya mengambil bentuk fisik saja, melainkan juga perlawanan kultural terhadap keadaan," tulis Gus Dur dalam kolomnya tersebut.

Kunjungan ini bernilai strategis. Selain bisa diterima kedua belah pihak, Gus Dur berusaha membuka kebuntuan yang beberapa kali terjadi pasca upaya diplomatik sejak era Yasir Arafat dan Yitzhak Rabin dalam Perjanjian Oslo II, 1994.

Tindakan melibatkan diri di arena perang dua negara yang tidak akur selama lebih dari 60 tahun tersebut tentu saja juga berisiko. Kita masih ingat caci maki yang senantiasa tertuju kepada Gus Dur karena dekat dengan tokoh-tokoh Israel dan Yahudi, juga kunjungannya ke Israel, 1994, yang menghebohkan itu.

Dalam buku Damai Bersama Gus Dur (2010), Djohan Effendi, sahabatnya, menjelaskan dua alasan Gus Dur mengapa harus melibatkan diri dalam upaya damai dua negara ini, dan gagasannya membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Pertama, Gus Dur ingin memastikan kapitalis George Soros, yang keturunan Yahudi, tidak mengacaukan pasar modal. Kedua, ingin meningkatkan posisi tawar Indonesia di Timur Tengah, sebab sebagai sebuah negara berpenduduk mayoritas muslim, sudah sewajarnya melibatkan diri secara aktif dalam merajut perdamaian di sana.

 
Gus Dur tampak percaya diri dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki Indonesia. Ide Gus Dur simpel. Indonesia mustahil bisa berperan dalam perdamaian Palestina dan Israel jika tidak menjalin hubungan diplomatik dengan keduanya.

 
Di sisi lain, tiga tahun sebelum kunjungannya ke Gaza, ketika bertemu dengan Presiden Palestina Yasser Arafat, dalam sebuah kunjungan kenegaraan resmi ke Indonesia (16/08/2000), Presiden Gus Dur selaku kepala negara menegaskan bahwa Indonesia terikat kepada keputusan yang dulu, yaitu bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan hak untuk mencapai perdamaian di Palestina ada di tangan rakyat Palestina sendiri. “Yang dalam hal ini tentu diwujudkan dalam bentuk keputusan-keputusan atau konferensi OKI, PBB, dan lain-lain,” ujar Presiden Gus Dur saat jumpa pers bersama Yasser Arafat.

Bagi Gus Dur, mewujudkan perdamaian di wilayah Palestina bisa dimulai dari kiprah Indonesia sebagai juru damai kedua belah pihak. Sebagai juru damai, Indonesia harus bisa dipercayai oleh Palestina maupun Israel untuk menjadi penengah. Langkah ini sudah dimulai olehnya, antara lain dengan menjadi anggota Simon Peres Institute, Israel. Sebuah langkah strategis yang sebenarnya bisa menjadi jembatan antara Yerussalem dan Tel Aviv.

Walaupun ide Gus Dur tidak bisa direalisasikan, namun perjuangannya dalam merajut perdamaian tidak pupus. Kunjungan di Gaza, kota kecil yang menjadi sentra perlawanan para pejuang, khususnya Hamas dan faksi Jihad Islam juga menjadi titik tolak membuka kejumudan dan alih strategi. Dirinya memang sudah tidak lagi menjadi presiden, namun visinya tetap hidup dan diperjuangkan dengan risiko yang berat. Sejak ada Perjanjian Camp David antara Mesir-Israel, 1978, maupun perjanjian Oslo I, 1993, yang mengakui adanya Otoritas Palestina, maupun perjanjian antara Yordania-Israel di tahun 1994, tampaknya Gus Dur memilih pola win-win solution dalam melihat masalah Palestina dan Israel ini.

Lantas bagaimana memulai inisiatif mempertemukan kubu Palestina dan Israel? Ahmad Suaedy, pimpinan Wahid Institute, menyatakan bahwa dirinya pernah mendampingi seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) bidang advokasi Anti-Semitisme untuk kawasan Timur Tengah, yang juga seorang Yahudi, untuk bertemu Gus Dur di kantor PBNU. Diplomat itu lalu bertanya: Apa sebaiknya yang harus dilakukan untuk mencapai perdamaian Israel – Palestina saat ini?

“Tegakkan keadilan dan berikan hak-hak Palestina kepada mereka, baru bicarakan perdamaian!!." jawab Gus Dur tegas.

Wallahu a'lam bishshawab


Rijal Mumazziq Z adalah Rektor Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah (Inaifas) Kencong, Jember dan Mahasiswa Program Doktor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)