basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Hikayat Raja-Raja Pasai dan Hikayat Zulkarnain, Visi Kesultanan di Nusantara Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengeri...

Hikayat Raja-Raja Pasai dan Hikayat Zulkarnain, Visi Kesultanan di Nusantara

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Di Hikayat Raja-Raja Pasai, awal kesultanan Pasai karena Marah Silu bermimpi berjumpa dengan Rasulullah saw yang memintanya menguncapkan syahadat.

Kesultanan Islam di Nusantara mengkaitkan dirinya dengan Zulkarnain, ini terrekam dalam Hikayat Zulkarnain

Para sejarawan Belanda menyimpulkan, hikayat ini untuk menguatkan legitimasi kekuasaan, tetapi sebenarnya inilah visi kekuasaan para sultan di Nusantara

Para Sultan dengan bimbingan Ulama ingin menyatakan, kekuasaan itu amanah Rasulullah saw. Roda kekuasaan dijalani sesuai amanah Rasulullah saw.

Agar terhindar dari bencana akhir zaman? Bacalah surat Al-Kahfi. Ada bencana pengelolaan kekuasaan, kekayaan dan keilmuan. Juga penghancuran dakwah.

Bagaimana cara mengelola kekuasaan agar tidak tertimpa huru hara Hari Kiamat? Ikuti Zulkarnain.

Hikayat Raja-Raja Pasai ingin menyatakan bahwa kekuasaan itu untuk menjalankan amanah Rasulullah saw

Hikayat Zulkarnain ingin menyatakan bahwa agar kekuasaan tidak menjadi bencana Hari Kiamat maka ikutilah langkah Zulkarnain

Para Sultan menyatakan dirinya "keturunan" Zulkarnain sebuah proses identifikasi dirinya dalam mengelola kekuasaan.

Sejarawan Indonesia sering kali hanya mengutip  Sejarawan Belanda, sehingga dua hikayat ini dianggap upaya legitimasi kekuasaan atas nama agama

Hikayat Raja-Raja Pasai dan Hikayat Zulkarnain, cerminan visi dan misi kekuasaan para Sultan di Nusantara, khususnya Pasai dan Malaka

Tak Semua Orang Dapat Berdoa? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Setiap orang memiliki persoalan. Setiap...

Tak Semua Orang Dapat Berdoa?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Setiap orang memiliki persoalan. Setiap orang memiliki harapan dan keinginan.  Namun mengapa tidak semua orang dapat bermunajat kepada Allah? Mengapa setiap orang tak bisa berdoa kepada Allah? Apakah setiap rintihan dapat menggerakkan orang untuk berdoa? Apakah setiap kesulitan secara otomatis menggerakkan hati dan tangan untuk menengadahkan ke langit?

Doa itu tentang keyakinan. Doa itu tentang keimanan dan ketauhidan. Yang masih meyakini Allah akan memanjatkan doa. Yang masih mengesakan Allah, tidak akan mencari solusi lain kecuali memanjatkan doa. Doa itu cermin tentang diri. Doa itu gambaran masihkah ada benih keimanan di tengah kekerasan hati? Masihkah ada fitrah di tengah badai kemaksiatan dan dosa?

Berdoa itu anugerah dari Allah. Allah yang menggerakkan seseorang untuk berdoa. Allah yang mengilhamkan untuk berdoa. Maka bersyukurlah kepada Allah dengan berdoa Allah telah menunjukkan kepedulian yang besar kepada manusia. Bisa berdoa adalah nikmat dari Allah. Dapat berdoa adalah hidayah dari Allah. Tak semua orang ditunjukkan jalan ini. Berdoa adalah langkah awal mendapatkan solusi. Berdoa adalah kepastian datangnya solusi.

Dalam kitab Amalul Kubra, Imam Abdrurahman As-Syafii, mengutip hadist Rasulullah saw, "Orang yang dibukakan pintu doa baginya, berarti pintu-pintu kebaikan telah dibukakan untuknya." Sabdanya yang lain, "Orang yang dibukakan baginya pintu doa, berarti telah dibukakan baginya pintu rahmat." Siapakah yang membuka pintu doa? Allah Yang Maha Pemberi rahmat.

Doa adalah contoh solusi dari para Nabi dan Rasul. Nabi Dzakaria tidak memiliki anak. Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar di tengah padang pasir yang tandus kering kerontang bersama si jabang bayi Ismail.  Rasulullah saw diburu dan  dilempari batu di Thaif. Tidak turun hujan. Saat mau menghadapi  pertempuran dengan lawan yang super tangguh. Para Nabi dan Rasul bersegera berdoa bukan mengandalkan akal dan kekuatannya terlebih dahulu dalam menghadapinya.

Mendahulukan ikhtiar berarti mengandalkan kelemahannya untuk menghadapi persoalannya. Mendahulukan akalnya berarti mengabaikan dan meninggalkan Allah dengan menyombongkan kekuatan dirinya. Mendahulukan prasarana dan sarana, berarti mengandalkan makhluk-Nya, adakah kekuatan selain Allah? Mendahulukan selain Allah dalam kehidupan pada dasarnya menghancurkan energi dan kebrilianan maha dahsyat yang telah Allah sediakan bagi manusia.

Bukankah Rasulullah saw telah bersabda, "Tidaklah Allah berkenan bagi seorang hamba untuk berdoa kepada-Nya, kecuali karena Allah telah berkenan untuk mengijabahnya." Disabda yang lain, "Doa adalah senjata kaum mukminin." Mengapa kita meninggalkan senjata terhebat yang telah Allah sediakan?

Mengolah Tanah, Mengolah Hati Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tanah, asal dan kembalinya manusia. Ber...

Mengolah Tanah, Mengolah Hati

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tanah, asal dan kembalinya manusia. Bertani berarti penyadaran akan asal dan kembalinya manusia. Ini modal takwa

Dengan Tanah, Allah mensejahterakan manusia. Dengan tanah, Allah menghukum manusia, seperti pada kaum Nabi Luth.

Tanah dibalikan dan amblas. Tanah  menjadi keras hingga berubah menjadi bebatuan. Tanah kering-kerontang dan licin. Itulah hukuman melalui sarana tanah.

Tanah menjadi keras bagai batu sebab kemarau dan panas. Tanah menjadi gembur dan lumpur sebab air. Karakter ini mirip dengan hati.

Syetan terbuat dari api. Bila tanah dipanggang dengan api terus menerus akan menjadi keras membatu. Bagaimana bila hati terus dipanasi bisikan syetan?

Tanah bila disirami air hujan akan subur dan gembur. Bagaimana bila hati terus disiram wahyu Allah? Tak ada yang bisa memperbaiki hati kecuali wahyu.

Dari tanah keluar mata air. Namun air terbaik untuk menyuburkan tanah adalah air hujan. Siraman terbaik hati bukan kebijaksanaan manusia tetapi Allah (langit)

Sejernih apapun akal, nurani dan filsafat manusia, takkan bisa mengganti wahyu Allah. Seperti tanah yang mengandalkan air hujan untuk kesuburannya. 

Mata air akan muncul dengan sendirinya bila disiram air hujan. Kebijaksanaan hati manusia hanya tumbuh bila disirami wahyu Allah.

Sehebat apapun manusia mengolah tanah. Secanggih apapun teknologi yang digunakan. Bila tidak ada air hujan, bisakah menyuburkan tanah dan menumbuhkan pohon?

Ketersediaan air di bumi ada batasnya bila tidak di topang oleh air hujan. Seperti itulah keterkaitan kebijaksanaan manusia dan wahyu Allah

Kebijaksanaan manusia sangat sempit sekali, mudah hilang dan menguap tanpa bekas. Wahyu dari langitlah yang memunculkannya kembali

Pelajari karakter Tanah, itulah karakter hati manusia. Bertani berarti belajar mengolah hati.

Domba Jadi Gemuk dan Air Susunya Melimpah Sebab Diusap oleh Rasulullah saw Diriwayatkan dari Abu Qarfasiyah, ia berkata, "K...

Domba Jadi Gemuk dan Air Susunya Melimpah Sebab Diusap oleh Rasulullah saw


Diriwayatkan dari Abu Qarfasiyah, ia berkata, "Kisah Islamku bermula ketika aku yatim, dalam asuhan ibu dan bibiku. Aku kecil mengembala beberapa ekor kambingku."

Bibiku sering berpesan padaku, "Jangan dekat-dekat dengan orang itu (maksudnya Rasulullah saw) nanti engkau diperdaya olehnya."

Aku pun pergi mengembala kambingku dan meninggalkannya di tempat gembala, lalu aku pergi ke Rasulullah saw untuk mendengarkan nasihatnya, kemudian kembali ke tempat gembala dan mendapati susu kambingku kempis.

Lalu, bibiku berkata, "Kenapa kambingmu kurus dan susunya kempis seperti itu?" Aku menjawab, "Tidak mengerti"

Kemudian pada hari berikutnya, aku lakukan hal yang sama hingga hari ke-3, akhirnya aku masuk Islam dan mengadukan perihal bibiku dan kambingku yang kurus dan kempis susunya pada Rasulullah saw.

Melihat itu Rasulullah saw bersabda, "Bawa kemarin kambingmu." 

Aku pun menggiringnya kepada beliau, lalu beliau mengusap susunya dan punggungnya, dan mendoakannya. Tiba-tiba kambing jadi gemuk dan susunya penuh dengan air susu.

Ketika aku masuk ke bibiku membawa kambing tersebut, ia berkata, "Nah begitu dong nak, kambingnya segar!" Akhirnya aku pun menceritakannya pada bibiku hingga akhirnya ia dan ibuku masuk Islam.



Mengadukan Kezaliman di Batu Nisan Sultan Nurudin Zanky Ada orang asing yang bermaksud menetap di kota Damaskus lantaran mendeng...

Mengadukan Kezaliman di Batu Nisan Sultan Nurudin Zanky


Ada orang asing yang bermaksud menetap di kota Damaskus lantaran mendengar keadilan Sultan Nurudin Zanky. Setelah Sultan Nurudin wafat, beberapa prajurit kerajaan melakukan kezaliman terhadap laki-laki itu. Ia mengadu pada Sultan Nurudin, namun ia tidak mendapatkan keadilan yang diharapkan, karena sang Sultan telah meninggal.

Lalu, ia turun dari benteng, memohon pertolongan dan menangis. Dalam keadaan baju terkoyak, ia menyebut-nyebut nama Sultan Nurudin, "Wahai Nurudin, jika engkau melihat kami diperlakukan seperti Ini, engkau pasti akan menunjukkan sifat welas asih. Dimana keadilanmu yang dulu?"

Ia mengucapkan kata-kata itu di depan batu nisan makam Sultan Nurudin. Disana, banyak orang selain dirinya yang melakukan hal yang sama. Semuanya menangis dan berteriak.

Kejadian ini akhirnya didengar oleh Sultan Shalahuddin Al Ayubi. Seseorang berpesan padanya, "Jaga negara dan rakyat! Jika tidak melakukan hal itu, maka mereka akan membangkang padamu."

Sultan Shalahuddin Al Ayubi menemui laki-laki yang berada di makam Sultan Nurudin. Ia dan orang-orang lainnya menangis di sisi makam. Sultan Shalahuddin Al Ayubi menghibur laki-laki itu, memberinya hadiah, dan berbuat adil padanya. Namun laki-laki itu menangis lebih keras.

Sultan Shalahuddin bertanya, "Mengapa tetap menangis?" Laki-laki itu menjawab, "Kami menangisi kepergian sultan yang adil setelah ia wafat." Sultan Shalahuddin Al Ayubi pun berkata, "Kamu benar, Keadilan yang kami lakukan ini kami pelajari dari Sultan Nurudin."

Rupa-Rupa Tanah dalam Alquran, Apa Saja Tafsirannya? https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pzj86y320 “Dan kamu liha...

Rupa-Rupa Tanah dalam Alquran, Apa Saja Tafsirannya?

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pzj86y320

“Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.’’ (QS 22:5)

Dalam Kitab Suci Alquran, ungkapan mengenai tanah banyak ditemukan dalam berbagai bentuk kata dan makna. Tanah disebut dengan turab, ath-thiin, dan al-ardh. Kemudian, arti tanah pun meluas sesuai konteksnya.

Misalnya, sholshoolin, yakni tanah liat kering berkaitan dengan penciptaan manusia. Sha’idan juruza, yakni tanah tandus sebagai ujian terhadap manusia. Sha’idan zalaqaa, yakni tanah yang licin karena basah disirami hujan.

Sha’idan thayyiba, yakni tanah yang suci untuk bertayamum. Ada pula tanah suci yang dihormati di muka bumi  yang disebut haroman aaminan, termasuk kesucian Palestina yang disebut al-ardhal muqaddasah.
  
Tanah adalah asal manusia dan kelak akan menjadi tanah. Setelah manusia mati dan menjadi tulang belulang akan dibangkitkan kembali. Kelak, orang kafir akan menyesal dan ingin menjadi tanah lagi. Tanah sering kali dikaitkan dengan air hujan.
 
Banyak ayat yang menjelaskan hujan yang membasahi bumi dan kebun-kebun. Hujan turun ke bumi yang kering (mati), lalu Allah menyiraminya, kemudian tumbuh rerumputan dan pepohonan. Ini diumpakan kebangkitan manusia pada hari akhir.
 
Dalam Riyaadush-Shalihiin karya Imam Nawawi, diriwayatkan dari Abu Musa RA bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan hidayah dan ilmu yang diberikan Allah SWT kepadaku, seperti hujan yang membasahi permukaan bumi.’’ (HR Muttafaq alaih).
 
Dalam hadis ini, ada tiga jenis tanah. Pertama, tanah yang subur. Kelompok ini disebut Nabi dengan naqiyyatun qobilat lil maa-i fa anbatatil kala-a wa al’usyba al-katsiir (tanah subur yang bisa menyerap air, sehingga menumbuhkan banyak tumbuhan dan rerumputan).
  
Ketika musim kemarau datang, lalu langit mendung dan hujan turun menyerap ke dalam tanah. Bibit tanaman tumbuh subur dan berbuah. Tanah yang seperti ini ibarat orang beriman dan bertakwa kepada Allah yang senantiasa membuka hati dan pikiran menerima ilmu dan hikmah.

“Kelebihan orang ‘alim (berilmu) daripada ’aabid (ahli ibadah yang tak berilmu), seperti kelebihanku atas orang paling rendah di antara kalian. Allah, malaikat, penghuni langit dan bumi, sampai semut dan ikan selalu meminta rahmat ke orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.’’ (HR Turmuzi). 

Kedua, tanah yang gersang. Kelompok kedua ini, tanah gersang namun masih bisa menyimpan cadangan air untuk diminum, mengairi lahan pertanian, dan bercocok tanam. Nabi menyebut kelompok ini sebagai orang yang tidak bisa mengangkat kepalanya.

Maknanya, mereka mengabaikan ilmu dan hidayah yang sudah diterimanya. Mereka orang-orang berilmu pengetahuan, tapi tidak mengajarkan dan mengamalkannya dengan baik. Mereka tahu kebenaran dan kebaikan, tapi hanya menyampaikan ke orang lain.

Mereka mengajak orang berbuat baik, tapi tidak melakukannya dan berkata, tapi tak berbuat. Pepatah mengatakan, ilmu yang tidak diamalkan laksana pohon tak berbuah. Kelompok manusia seperti ini adalah orang fasik.

Ketiga, tanah yang tandus. Jenis tanah ini sama sekali tak bisa menyimpan air dan menumbuhkan tanaman. Tanah jenis ketiga diibaratkan orang yang tak mau menerima hidayah. Mereka tidak mau belajar, meminta, dan menerima nasihat, apalagi memberi manfaat.

Ibarat tanah, ia tandus dan berbatu tak bisa ditanami, tak mengandung air untuk dijadikan sumur. Ia hanya hamparan tanah kosong yang tandus dan tak disenangi manusia. Lahirnya manusia hidup, tapi seperti mayat berjalan.

Mereka tidak memberi manfaat bagi orang lain, bahkan untuk dirinya sendiri. Kehadirannya hanya menjadi beban dan ganjalan. Merekalah orang-orang kafir dan munafik. Allahu a’lam bish-shawab.
 

Al Quran Berbicara Tentang Tanah https://www.google.com/amp/s/dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/ayat-ayat-al-quran-tentang-...

Al Quran Berbicara Tentang Tanah


https://www.google.com/amp/s/dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/ayat-ayat-al-quran-tentang-tanah/amp

Tanah merupakan unsur utama dan penting dari ekosistem. Bersama dengan unsur lainnya, tanah memliki peran ganda. Peran ganda tersebut adalah yang pertama menjadi media produksi pangan dan sandang, menjaga keragaman biodiversity.

Tanah hasil dari alam yang ada berkat berbagai proses dan faktor pembentuk yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Tanah juga sering kali disebutkan dalam Al Quran sebagai firman Allah SWT. Apa saja firman Allah SWT terkait tanah? simak selengkapnya dibawah ini.

1. Al A’raaf Ayat 58


وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا ۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

2. Al Maa’idah Ayat 6

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ


Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.


3. An Najm Ayat 32


الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ

(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.

4. Adz Dzaariyaat Ayat 31

قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ

Ibrahim bertanya: “Apakah urusanmu hai para utusan?”

5. Adz Dzaariyaat Ayat 32

قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَىٰ قَوْمٍ مُجْرِمِينَ

Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth),

6. Adz Dzaariyaat Ayat 33

لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ طِينٍ

agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah,

7. Qaaf Ayat 3

أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا ۖ ذَٰلِكَ رَجْعٌ بَعِيدٌ

Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi) ?, itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin.

8. Al Mu’min Ayat 67

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ مِنْ قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).

9. Shaad Ayat 71

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.”

10. Shaad Ayat 76

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”

11. Ash Shaaffaat Ayat 11

فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمْ مَنْ خَلَقْنَا ۚ إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ لَازِبٍ

Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): “Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.

12. Ash Shaaffaat Ayat 16

أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ

Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)?

13. Ash Shaaffaat Ayat 53

أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَدِينُونَ

Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?”

14. Faathir Ayat 11

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا ۚ وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ ۚ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.

15. Al Hijr Ayat 28

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,

16. As Sajdah Ayat 10

وَقَالُوا أَإِذَا ضَلَلْنَا فِي الْأَرْضِ أَإِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ ۚ بَلْ هُمْ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ كَافِرُونَ

Dan mereka berkata: “Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru ?” Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya.

17. As Sajdah Ayat 7

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.

18. Ar Ruum Ayat 20

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.

19. Al Qashash Ayat 38

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.”

20. An Naml Ayat 67

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَإِذَا كُنَّا تُرَابًا وَآبَاؤُنَا أَئِنَّا لَمُخْرَجُونَ

Berkatalah orang-orang yang kafir: “Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)?

21. Al Mu’minuun Ayat 82

قَالُوا أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ

Mereka berkata: “Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan ?

22. Al Mu’minuun Ayat 35

أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ إِذَا مِتُّمْ وَكُنْتُمْ تُرَابًا وَعِظَامًا أَنَّكُمْ مُخْرَجُونَ

Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)

23. Al Mu’minuun Ayat 12

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

24. AL Hajj Ayat 5

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,

kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

25. Ali ‘Imran Ayat 49

وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ ۖ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِ اللَّهِ ۖ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah (THIIN)berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah;

dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.

26. Al An’aam Ayat 2

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَىٰ أَجَلًا ۖ وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ۖ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ

Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

27. Al Kahfi Ayat 7

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

28. Al Kahfi Ayat 8

وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.

27. Al Kahfi Ayat 37

قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا

Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya – sedang dia bercakap-cakap dengannya: “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah , kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?

28. Al Israa’ Ayat 61

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا

Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?”

29. An Nahl Ayat 59

يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah(TUROOB) (hidup-hidup) ?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

30. Al Hijr Ayat 74

فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ

Maka Kami jadikan bahagian atas kota (KAUM LUTH)itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.

31. Huud Ayat 82

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah dengan bertubi-tubi,

32. Al Hijr Ayat 33

قَالَ لَمْ أَكُنْ لِأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ

Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”

33. An Nisaa’ Ayat 43

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun.

34. Ali ‘Imran Ayat 59

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.

35. Al Baqarah Ayat 71

قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَا ذَلُولٌ تُثِيرُ الْأَرْضَ وَلَا تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لَا شِيَةَ فِيهَا ۚ قَالُوا الْآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ ۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ

Musa berkata: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya.” Mereka berkata: “Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya”. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu

36. Al Baqarah Ayat 264

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir

37. Al Maa’idah Ayat 110

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَىٰ وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا ۖ وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ ۖ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي ۖ وَتُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ إِنْ هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.”

38. Al Waaqi’ah Ayat 47

وَكَانُوا يَقُولُونَ أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ

Dan mereka selalu mengatakan: “Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali?

39. An Naba’ Ayat 40

إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.”

40. Al Fiil Ayat 4

تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ

yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,

41. Ar Rahmaan Ayat 14

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,

42. Nuh Ayat 17

وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا

Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,

Demikian beberapa ayat – ayat al-quran mengenai tanah. Tanah merupakan hasil bumi dan nikmat Allah SWT yang harus kita pelihara baik baik.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)