basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menunduk, Setiap Mendengar kata Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Seorang Sahabat Nabi dari Bani ...


Menunduk, Setiap Mendengar kata Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Seorang Sahabat Nabi dari Bani Salim pernah diutus oleh Rasulullah saw ke Bani Sa'ad untuk mengajak memeluk Islam. Di Bani Sa'ad, Sahabat tersebut bertemu dengan seorang pemuda yang bernama Ahnaf.

Saat Sahabat Nabi bertanya padanya, Apa pendapatmu tentang Rasulullah saw?" Sang pemuda menjawab, "Beliau hanya mengatakan kebaikan." Sang Sahabat melaporkan ucapan pemuda ini pada Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw bersabda, "Ya Allah, ampunilah Ahnaf."

Suatu hari, saat Ahnaf sedang bertawaf, sesorang menemuinya. Ternyata dia Sahabat Nabi yang pernah ditugaskan menyeru Islam di wilayahnya. Sahabat Rasulullah saw bertanya, "Apakah engkau masih ingat saat Rasulullah saw mengutus ku ke kaum mu?"

"Apa yang engkau ucapan aku sampaikan kepada Rasulullah saw,  lalu Rasulullah saw bersabda, 'Ya Allah, ampunilah Ahnaf." Mendengar informasi Ini, Ahnaf berkata, "Tidak ada sesuatu yang lebih aku harapkan melebihi ampunan-Nya."

Abu Muawiyah bin Hisyam menjelaskan penyebab derajat Ahnaf bin Qais sangat tinggi, penyebabnya, "Dia orang yang paling sangat kuat mengendalikan dirinya. Sejalan dengan kebaikan dan terjaga dari keburukan."

Ahnaf bin Qais paling disiplin terhadap bicara. Apa yang membuatnya seperti itu? Dia berkata, "Aku takut kepada Allah bila berbohong, dan takut kepada kalian bila aku benar."

Ahnaf bin Qais mengisi sebagian shalat malamnya dengan berdoa. Sering mendekati lampu, lalu meletakkan jarinya di lampu sambil berkata, "Rasakan!" Sambil berkata pada dirinya, " Wahai Ahnaf, apa yang mendorong engkau berbuat demikian pada hari Ini? Apa yang mendorongmu berbuat pada hari itu?"

Ahnaf bin Qais berkata, "Demi Allah, setiap kali mendengar kata Allah, aku selalu menunduk, karena ada sesuatu yang sangat agung didalamnya."

Ahnaf bin Qais berkata, "Tidak ada kehormatan bagi pendusta, tidak ada istirahat bagi pendeki, tidak ada kecerdikan dalam bakhil, tidak ada kemuliaan dalam perbuatan tercela, dan tidakada persaudaraan bagi orang yang tidak sabar."

Suatu hari keponakan Ahnaf mengeluhkan rasa sakit gigi gerahamnya kepadanya. Lalu Ahnaf bin Qais berkata padanya, "Aku telah kehilangan mataku sejak 40 tahun yang silam, tetapi aku tidak ceritakan itu pada siapapun."

Sumber:
Shifatush Shofwah imam Ibnul Jauzy 

Selama Berhaji, Tidurnya pun Bersujud Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Suatu hari seorang pemuda dipan...

Selama Berhaji, Tidurnya pun Bersujud

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Suatu hari seorang pemuda dipanggil oleh Umar bin Khatab. Umar bertanya, "Siapa nama mu?" Masruq menjawab, "Masruq bin al Adja." Umar melanjutkannya, "Al-Adja itu nama syetan. Kamu adalah Masruq bin Abdurahman." Sejak itu bapaknya berganti nama "Abdurahman".

Masruq berarti anak yang diculik. Sebab, saat kecil dia pernah diculik, namun kemudian berhasil ditemukan kembali. Ayahnya saat itu masih musyrik.

Masruq berkata, "Ketika seseorang telah memasuki usia 40 tahun, hendaklah mawas diri terhadap Allah."

"Cukuplah kebodohan seorang mukmin jika ia kagum terhadap perbuatannya. Cukuplah kealiman seorang mukmin jika dia takut kepada Allah."

"Sudah semestinya seseorang punya tempat khusus untuk menyepi, mengingat segala dosa, dan memohon ampun darinya."

"Demi Allah, seandainya malaikat mendatangiku lalu mengabarkan bahwa Allah tidak akan menyiksaku, aku akan tetap beribadah sungguh-sungguh."

Masruq selama perjalanan haji melakukan shalat malam di atas untanya. Selama Berhaji, dia tidak pernah tidur kecuali dalam posisi sujud hingga kembali ke kampung halamannya.

Istri Masruq bercerita, Masruq melaksanakan shalat sampai kakinya bengkak. Bila malam tiba, Masruq menggeraikan selambu untuk menghalangi dia dan sanak keluarganya, kemudian tenggelam dalam shalatnya dan mengosongkan diri dari keluarga dan hiruk pikuk dunia.

Masruq terus berpuasa walaupun kondisi hari sangat terik. Putrinya menyarankan untuk berbuka. Tapi Masruq menolak karena mengharapkan kemudahan pada hari yang lamanya sama dengan 50 ribu tahun.

Menjelang ajal, dirinya gelisah. Saat ditanya kegelisahannya, "Inilah saat dimana aku tidak tahu akan kemana aku pergi? Di depanku ada dua jalan. Aku tidak tahu ke surga atau ke neraka?"

Sumber:
Shifatush Shofwah imam Ibnul Jauzy 

Memutar Rezeki Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Rezeki yang dianugerahkan Allah, hanya untuk kita? Set...

Memutar Rezeki

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Rezeki yang dianugerahkan Allah, hanya untuk kita? Setiap limpahan rezeki hanya untuk diri sendiri? Lihatlah bunga, keindahannya bukan untuk dibanggakan tetapi agar para binatang penyerbuk datang sehingga kelak bukan hanya  keindahan bunga, tetapi juga menghasilkan buah untuk melanjutkan kehidupannya juga memberikan manfaat pada manusia dan hewan lainnya. Hidup itu memang untuk melayani dan menebarkan kemanfaatan.

Belatung yang menjijikkan, hidupnya untuk dirinya sendiri? Dia mengurai sampah, kotoran dan bangkai agar tak ada bangkai di alam semesta. Tidak itu saja, hasil kerjanya menghasilkan gas untuk energi. Hasil penguraiannya untuk menyuburkan tanah agar tumbuhan dapat hidup sehingga menghasilkan oksigen dan buah-buahan. Seluruh sistem dan rangkaian kehidupan bukan dirinya tetapi lebih banyak untuk selainnya.

Oksigen terlahir dari dedaunan. Setelah lahir, apakah untuk dirinya? Mengembara ke berbagai pelosok jagat raya menikmati keindahan alam semesta? Oksigen terlahir hanya untuk dihirup oleh manusia dan makhluk hidup yang bernyawa, lalu berubah menjadi CO2. Oksigen tak pernah bahwa hidup untuk dinikmati tetapi agar kehidupan terus berputar dan berjalan.

Air terus mengalir di daratan. Lalu menguap ke udara. Terciptalah awan lalu hujan. Tapi, apakah air untuk kesenangan dirinya? Menjelajah alam semesta? Air untuk seluruh yang hidup di alam semesta. Air untuk menghidupi jagat raya. Tak ada yang disimpan. Seluruhnya diserahkan bagi kehidupan ini? 

Bebatuan penahan tanah agar tidak longsor di perbukitan dan pegunungan. Agar air laut tidak menghempas daratan. Batu menjaga tanah agar stabil sehingga manusia dan seluruh makhluk hidup nyaman tinggal di daratan dengan beragam kontur tanahnya. Batu pun berorientasi pada peran di kehidupan ini. Bukan, dirinya?

Lalu bagaimana dengan manusia? Mengapa rezekinya dianggap untuk dirinya sendiri? Mengapa yang didapatkan dianggap sebagai kekayaannya sendiri? Mengapa yang dimiliki dianggap harus dinikmati sendiri? Padahal kehidupan manusia ditopang oleh alam dan jagat raya?

Mengapa manusia kikir dan bakhil? Mengapa tak mau berbagi dan melayani? Mengapa manusia hanya memikirkan dirinya? Mengapa manusia merasakan kekurangan? Padahal hidupnya ditopang oleh alam dan jagat raya? Kiprah manusia seharusnya memberikan rezeki pada manusia lainnya. Seperti alam semesta yang terkoneksi dengan saling memberikan kemanfaatan.

Aneh, Memperebutkan Buatan Manusia Sendiri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Siapakah yang membuat jaba...

Aneh, Memperebutkan Buatan Manusia Sendiri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Siapakah yang membuat jabatan kepala negara? Siapa yang membuat jabatan direktur dan komisaris? Siap yang membuat jabatan ketua umum partai? Semua buatan manusia. Mengapa memperebutkan apa yang dibuatnya sendiri?

Bila yang membuatnya makhluk, berarti buatannya lebih rendah derajatnya. Bila yang mendesainnya makhluk, berarti untuk sarana dan prasarana kehidupannya. Mengapa jadi buruan dan ambisi? Mengapa bisa melalaikan dirinya dan Allah untuk meraihnya?

Hanya dengan sematan nama, banyak orang lupa diri. Hanya sebuah panggilan, membuat orang bangga diri. Hanya sebuah sebutan, membuat orang merasa lebih mulia dari yang lainnya. Padahal hak, kewajiban, wewenang dan fasilitas dibuat oleh manusia juga. Memburu yang dibuat manusia, apa kelebihannya? 

Memburu tanah, emas dan perak masih dapat dipahami, karena manusia tak bisa membuat dan menciptakannya. Hanya Allah yang sanggup merekayasa, mendesain dan menciptakannya. Apabila bangga dengan kendaraan, rumah dan jabatan yang dibuat oleh manusia sendiri, apa yang patut dibanggakan?

Pabrik kendaraan merasa pusing bila kendaraan tidak terjual, mengapa pembelinya justru berbangga? Developer rumah merasa pening bila rumahnya tidak laku terjual, pembelinya justru merasa hebat dapat membelinya? Sebuah kontradiksi bukan?

Mengapa manusia merasa mulia hanya dengan sebuah sebutan dan gelar? Mengapa manusia merasa bangga dengan sebuah nama tertentu? Padahal semua hanya persepsi dan anggapan kemuliaan saja.

Manusia terbelenggu dan terkukung oleh pujian yang selangit. Manusia terus terpenjara dengan persepsinya sendiri. Apakah kemuliaan versi manusia adalah kemuliaan? Darimana rasa kebanggaan dan kemuliaan itu? 

Berkumpulnya Yahudi Di Palestina? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Sejarah bangsa Yahudi berakhir di P...

Berkumpulnya Yahudi Di Palestina?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Sejarah bangsa Yahudi berakhir di Palestina. Begitulah cara Allah mengumpulkan mereka dalam satu tempat. Setelah sebelumnya, berimigrasi dari satu tempat ke tempat lain. Setelah sebelumnya berpencar ke sejumlah belahan dunia. Apakah ini kejeniusan? Apakah ini kebrilianan? Banyak yang mengatakan ini kejeniusan. Bisa saja ini kelak ambisi ini akan menjadi "Kamp Konsentrasi" yang dibuatnya sendiri. Skenario manusia berbeda dengan sekenario Allah.

Bila Yahudi tidak dikumpulkan dalam satu tempat konsentrasi, bagaimana akhir dunia? Allah menggerakkan hati mereka untuk berkumpul hanya di Palestina. Dengan upaya kezaliman dan penjajahan, mereka merancang berkumpul di Palestina. Mereka menganggap ini prestasi besar, namun sebenarnya ini tipuan besar. Terperosok dalam kubangan yang digali oleh mereka sendiri.

Yahudi sebuah suku bangsa yang tidak memiliki rumah dan tanah air. Bagaimana nasib para gelandangan yang tidak memiliki rumah? Paling berkuasa dan berharta, tetapi tak memiliki rumah? Apakah disebut paling kaya? Apakah disebut sebagai penguasa jagat raya? Mengapa tidak ada satu pun wilayah yang mau menerima mereka? Hingga akhirnya dengan belas kasihan Inggris mereka diberikan tanah di bekas jajahan Inggris Palestina dengan mengusir rakyat Palestina.

Era perbudakan. Dimana rakyat dari Afrika menjadi budak di Eropa dan Amerika. Kini,  bukankah akhirnya mereka diterima sebagai bagian dari warga negara di tempat mereka berada? Namun mengapa tidak bagi Yahudi? Mengapa mereka tidak nyaman tinggal di sejumlah negara? Yahudi dikutuk menjadi babi dan kera, apakah ini karakter mereka yang sebenarnya? Di saat semua bangsa dapat hidup berdampingan dengam ragam perbedaan, mengapa Yahudi justru mengucilkan diri di satu daerah khusus?

Yahudi memilih di Palestina. Bukankah ini tempat paling panas dalam arena pertempuran peradaban? Bukankah ini tempat perguliran, naik-turunya pertarungan peradaban? Lihat saja Amerika, walau pun beda dataran, namun merasa belum menjadi adi daya bila tidak mengambil peran di bumi Syam. Apakah ini memang hukum abadi di kehidupan dunia?

Yunani, Romawi, Persia, Cina dan beragam peradaban yang lahir dan tenggelam sebelum dan sesudah masehi selalu berebut pengaruh di Syam (Palestina). Ternyata hingga akhir zaman pun demikian. Diutusnya para Nabi dan Rasul pun. Walaupun kisah nabi Yusuf sering menceritakan di Mesir. Walaupun kisah Nabi Musa banyak menceritakan Mesir, namun kisah-kisahnya juga terhubung dengan Palestina (Syam)

Kisah hari kiamat pun masih dalam pusaran negri Syam, khususnya Palestina. Dajal,  Nabi Isa dan Imam Mahdi masih dalam pusaran Palestina (Syam). Kehancuran Yahudi pun dikisahkan terjadi di Palestina. Bahkan Padang Mahsyar pun akan dikumpulkan di tempat ini. Bila membaca nubuwah Rasulullah saw, maka berbondong-bandingnya Yahudi berkumpul di Palestina merupakan bagian kisah perjalanan mendekati Hari Kiamat hingga akhirnya mereka dihancurkan.

Belajarlah sejarah, maka kita akan tahu apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan apa yang akan terjadi. Belajarlah sejarah dari firman Allah, sabda Rasulullah saw, catatan para ulama dan ahli sejarah yang terpercaya, maka kita akan melihat perjalanan manusia itu sangat pendek, karena garis besar perjalanan manusia sejak diciptakan dan kehancuran  abadi alam semesta sudah dijelaskan. Tak terasa lagi kehidupan yang panjang dan lama. Yang ada hanya kehidupan yang singkat. Umur alam semesta pun menjadi sangat singkat.

Lautan Medan Jihad Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jihad di lautan. Mabuknya mendapatkan pahala syuha...

Lautan Medan Jihad

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Jihad di lautan. Mabuknya mendapatkan pahala syuhada. Wafatnya sederajat dengan dua orang yang syahid. Inilah yang mendorong Utsman bin Affan mengerahkan pasukan ke Syprus untuk mendekati jantung Romawi Barat dan Timur yaitu Roma dan Konstantinopel. Inilah yang membuat Muawiyah bin Abu Sofyan membangun angkatan perang lautnya sehingga melampaui Romawi Timur.

Ummu Harram seorang wanita, memohon kepada Rasulullah saw untuk menjadi bagian pasukan angkatan laut muslimin. Dia pun syahid setelah menjadi bagian pasukan laut ini.  Andai Muhammad Al Fatih tidak membangun angkatan lautnya, bisakah membebaskan Konstantinopel? Muhammad Al Fatih membawa ahli-ahli pembuat kapal dari penduduk Mesir untuk merancang kapal laut tercanggih.

Menguasai laut berarti menguasai dunia, itulah penyebab Spanyol dan Portugis pernah mampu menjelajah ke berbagai benua. Inggris raya disebabkan kekuatan angkatan lautnya. Andaikan tidak ada pasukan laut Turki Utsmani yang menghadang penjelajahan Eropa, bisa jadi bumi Nusantara akan lebih cepat kedatangan para penjajah Eropa. Andaikan kesultanan di Nusantara tidak ditopang oleh angkatan laut Turki Utsmani, kejatuhan Nusantara oleh penjajah Eropa bisa lebih cepat lagi.

Konflik perbatasan negara lebih banyak soal laut. Yang kuat angkatan lautnya akan semakin bisa menjaga negaranya. Bukankah sebagian besar bumi ini diselimuti lautan? Bukankah kekayaan alam yang masih belum banyak dikelola masih ada di lautan? Bukankah hanya dengan mengelola laut, Nusantara mampu mandiri kesejahteraannya? Inilah kekuatan jihad di lautan.

Andai tidak ada panglima angkatan laut Turki Utsmani yang ahli geografi, maka tidak akan ada peta dunia. Tidak akan ada penjelajahan Eropa ke berbagai benua. Sang panglima ini berumur di atas 90 tahun di era Khalifah Sulaiman Al Qanuni, namun mampu membangun angkatan lautnya yang kuat dan hebat. Membangun angkatan darat yang kuat dimulai di era Rasulullah saw. Membangun angkatan laut yang kuat di era Muawiyah bin Abu Sofyan. Ini nubuwah Rasulullah saw tentang mimpi umatnya mengarungi samudera seperti para raja yang duduk di dipan-dipan.

Jihad di lautan bukan sekedar berperang, tetapi bagaimana menguasai pelabuhan? Menguasi jalur pelayaran? Menggali potensi laut. Menguasi pengelolaan industri hasil laut. Menguasai pengelolan sumber energi yang ada di lautan. Bukankah Nusantara itu bangsa pelaut? Bukankah bugis terkenal dengan pengembaraannya di lautan? Jihad di lautan pahalanya dua kali mereka yang syahid di daratan. Muntahnya saja dicatat sebagai pahala jihad.

Lautan adalah medan jihad kaum muslimin. Jaga kebersihannya. Jaga keelokannya. Jaga apa yang ada di dalamnya. Medan jihad sejauh hamparan lautan yang tak bertepi. Jadilah pelaut dan jadilah mengeksplorasi laut untuk mengemban amanah Rasulullah saw.

Jangan Jadi Text Book Thinking Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Menjadi kutu buku, tetapi jangan menja...

Jangan Jadi Text Book Thinking

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Menjadi kutu buku, tetapi jangan menjadi budak buku. Kata Soekarno, jangan menjadi text book thinking yang pikirannya dipengaruhi oleh buku yang dibacanya. Saat masa kemerdekaan, Bung Karno memperingatkan jangan menjadi Hollandsche denken atau berpikir dengan cara Belanda berfikir, bila seperti ini bagaimana bisa dikatakan merdeka?

Menurut Buya Hamka, semua kalangan terkena penyakit ini, seperti para cendikiawan dan intelektual yang berkiblat ke Barat, yang disekolahkan ke Barat, yang membaca buku-buku Barat. Mereka banyak mengutip dan mengumpulkan pendapat profesor, doktor dan sarjana, akan tetapi pendapatnya sendiri tidak ada? Di kalangan Islam pun bermunculan bahwa ijtihad sudah tertutup jadilah hanya mengikuti apa yang telah ditulis ulama terdahulu. Padahal jaman telah berubah dan butuh solusi baru menghadapi perubahan namun dengan prinsip, rambu dan kerangka yang tetap terjaga.

Menjadi budak buku adalah keterbelengguan dan keterpasungan pemikiran. Padahal, kemerdekaan berfikir dan mengeluarkan pendapat yang menunjukkan kepribadian adalah hakikat yang sebenarnya dari kemerdekaan. Menurut Bung Karno, selama cendikiawan masih belum berani mengatakan "pendapatku adalah seperti ini" dan masih saja menurut professor itu dan ini dalam bukunya yang berjudul itu, belumlah cendikiawan yang memelopori kebebasan dan kemerdekaan pikiran bangsanya.

Membaca tulisan manusia, tak semuanya harus diterima apa pun gelar, setinggi apa pun sekolah dan pangkatnya. Sebagai manusia, pernah khilaf. Cara memandang suatu masalah berbeda-beda, dari sudut pandang yang berbeda-beda. Jika semua  yang dibaca ditelan saja, hilanglah jiwa kritis yang ada pada kita. Gunakan deep thinking dalam membaca. Bertanyalah dan pertanyaankan setiap yang dibaca, agar jiwa kritis terus terjaga.

Menurut Buya Hamka, tujuan membaca buku adalah untuk menyelami pikiran orang lain dalam buku-buku mereka, lalu membandingkan dan mencari tahu siapa diri kita. Telan buku-buku yang banyak, lalu jadikan pupuk untuk menyuburkan diri sendiri dengan pendapat sendiri. Rousseau berkata, "Saya tidak sama dengan orang lain, meskipun saya tidak mengaku bahwa saya yang lebih bagus atau pendapat saya yang lebih benar."

Bergelar Prof, Dr, Arts, Mr, Ir dan lainnya, namun cita-citanya hanyalah pensiun di hari tua. Banyak pula penguasa dan pejabat yang berfikir hanya persiapan pensiun di hari tua. Bukankah mereka berinteraksi dengan beragam ilmu dan buku? Bukankah dahulu banyak berinteraksi dengan guru, dosen dan pendapat cendikiawan lainnya?  Ilmu memang sudah sangat banyak, namun suburnya jiwa budak yang cita-citanya hanyalah pensiun di hari tua.

Menurut Buya Hamka, ilmu harus dibarengi dengan keberanian. Jiwa ketidakberdayaan harus dipupus habis. Bukankah bangsa ini telah banyak para ilmuwan dan cendikiawan, mengapa segala sesuatu masih mengandalkan bangsa lain? Buya Hamka melihat bahwa keberanian bangsa ini dihambat dan dimatikan, hingga hal yang terkecil menimbulkan kesan semakin lama semakin masuk ke dalam pikiran kita, bahwa kita tak sanggup dan tak mampu mendapatkan dan melakukan sesuatu.

Semakin menjadi budak buku, budak pemikiran, budak peradaban bangsa lain, semakin hilang keberanian dan kepercayaan bahwa diri dan bangsa ini mampu menciptakan hal baru yang belum terpikirkan oleh mereka. Jangan sampai, berilmu dan berpengetahuan justru membelenggu dan menghambat kemajuan karena merasa tak bisa lagi menandingi dan menyaingi pemikiran dan teknologi yang ada. Bisa jadi belajar ke sejumlah negri dan membaca sejumlah buku hanya menciptakan para budak modern? Yaitu ketidakberdayaan.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)