basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Sunatullah Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jiwa pemimpin itu magnet. Jiwa pemimpin itu inti...

Sunatullah Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jiwa pemimpin itu magnet. Jiwa pemimpin itu inti atom. Yang dekat dan berkeliling di sekitar para pemimpin seperti jiwa pemimpinnya.

Jiwa pemimpin yang zalim dan bodoh. Maka orang yang paling pintar pun akan menjadi bodoh di sekitar pemimpin yang berjiwa zalim dan bodoh.

Jika jiwa keadilan hadir pada diri pemimpin, Ilmu, teknologi, kepintaran akan datang dengan sendirinya. Semua bisa diciptakan dengan beragam kebijakan kekuasaan.

Jika jiwa pemimpinnya adil, kemakmuran dan ketentraman bisa diciptakan dengan kebijakan kekuasaan.

Bila jiwa pemimpin berkomitmen mewujudkan tujuan negara, maka Allah akan memfasilitasi semua yang dibutuhkan untuk mewujudkannya.

Bila jiwa pemimpin ingin menciptakan kemaslahatan manusia, maka Allah akan memudahkan urusannya. Itulah Sunatullah kekuasaan.

Sunatullah kepemimpinan ini telah diwasiatkan oleh Muhammad Al Fatih pada keturunannya. Ini akan terus berulang.

Menurut Umar bin Khatab, pemimpin adalah perantara antara Allah dan rakyat. Allah menyerahkan sebagian urusan manusia  pada pemimpin.

Allah mengharamkan kezaliman. Saat perantara-Nya atau pemimpin berlaku zalim, maka dicabut semua pertolongan-Nya.

Adakah pemimpin zalim yang menciptakan kemakmuran? Adakah pemimpin yang tak merealisasikan tujuan negara membuat rakyatnya sejahtera?

Dalam sejarah Islam, pemimpin yang adil berasal dari mereka yang selalu ingat pada kematian. Ingat mati mendorong jihad membangun negri dan ingat pertanggungjawaban kepada Allah.

Dalam sejarah, pemimpin yang zalim lahir dari mereka yang berorientasi pada kemewahan,  kekikiran dan persaingan kekuasaan.

Tanda kekikiran penguasa, obral fasilitas pada pejabat negara. Namun memotong beragam subsidi dan fasilitas bagi rakyatnya.

Kikirnya penguasa, penyebab lenyapnya rintihan doa kebaikan dan munculnya "laknat"  rakyat kepada penguasa. Ini awal kehancuran penguasa.

Sehebat apapun penguasa. Andai seluruh alat kekuasaan mendukung penguasa, tetap akan terjungkal dengan "laknat" dari rakyat yang  semakin banyaknya dizalimi.

Kemahadahsyatan alat kekuasaan pasti lunglai oleh rintihan rakyat kecil yang terzalimi yang dipanjatkan di sepertiga akhir malam.

Inilah sunatullah yang berlaku kepada pemegang kekuasaan yang paling kuat sekali pun. Kekuatan penguasa hancur oleh rintihan yang terzalimi.

Jiwa Kuantum Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengapa jiwa tidak pernah membuat lompatan? Mengapa perja...


Jiwa Kuantum

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa jiwa tidak pernah membuat lompatan? Mengapa perjalanan jiwa seperti garis lurus, bila berubah pun seperti garis linier,  tidak kuantum? Mengapa hari ini selalu sama dengan hari kemarin, bahkan lebih buruk? Modal manusia sama. Jiwa manusia berkarakter sama. Namun mengapa ada yang mampu menempuh perjalanan Waliyullah? 

Habib Al-Ajami, awalnya seorang tukang riba dan melakukan beragam kekejian. Malik bin Dinar, awalnya pemuda yang gemar dengan musik. Malamnya diisi dengan riuh rendahnya nyanyian. Namun mengapa keduanya bisa disejajarkan dengan Hasan Al Bashri? Lompatan jiwa yang luar biasa. Abu Hanifah, awalnya hanya bergelut dalam bisnis saja, namun mengapa bisa pula meraih derajat imam mazhab?

Abdullah Ibnu Mubarrak, awalnya larut tenggelam pada kemabukan cinta pada wanita. Namun kemudian kemabukan berubah kepada Allah, mengapa bisa terjadi? Fudhail bin Iyad, awalnya seorang perampok yang terkenal, namun mengapa bisa menjadi ulama yang disejajarkan dengan Imam Abu Hanifah? Mereka pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya, mengapa mereka bisa melakukan lompatan? Sedangkan kita terus dalam lumpur kerendahan? 

Jiwa mereka sama dengan kita. Nafsu mereka sama dengan nafsu kita. Semua manusia diberi bekal yang sama oleh Allah. Namun mengapa kedekatan kepada Allah berbeda? Mengapa kecintaan pada Rasulullah saw berbeda? Mengapa keteguhan pada kebenaran berbeda? Mengapa ada yang melonjak tajam pada ketinggian dan menukik tajam pada kerendahan? Ada juga yang datar saja? 

Semua orang bisa melihat dan memandang. Namun mengapa ada yang memandang alam hanya sebatas melihat keindahan dan merekam kenyataan, namun Muhammad bin Wasi bisa berkata, "Aku tidak pernah melihat sesuatu tanpa melihat Tuhan di dalamnya." Apa yang membedakan kita dengan Muhammad bin Wasi?

Semua orang memiliki hutang. Namun mengapa ketika Khalifah Harun Alrasyid bertanya pada Fudhail bin Iyad tentang hutangnya kepada orang lain dijawab, "Ya, hutang kepada Allah, yakni ketaatan kepada Allah, celakalah aku, bila Allah memanggilku untuk mempertanggungjawabkannya?" Mengapa jawaban hutang kita tidak sama dengan Fudhail bin Iyad?

Dzun Nun Al Mishri memperhatikan seorang nenek yang sedang berjalan sendiri. Sang nenek memakai tongkat dan memakai jubah bulu domba. Dzun Nun mendekati sang nenek, lalu bertanya, " Dari mana dan akan kemana nek?" Sang nenek menjawab, "Dari Allah dan menuju kepada Allah." Dzun Nun terperangah. Ditampar dengan jawaban sang nenek. Padahal Dzun Nun seorang ulama sufi yang terkenal. Mengapa jawaban perjalanan hidup kita tidak seperti sang nenek?

Setiap orang merasakan kebahagiaan dan kesedihan. Apa penyebab kebahagiaan dan kesedihan? Itulah yang perlu diinsafi. Kualitas kebahagiaan dan kesedihan tergantung dari penyebabnya. Ahmad bin Masruq memilik definisi tersendiri tentang bahagia dan sedih. Dia berkata, "Jika seseorang mendapatkan kegembiraan dalam selain Allah, kegembiraannya membuahkan kesusahan." Dia pun memiliki definisi sendiri tentang kesepian, "Jika seseorang tidak akrab dengan pengabdian dengan Allah, keakrabannya membuahkan kesepian." Seperti itukah definisi kita?

Ya, itulah perbedaan mereka dan kita. Apa penyebabnya? Ahmad bin Muhammad bin Sahl Al-Amuli membedah penyebabnya. Dia berkata, "Terlena dalam kebiasaan alamiah mencegah seseorang dari menjangkau derajat ruhani yang terpuji." Kecendrungan alamiah adalah alat dan organ sisi hawa nafsu yang merupakan pusat tabir antara diri dengan Allah. Mengikuti kecendrungan alamiah manusia, itulah penghalang lompatan jiwa yang berlipat.


Membedah Hakikat Ilmu Laduni Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Khaidir mendapatkan ilmu Laduni karena r...

Membedah Hakikat Ilmu Laduni

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Khaidir mendapatkan ilmu Laduni karena rahmat dari Allah.  Ilmu Laduni diberikan Allah kepada yang dikehendaki-Nya.

Saat Khaidir bertemu Nabi Musa, dia sudah tahu karakter detail Nabi Musa. Dia mengajukan syarat yang sulit dipenuhi Nabi Musa.

Ilmu Laduni di luar logika dan akal manusia di zamannya. Sebab itulah,  Nabi Musa terus menentang dan bertanya yang dilakukan Khaidir.

Ilmu Laduni sebenarnya nyata, sesuai dengan logika dan akal di masa depan, namun masih rahasia dan aneh di zaman ini. Ini yang belum dipahami Nabi Musa.

Saat Khaidir membongkar  yang akan terjadi di masa depan, barulah Nabi Musa membenarkan tindakan Khaidir saat ini.

Sabda Rasulullah saw adalah ilmu Laduni. Al-Qur'an adalah ilmu Laduni. Semuanya datang dari sisi Allah tanpa perantara.

Sabda Rasulullah saw dan Firman Allah banyak mengabarkan apa yang akan terjadi agar bisa bersikap yang tepat dan benar di hari ini.

Sabda Rasulullah saw dan Firman Allah mengkisahkan yang akan pasti terjadi dan akibat dari perbuatan hari ini. Inilah hakikat ilmu Laduni.

Rasulullah saw mengkabarkan  prestasi luar biasa muslimin. Juga keburukan yang akan menimpanya bila melakukan sesuatu. Masa depan itu sangat jelas.

Ibnu Katsir di kitab Bidayah wa Nihayah, setelah menceritakan yang telah terjadi, juga menuliskan yang akan terjadi. Itulah uniknya sejarawan muslim.

Merekayasa masa depan dengan mengikuti Syariat Allah dan Sunnah Rasulullah saw di hari ini. Itulah aplikasi ilmu Laduni.

Nabi Musa tak bisa bersabar dengan keanehan prilaku Khaidir. Dia selalu bertanya mengapa melakukan hal Ini? Khaidir hanya menjawab, " bersabarlah."

Bersabarlah, beristiqamahlah dengan syariat Allah dan Sunnah Rasulullah saw di hari ini. Karena masa depan sudah digariskan Allah.

Solusi perjalanan hidup sudah dilakukan di hari ini. Persoalannya sudah dituntaskan di hari ini. Itulah ilmu Laduni. Sehingga semua keburukan tak pernah terjadi.

Dengan mentaati Allah dan Rasulullah saw, itulah aplikasinya ilmu Laduni.

Allah Mengkisahkan Kafirin? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengapa Allah mengkisahkan orang Kafir da...

Allah Mengkisahkan Kafirin?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Mengapa Allah mengkisahkan orang Kafir dalam Al-Qur'an? Bukan sekedar meninggalkan keburukannya, tidak adakah  kebaikannya?

Di Al-Kahfi, Allah mendesain bagaimana orang kafir diberikan kekayaan. Dibuat struktur kebun, ladang, sungai. Di desain komposisi pohon-pohon yang tumbuh di kebun dan ladang. Di desain tata letak setiap jenis pohon.

Fir'aun kokoh sebab kekuatan militer. Haman, mendesain strategi kekuasaan. Qarun, Pengusaha penyokong penguasa. Ahli Sihir, para intelektual.

Mengapa mereka sangat loyal pada penguasa? Saat mukmin berkuasa, bukankah yang kafir juga bisa menjadi bagian kekuasaannya juga?

Menurut Ibnu Khaldun, kekuasaan itu kokoh karena  fanatisme. Bagaimana jiwa fanatisme Kafirin didesain pada penguasa untuk menciptakan kemaslahatan?

Munafikin pernah berperang bersama Rasulullah saw. Mereka merongrong kekuatan muslimin. Bagaimana agar kemunafikinnya tidak bekerja?

Pasukan Mukminin resah dengan kehadiran Munafikin. Setiap hari mereka diadudomba. Bagaimana agar Munafikin tak bisa mengadu domba?

Dengan khasanah kisah Kafirin, mukminin bisa mengendalikan dan memanfaatkan kekuatan Kafirin. Bagaimana mereka bisa loyal dan mendukung dengan karakter aslinya.

Dari kisah Kafirin dan Munafikin, dipelajari bagaimana kekuatan dan kekayaan tumbuh dengan logika dan akal yang mengandalkan kekuatan manusia saja.

Rasulullah saw paham karakter Kafirin, sehingga mereka ada yang menjadi pembela dakwah dalam kekafiran mereka.

Rasulullah saw paham sifat Kafirin, yang membuat Kafirin bermigrasi berbondong-bondong menjadi muslim.

Ini pula yang membuat Kristen Koptik menjadi pembela Amr bin Ash saat membebaskan Mesir di era Umar bin Khatab.

Syariat Allah, Ilmu dan Teknologi Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Vaksin itu bukan obat penyembuh. Ha...

Syariat Allah, Ilmu dan Teknologi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Vaksin itu bukan obat penyembuh. Hanya media perangsang agar imunitas tubuh bekerja lebih cepat dan akurat.

Yang bisa dilakukan, hanya mengurangi efek virus, dan menguatkan imunitas tubuh untuk melawan virus. Belum ditemukan obatnya, tanda kebodohan manusia.

Hidup ini penuh misteri, walaupun air samudera dijadikan tinta. Seluruh bahan dijadikan kertas. Tak bisa mengungkapkan misteri hidup.

Kelemahan ini yang menyebabkan Allah menurunkan Syariat-Nya. Agar seluruh persoalan tuntas dengan cara singkat, mudah dan sederhana.

Generasi berganti, datang lalu pergi. Tetapi persoalan manusia selalu sama dari generasi ke generasi. Hanya cara hidup saja yang berubah dan berevolusi.

Obsesi, keinginan, kebutuhan, dan  khayalan. Yang diperebutkan,  dipersaingkan dan diributkan tetap sama dari generasi ke generasi.

Syariat Allah tetap abadi karena persoalan manusia tak pernah berubah. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berubah karena cara hidup manusia berevolusi.

Jiwa, ruh, hati, hawa nafsu, akal, raga, syetan tak pernah berubah karakternya. Itulah sebab Syariat Allah tak pernah berubah dan berganti lagi.

Meninggalkan Syariat Allah sama saja membiarkan kehidupan dan peradaban manusia dalam lingkaran kubangan  persoalan yang abadi.

Ilmu dan Teknologi berkembang bukan karena menciptakan hal baru. Hanya memanfaatkan, baru sadar dan paham apa yang sudah ada di jagat raya ini.

Ilmu dan Teknologi lahir karena Allah memberikan akal, rasa penasaran dan tantangan hidup. Jadi, bukan rekayasa diri manusia melalui penciptaan dirinya sendiri.

Ilmu dan Teknologi tercanggih, bukan hasil kecerdasan manusia. Namun baru di zaman inilah Allah mentakdirkan ilmu dan teknologinya diturunkan.

Seperti ilmu Ushul Fiqh, prinsipnya sudah ada di Al-Qur'an dan hadist, namun baru terbongkar di era Imam Syafii.

Seperti teknologi informasi, sejak dulu sudah ada, namun manusia baru disadarkan di era kini. Galilah ilmu dan teknologi untuk meneguhkan kehambaan diri.

Ketajaman Firasat, Melampaui Akal dan Ilmu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Firasat teruslah menajamka...

Ketajaman Firasat, Melampaui Akal dan Ilmu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Firasat teruslah menajamkan firasat. Firasat itu pertolongan Allah untuk menjaga, melindungi dan membaca masa depan. Seorang tabiin mengungkap firasatnya bahwa yang bisa menaklukkan Konstantinopel adalah seorang khalifah yang namanya dari seorang Nabi. Maka Sulaiman bin Abdul Malik segera mengerahkan seluruh sumberdaya dan prajurit untuk merealisasikan janji Rasulullah saw tentang penaklukan Konstantinopel. Ternyata bukan atas namanya, tetapi Muhammad Al Fatih. Seorang khalifah yang menyematkan nama nabi Muhammad bukan nabi Sulaiman.

Syeikh Aaq Syamsudin dan Imam Qurani terus menempa pangeran Muhammad Al Fatih. Dalam firasat mereka berdua, pangeran ini yang akan mewujudkan janji Rasulullah saw tentang Konstantinopel. Firasat imam Malik terhadap Syafii kecil ternyata benar. Firasat seorang ulama di Mekkah yang menghentikan beberapa ulama yang sedang mentertawakan Al-Bukhari kecil karena baru menghafal beberapa hadist dalam sehari, ternyata benar. Al-Bukhari menjadi ulama hadist terkemuka dan terpercaya. Dengan firasat, kita mengetahui apa yang akan terjadi sebelum melangkah. Lalu segera menghindar sebelum bahaya terjadi. Atau segera bertindak bila hal itu bermanfaat.

Seorang ulama kontemporer, Muhammad Ahmad Rasyid, membedah kekuatan firasat dalam mengkreasikan masa depan. Firasat adalah kekuatan yang Allah turunkan kepada yang bertakwa dalam menghadapi tantangan zaman. Bukankah pemilihan hari kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan firasat para ulama? Ditanggal itulah waktu yang tepat? Ditanggal itulah waktu kekosongan kekuasaan Jepang dan Belanda? Kemenangan kaum muslimin saat melawan tentara Mongol karena firasat seorang ulama yang bernama Izzudin Abdus Salam. Kapan waktu penyerangan? Bagaimana caranya? Para sultan berdiskusi dengan ulama. Imam Al-Ghazali menyebut ketajaman firasat sebagai terbukanya tabir antara dirinya dan Allah.

Imam Al Qusyairi dalam risalahnya menukil dari gurunya bahwa firasat adalah suara bathin yang masuk ke dalam hati. Muhammad Al Wasithi menambahkan bahwa firasat merupakan pancaran cahaya yang memancar ke dalam hati. Kekuatan makrifatnya membawa berbagai rahasia ke dalam hati, dari sesuatu yang gaib menuju yang gaib, sehingga mampu melihat sesuatu menurut sisi Tuhan memandang. Berkaitan dengan firasat Rasulullah saw bersabda, "Takutlah kalian pada firasat orang mukmin karena dia melihat dengan cahaya Allah."

Firasat bisa juga berbentuk mimpi. Mimpi yang benar seorang mukmin merupakan salah satu tanda Kenabian yang Allah sisakan di muka bumi ini. Abbas Asisi bercerita saat Najib Abdul Aziz dipenjara oleh Gamal Abdul Nasser. Dia bermimpi bahwa presiden Gamal Abdul Nasser sedang sekarat pada hari dan tanggal tertentu. Mimpi ini diceritakan kepada sahabatnya. Berita mimpi ini menyebar hingga ke kantor intelejen di Kairo. Dan ternyata mimpi tersebut benar-benar terjadi. Lalu bagaimana menajamkan firasat?

Imam Qusyairi mengatakan orang yang memiliki firasat, melihat segala sesuatu dengan cahaya Allah. Cahaya ini memancar ke dalam hati hingga dapat melihat berbagai makna atau nilai-nilai yang termanifestasikan dalam alam semesta. Ini merupakan keistimewaan iman. Kebanyakan mereka berkarakter Rabbani. Mereka berakhlak dengan akhlak Allah. Berfikir dengan pandangan Allah. Mereka kosong dengan pengaruh makhluk. Inilah penyebab tajamnya firasat.

Syah Al Kirmani mengatakan, "Barangsiapa yang menutup mata dari pandangan yang haram. Mencegah diri darinya dari syahwat. Menetapi batinnya dengan keabadian perasaan diawasi Allah, meneguhkan zahirnya untuk beristiqamah mengikuti sunnah Rasulullah saw. Membiasakan makan yang halal, maka firasatnya tidak mungkin salah." Firasat tak dapat diperoleh kecuali dengan riyadhah jasad, hati dan akal.

Firasat melampaui akal dan ilmu. Akal dan ilmu berasal dari apa yang sudah diketahui untuk menimbang, berfikir dan bertindak terhadap sesuatu. Akal menyimpan sesuatu yang pernah  ada. Ilmu berasal dari pengalaman, kejadian dan penelitian yang terus berulang sehingga dianggap telah baku. Namun bagaimana menghadapi sesuatu yang tidak dan belum diketahui, namun harus diambil tindakan? Atau kejadian tiba-tiba diluar nalar dan kebiasaan, namun harus bersegera diambil tindakan? Inilah gunanya firasat. Seorang pemimpin lebih banyak bergelut di ranah firasat. Sedangkan akal dan ilmu diranah para penasihat dan pendampingnya.

Ilmu, Filsafat dan Agama Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Akhir ilmu adalah permulaan filsafat. Akhir ...

Ilmu, Filsafat dan Agama

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Akhir ilmu adalah permulaan filsafat. Akhir filsafat adalah permulaan agama. Inilah perjalanan mereka yang mengedepankan akalnya. Itu pun bila hatinya ada kejujuran, kerendahan hati dan menerima kebenaran. Perjalanan kehebatan, dan kejeniusan, berakhir pada ketentraman bersama agama.

Sehebatnya ilmu, apakah bisa membongkar mengapa tumbuhan terus berkembang? Bila alasannya ada akar, mengapa akar mampu menghimpun kebaikan dari tanah untuk menunjang perkembangan tumbuhan? Beragam pertanyaan ini adalah filsafat untuk mengulik keingintahuan dan rahasianya. Namun filsafat tak bisa memberikan jawabannya, akhirnya mengarungi kebingungan.

Yang mampu menjawab seluruh pertanyaan hidup. Yang mampu menjawab kegelisahan hidup. Yang mampu memupus keinginan tahuan manusia adalah agama yang hanif. Itulah mengapa imam Al-Ghazali menyimpulkan bahwa akhir dari seluruh ilmu adalah takut kepada Allah dan marifatullah.

Dengan ilmu, manusia belum tentu selamat, menemukan kebenaran dan bisa memecahkan seluruh persoalan hidupnya. Dengan filsafat manusia terus dihantui pertanyaan untuk membongkar keingintahuan dan menghapus dahaga penasarannya. Bagaimana bila langsung ke pokoknya saja? Yaitu agama?

Tak harus menjadi filosof besar. Tak harus berfikir keras. Tak harus dibekali kejeniusan. Tak harus bergelar dan berpendidikan tinggi untuk menemukan kebenaran dan merasakan buahnya filsafat dan ilmu. Cukup mendalami agama yang hanif, maka seluruhnya bisa diraih.

Mulai dari yang akhir. Bukankah itu inti semua tindakan?  Kemanfaatan, bukankah itu orientasi semua tindakan? Cepat mendapatkan hasil dengan usaha minimal, bukankah itu tindakan yang efisien? Menempuh cara yang benar, bukankah itu tindakan yang efektif?

Beragama. Taat dan patuh kepada Allah dan Rasulullah saw. Itulah cara yang paling mudah mendapatkan buah segala ilmu dan hasil pemikiran para filosof. Begitu mudah dan cepatnya mendapatkan inti sari kehidupan dengan beragama.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)