basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Ringkasan Kisah Pelanggaran Bani Israil di Era Nabi Musa dan Isa di Surat An-Nisa Allah Subhanahu wa Ta'ala berf...

Ringkasan Kisah Pelanggaran Bani Israil di Era Nabi Musa dan Isa di Surat An-Nisa



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


يَسْـَٔلُكَ اَهْلُ الْكِتٰبِ اَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتٰبًا مِّنَ السَّمَاۤءِ فَقَدْ سَاَلُوْا مُوْسٰٓى اَكْبَرَ مِنْ ذٰلِكَ فَقَالُوْٓا اَرِنَا اللّٰهَ جَهْرَةً فَاَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْۚ  ثُمَّ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ فَعَفَوْنَا عَنْ ذٰلِكَ ۚ وَاٰتَيْنَا مُوْسٰى سُلْطٰنًا مُّبِيْنًا

Ahlulkitab meminta kepadamu (Nabi Muhammad) agar engkau menurunkan sebuah kitab dari langit kepada mereka. Sungguh, mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar daripada itu. Mereka berkata, “Perlihatkanlah Allah kepada kami secara nyata.” Maka, petir menyambar mereka karena kezalimannya. Kemudian, mereka menjadikan anak sapi (sebagai sembahan), (padahal) telah datang kepada mereka bukti-bukti (ketauhidan) yang nyata, lalu Kami memaafkan yang demikian itu. Kami telah menganugerahkan kepada Musa kekuasaan yang nyata.
(An-Nisā' [4]:153)


وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّوْرَ بِمِيْثَاقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَّقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوْا فِى السَّبْتِ وَاَخَذْنَا مِنْهُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًا

Kami pun telah mengangkat gunung (Sinai) di atas mereka untuk (menguatkan) perjanjian mereka. Kami perintahkan kepada mereka, “Masukilah pintu gerbang (Baitulmaqdis) itu sambil bersujud”. Kami perintahkan pula kepada mereka, “Janganlah melanggar (peraturan) pada hari Sabat.” Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kukuh.
(An-Nisā' [4]:154)


فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِّيْثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَقَتْلِهِمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَّقَوْلِهِمْ قُلُوْبُنَا غُلْفٌ ۗ بَلْ طَبَعَ اللّٰهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ

Maka, (Kami hukum mereka) karena mereka melanggar perjanjian itu, kafir terhadap keterangan-keterangan Allah, membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan mengatakan, “Hati kami tertutup.” Sebenarnya Allah telah mengunci hati mereka karena kekufurannya. Maka, mereka tidak beriman kecuali hanya sebagian kecil (dari mereka).
(An-Nisā' [4]:155)


فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِّيْثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَقَتْلِهِمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَّقَوْلِهِمْ قُلُوْبُنَا غُلْفٌ ۗ بَلْ طَبَعَ اللّٰهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ

Maka, (Kami hukum mereka) karena mereka melanggar perjanjian itu, kafir terhadap keterangan-keterangan Allah, membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan mengatakan, “Hati kami tertutup.” Sebenarnya Allah telah mengunci hati mereka karena kekufurannya. Maka, mereka tidak beriman kecuali hanya sebagian kecil (dari mereka).
(An-Nisā' [4]:155)


وَّبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلٰى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيْمًاۙ

(Kami juga menghukum mereka) karena kekufuran mereka dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan tuduhan palsu lagi sangat keji.
(An-Nisā' [4]:156)


وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ

(Kami menghukum pula mereka) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang menurut mereka menyerupai (Isa). Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya (pembunuhan Isa), selalu dalam keragu-raguan terhadapnya. Mereka benar-benar tidak mengetahui (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), kecuali mengikuti persangkaan belaka. (Jadi,) mereka tidak yakin telah membunuhnya.
(An-Nisā' [4]:157)


بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

Akan tetapi, Allah telah mengangkatnya (Isa) ke hadirat-Nya. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(An-Nisā' [4]:158)


وَاِنْ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهٖ قَبْلَ مَوْتِهٖ ۚوَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًاۚ

Tidak ada seorang pun di antara Ahlulkitab, kecuali beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.
(An-Nisā' [4]:159)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Harta di Surat Al-Baqarah, Al-Imran dan An-Nisa Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah swt menutup surat Al-Baqarah dengan ayat-ayat ...

Harta di Surat Al-Baqarah, Al-Imran dan An-Nisa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah swt menutup surat Al-Baqarah dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan pengelolaan harta. Menghadirkan pengelolaan harta di tengah surat Al-Imran. Mengawali pengelolaan harta di awal surat An-Nisa.

Menurut Amru Khalid dalam Khowathir Quraniyah, tema besar surat Al-Baqarah adalah kekhalifahan, maka mengelola harta merupakan salah satu tugas kekhalifahan. Untuk itu, titik tekan pengelolaan harta di surat Al-Baqarah adalah distribusi harta yang benar.

Tema besar surat Al-Imran adalah keteguhan dalam perjuangan. Keteguhan dalam pertempuran, perlawanan terhadap nafsu, dan kondisi yang tersulit, dibutuhkan pengelolaan harta yang baik.

Tema besar surat An-Nisa adalah keadilan terhadap mereka yang lemah. Yang kuat dan berkuasa sering kali menindas yang lemah dalam mengelola dan menyalurkan harta yang merupakan hak mereka yang lemah.

Untuk itulah Allah swt menutup persoalan pengelolaan harta di awal surat An-Nisa dengan mengancam mereka yang zalim. Juga, menghargai mereka yang adil.

Itu adalah batas-batas (ketentuan) Allah. Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Mereka) kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat besar.
(An-Nisā' [4]:13)

Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar batas-batas ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka. (Dia) kekal di dalamnya. Baginya azab yang menghinakan.
(An-Nisā' [4]:14)

Pengelolaan harta memang sangat dekat dengan surga dan nerakanya seseorang. Maka, ikutilah batas-batas ketentuan-Nya.

Bertasawuf dalam Bisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tasawuf dapat diartikan sebagai suatu sistem kurikulum atau praktik yang bert...

Bertasawuf dalam Bisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Tasawuf dapat diartikan sebagai suatu sistem kurikulum atau praktik yang bertujuan untuk menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dasar dari tasawuf adalah Ihsan. Menurut Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya, ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu. Apa pengaruh ihsan dalam bisnis?

Apa buah dari Ihsan, bila terus merasa diawasi Allah? Urusannya pada level kualitas atau tindakan yang terbaik, terpuji, dan sempurna, baik dalam beribadah maupun dalam berinteraksi dengan sesama.

Al-Qur'an dipenuhi pondasi praktik bisnis. Sunnah Rasulullah saw dipenuhi ragam model dan praktik pengelolaan bisnis. Begitu pun para Sahabat dan Tabiin. Bila seperti ini, mengapa tidak mengambil sanad berbisnis dari mereka? Mengapa tidak menjadikan mereka sebagai model?

Mengapa dalam urusan shalat beritiba pada Rasulullah saw, namun dalam urusan berbisnis justru mengambil referensi peradaban lain sebagai pondasinya? 

Dalam berbisnis, kita bisa melakukan "tirakat" sebuah akhlak dan kebiasaan tertentu dari Rasulullah saw dalam berbisnis. Bertirakat satu hadist Rasulullah saw. Bertirakat satu ayat dari Al-Qur'an yang diterapkan dalam bisnis. Seperti itulah proses bisnisnya.

Bila ini terus berkesinambungan,  bisnis adalah jalan bertasawuf juga. Bisnis menjadi jalan dakwah pula. Bisnis menjadi jalan tarbiyah pula. Orang melihatnya sedang bergelut dengan kesibukan dunia, namun Allah swt melihatnya sedang bermesraan bersama-Nya.



Agar Bisnis Jadi Sarana Pensucian Jiwa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Di kitab Ihya Ulumudin, Imam Al-Ghazali membahas tentang peran...

Agar Bisnis Jadi Sarana Pensucian Jiwa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Di kitab Ihya Ulumudin, Imam Al-Ghazali membahas tentang peran uang sebagai alat tukar. Uang di era sekarang bukanlah emas, hanya kertas, mengapa dijadikan ukuran kekayaan?

Uang kertas hanya untuk menilai apakah seseorang memiliki sarana untuk menukar? Bagaimana bila ada aturan uang kertas tidak berlaku? Maka hanya jadi seonggok sampah kertas. Cara berfikir materialis memang sangat aneh, yang tidak esensial  justru diperebutkan.

Ukuran keberhasilan bisnis selalu diukur dengan nilai uang. Padahal tidak mencerminkan jaminan keberhasilan masa depan. Laba hanya berkisah tentang masa lalu. Masa depannya diukur dari pengembangan kemanfaatan yang ingin terus diwujudkan.

Kaya hari ini tidak menjamin kekayaan masa depan. Keberlimpahan hari ini tidak menjamin keberlimpahan masa depan. Dalam kisah para pemilik kebun di Al-Qur'an, banyak yang harta berlimpah kemudian dicabut, dibinasakan dan ditenggelamkan. Apa penyebabnya?

Kisah Qarun, harta untuk menopang kezaliman dan kepongahan? Dalam kisah pemilik kebun di surat Al-Kahfi, harta digunakan untuk membanggakan serta meyakini tidak akan pernah bangkrut. Di akhirat pun pasti dimuliakan Allah swt.

Di surat Al-Qalam, hartanya disembunyikan agar terlihat tidak mampu sehingga merasa tidak wajib untuk berbagi. Di surat Al-Baqarah, kekayaannya hancur karena niat penyaluran harta untuk merendahkan orang lain dan riya.

Bagaimana agar kekayaan terus tumbuh? Jadikan sarana untuk membersihkan diri. Jadikan bisnis sebagai proses pensucian jiwa, seperti yang Allah swt jelaskan dalam surat  Nuh.

Said Hawa, dalam kitabnya Tazkiyatu Nafs, menjadikan pengelolaan harta menjadi sarana dalam pensucian jiwa setelah shalat. Untuk membuang  kecintaan pada dunia? Untuk menghancurkan tuhan-tuhan ilusi di hati.

Bagaimana bisnis menjadi sarana memudahkan urusan manusia? Bagaimana bisnis menjadi media penempaan karakter amanah, kejujuran dan menunaikan janji? Bagaimana bisnis menjadi pembuktian ketauhidan? Bagaimana jadi sarana untuk menunaikan hak-hak orang lain?

Puncaknya, bisnis menjadi sarana menyaksikan Asmaulhusna-Nya.  Jadikan bisnis menjadi candradimuka kehidupan, agar saat menghadap Allah swt jiwanya telah tentram bersama Allah swt saja.

Mengelola Harta Milik Sendiri dan Orang Lain Oleh: Nasrulloh Baksolahar Surat Al-Baqarah dan Al-Imran mendidik Muslimin dalam me...

Mengelola Harta Milik Sendiri dan Orang Lain

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Surat Al-Baqarah dan Al-Imran mendidik Muslimin dalam mengelola harta pribadi. Tema besarnya, harta harus dikembangkan, harus mengalir dan berputar. Jangan mengendap dan menganggur.

Harta itu milik Allah swt, maka berinfaqlah dan jangan mengembangkan harta dengan kezaliman, contohnya melalui riba. Juga prioritas kepada siapa   harta didistribusikan.

Berinfaqlah dengan kesantunaan  dan kasih sayang. Jangan menyakiti dan mengungkit. Jangan pula ada riya. Bila seperti ini, maka kekayaannya seperti kebun, yang saat akan dipanen akan terbakar menjadi abu.

Surat Al-Imran menekankan pengelolaan harta di tengah jihad dan perjuangan. Oleh sebab itu, membahas hartanya disisipkan di tengah kisah pertempuran Badar dan Uhud.

Bagaimana mengelola harta milik orang lain? Apalagi pemiliknya dari kalangan yang lemah? Haknya para wanita dan anak yatim? Maka, bacalah surat An-Nisa.

Berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka. Janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan janganlah kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya (tindakan menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar.
(An-Nisā' [4]:2)

Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (mahar) itu dengan senang hati, terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati.
(An-Nisā' [4]:4)

Janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaan)-mu yang Allah jadikan sebagai pokok kehidupanmu. Berilah mereka belanja dan pakaian dari (hasil harta) itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
(An-Nisā' [4]:5)

Surat Al-Baqarah, Al-Imran dan An-Nisa, merupakan panduan lengkap dalam mengelola harta, baik milik pribadi maupun yang diamanahkan orang lain.

Bersabar dalam Berbisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar Petani hanya fokus membuka dan mengolah lahan. Lalu, menanam, memupuk dan me...

Bersabar dalam Berbisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Petani hanya fokus membuka dan mengolah lahan. Lalu, menanam, memupuk dan merawat tanaman. Setelah itu, dia tak tahu apa yang terjadi pada tanaman.

Tanaman tumbuh dan berkembang sendiri, tanpa ada campur tangannya. Yang dilakukan petani, hanya bagaimana penanganan bila tanaman layu dan sakit? Bagaimana agar daun dan batangnya terlihat segar?

Peran petani hanya bagaimana agar tanahnya tetap gembur? Air dan sinar mataharinya tercukupi? Mengelola gulma dan hama? Selain itu, sang petani tidak tahu menahu. Tanaman tumbuh berkembang sesuai kehendak-Nya.

Bila ada mati, segera diganti dengan benih dan tanaman yang baru. Bila ada dahan dan daun yang sakit, segera dibuang dan dipangkas. Tanaman terus tumbuh sesuai kehendak-Nya.

Kapan tumbuhan berbuah dan panen? Setiap jenis pohon memiliki waktu panen yang berbeda. Maka tunggulah. Nantikan dengan kesabaran. Sebab, setiap pohon pasti dipanen.

Ada yang bisa diambil daunnya, batangnya, dan buahnya. Waktu panen itu pasti datang. Saat menunggu waktu panen, teruslah mengolah lahan dan tanaman, jangan pernah berhenti. 

Berhenti berarti gagal. Terus mengurus dan mengelola, berarti  masih ada harapan. Bila tidak dipanen hari ini, bisa jadi esok. Bila tidak oleh generasi hari ini, maka generasi akan datang yang menikmatinya.

Agar Bisnis Menjadi Amal Jariah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berkebun dan bertanilah. Bila ada yang mencurinya. Bila ada hewan yan...

Agar Bisnis Menjadi Amal Jariah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Berkebun dan bertanilah. Bila ada yang mencurinya. Bila ada hewan yang memakan daun, buah dan sampahnya. Bila ada yang bertenduh di bawahnya, semuanya menjadi sedekah.

Bila dari pengelolaan tanaman tersebut memunculkan mata air dan oksigen. Bila yang memandangnya terasa sejuk dan tenteram hatinya. Bukankah ini kebaikan juga?

Bila dari buahnya didistribusikan ke kebanyakan orang, maka satu suapan adalah kebaikan. Bagaimana bila dari bijinya ditanam kembali? Banyak sedekah yang tak terlihat dan tak terduga. Bukankah saat hari Kiamat tiba, yang terbaik adalah menanam pohon?

Dari aliran buah hingga dikonsumsi, berapa banyak pihak-pihak yang terlibat? Keterlibatan mereka adalah aliran kebaikan yang mengalir dari satu tangan ke tangan yang lainnya.

Meracik masakan. Membangun usaha kuliner. Setiap satu suapan adalah satu kebaikan. Membangun makanan yang halal dan baik, bukankah bagian dari jihad agar makanan yang haram dan buruk tidak menyebarkan luas di tengah kaum Muslimin?

Bisnis mendesain dan membuat pakaian yang indah dan menutupi aurat juga bagian dari jihad bagaimana menjaga kehormatan manusia agar tidak berpakaian tetapi telanjang. Bukankah ini jihad saat huru hara hari Kiamat?

Berbisnislah untuk menjalankan peran kekhalifahan, inilah peran pertama yang diamanahkan saat manusia diciptakan. Berbisnislah, bukan dalam rangka berjuang untuk hidup apalagi hanya untuk sesuap nasi, tetapi hanya agar proses bisnis menjadi amal jariah. Inilah yang abadi.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (346) Al-Qur’an (2) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (245) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (509) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (371) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (478) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (206) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (136) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (140) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)