basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Retret Kepala Daerah, Membentuk Karakter Seperti Era Umar bin Khatab? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mengacu pada Kamus Besar Bahas...

Retret Kepala Daerah, Membentuk Karakter Seperti Era Umar bin Khatab?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), retret mempunyai makna khalwat mengundurkan diri dari dunia ramai untuk mencari ketenangan batin. Dengan demikian, retret merupakan istilah yang berkaitan dengan makna religius. 

Dalam konteks pemerintahan, retret adalah kegiatan orientasi, pembekalan, hingga pelatihan bagi kepala daerah terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Presiden Prabowo Subianto mengagendakan retret bagi kepala daerah yang terpilih dan sudah dilantik pada 20 Februari 2025. Kepala daerah akan melaksanakan retret di Magelang, Jawa Tengah mulai 21-28 Februari 2025.

Apakah agenda ini bisa menumbuhkan karakter para Kepala Daerah seperti di era Umar bin Khatab? Sejarah telah mencatat kesamaan karakternya.

1. Uang Pribadinya untuk Rakyatnya 

Suatu ketika utusan dari Himsh menghadap Khalifah Umar untuk menyampaikan daftar orang-orang fakir dan miskin di kota tersebut. Setelah membaca daftar tersebut, sang khalifah mendapati nama Said bin Amir Al Jumahi.

Khalifah Umar memeriksa dengan seksama dan melakukan konfirmasi kepada utusan dari Himsh tersebut. Ketika mendapat kepastian bahwa nama tersebut adalah benar Gubernur Said bin Amir, maka Khalifah Umar menangis seraya memerintahkan utusan dari Himsh membawa uang sejumlah 1.000 dinar darinya untuk diberikan kepada Said bin Umar agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sang gubernur beserta keluarganya.

Saat sang gubernur menerima uang itu dari utusan Khalifah Umar, ia justru berkata: “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un”.

Baginya dengan menerima uang itu berarti ia mendapatkan musibah yang lebih besar dibandingkan dengan wafatnya Khalifah Umar bin Khattab atau kalahnya kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang kafir.

Maka agar kenikmatan di dunia tidak menghancurkan kenikmatannya kelak di akhirat, ia dan istrinya segera membagikan uang dinar tersebut kepada para fakir miskin di wilayah kekuasaannya.

Said bin Amir, walaupun sebagai gubernur, tidak memiliki pembantu. Ia sendiri yang mengaduk tepung dan memasak roti untuk keluarganya.

Ia juga hanya memiliki beberapa helai pakaian yang bagus untuk dipakai bekerja. Ia sendiri juga yang mencuci pakaian di rumah. Terkadang ia memakai pakaian yang lusuh untuk bekerja, karena pakaian yang bagus belum kering saat baru dicuci.


2. Rumahnya Tak Ada Barang Apapun

Abu Ubaidah menjabat sebagai Gubernur Syam. Suatu ketika Umar bin Khattab yang menjadi Khalifah mendatangi negeri Syam. Kedatangannya tersebut disambut oleh para pemimpin dan pejabat negara. 

Khalifah Umar bertanya, "Di manakah saudaraku?" Mereka menjawab, "Siapakah dia?"

Umar menjawab lagi, "Abu Ubaidah." Lalu mereka menjawab, "Dia akan datang kepadamu sekarang."

Dalam waktu yang tidak lama, datanglah Abu Ubaidah sambil menaiki seekor unta yang hidungnya diikat oleh tali. Dia mengucapkan salam kepada Umar bin Khattab, kemudian berkata kepada orang-orang, "Tinggalkanlah kami."

 Maka Umar bin Khattab berjalan bersama Abu Ubaidah hingga tiba di rumahnya. Ternyata di dalam rumah Abu Ubaidah tersebut, Umar bin Khattab tidak mendapati barang apapun kecuali pedang, perisai, dan pelana kuda. 

Maka Umar bin Khattab yang menjabat sebagai Khalifah berkata, "Mengapa kamu tidak mengumpulkan harta?"

Abu Ubaidah menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya barang-barang ini yang bisa mengantarkan kami ke akhirat dengan selamat."


3. Memikul Rumputnya Sendiri

Saat Ammar bin Yasir diangkat menjadi gubernur Kufah, suatu hari, ia keluar untuk membeli makanan ternak. Kemudian si penjual itu mengikatkan rumput, di mana si penjual memegang ujung tali yang satu dan Ammar memegang ujung tali satu yang lainnya.

Lantas si penjual itu meletakkan rumput ke atas bahu Ammar dan Ammar pulang dengan memikul rumput itu ke rumahnya.


4. Datang dengan Keledai

Abu Hurairah ketika diangkat sebagai gubernur di Bahrain, mendatangi Bahrain dengan kendaraan keledai. Penduduk Bahrain tidak menyangka bahwa dia adalah gubernur mereka.

Setelah mengetahui yang datang adalah gubernurnya, para penduduk pun berkata, "Berilah jalan untuk gubernur, berilah jalan untuk gubernur!"


5. Memikul Barang Milik Rakyatnya

Salman Al-Farisi menjadi gubernur di Madain. Saat ia tengah berjalan di pasar. Seorang yang kaya memerintahkannya untuk mengangkat barang belanjaannya, karena disangkanya seorang kuli panggul. Salam Al-Farisi pun memanggul barang tersebut.

Selama perjalanan, karena melihat Salman memanggul barang, banyak rakyat yang berkata, "Mari kami bawakan barang ini?" Namun, Salman menolaknya. Akhirnya, orang kaya ini sadar bahwa yang memanggul barang tersebut adalah gubernurnya sendiri.

Orang kaya tersebut meminta maaf. Lalu meminta Salman untuk meletakan barang dari punggungnya. Namun, Salam menolaknya, tetap membawa barang tersebut hingga ke rumah orang tersebut. Sejak itu, orang tersebut tak lagi menghinakan orang lain.


Mengapa Umar bin Khatab mampu mendidik Kepala Daerahnya? Salah satu prinsip, yang diungkapkannya saat pembebasan Baitul Maqdis, ketika penduduknya menyaksikan Umar datang dengan memegang tali pelana keledai, dengan pembantunya menaikinya, Umar bin Khatab berkata, "Allah telah memuliakan kami dengan Islam."

"Apakah Pernah Melihat Ada Orang yang Mengirimkan Hadiah kepada Raja hanya Separuh Keranjang?" Suatu hari Malik bin Di...

"Apakah Pernah Melihat Ada Orang yang Mengirimkan Hadiah kepada Raja hanya Separuh Keranjang?"



Suatu hari Malik bin Dinar sedang duduk-duduk, tiba-tiba datang pengemis. Saat itu, Malik bin Dinar mempunyai sekeranjang kurma.

"Ambilkan kurma itu." Kata Malik bin Dinar kepada istrinya. Kemudian Malik mengambil dan memberikan setengah keranjang kepada pengemis dan mengembalikan yang separuhnya kepada istrinya.

"Apakah orang seperti kamu dapat dikatakan sebagai orang zuhud?"

"Apakah kamu pernah melihat ada orang yang mengirimkan hadiah kepada raja hanya separuh keranjang?" Istri Malik bin Dinar memberondong dengan pertanyaan tersebut.

Malik bin Dinar tersadar, lalu meminta sisa kurma yang separuh keranjang itu dan diberikannya kepada pengemis tadi.

Lalu, Malik bin Dinar mendekat kepada istrinya seraya berkata, "Wahai Istriku, rajin-rajinlah dan bersungguh-sungguhlah, karena Allah swt berfirman, “Tangkap dia lalu belenggu tangannya ke lehernya.
(Al-Ḥāqqah [69]:30)

Kemudian, masukkan dia ke dalam (neraka) Jahim.
(Al-Ḥāqqah [69]:31)

Kemudian, belit dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
(Al-Ḥāqqah [69]:32)


"Mengapa sedemikian beratnya?" Tanya istrinya. Lalu, Malik bin Dinar menjawabnya,"

Sesungguhnya dia tidak beriman kepada Allah Yang Maha Agung.
(Al-Ḥāqqah [69]:33)

Dia juga tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.
(Al-Ḥāqqah [69]:34)

"Ketahuilah wahai Istriku, sesungguhnya kita telah melepaskan rantai dari separuh leher kita dengan iman, maka seyogyanya kita melepaskan separuh yang lainnya dengan sedekah."

Sumber:
Abul Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, Pustaka Amani

Amal Perbuatan Sebagai Penyesalan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ...

Amal Perbuatan Sebagai Penyesalan



Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ ۙوَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَۙ اَنَّ الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ

Di antara manusia ada yang menjadikan (sesuatu) selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi-Nya) yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat keras azab-Nya, (niscaya mereka menyesal).
(Al-Baqarah [2]:165)


اِذْ تَبَرَّاَ الَّذِيْنَ اتُّبِعُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا وَرَاَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْاَسْبَابُ

(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti saat mereka (orang-orang yang diikuti) melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus.
(Al-Baqarah [2]:166)


وَقَالَ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا لَوْ اَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّاَ مِنْهُمْ ۗ كَمَا تَبَرَّءُوْا مِنَّا ۗ كَذٰلِكَ يُرِيْهِمُ اللّٰهُ اَعْمَالَهُمْ حَسَرٰتٍ عَلَيْهِمْ ۗ وَمَا هُمْ بِخٰرِجِيْنَ مِنَ النَّارِ ࣖ

Orang-orang yang mengikuti berkata, “Andaikan saja kami mendapat kesempatan kembali (ke dunia), tentu kami akan berlepas tangan dari mereka sebagaimana mereka berlepas tangan dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatan mereka sebagai penyesalan bagi mereka. Mereka sungguh tidak akan keluar dari neraka.
(Al-Baqarah [2]:167)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Ujian Itu Kecil dan Cara Menghadapinya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا ...

Ujian Itu Kecil dan Cara Menghadapinya


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Al-Baqarah [2]:153)


وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌ ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ

Janganlah kamu mengatakan bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Namun, (sebenarnya mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
(Al-Baqarah [2]:154)


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,
(Al-Baqarah [2]:155)


اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).
(Al-Baqarah [2]:156)


اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ  ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Al-Baqarah [2]:157)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Keterkabulan Doa Nabi Ibrahim di Surat Al-Baqarah Nabi Ibrahim berdoa saat proses pembangunan Kabah, Ya Tuhan kami, utuslah di a...

Keterkabulan Doa Nabi Ibrahim di Surat Al-Baqarah



Nabi Ibrahim berdoa saat proses pembangunan Kabah,

Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah (sunah)38) kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(Al-Baqarah [2]:129)


Kemudian, Allah swt mengutus Nabi Muhammad saw,

Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat kepadamu), Kami pun mengutus kepadamu seorang Rasul (Nabi Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah (sunah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.
(Al-Baqarah [2]:151)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Allah swt Melindungi Mukminin dari Kejahatan Yahudi, Nasrani dan Musyrikin Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَقَالُوْا ...

Allah swt Melindungi Mukminin dari Kejahatan Yahudi, Nasrani dan Musyrikin


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَقَالُوْا كُوْنُوْا هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى تَهْتَدُوْا ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ اِبْرٰهٖمَ حَنِيْفًا ۗوَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Mereka berkata, “Jadilah kamu (penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk.” Katakanlah, “(Tidak.) Akan tetapi, (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus dan dia tidak termasuk orang-orang musyrik.”
(Al-Baqarah [2]:135)


قُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَمَآ اُوْتِيَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۚ  لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman), “Kami beriman kepada Allah, pada apa yang diturunkan kepada kami, pada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunannya, pada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta pada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.”
(Al-Baqarah [2]:136)


فَاِنْ اٰمَنُوْا بِمِثْلِ مَآ اٰمَنْتُمْ بِهٖ فَقَدِ اهْتَدَوْا ۚوَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا هُمْ فِيْ شِقَاقٍۚ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللّٰهُ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ۗ

Jika mereka telah mengimani apa yang kamu imani, sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Akan tetapi, jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu). Maka, Allah akan mencukupkanmu (dengan pelindungan-Nya) dari (kejahatan) mereka. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:137)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Strategi Menohok Menyadarkan Kedurhakaan Yahudi dalam Surat Al-Baqarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah Bani Israil menjadi tema...

Strategi Menohok Menyadarkan Kedurhakaan Yahudi dalam Surat Al-Baqarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kisah Bani Israil menjadi tema sentral di surat Al-Baqarah. Kisahnya diurutan kedua setelah Nabi Adam. Tidak itu saja, kisah Bani Israil disambung dengan kisah prilaku Yahudi di era Rasulullah saw.

Di tengah sambung menyambung dialog antara Yahudi dan Nabi Muhammad, tiba-tiba diselipkan kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Mengapa fragmen Keluarga Nabi Ibrahim dihadirkan?

Untuk menghantam kedurhakaan Bani Israil terhadap  perintah Allah swt dan penolakan terhadap kenabian Nabi Muhammad saw. Membandingkan prilaku Yahudi dengan akhlak keluarga Nabi Ibrahim. Itulah cara menohok menyadarkan kekeliruan Yahudi.

Saat Yahudi membanggakan penyembahan terhadap patung anak sapi,

Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sesungguhnya kamu telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan). Oleh karena itu, bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu dalam pandangan Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]:54)

Keluarga Ibrahim yang merupakan leluhurnya, justru membangun Kabah, tempat pusat mentauhidkan Allah dan berserah diri,

(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:127)

Tidak itu saja, seruan yang mendominasi kisah keluarga Nabi Ibrahim adalah ketauladanan dan seruan berserah diri kepada Allah.

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, (jadikanlah) dari keturunan kami umat yang berserah diri kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan manasik (rangkaian ibadah) haji, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]:128)

(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”
(Al-Baqarah [2]:131)

Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya dan demikian pula Ya‘qub, “Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu. Janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
(Al-Baqarah [2]:132)

Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya‘qub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.”
(Al-Baqarah [2]:133)

Walaupun telah dihadirkan kisah keluarga Ibrahim, Yahudi tetap mendurhakai Allah swt dan menolak kenabian Nabi Muhammad saw. Itulah jalan yang telah mereka pilih.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (335) Al-Qur’an (2) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (245) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (498) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (365) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (474) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (206) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (136) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (140) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)