basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Memperbaiki Kualitas Tulisan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bagaimana meningkatkan kualitas tulisan? Bagaimana agar tulisan menjadi...

Memperbaiki Kualitas Tulisan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana meningkatkan kualitas tulisan? Bagaimana agar tulisan menjadi hidup untuk menginspirasi dan menggerakkan? Bagaimana agar tulisan melahirkan generasi? Belajarlah pada generasi terdahulu.

Imam Bukhari sebelum menulis kitab, shalat terlebih dahulu. Ibnu Sina, ketika mendapatkan kendala dalam risetnya, shalat terlebih dahulu.

Ada ulama, menguji keikhlasan dalam menulis kitab dengan membenamkan kitab-kitabnya ke danau. Yang mengampul ke permukaan, itulah kitab yang disebarkan.

Ada murid Imam Syafii yang bermimpi bertemu dengan beliau. Saat ditanyakan mengapa dimasukkan ke surga? Ternyata karena goresan shalawat di kitab Ar-Risalahnya.

Ada yang bermimpi bertemu dengan imam Al-Ghazali, mengapa bisa masuk surga? Ternyata karena menolong lalat yang terbenam di tintanya saat menulis kitab.

Lautan ilmu itu ada di hati. Hati itu tampungan ilmu yang Allah swt curahan kepada manusia. Sedangkan menulis itu, mengungkapkan apa yang ada di hati.

Jadi bagaimana memperbaiki tulisan? Perbaiki hati, maka otomatis memperbaiki tulisan. Hidup hati, maka akan menghidupkan beragam ide tulisan.

Imam At-Thabari, setiap hari menulis 40 halaman. Mengapa bisa? Hatinya bersih, sehingga Allah swt yang menggerakkannya untuk menyebarkan ilmu yang Allah swt titipan di hatinya dengan tulisan.

Ulama terdahulu bisa menulis ratusan kitab. Sebab, kitab-kitabnya sudah tertanam di hatinya sebelum dituangkan di dalam tulisannya.

Imam Syafii sedang menginap di rumah imam Ahmad. Putra imam Ahmad memperhatikan tingkah imam Syafii semalam yang terus saja berbaring. Mengapa tidak banyak berdzikir dan qiyamullail?

Di pagi harinya, putra imam Ahmad bertanya pada imam Syafii, apa yang dilakukan di pembaringannya? Dijawab, "Seandainya tafakurnya semalam itu ditulis, maka akan berjilid-jilid kitab yang dihasilkannya."

Hati adalah lautan. Galilah, ambillah, genggamlah dan wariskan mutiaranya dengan menuliskan apa yang ada di hati.

Yahudi Mengikuti Jejak Nabi Sulaiman? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Apa misi penjajah Zionis Israel di Masjidil Aqsha? Mendirikan ...

Yahudi Mengikuti Jejak Nabi Sulaiman?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Apa misi penjajah Zionis Israel di Masjidil Aqsha? Mendirikan kembali Haikal Sulaiman. Apakah mereka  menghormati dan mengikuti jejak Nabi Sulaiman? Padahal itulah masa keemasan yang ingin diulanginya sekarang?

Yahudi melemparkan Taurat ke belakang punggungnya? Padahal, Taurat merupakan kitab sucinya. Padahal, Tauratlah yang membawanya pada era Nabi Daud dan Sulaiman.

Setelah datang kepada mereka Rasul (Nabi Muhammad) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, sebagian orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah itu ke belakang punggung (tidak menggubrisnya) seakan-akan mereka tidak tahu.
(Al-Baqarah [2]:101)

Setelah Yahudi mencampakan Taurat, apa yang mereka ikuti? Yahudi mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada era kerajaan Sulaiman yang isinya sihir.

Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kufur, tetapi setan-setan itulah yang kufur. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah fitnah (cobaan bagimu) oleh sebab itu janganlah kufur!” Maka, mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya, kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Sungguh, mereka benar-benar sudah mengetahui bahwa siapa yang membeli (menggunakan sihir) itu niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Sungguh, buruk sekali perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui(-nya).
(Al-Baqarah [2]:102)

Apakah hanya mengikuti sihir setan-setan saja? Mereka juga mengikuti sihir yang diajarkan dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Apakah ini kesalahan malaikat? 

Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah fitnah (cobaan bagimu) oleh sebab itu janganlah kufur!”

Bagaimana sikap Yahudi merespon ini? Mereka tetap mempelajari sihir tersebut. Mereka tetap memilih kekufuran. Mereka menjual dirinya untuk sebuah sihir.

Bukankah sihir dihancurkan oleh Nabi Musa? Bukankah ahli sihir Firaun justru beriman kepada Nabi Musa? Tetapi, Yahudi justru yang mengikuti sihir tersebut. Padahal Nabi Sulaiman tidak memiliki sihir, apalagi mengikutinya.

Jadi, adakah Nabi-nabi yang diikuti oleh Yahudi? Padahal, mengaku mengikuti janji kitab suci untuk menjajah Palestina? Padahal, mengaku hendak mendirikan Haikal Sulaiman kembali?

Yahudi, Kaum yang Tak Bisa Diperbaiki Lagi? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Siapakah yang bisa memperbaiki kaum Yahudi? Nabi Musa yan...

Yahudi, Kaum yang Tak Bisa Diperbaiki Lagi?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Siapakah yang bisa memperbaiki kaum Yahudi? Nabi Musa yang bisa langsung berkomunikasi dengan Allah swt. Yang mukjizatnya bisa membelah lautan pun sangat jengkel dengan prilaku Yahudi.

Perpaduan Thalut dan seorang Nabi pun tak bisa memperbaikinya. Hanya sekelompok kecil yang rela mengikuti bimbingan Nabinya. Padahal, merekalah yang meminta bimbingan pada sang Nabi.

Nabi Isa yang penyayang. Yang bisa menyembuhkan penyakit sejak lahir. Yang bisa menghidupkan manusia yang telah dikubur pun, tak bisa memperbaikinya.

Yahudi berdialog langsung dengan Nabi Muhammad saw yang ditunggu kedatangannya. Bagaimana hasilnya? Tetap mendustakan, parahnya justru mencoba membunuh Nabi Muhammad saw. Jadi, siapakah yang bisa memperbaiki bangsa Yahudi?

Bila Nabi dan Rasul yang tergolong Ululazmi tak bisa menyadarkannya. Bila para Nabi dan Rasul secara bergelombang berturut-turut menyadarkan Yahudi tak juga bisa menyadarkannya. 

Bila ketuhanan Firaun masih ingin melihat Tuhannya Musa dan Harun, sedangkan Yahudi meminta Allah swt untuk menampakan diri.

Bila kemusyrikan Quraisy masih menjadikan patung orang shaleh sebagai berhala, sedangkan Yahudi menjadikan patung anak sapi sebagai berhala. Siapakah yang bisa memperbaiki Yahudi?

Kisah Nabi Adam, Kesamaan Malaikat, Manusia dan Jin Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kapan ketidaktahuan malaikat terungkap? Saat Alla...

Kisah Nabi Adam, Kesamaan Malaikat, Manusia dan Jin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Kapan ketidaktahuan malaikat terungkap? Saat Allah swt hendak menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Malaikat paham karakter manusia, tetapi tidak paham maksud dijadikannya sebagai khalifah.

Malaikat pun mengetahui sesuatu bila diajarkan oleh Allah swt. Malaikat yang dekat di sisi Allah swt pun ternyata tidak mengetahui apa pun, kecuali yang telah diajarkan oleh Allah swt.

Oleh sebab itu, ada fragmen Allah swt mengajarkan malaikat melalui perantara manusia, Adam. Malaikat bersegera bertasbih karena menjawab sesuatu yang tidak diajarkan Allah swt. Itulah sumber kesalahannya.

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(Al-Baqarah [2]:30)

Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”
(Al-Baqarah [2]:31)

Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau. Tidak ada pengetahuan bagi kami, selain yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(Al-Baqarah [2]:32)

Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam, beri tahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-nama itu, Dia berfirman, “Bukankah telah Kukatakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang selalu kamu sembunyikan?”
(Al-Baqarah [2]:33)


Syetan tergelincir kepada kedurhakaan, saat diperintahkan bersujud kepada Adam. Padahal, sudah sangat lama berinteraksi dengan penduduk langit. Pasalnya, ada dorongan kesombongan dan kedengkian yang sangat kuat pada manusia.

Kesombongan dan kedengkian, penghalang untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Penghalang akan kebangkitan, pertumbuhan dan hari esok yang lebih baik. Justru, semakin menghancurkan dirinya.

(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir.
(Al-Baqarah [2]:34)

Kami berfirman, “Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini,  sehingga kamu termasuk orang-orang zalim!”
(Al-Baqarah [2]:35)


Manusia sangat mudah tergelincir dan jatuh pada kesalahan. Mudah khilaf, lalai dan lupa. Mudah terperdaya dan tertipu oleh hawa nafsu dan bisikan syetan. Kelebihannya, masih memiliki peluang untuk memperbaiki diri.

Bagaimana proses perbaikannya? Menerima kalimat Allah swt. Mentaati Allah swt. Tidak ada jalan selain itu. 

Lalu, setan menggelincirkan keduanya darinya sehingga keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan ketika keduanya ada di sana (surga). Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain serta bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.”
(Al-Baqarah [2]:36)

Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
(Al-Baqarah [2]:37)

Jadi, malaikat pun hanya mengetahui sesuatu bila  diajarkan Allah swt. Syetan telah menjadi makhluk durhaka sepanjang masa. Manusia mudah tergelincir pada kesalahan. Semuanya memiliki kelemahan. Yang Maha Sempurna hanya Allah swt.

Ayo Menulis! Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sebelum alam semesta diciptakan, Allah swt menuliskan seluruh takdir-Nya yang akan terja...

Ayo Menulis!

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sebelum alam semesta diciptakan, Allah swt menuliskan seluruh takdir-Nya yang akan terjadi di alam semesta dalam Lauhul Mahfudz. Mengapa ditegaskan menulis bukan berkata?

Menulis menandakan segala yang terjadi di alam semesta dalam naungan Asmaulhusna-Nya. Terutama, sifat Rahman dan Rahim-Nya. Menulislah, sebagai bentuk mengikuti Perbuatan-Nya.

Bagaimana Mendapatkan ide tulisan?
1. Sebanyak yang kita lihat
2. Sebanyak yang kita dengar 
3. Sebanyak yang kita rasakan 
4. Sebanyak bisikan hati yang bermunculan
5. Sebanyak yang kita lakukan
Jadi ide tulisan itu tak terhingga.

Bagaimana cara melatih dan mengasah menulis yang terbaik?
Menurut Buya Hamka dengan menulis setiap hari. 

Seperti bayi yang belajar berbicara, dimulai dari pembiasaan mengucapkan satu kata saja. Seperti itu pula cara mengasah keahlian menulis.

Bila Nabi Adam diajarkan nama-nama benda. Bila Nabi Daud diajarkan melunakkan besi. Bila Nabi Sulaiman diajarkan bahasa hewan. Maka, Nabi Isa diajarkan kemampuan menulis.

Allah swt mendorong Mukminin untuk menulis dengan kalimat, " Seandainya seluruh lautan dijadikan tinta, tidak akan cukup untuk menuliskan ilmu Allah swt."

Ayat terpanjang di seluruh Al-Qur'an yang terdapat di surat Al-Baqarah adalah perintah untuk menulis.

Untuk menjaga Al-Qur'an dan hadist, Rasulullah saw memiliki beberapa Sahabat yang tugasnya untuk menulis, seperti Abdullah bin Amr bin Ash, Zaid bin Tsabit, Muawiyah bin Abu Sofyan.

KH Zakarsih, pendiri Gontor, pernah berkata bahwa seandainya tidak ada orang yang mau diajarkan oleh ku , maka aku akan menulis untuk dunia.

Menulislah, untuk mengisi kesunyian, keheningan, kesendirian dan kelenggangan. Agar Allah swt melihat kita sebagai hamba yang dipenuhi kesibukan.

Sosok yang Tak Disebutkan Namanya dalam Kisah di Surat Al-Baqarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ada dua sosok yang namanya tidak di...

Sosok yang Tak Disebutkan Namanya dalam Kisah di Surat Al-Baqarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Ada dua sosok yang namanya tidak disebutkan oleh Al-Qur'an, walaupun kisahnya diabadikan dalam surat Al-Baqarah. Dua sosok itu terjadi di era antara Nabi Musa dan Isa.

Sosok itu tidak dikaitkan dengan kisah nabi tertentu, seperti sosok dalam kisah Nabi Musa di surat Al-Kahfi, tetapi dikaitkan dengan kisah Bani Israil. Beberapa ulama tafsir mencoba membongkar sosok ini.

Sosok ini dihadirkan saat Bani Israil hendak mengangkat pemimpin untuk melawan penindasan. 

Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, (yaitu) ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Dia menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga.” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan sungguh kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Akan tetapi, ketika perang diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim.
(Al-Baqarah [2]:246)

Sosok ini dihadirkan saat ditemukan kota yang telah hancur, bagaimana membangunnya kembali?

Atau, seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh menutupi (reruntuhan) atap-atapnya. Dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah kehancurannya?” Lalu, Allah mematikannya selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (kembali). Dia (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Sebenarnya engkau telah tinggal selama seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, (tetapi) lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang-belulang) dan Kami akan menjadikanmu sebagai tanda (kekuasaan Kami) bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging (sehingga hidup kembali).” Maka, ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Aku mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Al-Baqarah [2]:259)

Kedua sosok tak dikenal ini dihadirkan dalam suasana dan feagmen yang sama, yaitu saat sebuah bangsa hendak bangkit dari keterpurukan. Saat sebuah bangsa hendak membangun kembali negrinya yang hancur.

Bangkit dari kehancuran sesuatu yang pasti bisa dilakukan, bukan kemustahilan. Sebab, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sebab, Allah Maha Luas kekuasaan dan rezeki-Nya, lagi Maha Mengetahui. Bukankah, Mekah yang kering dan tandus bisa menjadi kota?

Kebangkitan berada dalam genggaman yang serius berkarya, bukan yang menonjolkan namanya. Kebangkitan digores oleh para pahlawan tanpa nama dan tanpa tanda jasa

Juga, pembelajaran bagi generasi berikutnya, bahwa dikenal maupun tidak, sama saja.  Sebab, Allah Maha Mengetahui.

Sikap dan Kesimpulan Terhadap Seluruh Kisah di Surat Al-Baqarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Apa sikap mukmin terhadap kisah di s...

Sikap dan Kesimpulan Terhadap Seluruh Kisah di Surat Al-Baqarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Apa sikap mukmin terhadap kisah di surat Al-Baqarah dan seluruh kisah di Al-Qur'an? Bagaimana agar mendapatkan keberkahan dan hidayah dari kisah-kisah tersebut?

Ada dua sikap. Yaitu, tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Bukankah para Nabi dan Rasul seluruh menjadi makmum di Masjidil Aqsha, saat Nabi Muhammad saw mengimami shalat di Isra Mi'raj?

Juga, mendengar dan mentaati. Bukankah seluruh kisah para nabi dan rasul merupakan petunjuk dalam menghadapi ragam liku-liku kehidupan? Bukankah seluruh liku-liku kehidupan sudah diwakili oleh seluruh kisah para nabi dan rasul?

Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
(Al-Baqarah [2]:285)

Dari keseluruhan kisah-kisah tersebut, apa kesimpulan liku-liku hidupnya? Padahal setiap para nabi dan rasul menghadapi tantangan yang sangat berbeda? Semuanya dijelaskan di akhir surat Al-Baqarah.

Yaitu, Allah swt tidak membebani seseorang, kecuali sesuai kesanggupannya. Semua jerih payahnya dihadiahi pahala. Yang lalai dan lupa, dimaafkan. Segala marabahaya, akan dilindungi. Yang sulit dan berat, ditolong Allah swt. Itulah episode hidup para Nabi dan Rasul. Juga episode bagi yang beriman, yang mengikuti jejaknya.

Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.”
(Al-Baqarah [2]:286)

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (293) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (458) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (351) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (469) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (188) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (215) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (139) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)