basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Sejarah Pembantaian Kota Hama 1982 oleh Rezim Assad Pembantaian terhadap manusia yang terbesar di era modern, 2 Februari 1982 (s...

Sejarah Pembantaian Kota Hama 1982 oleh Rezim Assad



Pembantaian terhadap manusia yang terbesar di era modern, 2 Februari 1982 (sebagaimana versi Amnesti Internasioanal). Pembantaian yang dikenal dengan “majzarah al Hama 1982” atau “Hama massacre 1982” merupakan satu operasi militer paling besar yang dikerahkan oleh rezim Suriah terhadap gerakan oposisi. Operasi tersebut merenggut nyawa puluhan ribu penduduk kota Hama, Suriah.

Operasi tersebut dimulai 2 Februari 1982 dan berlangsung selama 27 hari berikutnya. Tentara pemerintahan junta militer Hafez al Assad mengepung dan memborbardir kota Hama. Kemudian setelah itu menyerang dengan pasukan darat. Tentara rezim melakukan pembantaian brutal dan sadis yang merenggut puluhan ribu nyawa penduduk sipil. Pemimpin operasi yang tidak berperikemanusiaan itu adalah Kolonel Rifaat al Assad, saudara kandung diktator Hafez al Assad.

Kota Hama terletak hampir di jantung negeri Suriah dan berpenduduk sekitar 750 ribu jiwa. Kendati peristiwa tersebut telah lewat tiga dekade silam, namun tragedi kemanusiaan yang menimpa kota yang itu merupakan peristiwa paling memilukan serta mengerikan dibanding operasi serupa yang pernah dilakukan rezim otoriter al Assad. Dalam pembantaian itu, al Assad mengerahkan pasukan organik yang terlatih secara keras serta satuan-satuan intelijen untuk menghancurkan pihak oposisi sampai ke akar-akarnya.

Laporan-laporan dari sumber Barat menyebut bahwa rezim telah memberikan kebebasan penuh kepada kekuatan militer untuk melumpuhkan oposisi dan semua simpatisannya. Rezim sengaja menutup informasi tentang peristiwa tersebut demi mencegah protes massa dan tekanan dari pihak luar negeri.

Hingga saat ini sejumlah organisasi hak asasi manusia menuntut dilakukannya penyelidikan internasional untuk mengungkap peristiwa tersebut, sekaligus menghukum mereka yang bertanggung jawab. Mengingat bahwa tragedi Hama termasuk peristiwa paling berdarah dalam sejarah Suriah modern.

Peristiwa tersebut terjadi dalam rangkaian konflik antara rezim diktator Hafez al Assad dengan organisasi al Ikhwan al Muslimun, yang saat itu merupakan kelompok oposisi paling aktif dan kuat terhadap rezim junta militer al Assad.

Rezim menuduh jamaah Ikhwan mempersenjatai beberapa kader dan aktivisnya serta terlibat pembunuhan dan tindak kekerasan di Suriah. Salah satu kasus yang rezim angkat adalah pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa dari sekolah artileri di bulan Juni 1979 di kota Halab, utara Suriah.

Walau Al Ikhwan al Muslimun menolah tuduhan tersebut dan berlepas tangan dari peristiwa pembunuhan itu, rezim tetap membubarkan jamaah Ikhwan dan menangkap banyak aktivisnya. Rezim kemudian mengeluarkan undang-undang no. 49 tahun 1980 yang mengancam hukum mati setiap orang yang berafiliasi kepada organisasi Ikhwan.

Pembantaian kota Hama berlangsung selama hampir satu bulan, yang dimulai 2 Februari 1982. Rezim otoriter al Assad mengerahkan sejumlah brigade pertahanan, pasukan tank dan artileri, serta pasukan payung. Ditambah pula satuan-satuan khusus dari intelijen nasional dan barisan partai yang bersenjata.

Semua pasukan itu bersatu memborbardir dan menghancurkan kota Hama, kemudian menyerang lewat darat serta membakar kota. Rezim telah melakukan genosida terhadap warga Suriah dengan korban antara 30-40 ribu nyawa melayang. Banyak distrik yang rata dengan tanah, 88 masjid dan 3 gereja hancur. Puluhan ribu warga lainnya mengungsi menyelamatkan diri dari pembunuhan dan pembantaian.

Rezim otoriter al Assad memberikan otoritas penuh kepada kekuatan militer untuk menghancurkan kelompok oposisi dan simpatisannya. Untuk mencegah meletusnya protes massa dan tekanan dunia luar, pemerintah menyumbat semua saluran informasi dan komunikasi, serta menutup rapat seluruh jalur transportasi masuk dan keluar kota.

Dalam sebulan itu, Hama menjadi objek operasi militer yang luas, melibatkan militer dari berbagai satuan, intelijen, milisi bersenjata, dan pasukan khusus. Operasi tersebut dipimpin langsung Kolonel Rifaat al Assad, adik bungsu diktator Hafez al Assad. Rifaat sendiri waktu itu baru dua bulan menjabat sebagai pemegang otoritas untuk wilayah tengah dan utara Suriah. Dia membawahi 12 ribu personil militer yang telah dilatih untuk operasi perang kota.

Tragedi Hama pada sisi lainnya mengubah arah strategi rezim al Assad terhadap setiap gejolak kekerasan yang sebenarnya sudah ada sejak 1979. Al Assad tampak lebih represif dalam merespons gerakan oposisi dengan menggunakan kekuatan militernya. Dia juga memprovokasi rakyat untuk menghadapi lawan-lawan politiknya. Padahal, rakyat sipil merupakan korban terbesar dalam peristiwa tersebut.

Demikian dalam luka tragedi tersebut tertanam dalam memori rakyat Suriah, sehingga sejak saat itu tidak pernah satu kalipun ada protes massa terhadap politik pemerintah, hingga angin Arab Spring berhembus ke Suriah awal 2011 silam.

Jumlah Korban

Perkiraan jumlah korban berbeda sesuai sumber yang ada. Robert Fisk, jurnalis senior asal Inggris yang menyaksikan kondisi Hama beberapa waktu setelah peristiwa tersebut, menyebut sekitar 10 ribu korban. Sementara koran The Indipendent melaporkan korban yang mencapai 20 ribu jiwa. Sedang Thomas Friedman menyebut Rafaat al Assad pernah mengumbar bahwa dia telah membunuh 38 ribu jiwa manusia di Hama.

Komite Suriah untuk Hak Asasi Manusia mencatat korban jiwa antara 30-40 ribu orang, mayoritas dari warga sipil. Sebagian besar korban, lanjut komite tersebut, tewas akibat tembakan brutal secara massal. Korban-korban itu akhirnya dikubur di pekuburan massal.

Sebagian laporan menyebut sulitnya mengetahui persis jumlah korban. Pasalnya, terdapat 10-15 ribu rakyat sipil yang hilang sejak awal peristiwa itu. Keberadaan mereka tetap misterius, antara hidup sebagai tawanan di penjara-penjara militer atau telah tewas di tangan rezim.

Seluruh korban tewas yang disebutkan di atas termasuk wanita, anak-anak dan orang tua.

Selain itu, dilaporkan 100 ribu rakyat sipil eksodus keluar kota Hama jelang sepertiga kota hampir rata dengan tanah. Jantung kota Hama yang bersejarah rusak berat, termasuk situs-situs bersejarah, akibat bom mortir militer.

Koran Prancis Le Nouvel Observateur tanggal 30 April 1982 menulis:

Beberapa pekan lalu di kota Hama telah terjadi pemberangusan protes massa dengan kekerasan yang langka dalam sejarah modern. Hafez dan Rafaat al Assad menyerang kota Hama, seperti Soviet dan Amerika ketika merebut Berlin. Rezim kemudian memaksa yang tersisa hidup untuk berdemonstrasi mendukung rezim. Seorang jurnalis Suriah heran sambil bertanya kepada seorang aparat militer, “Setelah semua yang terjadi? Dalam barisan demonstran terdapat sejumlah warga kota?” Dengan terbahak, militer itu menjawab, “Benar. Tapi yang tersisa sangat sedikit daripada yang telah kami bunuh.”

Di bawah tajuk “Di Suriah, Teroris Nomor Satu adalah Negara”, surat kabar Prancis Le Matin edisi nomor 1606 tertanggal 24 April 1982 melaporkan:

Di Suriah terdapat sedikitnya 20 ribu tawanan politik, jumlah yang bisa jadi mencapai 80 ribu. Negeri yang kekerasan dan teror politik menjadi mata uang terlaris hari ini. Perangkat represif yang dimiliki rezim sangat luar biasa. Brigade pertahanan di bawah Rafaat al Assad, brigade tempur di bawah Adnan al Assad, pasukan khusus di bawah Ali Haedar, intelijen umum . . . kementerian dalam negeri Suriah baru-baru ini telah membeli dari sebuah perusahaan Prancis alat canggih yang mampu memblacklist 500 ribu orang sekaligus.

Seorang diplomatik Barat yang menjadi saksi menuturkan,

Akhirnya, sekitar pertengahan pekan lalu tank menyerbu ke dalam kota sepanjang hari. Perang hebat terjadi. Dari rumah ke rumah, atau lebih tepatnya dari reruntuhan yang satu ke reruntuhan lainnya. Semua ini terjadi, sementara pemerintah menutup-nutupi data korban tewas dan luka dari kedua belah pihak . . . tetapi permintaan terhadap darah di pusat-pusat medis sangat banyak . . . dapat dikatakan bahwa peristiwa yang terjadi di Hama minggu lalu adalah “Warszawa lain”, sungguh merupakan matinya sebuah kota.

Majalah Economist edisi Mei 1982 menurunkan berita “Kengerian Hama”:

Kronologis yang benar tentang peristiwa yang terjadi pada Februari di kota Hama, 12 km sebelah utara ibukota Damaskus belum diketahui, bahkan mungkin tidak akan pernah diketahui. Dua bulan telah berlalu sebelum pemerintah Suriah mengizinkan wartawan melihat reruntuhan kota. Kota yang sebelumnya terus dibom tank-tank dan artileri serta pesawat selama tiga minggu penuh. Akibatnya, sebagian besar dari kota lama yang terletak di tengah Hama telah hilang sama sekali, dan belakangan diratakan dengan buldozer.

Penyelidikan atas Pembantaian Kota Hama

Alih-alih mengambil langkah-langkah untuk meminimalisasikan dampak genosida tersebut terhadap penduduk kota dan warga Suriah secara umum, pemerintah Suriah justru memberikan penghargaan kepada individu yang terlibat. Rezim memberikan penghargaan kepada tentara yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam pembantaian.

Kolonel Rafaat al Assad dinaikkan jabatannya sebagai wakil presiden bidang keamanan nasional, sementara sejumlah pejabat senior militer dan intelijen juga mendapatkan kenaikan pangkat. Walikota Hama saat itu, Muhammad Hirbah juga ditunjuk sebagai menteri dalam negeri.

Langkah rezim jelas mengabaikan perasaan dan kondisi rakyat Suriah. Keputusan tersebut juga menegaskan politik rezim yang lebih mengedepankan tindak kekerasan daripada dialog dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam negeri.

Padahal, masih ada tawanan-tawanan politik yang mendekam puluhan tahun di balik jeruji penjara-penjara militer, orang-orang hilang, serta undang-undang yang mengancam hukuman mati bagi siapa pun yang terbukti terlibat dalam organisasi Al Ikhwan al Muslimun.

Dampak dari pembantaian itu hingga saat ini masih terus membayangi penduduk kota Hama. Ingatan tentang kehancuran dan kengerian peristiwa pembantaian masih membekas dalam memori warga. Penduduk Hama terus diselimuti ketakutan. Hampir setiap keluarga di Hama saat ini masih merasakan dampak dari peristiwa itu, dengan anggota keluarga yang tewas, atau hilang, atau migrasi ke tempat hidup yang lainnya.*


https://hidayatullah.com/berita/kabar-dari-suriah/2012/07/17/3128/sejarah-pembantaian-kota-hama.html

Kemukjizatan Air Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tanpa air, adakah kehidupan ini? Secara materi, kehidupan itu harus ditopang oleh ai...

Kemukjizatan Air

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Tanpa air, adakah kehidupan ini? Secara materi, kehidupan itu harus ditopang oleh air. Jasad seluruh makhluk-Nya mengandung air.

Tanah yang gersang dan tandus, bisa subur hanya dengan air. Planet di luar angkasa, terus diteliti, apakah mengandung air? Bila ada, maka manusia bisa bermigrasi ke planet lain.

Kisah Ibunda Hajar dan Nabi Ismail, merubah daerah yang kering kerontang menjadi kota yang menjadi target tujuan di Hijaz karena air. Dengan penguasaan air zamzam,  keturunan Nabi Ismail menjadi suku terpandang dan berwibawa. Mekah menjadi target penguasaan beragam suku bangsa.

Seberapa nilai air? Harun Al-Rasyid, khalifah termashyur Bani Abbasiyah, ditanya oleh Ibnu Sammak, "Seandainya di bumi ini hanya ada segelas air, apa yang akan dilakukan khalifah?" Sang khalifah menjawab, "Akan ditukar dengan kekuasaannya demi mendapatkan segelas air."

Gambaran surga pun, berkisah tentang air yang mengalir. Kisah pemilik kebun di surat Al-Kahfi yang kaya raya, disebabkan memiliki kebun yang airnya mengalir. Kisah kaum Saba yang makmur karena keberhasilannya mengelola air dengan membangun bendungan. Balasan yang beristighfar pun berupa air yang mengalir. 

Mukjizat Rasulullah saw yang berulang terjadi adalah dapat mengalirkan air dari jemarinya. Memperbanyak air dari sebuah kantung kecil untuk para sahabatnya hingga berjumlah ratusan. Domba yang tidak mengeluarkan air susu, setelah putingnya diusap Rasulullah saw, langsung bisa mengeluarkan air susu yang berlimpah.

Nabi Musa dengan tongkatnya, bisa mengeluarkan mata air dari bebatuan. Di era ilmu dan teknologi yang tercanggih. Bisakah manusia melakukan ini semua? Bisakah hujan diturunkan sesuai kehendaknya? Bisakah menciptakan air?

Di era Nabi Ayub, air bisa menyembuhkan seluruh penyakitnya. Bahkan bisa mengembalikan seluruh keturunan dan kekayaannya. Ada apa dengan air?

Penangguhan Waktu bagi Orang Kafir Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  وَاِنْ يُّكَذِّبُوْكَ فَقَدْ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ ق...


Penangguhan Waktu bagi Orang Kafir


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 


وَاِنْ يُّكَذِّبُوْكَ فَقَدْ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوْحٍ وَّعَادٌ وَّثَمُوْدُ ۙ

Jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan engkau (Nabi Muhammad), sungguh, sebelum mereka, kaum (Nabi) Nuh, ‘Ad, dan Samud telah mendustakan (para rasul).
(Al-Ḥajj [22]:42)


وَقَوْمُ اِبْرٰهِيْمَ وَقَوْمُ لُوْطٍ ۙ

(Demikian juga) kaum (Nabi) Ibrahim dan kaum (Nabi) Lut.
(Al-Ḥajj [22]:43) 


وَّاَصْحٰبُ مَدْيَنَۚ وَكُذِّبَ مُوْسٰى فَاَمْلَيْتُ لِلْكٰفِرِيْنَ ثُمَّ اَخَذْتُهُمْۚ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيْرِ

(Begitu juga) penduduk Madyan. Musa (juga) telah didustakan. Namun, Aku beri tenggang waktu kepada orang-orang kafir, kemudian Aku siksa mereka. Maka, betapa kuatnya pengingkaran-Ku (terhadap sikap mereka).
(Al-Ḥajj [22]:44) 


فَكَاَيِّنْ مِّنْ قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۖ وَبِئْرٍ مُّعَطَّلَةٍ وَّقَصْرٍ مَّشِيْدٍ

Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena (penduduk)-nya dalam keadaan zalim sehingga bangunan-bangunannya runtuh dan (betapa banyak pula) sumur yang ditelantarkan serta istana tinggi (yang ditinggalkan).
(Al-Ḥajj [22]:45)



اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ قُلُوْبٌ يَّعْقِلُوْنَ بِهَآ اَوْ اٰذَانٌ يَّسْمَعُوْنَ بِهَاۚ فَاِنَّهَا لَا تَعْمَى الْاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ

Tidakkah mereka berjalan di bumi sehingga hati mereka dapat memahami atau telinga mereka dapat mendengar? Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang berada dalam dada.
(Al-Ḥajj [22]:46) 


وَيَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُّخْلِفَ اللّٰهُ وَعْدَهٗۗ وَاِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَاَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ

Mereka (kaum musyrik Makkah) meminta kepadamu (Nabi Muhammad) agar azab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
(Al-Ḥajj [22]:47)


وَكَاَيِّنْ مِّنْ قَرْيَةٍ اَمْلَيْتُ لَهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ ثُمَّ اَخَذْتُهَاۚ وَاِلَيَّ الْمَصِيْرُ ࣖ

Berapa banyak negeri yang Aku tangguhkan (siksa)-nya, padahal (penduduk)-nya berbuat zalim, kemudian Aku siksa mereka. Hanya kepada-Ku tempat kembali (segala sesuatu).
(Al-Ḥajj [22]:48)

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Koalisi atau Oposisi Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Koalisi atau oposisi kekuasaan, masalah halal haram? Yang menyebabkan ...

Koalisi atau Oposisi Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Koalisi atau oposisi kekuasaan, masalah halal haram? Yang menyebabkan seseorang masuk surga dan neraka? Yang menyebabkan dibenci dan dilaknat Allah?

Bila koalisi atau oposisi tidak untuk menopang kezaliman. Tidak untuk agar kezaliman semakin mencengkram. Namun, bagaimana membatasi dan menyempitkan ruang geraknya? Bagaimana di tengah kekuasaan yang ada muncul kebaikan? Maka, persoalan oposisi dan koalisi merupakan ranah ijtihad.

Bagaimana menilainya? Apa niatnya? Apa strategi di dalam kekuasaannya? Seperti Nabi Yusufkah? Seperti orang mukmin yang berada di kubu Firaunkah? Seperti seorang laki-laki yang berlari memperingatkan Musa bahwa Firaun akan mengerahkan pasukannyakah? Seperti Istri Firʻaun yang hendak menyelamatkan Musakah?

Mengapa Allah tidak memperingatkan orang mukmin yang berada di tubuh kekuasaan Firaun? Seperti Allah memperingatkan orang mukmin yang tidak berhijrah ke Madinah? Mengapa Allah tidak mengazabnya seperti istri Luth dan Nuh yang berada di kelompok para pendurhaka?

Umar bin Abdul Aziz berada di dalam kekuasaan Bani Ummayah, di saat tengah melakukan aksi pembersihan kepada mereka yang melawan khalifah melalui tangan Hajaj Ats-Tsaqafi, gubernur Irak. Padahal yang melakukan perlawanan terdapat Said bin Jubair yang kematiannya, menyebabkan Allah mengazab Hajaj Ats-Tsaqafi dengan penyakitnya.

Umar bin Abdul Aziz menjadi penasihat khalifah. Beliau memang tidak bisa menghentikan aksi pembunuhan yang dilakukan khalifah melalui tangan Hajaj Ats-Tsaqafi, namun setiap saat Umar bin Abdul Aziz menasihati kesalahan yang dilakukan khalifah.

Shalahuddin Al-Ayubi menjadi bagian penguasa Bani Fathimiyah yang Syiah atas perintah Nurudin Zanky.  Yang penguasanya menghancurkan Sunni. Namun Shalahuddin Al-Ayubi terfokus bagaimana menghentikan langkah perang Salib melalui "legitimasi" bani Fathimiyah.

Banyak ijtihad di ranah kekuasaan. Bisa beroposisi maupun berkoalisi. Semuanya area ijtihad. Bukan ranah halal dan haram. Bukan ranah surga dan neraka. Tetapi ranah memperbesar kemaslahatan dan memupus kemudharatan. 


Mukjizat Nabi Ayub وَاذْكُرْ عَبْدَنَآ اَيُّوْبَۘ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الشَّيْطٰنُ بِنُصْبٍ وَّعَذَابٍۗ Ingat...

Mukjizat Nabi Ayub



وَاذْكُرْ عَبْدَنَآ اَيُّوْبَۘ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الشَّيْطٰنُ بِنُصْبٍ وَّعَذَابٍۗ

Ingatlah hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah diganggu setan dengan penderitaan dan siksaan (rasa sakit).”
(Ṣād [38]:41)


اُرْكُضْ بِرِجْلِكَۚ هٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَّشَرَابٌ

(Allah berfirman,) “Entakkanlah kakimu (ke bumi)! Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.”
(Ṣād [38]:42)


وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنَّا وَذِكْرٰى لِاُولِى الْاَلْبَابِ

Kami anugerahkan (pula) kepadanya (Ayyub) keluarganya dan (Kami lipat gandakan) jumlah mereka sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat.
(Ṣād [38]:43)

وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِّهٖ وَلَا تَحْنَثْ ۗاِنَّا وَجَدْنٰهُ صَابِرًا ۗنِعْمَ الْعَبْدُ ۗاِنَّهٗٓ اَوَّابٌ

Ambillah dengan tanganmu seikat rumput, lalu pukullah (istrimu) dengannya dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia selalu kembali (kepada Allah dan sangat taat kepadanya).
(Ṣād [38]:44)

Pembela Nabi Musa di Kekuasaan Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar 1. Mukmin yang Menyembunyikan Keimanannya وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَ...

Pembela Nabi Musa di Kekuasaan Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

1. Mukmin yang Menyembunyikan Keimanannya

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُوْنِيْٓ اَقْتُلْ مُوْسٰى وَلْيَدْعُ رَبَّهٗ ۚاِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يُّبَدِّلَ دِيْنَكُمْ اَوْ اَنْ يُّظْهِرَ فِى الْاَرْضِ الْفَسَادَ

Fir‘aun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), “Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir (bahwa) dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi.”
(Gāfir [40]:26)

وَقَالَ مُوْسٰىٓ اِنِّيْ عُذْتُ بِرَبِّيْ وَرَبِّكُمْ مِّنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَّا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ ࣖ

Musa berkata, “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari Perhitungan.”
(Gāfir [40]:27)

وَقَالَ رَجُلٌ مُّؤْمِنٌۖ مِّنْ اٰلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ اِيْمَانَهٗٓ اَتَقْتُلُوْنَ رَجُلًا اَنْ يَّقُوْلَ رَبِّيَ اللّٰهُ وَقَدْ جَاۤءَكُمْ بِالْبَيِّنٰتِ مِنْ رَّبِّكُمْ ۗوَاِنْ يَّكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهٗ ۚوَاِنْ يَّكُ صَادِقًا يُّصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِيْ يَعِدُكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ

Seorang laki-laki mukmin dari keluarga Fir‘aun yang menyembunyikan imannya berkata, “Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, ‘Tuhanku adalah Allah.’ Padahal, sungguh dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. 

Jika dia seorang pendusta, dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu, dan jika dia seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkan kepadamu akan menimpamu.

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas lagi pendusta.
(Gāfir [40]:28)

2. Lelaki dari Ujung Kota

وَجَاۤءَ رَجُلٌ مِّنْ اَقْصَى الْمَدِيْنَةِ يَسْعٰىۖ قَالَ يٰمُوْسٰٓى اِنَّ الْمَلَاَ يَأْتَمِرُوْنَ بِكَ لِيَقْتُلُوْكَ فَاخْرُجْ اِنِّيْ لَكَ مِنَ النّٰصِحِيْنَ

Seorang laki-laki datang bergegas dari ujung kota seraya berkata, “Wahai Musa, sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentang engkau untuk membunuhmu. Maka, (lekaslah engkau) keluar (dari kota ini). Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.” (Al-Qaṣaṣ [28]:20)



فَخَرَجَ مِنْهَا خَاۤىِٕفًا يَّتَرَقَّبُ ۖقَالَ رَبِّ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ

Maka, keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut dan waspada. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (Al-Qaṣaṣ [28]:21)


3. Istri Fir'aun 

وَقَالَتِ امْرَاَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ  لَا تَقْتُلُوْهُ ۖعَسٰٓى اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

Istri Firʻaun berkata (kepadanya), “(Anak ini) adalah penyejuk hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Mudah-mudahan dia memberi manfaat bagi kita atau kita mengambilnya sebagai anak.” Mereka tidak menyadari (bahwa anak itulah, Musa, yang kelak menjadi sebab kebinasaan mereka).
(Al-Qaṣaṣ [28]:9)


Saat Kepemimpinan Pusat Dianggap Terpuruk Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mari kita belajar pada Shalahuddin Al-Ayubi dam Nurudin Za...

Saat Kepemimpinan Pusat Dianggap Terpuruk

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Mari kita belajar pada Shalahuddin Al-Ayubi dam Nurudin Zanky sang penakluk Tentara Salib. Mari kita belajar pada Saifudin Qutuz dan Baibar, penakluk Mongol. Mereka hadir di saat kekhalifahan Abbasiyah (kepemimpinan pusat) terpuruk dan hancur.

Saat itu pemimpin umat Islam terus melemah. Bahkan, setelah serbuan Mongol, kepemimpinan pusat (kekhalifan Abbasiyah) hancur. Bagaimana sikap mereka?  Tetap menghormati  para pemimpinnya. 

Dalam setiap khutbah Jumat, mereka terus menyanjung para qiyadahnya. Semoga khalifah diberikan keberkahan. Bahkan Shalahuddin Al-Ayubi tetap memberikan hadiah persembahan. Bahkan Shalahuddin tetap memberikan surat pengakuan tunduk pada sang khalifah?

Saat kekhalifahan Abbasiyah telah hancur. Saifudin Qutuz dan Baibar tetap mencari qiyadah yang berasal dari keturunan kekhalifahan Abbasiyah. Bukankah kekuasaan dan kekuatan berada di tangan Qutuz dan Baibar? Bukan lagi keturunan Abbasiyah?

Yang lebih ekstrim lagi, Musa bin Nusair, sang penakluk Andalusia. Kembali dengan kemenangan besar dari Andalusia, justru dihukum berat oleh khalifah Sulaiman bin Abdul Malik karena khawatir Musa bin Nusair memberontak. Saat tengah dihukum, ada provokasi, mengapa tidak memberontak kepada qiyadah (khalifah)? Dijawabnya, dia tetap bersama jamaah. 

Sekarang, apakah kita sehebat para penakluk Tentara Salib dan Mongol? Apakah sehebat penakluk Andalusia? Saat mereka terus mempertahankan harga diri pemimpinnya. Saat mereka terus mempersembahkan hadiah dan menyanjungnya di khutbah-khutbah Jumat. Saat mereka terus menggemakan ketaatan kepada khalifah Abbasiyah. Bagaimana dengan sikap kita sekarang kepada pemimpin? Terus menghakimi? 

Apa yang telah diperbuat oleh para pemimpin, serahkan pada Allah yang Maha Mengetahui dan Menyaksikan amal-amalnya.  Bukankah ada wadah internal untuk introspeksi diri? Bukankah kebijakan politik itu bersifat ijtihadi, yang bisa salah dan benar? Bukankah kesalahannya satu pahala dan benarnya dua pahala?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (354) Al-Qur’an (2) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (249) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (523) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (409) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (478) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (215) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (217) Sirah Sahabat (136) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (142) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)