basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menunaikan Hak Nafsu Oleh: Nasrulloh Baksolahar Yang dilarang adalah memperturuti hawa nafsu. Yang dilarang adalah menjadikannya...

Menunaikan Hak Nafsu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Yang dilarang adalah memperturuti hawa nafsu. Yang dilarang adalah menjadikannya tuhan. Yang dilarang adalah menjadi nafsu sebagai timbangan sebuah keputusan dan tindakan. Nafsu hanya sekedar agar roda kehidupan bergerak.

Bukankah memperturuti akal pun dilarang? Bukankah menjadikan akal sebagai tuhan pun dilarang? Bukankah menjadi akal sebagai timbangan juga dilarang? Akal hanya untuk memahami Al-Qur'an, Sunnah dan alam semesta.

Tunaikan hak nafsu. Bukankah menunaikan hak orang lain merupakan ibadah? Hak mata, telinga, lidah, bibir, kaki, tangan dan seluruh organ tubuh merupakan ibadah.

Bila lapar, makanlah. Bila haus, minumlah. Bila ngantuk, tidurlah. Bila muncul gairah, salurkan pada yang halal. Bukankah semuanya ibadah?

Apa yang ditakuti? Apakah bisa makan dan minum esok hari? Bagaimana masa depan putra putri? Siapkanlah, hanya untuk menentramkan nafsu.

Umar bin Abdul Aziz menyiapkan setiap putra putrinya 1 dinar saat wafatnya. Untuk apa? Untuk menentramkan nafsunya bahwa dia telah menyiapkan masa depan bagi keturunannya. 

Hak nafsu dipenuhi agar raga tetap terpelihara. Cukup sampai disitu, jangan melampuinya. Hak Nafsu dipenuhi, agar kehidupan menjadi selalu lebih mudah. Cukup sampai disitu. Jangan pernah melampuinya.

Fokus Keilmuan Nabi Musa dan Harun  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bapak dan anaknya menjadi Nabi dan Rasul cukup banyak kisahnya. S...

Fokus Keilmuan Nabi Musa dan Harun 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bapak dan anaknya menjadi Nabi dan Rasul cukup banyak kisahnya. Seperti, Ibrahim bersama Ismail dan Ishaq. Yakub bersama Yusuf. Daud bersama Sulaiman. Zakari bersama Yahya. Namun bila saudara kandung menjadi  Nabi dan Rasul, hanya pada kisah Nabi  Musa dan Harun.

Saat Nabi Musa diangkat menjadi Nabi dan Rasul, beliau memohon kepada Allah agar saudaranya, Harun, diangkat pula menjadi Nabi dan Rasul, sebagai wazirnya. Allah pun mengabulkannya.

Banyak kisah perjalanan dakwah Nabi Musa dan Harun yang diungkap, dari menghadap Firaun di istana, menghindari kejaran Firaun dan pasukannya, hingga menghadapi kedurhakaan Bani Israel selama perjalanan dari Mesir ke Palestina. 

Namun, jarang yang mengkisahkan bagaimana perjalanan keilmuan mereka berdua? Dalam surat Al-Furqan ayat 35 - 40, Allah memaparkan perjalanan keilmuan mereka berdua. Mereka bahu membahu juga dalam mengarungi samudera ilmu dan hikmah. Allah mengkhususkan perkelanaan ilmunya kepada kaum dan negri yang telah dihancurkan karena kedurhakaannya.

"Dan sungguh, Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wazir (pembantu)." (Al-Furqan: 35)

"Kemudian Kami berfirman (kepada keduanya), "Pergilah kamu berdua kepada kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami." Lalu Kami hancurkan mereka dengan sehancur-hancurnya."  (Al-Furqan: 36)

"Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami menenggelamkankam mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih;" (Al-Furqan: 37)

"dan (telah Kami binasakan) kaum 'Ä€d dan Samud dan penduduk Rass  serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu." (Al-Furqan: 38)

"Dan masing-masing telah Kami jadikan perampamaan dan masing-masing telah Kami hancurkan sehancur-hancurnya." (Al-Furqan: 39)

Dan sungguh, mereka (kaum musyrik Mekkah) telah melalui negeri (Sodom) yang (dulu) dijatuhi hujan yang buruk (hujan batu). Tidakkah mereka menyaksikannya? Bahkan mereka sebenarnya tidak mengharapkan hari kebangkitan. (Al-Furqan: 40)

Di ayat 40, Allah menyindir kaum Musyrikin Mekah, mengapa tidak bisa mengambil pelajaran seperti Nabi Musa dan Harun yang juga telah melalui negri-negri yang dihancurkan Allah akibat kedurhakaannya kepada Allah.

Angin dan Hujan dalam Surat Al-Furqan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Iklim dan cuaca disebabkan oleh tiupan angin. Perubahan arah an...

Angin dan Hujan dalam Surat Al-Furqan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Iklim dan cuaca disebabkan oleh tiupan angin. Perubahan arah angin menyebab perubahan iklim dan cuaca. Angin sebagai tanda gembira akan datangnya hujan.

"Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih," (Al-Furqan: 48)

Di Indonesia, terdapat dua jenis angin muson utama, yaitu angin muson barat dan angin muson timur: 

Angin Muson Barat
Bertiup pada bulan Desember, Januari, dan Februari. Angin ini membawa hujan dan menyebabkan musim hujan di Indonesia. Dampak positifnya, seperti membuat tanaman lebih hijau dan subur, mengurangi polusi udara, dan mengurangi risiko kebakaran hutan. 

Angin Muson Timur
Bertiup pada bulan April hingga Oktober. Angin ini membawa angin kering dan menyebabkan musim kemarau di Indonesia. Angin muson timur bergerak dari Benua Australia ke Benua Asia. 

"Agar (dengan udara itu) Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus), dan Kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, (berrupa) hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak." (Al-Furqan: 49)

Perubahan arah angin menyebabkan perubahan iklim. Dari musim hujan ke musim kemarau. Dari musim kemarau ke musim hujan. Di setiap musim memiliki kemanfaatan bagi manusia.

Dan sungguh, Kami telah mempergilirkan (hujan) itu di antara mereka agar mereka mengambil pelajaran; namun kebanyakan manusia tidak mau (bersyukur), bahkan mereka mengingkari (nikmat). (Al-Furqan: 50)

Musim kemarau memiliki beberapa manfaat bagi manusia, di antaranya:

Pertanian
Musim kemarau dapat membantu pertumbuhan tanaman mediterania dan biji-bijian, serta memudahkan akses ke lahan pertanian. 

Produksi garam
Musim kemarau merupakan waktu yang baik untuk memproduksi garam karena sinar matahari yang cukup dan kadar tanah yang baik di wilayah pesisir. 

Pekerjaan umum
Musim kemarau merupakan waktu yang baik untuk melakukan perbaikan jalan rusak dan pengaspalan. 

Transportasi laut
Musim kemarau dapat membantu nelayan mencari ikan dan melancarkan transportasi laut. 

Kesehatan
Musim kemarau yang cenderung kering dan stabil dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit pernafasan atau kulit. 

Pariwisata
Musim kemarau dapat dimanfaatkan untuk berwisata ke destinasi yang menawarkan cuaca cerah dan kering, seperti pantai atau pegunungan. 

Menjemur
Musim kemarau dapat membantu menjemur pakaian dan makanan lebih cepat. 

Hujan membawa banyak manfaat bagi manusia, di antaranya:

Sumber air
Hujan merupakan sumber air tawar yang utama bagi manusia. Air hujan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti memasak, mencuci, mandi, dan minum. 

Menyuburkan tanaman
Hujan membantu menyuburkan tanaman dan perkebunan, sehingga petani dapat panen dan menghasilkan pangan. 

Membersihkan udara
Air hujan dapat menangkap partikel polutan seperti debu, asap, dan gas buang kendaraan. 

Menjaga keseimbangan ekosistem
Hujan membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan menyediakan air untuk hewan dan tumbuhan. 

Menyegarkan udara
Hujan dapat mendinginkan udara yang panas dan membuat badan menjadi sejuk. 

Menenangkan pikiran
Suara hujan dapat menenangkan pikiran dan menurunkan produksi hormon stres. 

Mengisi ulang air tanah
Air hujan yang meresap ke tanah akan menjadi air tanah yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. 

Kriteria Perempuan Dambaan Pemuda Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Madyan adalah nama sebuah kota yang terletak di negara Ma'...

Kriteria Perempuan Dambaan Pemuda Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Madyan adalah nama sebuah kota yang terletak di negara Ma'aan, masih termasuk bagian negara Syaam. Bersebrangan dengan negara Hijaz dan berdekatan dengan danau kaum Nabi Luth AS.

Madyan adalah nama kabilah atau kaum yang berasal dari satu ayah. Penduduk Madyan adalah orang Arab. Kabilah Madyan adalah keturunan Madyan bin Madyaan bin Ibrahim AS. Madyan itulah negri dimana pemuda Musa menemukan jodohnya.

Lahir di Mesir. Menjadi pemuda yang gagah perkasa di Mesir. Liku-liku hidupnya  yang berat dan genting, membawanya pada perkenalan pada sosok perempuan dambaan hatinya.

Sosok ideal yang menjadi pilihannya adalah perempuan yang tangguh pula. Perempuan yang mengabdikan pada ayahnya yang renta. Mengelola tanah pertanian dan peternakan.

Ketangguhannya terlihat saat perempuan itu berjuang untuk mendapatkan air diantara para pemuda. Kelembutannya terlihat saat perempuan tersebut mendatangi Musa yang mengundangnya untuk bertemu dengan ayahnya. 

"Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan sambil malu-malu, dia berkata, "Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai ketidakseimbangan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami." Ketika (Musa) mendatangi ayahnya (Syu'aib) dan dia menceritakan kisahnya (mengenai dirinya), dia (Syu'aib) berkata, "Janganlah kamu takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu." (Al-Qasas: 25)

Kecerdasannya terlihat dari kemampuannya melihat potensi yang terpendam pada pemuda  Musa. Firasatnya sangat tajam mampu melihat jati diri pemuda Musa yang baik, kuat dan dapat dipercaya. Pemuda Musa seorang sosok yang bekerja secara profesional, sebab dia menyempurnakan perjanjian kerja dengan menyempurnakan menjadi 10 tahun.

"Dan salah satu dari kedua (perempuan) itu berkata, "Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang paling baik yang Anda ambil sebagai pekerja (pada kita) adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya." (Al-Qasas: 26)

"Dia (Syu'aib) berkata, "Sebenarnya aku bermaksud ingin menikahkanmu dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa kamu bekerja padaku selama delapan tahun dan jika kamu sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkanmu. Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang yang baik." (Al-Qasas: 27)

Perempuan ini memang sosok yang ideal. Dia yang menemani kepulangannya ke Mesir. Dia yang menemani Musa saat mendapatkan wahyu di lembah Tuwa. Dia juga yang menemani Musa saat menanggung kerasnya kezaliman Firaun, Haman dan Qarun. 

Perang yang Tetap Menjaga Fitrah Manusia bagi Tentaranya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Fitrah manusia tidak akan berubah sampai kap...

Perang yang Tetap Menjaga Fitrah Manusia bagi Tentaranya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Fitrah manusia tidak akan berubah sampai kapanpun. Seperti apa? Bagai perlakuan seorang ibu kepada bayinya. Seperti, harimau ganas kepada anaknya. Kasih sayang dan cinta, itulah fitrah manusia. 

Cinta dan kasih sayang menimbulkan ketentraman dan ketenangan jiwa. Melahirkan kebahagiaan. Namun perlakuan zalim dan merusak akan meresahkan jiwa. Apalagi bila melakukan genosida? Jiwanya akan rusak. Menimbulkan trauma bagi pelakunya juga. Bahkan lebih merusak pelakunya dibandingkan korbannya.

Perang di Gaza ternyata membawa luka dan trauma bagi  para tentara penjajah Zionis Israel. Bahkan banyak pula memutuskan bunuh diri karena tak kuat menghadapi efek perang. "Mereka telah keluar dari Gaza, tapi Gaza tidak bisa keluar darinya. Dan mereka meninggal setelah itu, karena pasca-trauma," Itulah gambaran trauma yang menghantui Tentara Zionis.

Apa efek lainnya? "Banyak dari kami sangat takut untuk direkrut kembali untuk berperang di Lebanon," kata seorang petugas medis IDF yang bertugas selama empat bulan di Gaza kepada CNN. Ini penyebab mengapa pasukan darat paling elit penjajah Zionis tidak bisa menguasai sedikit pun desa  di Lebanon. Sebab, mentalnya sudah hancur dan kelelahan karena prilaku kebrutalan kejam yang membunuh 43.000 rakyat Palestina.

Kelak, kebrutalan ini tidak saja kepada rakyat Palestina tetapi terhadap keluarga dan lingkungan terdekatnya. Bukankah akan mengganggu ketentraman warganya? Perhatikan tema-tema filem para veteran perang Vietnam hingga Irak di Amerika. Para veteran perang melakukan aksi pembunuhan di kerumunan padat. Tidak hanya di filem, kenyataannya pun di Amerika sering terjadi aksi pembunuhan masal di sekolah karena trauma. 

Mengapa perang menimbulkan trauma bagi tentara dan merusak masyarakat di Barat? Perangnya tidak memiliki akhlak. Perangnya tidak memiliki prinsip nurani. Perangnya hanya untuk menang dengan segala cara, termasuk genosida.

Ali bin Abi Thalib tidak jadi membunuh prajurit musuh di pertempuran, karena musuh meludahinya. Ali bin Abi Thalib  khawatir membunuhnya karena marah.  Umar bin Abdul Aziz menarik pasukannya dari Sarmakand karena saat berperang tidak memberikan pilihan untuk berseru memeluk Islam kepada penduduk Sarmakand.

Perang dengan akhlak. Perang dengan bingkai syariat Islam akan tetap menjaga karakter kasih sayang dan fitrah bagi tentaranya. Tidak akan merusak jiwa tentara juga menjaga ketentraman bagi penduduk lawan dan setelah kembali dari medan pertempuran.

Doa Pemuda Musa Selama Pelarian ke Negri Madyan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bagaimana mengukur beratnya liku-liku kehidupan sese...

Doa Pemuda Musa Selama Pelarian ke Negri Madyan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana mengukur beratnya liku-liku kehidupan seseorang? Bagaimana membongkar suasana kejiwaannya? Bagaimana mengetahui keteguhan dan ketegaran mentalnya? Bagaimana mengetahui harapan, mindset dan solusinya saat situasi genting dihadapi seseorang? Perhatikan doa-doa yang dipanjatkannya.

Allah memaparkan seluruh suasana yang dialami oleh pemuda Musa saat dikejar pasukan Firaun melalui doa-doa yang dipanjatkan pemuda Musa. Dari doa-doa inilah, setiap generasi belajar mengelola gejolak hati, akal, jiwa, perasaan, dan pemikiran yang bergolak saat dihempas oleh tantangan kehidupan, sehingga keputusan dan tindakannya tepat, tidak menyimpang dan merusak   masa depannya.

Allah memaparkan semuanya dengan sangat indah, menyentuh seluruh bagian jiwa dan raga manusia dalam surat Al-Qasas. 

"Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka dia mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki sedang berkelahi; yang seorang dari kaumnya (Bani Israil) dan yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum Fir'aun)."

"Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk (mengalahkan) orang yang dari pihak musuhnya, lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Dia (Musa) berkata, "Ini adalah perbuatan setan. Sungguh, dia (setan itu) adalah musuh yang jelas berkeliaran." (Al-Qasas: 15)

"Dia (Musa) berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku." Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Al-Qasas: 16)

"Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku! Demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, maka aku tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa." (Al-Qasas: 17)

"Dan seorang laki-laki datang berkemah dari ujung kota seraya berkata, "Wahai Musa! Sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentangmu untuk membunuhmu, maka keluarlah (dari kota ini), sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu." (Al-Qasas: 20)

"Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu." (Al-Qasas: 21)

"Dan ketika dia menuju ke arah negeri madyan dia berdoa lagi, "Mudah-mudahan Tuhanku menunjuki aku ke jalan yang benar." (Al-Qasas: 22)

Pemuda Musa memenuhi perjalanannya selama pengejaran oleh pasukan Firaun dengan doa-doanya. Doa memang senjata bagi mukmin.

Problem Pribadi Tuntas dengan Menuntaskan Problem Orang Lain Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat diri sendiri dihimpit dan didera pe...

Problem Pribadi Tuntas dengan Menuntaskan Problem Orang Lain

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Saat diri sendiri dihimpit dan didera persoalan, bagaimana cara mendapatkan jalan keluar yang tak terduga? Apa karakter para pemecah masalah? Bagaimana mindset mereka? Belajarlah pada pemuda Musa.

Setelah selamat dari kejaran pasukan Firaun, pemuda Musa mendatangi tempat yang paling banyak didatangi orang. Apa persoalan di tempat tersebut? Mengapa persoalan tersebut terjadi? Lalu proaktif menyelesaikannya.

Pemuda Musa mendatangi sumber air. Dilihatnya kerumunan dan antrian banyak lelaki yang hendak mengambil air. Dilihatnya, ada dua perempuan yang ikut antrian di barisan terakhir. Lalu mendatanginya. 

Pemuda Musa tidak merengek dan mengais minta pertolongan. Apalagi memberitakan kesulitan agar orang tergerak untuk membantu. Musa tampil sebagai pribadi yang seolah tidak memiliki persoalan sedikit pun. 

"Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekelompok orang yang sedang memberi minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan sedang menghambat (ternaknya). Dia (Musa) berkata, "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?" Kedua (perempuan) itu menjawab, "Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedangkan ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya." (Al-Qasas: 23)

Setelah selesai membantu persoalan kedua perempuan tersebut dengan mengambilkan air. Pemuda Musa berdoa akan kesulitan yang tengah dihadapinya. 

"Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan kebaikan apa pun yang Engkau turunkan padaku." (Al-Qasas: 24)

Setelah itu, apa yang terjadi? Allah menuntaskan persoalan pribadi Musa.

"Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan sambil malu-malu, dia berkata, "Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai ketidakseimbangan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami."

"Ketika (Musa) mendatangi ayahnya (Syu'aib) dan dia menceritakan kisahnya (mengenai dirinya), dia (Syu'aib) berkata, "Janganlah kamu takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu." (Al-Qasas: 25)

Pemuda Musa menceritakan persoalan pribadinya hanya kepada ayahnya kedua perempuan tersebut. Membicarakan persoalan hanya kepada orang yang tepat.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (304) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)