basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Perang yang Tetap Menjaga Fitrah Manusia bagi Tentaranya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Fitrah manusia tidak akan berubah sampai kap...

Perang yang Tetap Menjaga Fitrah Manusia bagi Tentaranya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Fitrah manusia tidak akan berubah sampai kapanpun. Seperti apa? Bagai perlakuan seorang ibu kepada bayinya. Seperti, harimau ganas kepada anaknya. Kasih sayang dan cinta, itulah fitrah manusia. 

Cinta dan kasih sayang menimbulkan ketentraman dan ketenangan jiwa. Melahirkan kebahagiaan. Namun perlakuan zalim dan merusak akan meresahkan jiwa. Apalagi bila melakukan genosida? Jiwanya akan rusak. Menimbulkan trauma bagi pelakunya juga. Bahkan lebih merusak pelakunya dibandingkan korbannya.

Perang di Gaza ternyata membawa luka dan trauma bagi  para tentara penjajah Zionis Israel. Bahkan banyak pula memutuskan bunuh diri karena tak kuat menghadapi efek perang. "Mereka telah keluar dari Gaza, tapi Gaza tidak bisa keluar darinya. Dan mereka meninggal setelah itu, karena pasca-trauma," Itulah gambaran trauma yang menghantui Tentara Zionis.

Apa efek lainnya? "Banyak dari kami sangat takut untuk direkrut kembali untuk berperang di Lebanon," kata seorang petugas medis IDF yang bertugas selama empat bulan di Gaza kepada CNN. Ini penyebab mengapa pasukan darat paling elit penjajah Zionis tidak bisa menguasai sedikit pun desa  di Lebanon. Sebab, mentalnya sudah hancur dan kelelahan karena prilaku kebrutalan kejam yang membunuh 43.000 rakyat Palestina.

Kelak, kebrutalan ini tidak saja kepada rakyat Palestina tetapi terhadap keluarga dan lingkungan terdekatnya. Bukankah akan mengganggu ketentraman warganya? Perhatikan tema-tema filem para veteran perang Vietnam hingga Irak di Amerika. Para veteran perang melakukan aksi pembunuhan di kerumunan padat. Tidak hanya di filem, kenyataannya pun di Amerika sering terjadi aksi pembunuhan masal di sekolah karena trauma. 

Mengapa perang menimbulkan trauma bagi tentara dan merusak masyarakat di Barat? Perangnya tidak memiliki akhlak. Perangnya tidak memiliki prinsip nurani. Perangnya hanya untuk menang dengan segala cara, termasuk genosida.

Ali bin Abi Thalib tidak jadi membunuh prajurit musuh di pertempuran, karena musuh meludahinya. Ali bin Abi Thalib  khawatir membunuhnya karena marah.  Umar bin Abdul Aziz menarik pasukannya dari Sarmakand karena saat berperang tidak memberikan pilihan untuk berseru memeluk Islam kepada penduduk Sarmakand.

Perang dengan akhlak. Perang dengan bingkai syariat Islam akan tetap menjaga karakter kasih sayang dan fitrah bagi tentaranya. Tidak akan merusak jiwa tentara juga menjaga ketentraman bagi penduduk lawan dan setelah kembali dari medan pertempuran.

Doa Pemuda Musa Selama Pelarian ke Negri Madyan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bagaimana mengukur beratnya liku-liku kehidupan sese...

Doa Pemuda Musa Selama Pelarian ke Negri Madyan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bagaimana mengukur beratnya liku-liku kehidupan seseorang? Bagaimana membongkar suasana kejiwaannya? Bagaimana mengetahui keteguhan dan ketegaran mentalnya? Bagaimana mengetahui harapan, mindset dan solusinya saat situasi genting dihadapi seseorang? Perhatikan doa-doa yang dipanjatkannya.

Allah memaparkan seluruh suasana yang dialami oleh pemuda Musa saat dikejar pasukan Firaun melalui doa-doa yang dipanjatkan pemuda Musa. Dari doa-doa inilah, setiap generasi belajar mengelola gejolak hati, akal, jiwa, perasaan, dan pemikiran yang bergolak saat dihempas oleh tantangan kehidupan, sehingga keputusan dan tindakannya tepat, tidak menyimpang dan merusak   masa depannya.

Allah memaparkan semuanya dengan sangat indah, menyentuh seluruh bagian jiwa dan raga manusia dalam surat Al-Qasas. 

"Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka dia mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki sedang berkelahi; yang seorang dari kaumnya (Bani Israil) dan yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum Fir'aun)."

"Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk (mengalahkan) orang yang dari pihak musuhnya, lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Dia (Musa) berkata, "Ini adalah perbuatan setan. Sungguh, dia (setan itu) adalah musuh yang jelas berkeliaran." (Al-Qasas: 15)

"Dia (Musa) berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku." Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Al-Qasas: 16)

"Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku! Demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, maka aku tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa." (Al-Qasas: 17)

"Dan seorang laki-laki datang berkemah dari ujung kota seraya berkata, "Wahai Musa! Sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentangmu untuk membunuhmu, maka keluarlah (dari kota ini), sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu." (Al-Qasas: 20)

"Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu." (Al-Qasas: 21)

"Dan ketika dia menuju ke arah negeri madyan dia berdoa lagi, "Mudah-mudahan Tuhanku menunjuki aku ke jalan yang benar." (Al-Qasas: 22)

Pemuda Musa memenuhi perjalanannya selama pengejaran oleh pasukan Firaun dengan doa-doanya. Doa memang senjata bagi mukmin.

Problem Pribadi Tuntas dengan Menuntaskan Problem Orang Lain Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat diri sendiri dihimpit dan didera pe...

Problem Pribadi Tuntas dengan Menuntaskan Problem Orang Lain

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Saat diri sendiri dihimpit dan didera persoalan, bagaimana cara mendapatkan jalan keluar yang tak terduga? Apa karakter para pemecah masalah? Bagaimana mindset mereka? Belajarlah pada pemuda Musa.

Setelah selamat dari kejaran pasukan Firaun, pemuda Musa mendatangi tempat yang paling banyak didatangi orang. Apa persoalan di tempat tersebut? Mengapa persoalan tersebut terjadi? Lalu proaktif menyelesaikannya.

Pemuda Musa mendatangi sumber air. Dilihatnya kerumunan dan antrian banyak lelaki yang hendak mengambil air. Dilihatnya, ada dua perempuan yang ikut antrian di barisan terakhir. Lalu mendatanginya. 

Pemuda Musa tidak merengek dan mengais minta pertolongan. Apalagi memberitakan kesulitan agar orang tergerak untuk membantu. Musa tampil sebagai pribadi yang seolah tidak memiliki persoalan sedikit pun. 

"Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekelompok orang yang sedang memberi minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan sedang menghambat (ternaknya). Dia (Musa) berkata, "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?" Kedua (perempuan) itu menjawab, "Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedangkan ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya." (Al-Qasas: 23)

Setelah selesai membantu persoalan kedua perempuan tersebut dengan mengambilkan air. Pemuda Musa berdoa akan kesulitan yang tengah dihadapinya. 

"Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan kebaikan apa pun yang Engkau turunkan padaku." (Al-Qasas: 24)

Setelah itu, apa yang terjadi? Allah menuntaskan persoalan pribadi Musa.

"Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan sambil malu-malu, dia berkata, "Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai ketidakseimbangan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami."

"Ketika (Musa) mendatangi ayahnya (Syu'aib) dan dia menceritakan kisahnya (mengenai dirinya), dia (Syu'aib) berkata, "Janganlah kamu takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu." (Al-Qasas: 25)

Pemuda Musa menceritakan persoalan pribadinya hanya kepada ayahnya kedua perempuan tersebut. Membicarakan persoalan hanya kepada orang yang tepat.

Penjajah Zionis Israel Sangat Rentan Ditinggalkan Warganya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Jerusalem Post , surat kabar berbahasa In...

Penjajah Zionis Israel Sangat Rentan Ditinggalkan Warganya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Jerusalem Post , surat kabar berbahasa Inggris yang diterbitkan dari Yerusalem yang diduduki, mengungkapkan bahwa penjajah Israel sedang menyaksikan emigrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam tujuh bulan pertama tahun 2024, 40.600 orang meninggalkan negara itu, rata-rata 2.200 orang per bulan lebih banyak dari tahun 2023, dengan membawa serta uang, gelar akademis, dan keterampilan profesional mereka. Dengan uang yang dibawa keluar sebesar ratusan trilyun rupiah.

Komposisi pemukim Zionis Israel  yang beremigrasi pada 2023,

1. 39 persen dari Tel Aviv dan wilayah tengah

2. 28 persen dari Haifa dan Utara

3. 15 persen dari selatan

4. 13 persen dari Yerusalem

5. 5 persen dari Tepi Barat

Sebagian besar yang beremigrasi ke luar negri pada 2023  bukan berasal dari daerah yang bersinggungan langsung dengan front pertempuran. Artinya, pemukim Yahudi sangat rentan untuk pergi dari wilayahnya sendiri.

Bagaimana di 2024, saat penjajah Zionis Israel mengembangkan front pertempuran di Gaza, Lebanon dan Tepi Barat?  Ditambah krisis politik dan keamanan yang terus meningkat karena serangan roket dan drone dari faksi-faksi perlawanan hingga menembus Tel Aviv? Ternyata 25 persen pemukim Yahudi ingin keluar dari wilayahnya.

Mengapa pemukim illegal Zionis Israel sangat mudah beremigrasi? Sebab, tanah dan rumah yang mereka tempati hasil rampasan dari rakyat Palestina. Juga, sebagian besar memiliki kewarganegaraan ganda, sehingga bisa kembali ke tempat asalnya saat  penjajah Zionis Israel tidak lagi bisa menjamin keamanan dan ekonominya.

Pemukim illegal Zionis Israel juga merasa tidak memiliki identitas diri di negaranya sendiri. Sebab, status bangsa Israel tidak diakui oleh hukum, yang diakui hanya sebagai bangsa Yahudi. Bagaimana mau menyatukan warga negara dengan negaranya? 


Tidak Ada Bangsa Israel "Negara Yahudi" adalah definisi hukum Israel mengenai sifat dan karakter pendirian penjajahan ...

Tidak Ada Bangsa Israel


"Negara Yahudi" adalah definisi hukum Israel mengenai sifat dan karakter pendirian penjajahan Zionis Israel di atas tanah Palestina. Sifat " Yahudi " pertama kali didefinisikan dalam Deklarasi Pendirian Israel pada bulan Mei 1948. Apa efeknya? 

Setiap orang Yahudi mempunyai hak tak terbatas untuk berimigrasi ke wilayah pendudukan Zionis Israel dan menjadi warga negaranya. Namun,  masih bisa memiliki atau tidak kehilangan kewarganegaraan sebelumnya. 

Hal ini bertujuan untuk mendorong diaspora Yahudi di mancanegara untuk bermigrasi ke Pendudukan Israel tanpa membuat mereka kehilangan status kewarganegaraan sebelumnya. Jadi, penjajah Zionis Israel menganut kewarganegaraan ganda.

Dalam konteks Israel, kewarganegaraan tak terkait dengan asal-usul seseorang dari wilayah tertentu tetapi didefinisikan secara lebih luas. Meskipun istilah tersebut digunakan di negara lain untuk menunjukkan etnis seseorang, maknanya dalam hukum Israel sangat luas dengan memasukkan siapa pun yang menganut agama Yudaisme beserta keturunannya.

Mereka yang berbangsa Yahudi merupakan bagian inti dari kewarganegaraan Israel, sementara Mahkamah Agung Israel telah memutuskan bahwa tidak ada kebangsaan Israel. Undang-undang lain telah menetapkan Israel sebagai negara bangsa Yahudi sejak tahun 2018.

Pengadilan Israel menolak kebangsaan Israel bagi pemukim Yahudi di wilayah pendudukan Zionis Israel, dengan alasan hal itu dapat merusak karakter Yahudi seperti yang diberitakan Associated Press pada 4 Oktober 2013. Dimana yang ada hanyabYahudi, Arab, Druze, dan banyak lagi. Namun, satu kata jelas tidak ada dalam daftar tersebut: Israel.

Penduduk tidak dapat mengidentifikasi diri mereka sebagai bangsa Israel dalam pendaftaran nasional karena tindakan tersebut dapat berdampak luas bagi karakter Yahudi di negara tersebut, tulis Mahkamah Agung Israel dalam dokumen yang diperoleh pada hari Kamis.

Putusan tersebut merupakan tanggapan atas tuntutan 21 warga Israel, yang sebagian besar terdaftar secara resmi sebagai orang Yahudi, agar pengadilan memutuskan apakah mereka dapat didaftarkan sebagai bangsa Israel dalam daftar tersebut. Kelompok tersebut berpendapat bahwa tanpa identitas Israel yang sekuler, kebijakan Israel akan lebih memihak orang Yahudi dan mendiskriminasi kaum minoritas.

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Yaqub Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apakah Zionis Yahudi itu kokoh? Sejak  generasi awalnya, san...

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Yaqub

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Apakah Zionis Yahudi itu kokoh? Sejak  generasi awalnya, sangat mudah terpecah belah. Dalam menyikapi satu persoalan saja, mereka selalu terpecah. Dalam setiap persoalan, mereka selalu terpecah. Apalagi setelah jauh dari leluhur awalnya?

Bani Israel merupakan keturunan langsung dari Nabi Yaqub. Bagaimana  generasi awalnya? Biasanya, generasi awal merupakan generasi yang terpilih dan kokoh. Namun tidak bagi generasi  awal Bani Israel. Bila seperti ini, Bani Israel tidak memiliki model yang tepat untuk membangun peradabannya.

Di surat Yusuf, Allah mengkisahkan perpecahan di generasi awal Bani Israel. Berikut kisahnya, 

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud berbaring." (Yusuf: 4)

Dia (ayahnya) berkata, "Wahai anakku! Janganlah kau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia." (Yusuf: 5)

Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang bertanya. (Yusuf: 7)

Ketika mereka berkata, "Sejujurnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata, (Yusuf: 8)

Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tercurah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik." (Yusuf: 9)

Bunuh dan usir pun telah diterapkan terhadap saudaranya sendiri. Apabila terhadap bangsa lain? Seperti genosida Penjajah Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Namun sekuat apapun Penjajah Zionis Israel tetap lemah, karena rapuh dalam perseteruan internalnya. Itulah takdirnya.

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Demonstrasi merebak di wilayah pendudukan penjajah Zionis Isr...

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Demonstrasi merebak di wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Apa penyebabnya? Netanyahu memecat Galant, sang Menteri Pertahanan. Yahudi Haredim dipaksa untuk dinas militer. Perseteruan antara Yahudi Kanan dengan Sekuler. Belum lagi perlakuan istimewa terhadap angkatan udara dan intelijen.

Di saat pertempuran berkecamuk, banyak pemukim illegal Yahudi yang melakukan imigrasi balik dan berminat keluar dari negrinya. Pasukannya banyak yang tidak bertugas saat waktu istirahatnya telah selesai. 

Apakah hanya kali ini saja? Di era Nabi Musa pun, saat sedang berjuang menghadapi kezaliman Firaun. Dari kalangan terdekatnya, Qarun, justru menjadi pembela Firaun. Bahkan, di kalangan Bani Israel, mereka terpecah-pecah dalam menyikapi Qarun. Ada yang mendukungnya dan menolaknya?

Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar memperoleh kekayaan yang besar." (Al-Qasas: 79)

Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, "Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang memberi dan mengerjakan pengabdian, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar." (Al-Qasas: 80)

Baru saja diselamatkan dari kejaran Firaun. Baru saja melangkahkan kaki menuju Palestina. Bani Israel terpecah kembali. Ada yang ingin menyembah berhala. Ada yang tetap kokoh beriman.

“Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: “Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa Tuhan (berhala)”.

Musa menjawab: “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”. Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan.”(Al-‘Araf: 138-139)

Dalam perjalanan menuju Palestina. Allah melimpahkan makanan dan minuman dari surga, Manna dan Salwa. Namun, saat mereka ditinggalkan beberapa hari saja, Bani Israel telah terpecah kembali. Ada yang menyembah patung sapi emas buatan Samiri.

Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Dia (Musa) berkata, "Wahai kaumku! bukankah Tuhanmu telah menjanjikanmu suatu janji yang baik? Apakah terlalu lama masa perjanjian itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan Tuhan menimpamu, mengapa kamu memutuskanmu dengan aku?" (Taha: 86)

Setelah tiba di Palestina pun, Bani Israel terpecah. Mereka enggan memasuki Palestina. Namun sedikit sekali yang mau memasukinya. Bani Israel, di era kehidupan Nabi Musa pun sangat mudah terpecah belah. Apalagi di era sekarang?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)