basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Penjajah Zionis Israel Sangat Rentan Ditinggalkan Warganya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Jerusalem Post , surat kabar berbahasa In...

Penjajah Zionis Israel Sangat Rentan Ditinggalkan Warganya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Jerusalem Post , surat kabar berbahasa Inggris yang diterbitkan dari Yerusalem yang diduduki, mengungkapkan bahwa penjajah Israel sedang menyaksikan emigrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam tujuh bulan pertama tahun 2024, 40.600 orang meninggalkan negara itu, rata-rata 2.200 orang per bulan lebih banyak dari tahun 2023, dengan membawa serta uang, gelar akademis, dan keterampilan profesional mereka. Dengan uang yang dibawa keluar sebesar ratusan trilyun rupiah.

Komposisi pemukim Zionis Israel  yang beremigrasi pada 2023,

1. 39 persen dari Tel Aviv dan wilayah tengah

2. 28 persen dari Haifa dan Utara

3. 15 persen dari selatan

4. 13 persen dari Yerusalem

5. 5 persen dari Tepi Barat

Sebagian besar yang beremigrasi ke luar negri pada 2023  bukan berasal dari daerah yang bersinggungan langsung dengan front pertempuran. Artinya, pemukim Yahudi sangat rentan untuk pergi dari wilayahnya sendiri.

Bagaimana di 2024, saat penjajah Zionis Israel mengembangkan front pertempuran di Gaza, Lebanon dan Tepi Barat?  Ditambah krisis politik dan keamanan yang terus meningkat karena serangan roket dan drone dari faksi-faksi perlawanan hingga menembus Tel Aviv? Ternyata 25 persen pemukim Yahudi ingin keluar dari wilayahnya.

Mengapa pemukim illegal Zionis Israel sangat mudah beremigrasi? Sebab, tanah dan rumah yang mereka tempati hasil rampasan dari rakyat Palestina. Juga, sebagian besar memiliki kewarganegaraan ganda, sehingga bisa kembali ke tempat asalnya saat  penjajah Zionis Israel tidak lagi bisa menjamin keamanan dan ekonominya.

Pemukim illegal Zionis Israel juga merasa tidak memiliki identitas diri di negaranya sendiri. Sebab, status bangsa Israel tidak diakui oleh hukum, yang diakui hanya sebagai bangsa Yahudi. Bagaimana mau menyatukan warga negara dengan negaranya? 


Tidak Ada Bangsa Israel "Negara Yahudi" adalah definisi hukum Israel mengenai sifat dan karakter pendirian penjajahan ...

Tidak Ada Bangsa Israel


"Negara Yahudi" adalah definisi hukum Israel mengenai sifat dan karakter pendirian penjajahan Zionis Israel di atas tanah Palestina. Sifat " Yahudi " pertama kali didefinisikan dalam Deklarasi Pendirian Israel pada bulan Mei 1948. Apa efeknya? 

Setiap orang Yahudi mempunyai hak tak terbatas untuk berimigrasi ke wilayah pendudukan Zionis Israel dan menjadi warga negaranya. Namun,  masih bisa memiliki atau tidak kehilangan kewarganegaraan sebelumnya. 

Hal ini bertujuan untuk mendorong diaspora Yahudi di mancanegara untuk bermigrasi ke Pendudukan Israel tanpa membuat mereka kehilangan status kewarganegaraan sebelumnya. Jadi, penjajah Zionis Israel menganut kewarganegaraan ganda.

Dalam konteks Israel, kewarganegaraan tak terkait dengan asal-usul seseorang dari wilayah tertentu tetapi didefinisikan secara lebih luas. Meskipun istilah tersebut digunakan di negara lain untuk menunjukkan etnis seseorang, maknanya dalam hukum Israel sangat luas dengan memasukkan siapa pun yang menganut agama Yudaisme beserta keturunannya.

Mereka yang berbangsa Yahudi merupakan bagian inti dari kewarganegaraan Israel, sementara Mahkamah Agung Israel telah memutuskan bahwa tidak ada kebangsaan Israel. Undang-undang lain telah menetapkan Israel sebagai negara bangsa Yahudi sejak tahun 2018.

Pengadilan Israel menolak kebangsaan Israel bagi pemukim Yahudi di wilayah pendudukan Zionis Israel, dengan alasan hal itu dapat merusak karakter Yahudi seperti yang diberitakan Associated Press pada 4 Oktober 2013. Dimana yang ada hanyabYahudi, Arab, Druze, dan banyak lagi. Namun, satu kata jelas tidak ada dalam daftar tersebut: Israel.

Penduduk tidak dapat mengidentifikasi diri mereka sebagai bangsa Israel dalam pendaftaran nasional karena tindakan tersebut dapat berdampak luas bagi karakter Yahudi di negara tersebut, tulis Mahkamah Agung Israel dalam dokumen yang diperoleh pada hari Kamis.

Putusan tersebut merupakan tanggapan atas tuntutan 21 warga Israel, yang sebagian besar terdaftar secara resmi sebagai orang Yahudi, agar pengadilan memutuskan apakah mereka dapat didaftarkan sebagai bangsa Israel dalam daftar tersebut. Kelompok tersebut berpendapat bahwa tanpa identitas Israel yang sekuler, kebijakan Israel akan lebih memihak orang Yahudi dan mendiskriminasi kaum minoritas.

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Yaqub Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apakah Zionis Yahudi itu kokoh? Sejak  generasi awalnya, san...

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Yaqub

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Apakah Zionis Yahudi itu kokoh? Sejak  generasi awalnya, sangat mudah terpecah belah. Dalam menyikapi satu persoalan saja, mereka selalu terpecah. Dalam setiap persoalan, mereka selalu terpecah. Apalagi setelah jauh dari leluhur awalnya?

Bani Israel merupakan keturunan langsung dari Nabi Yaqub. Bagaimana  generasi awalnya? Biasanya, generasi awal merupakan generasi yang terpilih dan kokoh. Namun tidak bagi generasi  awal Bani Israel. Bila seperti ini, Bani Israel tidak memiliki model yang tepat untuk membangun peradabannya.

Di surat Yusuf, Allah mengkisahkan perpecahan di generasi awal Bani Israel. Berikut kisahnya, 

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud berbaring." (Yusuf: 4)

Dia (ayahnya) berkata, "Wahai anakku! Janganlah kau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia." (Yusuf: 5)

Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang bertanya. (Yusuf: 7)

Ketika mereka berkata, "Sejujurnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata, (Yusuf: 8)

Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tercurah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik." (Yusuf: 9)

Bunuh dan usir pun telah diterapkan terhadap saudaranya sendiri. Apabila terhadap bangsa lain? Seperti genosida Penjajah Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Namun sekuat apapun Penjajah Zionis Israel tetap lemah, karena rapuh dalam perseteruan internalnya. Itulah takdirnya.

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Demonstrasi merebak di wilayah pendudukan penjajah Zionis Isr...

Perpecahan Bani Israel di Era Nabi Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Demonstrasi merebak di wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Apa penyebabnya? Netanyahu memecat Galant, sang Menteri Pertahanan. Yahudi Haredim dipaksa untuk dinas militer. Perseteruan antara Yahudi Kanan dengan Sekuler. Belum lagi perlakuan istimewa terhadap angkatan udara dan intelijen.

Di saat pertempuran berkecamuk, banyak pemukim illegal Yahudi yang melakukan imigrasi balik dan berminat keluar dari negrinya. Pasukannya banyak yang tidak bertugas saat waktu istirahatnya telah selesai. 

Apakah hanya kali ini saja? Di era Nabi Musa pun, saat sedang berjuang menghadapi kezaliman Firaun. Dari kalangan terdekatnya, Qarun, justru menjadi pembela Firaun. Bahkan, di kalangan Bani Israel, mereka terpecah-pecah dalam menyikapi Qarun. Ada yang mendukungnya dan menolaknya?

Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar memperoleh kekayaan yang besar." (Al-Qasas: 79)

Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, "Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang memberi dan mengerjakan pengabdian, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar." (Al-Qasas: 80)

Baru saja diselamatkan dari kejaran Firaun. Baru saja melangkahkan kaki menuju Palestina. Bani Israel terpecah kembali. Ada yang ingin menyembah berhala. Ada yang tetap kokoh beriman.

“Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: “Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa Tuhan (berhala)”.

Musa menjawab: “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”. Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan.”(Al-‘Araf: 138-139)

Dalam perjalanan menuju Palestina. Allah melimpahkan makanan dan minuman dari surga, Manna dan Salwa. Namun, saat mereka ditinggalkan beberapa hari saja, Bani Israel telah terpecah kembali. Ada yang menyembah patung sapi emas buatan Samiri.

Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Dia (Musa) berkata, "Wahai kaumku! bukankah Tuhanmu telah menjanjikanmu suatu janji yang baik? Apakah terlalu lama masa perjanjian itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan Tuhan menimpamu, mengapa kamu memutuskanmu dengan aku?" (Taha: 86)

Setelah tiba di Palestina pun, Bani Israel terpecah. Mereka enggan memasuki Palestina. Namun sedikit sekali yang mau memasukinya. Bani Israel, di era kehidupan Nabi Musa pun sangat mudah terpecah belah. Apalagi di era sekarang?

Ketimpangan Pasukan Udara dan Darat  Militer Penjajah Zionis  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Gaza sudah dikepung dari semua penjuru,...

Ketimpangan Pasukan Udara dan Darat  Militer Penjajah Zionis 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Gaza sudah dikepung dari semua penjuru, laut, udara, dan darat. Tembok benteng yang tinggi, tebal, dan dalam telah dibangun. Tak ada yang bisa mendekati benteng tersebut. Karena dalam jarak 1-1,5 KM dari tembok dijadikan daerah tertutup militer. Ada yang bergerak akan langsung dibunuh dengan senapan otomatis.

Jadi, darimana datangnya serangan? Hanya dari udara saja. Iron Dome sebuah infrastruktur pertahanan udara telah dibangun bersama Amerika.  Intelejen, infrastruktur dan teknologi  pasukan udara menjadi yang tercanggih di dunia. Rasa aman telah tercipta sempurna. Tiba-tiba, infrastruktur militer yang tercanggih justru menjadi kesalahan militer penjajah Zionis Israel.

Rakyat Palestina menembus langit penjajah Zionis Israel dengan roket yang berharga jutaan. Penjajah Zionis mengintersepsi dengan misil Iron Dome yang harga satunya hingga milyaran rupiah. Itu keefektifannya hanya 90%. Itupun tak bisa menghalau serangan roket yang jumlahnya sangat banyak di saat bersamaan. Itu pun tak efektif yang kecepatannya supersonik dan drone berenergi listrik.

Kemenangan militer ternyata bukan dari infrastruktur udara dan intelejen. Ternyata dari kekuatan pasukan darat.  Namun, pasukan darat selama ini justru "ditelantarkan". Kekalahan telak penjajah Zionis Israel justru di pasukan daratnya. Mengapa terjadi?

Sosiolog Nadav Haitsni, yang menulis di Israel Today, merujuk pada buku “Tentara Teknologi Tinggi dan Tentara Kavaleri”, yang menggambarkan distorsi yang dalam pada tentara Israel di generasi terakhirnya, dan bagaimana distorsi ini telah menciptakan dua tentara yang berbeda, “yang satu gemerlap dan banyak prestasi, dan yang lainnya terabaikan, tentara darat” .

“Kita tahu berita utama tentang pelaksanaan pertempuran darat, tetapi rinciannya mengejutkan dan masih sangat mengganggu. Apa yang kita sebut sebagai tentara darat telah surut menjadi tidak relevan, divisi infanteri, termasuk pasukan terjun payung dan Brigade Golani, lapis baja, artileri, dan teknik semuanya telah diabaikan, sementara angkatan udara, intelijen, dan unit-unit khusus telah dikembangkan dan berubah menjadi tentara yang digunakan hampir secara eksklusif.”

Membangun angkatan darat semakin sulit karena semakin sedikit sumber rekrutment tentara darat. Penyebabnya, migrasi balik, yang tidak nyaman menjadi pemukim illegal,  penyintas trauma dan kelelahan perang  terus bertambah dan mendera pemukim illegal Zionis Yahudi. Krisis politik dan ketidaksetaraan menanggung kewajiban berperang, semakin memperparah semangat untuk bertempur. 

Pada sisi lain kebutuhan rekrutmen pasukan darat semakin banyak dan luas. Penyebabnya, front pertempuran semakin meluas, penjagaan di perbatasan harus lebih intensif agar peristiwa Badai Al-Aqsa tidak terjadi lagi, dan untuk memulihkan rasa damai dalam jangka panjang bagi para pemukim illegal Zionis Yahudi.

Krisis Tentara Bani Israel di era Thalut dan Penjajah Zionis Israel pada Badai Al-Aqsa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dihadapan sang...

Krisis Tentara Bani Israel di era Thalut dan Penjajah Zionis Israel pada Badai Al-Aqsa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dihadapan sang Nabi, Bani Israel meminta agar perang segera dikobarkan. Sang Nabi mengangkat Thalut sebagai pemimpin peperangan. Namun mereka menolaknya karena tak memenuhi syarat dari kebangsawanan dan kekayaannya. Apakah perang membutuhkan kriteria?

Dengan perjuangan yang cukup berat, sang Nabi menjelaskan kriteria sang pemimpin. Harus sosok yang berilmu dan kuat. Tanda bahwa Allah telah memilihnya dengan menjelaskan adanya Tabut yang berisi Taurat dan peninggalan keluarga Musa dan Harun. 

Akhirnya, Bani Israel yakin dengan penjelasan sang Nabi. Berangkatlah ribuan pemuda Bani Israel untuk melawan pasukan Jalut. Namun apa yang terjadi? Ternyata tersisa hanya tinggal ratusan orang saja. Ribuan Bani Israel lari mundur dari medan pertempuran. Bani Israel memang tak memiliki mental bertempur yang kuat.

Bagaimana dengan kondisi saat ini? Sekarang, setahun berperang, 12.000 tentara Zionis penjajah Israel cedera. Setiap bulan, ribuan tentaranya cedera. Mereka yang diistirahatkan dari pertempuran, dari 30 orang hanya 6 yang mau bertempur kembali. Berarti hanya 20% yang siap berperang kembali.

Berarti bila jumlah tentara reguler dan cadangan Zionis Israel berjumlah 600.000 orang maka yang siap bertempur kembali hanya 120.000 orang. Bila setiap bulan dikurangi 1.000 karena cedera. Juga, seandainys konsisten setiap tentara yang beristirahat hanya 20% yang mau berperang kembali, maka ditahap ke dua pertempuran pun, jumlah tentara Zionis penjajah Israel hanya tinggal puluhan ribu saja.

Bagaimana dengan sumber rekrutment tentara baru? Untuk memenuhi 7.000 tentara saja sangat sulit. Dari 13.000 calon yang memenuhi syarat untuk dinas militer hanya 1.200 orang.

Dari yang layak untuk dinas militer, Harian Yediot Aharonot mengungkapkan melalui laporan tersebut bahwa satu dari tiga orang yang dicari untuk dinas militer tidak masuk kantor dalam jangka waktu yang lama sekali. Berarti dari 1.200 orang hanya 800 yang melanjutkan dinas militer. 

Sebanyak 15 persen tentara bahkan keluar selama dinas militer dan tidak bertugas di cadangan sama sekali. Sementara jumlah mereka yang menerima pembebasan bertempur karena alasan medis dan psikologis melonjak dari 4 menjadi 8 persen sebelum dinas.

Dengan kondisi ini, yang siap bertempur dari 800 orang. Lalu. hanya sekitar 600 yang maju ke medan tempur. Bila dihitung dari 13.000 orang yang diseleksi hanya 600 orang yang mau bertempur. Atau, 5% saja dari mereka yang dianggap layak berperang.

Sekarang, Yahudi Haredim yang berjumlah 13% dari keseluruhan pemukim illegal Yahudi dipaksa untuk berperang. Berarti 87% pemukim illegal yang ada sudah tidak mampu mendukung kebutuhan tentara untuk berperang di Gaza dan Lebanon. Bagaimana bila pertempuran meluas? Seberapa lama penjajah Zionis Israel kuat untuk menjajah Palestina?

Menonton yang Tercatat di Lauhul Mahfudz  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Menjalani hidup seperti menonton filem tentang diri sendiri...

Menonton yang Tercatat di Lauhul Mahfudz 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Menjalani hidup seperti menonton filem tentang diri sendiri. Menunggu kematian sambil menonton catatan Lauhul Mahfudz tentang diri sendiri. Namun, kita tidak tahu kapan filem ini berakhir.

Memutar memori masa lalu, seperti memutar kembali filem yang telah ditonton. Menyaksikan catatan Lauhul Mahfudz yang telah tertulis. Membuka tabir bagaimana Qalam diperintahkan untuk menulis takdir di alam semesta.

Menjalani hidup seperti menonton lembaran yang tertulis di Al-Qur'an. Semua Firman Allah sangat nyata. Semua Firman-Nya terjadi. Tak ada yang dongeng. Tak ada yang tidak benar. 

Semua perjalanan diri sesuai yang tertulis di Al-Qur'an. Menang dan kalah.  Kaya dan miskin. Bahagia dan sedih, seperti yang tertulis di Al-Qur'an. Seluruhnya tak bisa keluar dari garis yang tertulis di Al-Qur'an.

Lauhul Mahfudz menulis catatan semua ciptaan Allah di alam semesta. Dari debu hingga galaksi. Dari inti atom hingga matahari. Dari aliran air hingga kisaran angin. Dari virus dan bakteri hingga manusia. Sekarang, catatan Lauhul Mahfudz sedang kita saksikan.

Al-Qur'an adalah filosofi dari Lauhul Mahfudz. Al-Qur'an adalah prinsip dasar dari Lauhul Mahfudz yang dijelaskan untuk seluruh manusia dan alam. 

Yang memahami hukum dan prinsip Al-Qur'an, lalu melaksanakannya, maka dia akan mengenggam dunia dan akhirat, mengenggam kekayaan dan kekuasaannya. Juga, menggengam hati, akal dan perasaan seluruh yang ada di kehidupan ini.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (304) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)