basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Strategi Abu Ubaidah bin Zarrah yang Diterapkan Hamas dan Hizbullah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penjajah Zionis Israel mengepung ...

Strategi Abu Ubaidah bin Zarrah yang Diterapkan Hamas dan Hizbullah


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Penjajah Zionis Israel mengepung Gaza lebih dari setahun. Padahal targetnya hanya beberapa hari saja. Padahal sudah memanggil seluruh tentara reguler dan cadangan dari seluruh dunia hingga jumlahnya mencapai 500.000-650.000 pasukan. Padahal taktik ini pernah dilakukan untuk memukul balik pasukan Mesir dalam perang Yom Kippur 1973.

Penjajah Zionis Israel hampir sebulan melakukan pengepungan atas pengungsian Jabalia dengan strategi bumi hangus. Menghancurkan semua tempat pengungsian, sekolah, fasilitas PBB dan rumah sakit. Panjang Jabalia yang hanya 1,5 Km tidak bisa ditaklukan oleh 50.000 pasukan, ratusan tank dan dukungan angkatan udara yang massif.

Tentara penjajah Zionis Israel (IDF) telah mengerahkan lebih dari 50 ribu personel ke Lebanon Selatan. Meski begitu, IDF melaporkan tidak bisa menguasai satu desa pun. Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth  mencatat bahwa setelah sebulan operasi yang melibatkan lima divisi—tiga kali lipat kekuatan yang digunakan dalam perang 2006— Israel telah gagal mengamankan pijakan di perbatasan Lebanon.

Kolonel Jack Neriya, mantan penasihat Perdana Menteri pendudukan Israel Yitzhak Rabin, menyampaikan taktik Hizbullah. Neriya menjelaskan bahwa para pejuang sengaja membiarkan pasukan pendudukan Israel maju sebelum mempengaruhi mereka dalam penyergapan, yang menjadi tantangan signifikan bahkan bagi unit elit seperti Golani.

Neriya memperingatkan bahwa pendekatan ini dapat menyebabkan lebih banyak korban bagi pasukan Israel daripada dalam perang mana pun sejak akhir 1940-an.

Hamas dan Hizbullah membiarkan pasukan Penjajah Zionis Israel memasuki wilayahnya. Setelah masuk  ke dalam, baru disergap dengan pertempuran yang rumit dan memotong jalur pasukan penolong. Strategi ini telah dilakukan oleh pasukan Muslimin saat membebaskan Masjidil Aqsha yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Zarrah.

Dalam perjalanannya menuju Konstantinopel kepada tentaranya yang pernah ditawan oleh pasukan Muslimin, tetapi kemudian dibebaskan   lagi.  Heraklius bertanya, "Beritahukanlah kepadaku mengapa pasukan Muslimin bisa mengalahkan kita?"

Tentaranya menjawab, "Aku akan memberitahukanmu seolah-olah engkau benar-benar melihat mereka. Mereka adalah pejuang-pejuang hebat  pada siang hari, tetapi mereka adalah pelaku ibadah pada malam hari."

"Mereka tidak makan, kecuali dengan bayar. Mereka tidak akan memasuki suatu negri, kecuali dengan membawa kedamaian. Mereka akan diam dalam menghadapi kaum mereka yang mereka perangi sampai mereka benar-benar mendatanginya."

Lalu Kaisar Heraklius berkata, "Jika engkau benar, niscaya mereka akan berhasil merebut kekuasaanku ini (hingga ke Konstantinopel)."

Prinsip Siti Aisyah dan Umar bin Abdul Aziz dalam Memerangi Bid'ah Inilah langkah perbaikan diri dan masyarakat dengan metod...

Prinsip Siti Aisyah dan Umar bin Abdul Aziz dalam Memerangi Bid'ah


Inilah langkah perbaikan diri dan masyarakat dengan metode Tadarruj (bertahap) dalam berislah (perbaikan). 

Saat jiwa telah terbiasa dengan penyimpangan dalam waktu lama. Hatinya keras dengan keseharisan yang penuh maksiat. Apakah langsung melakukan perubahan secara tiba-tiba dan cepat? Siti Aisyah dan Umar bin Abdul Aziz membimbing kita.

Siti Aisyah berkata. "Yang pertama kali turun dari Al-Qur'an adalah surat-surat yang merinci keterangan tentang surga dan neraka. Hingga ketika orang-orang telah gandrung pada Islam, maka turunlah halal dan haram."

"Seandainya ayat yang pertama turun: Janganlah kalian minum khamer, niscaya mereka berkata: Kami tidak mau meninggalkan khamer selama-lamanya."

"Seandainya turun: Janganlah berzina, niscaya mereka berkata: Kami tidak mau meninggalkan zina selama-lamanya." 

Khalifah Umar bin Abdul Aziz pun, yang juga ahli fiqh, teguh pada prinsip ini, setelah khalifah sebelumnya mengelola kekuasaan dengan campuran kezaliman. 

Anaknya Umar bin Khatab, Abdul Malik, berkata, "Ayah, apa yang menghalangimu untuk segera menegakkan keadilan yang kau inginkan? Demi Allah, aku tidak peduli seandainya kuali-kuali mendidih karena aku dan dirimu.:

"Anakku, sesungguhnya aku melihat orang seperti melatih unta jalang. Sesungguhnya aku ingin menghidupkan kekhalifahan dengan keadilan, hingga aku menunda itu, sampai aku mengeluarkan ambisi dunia, lalu mereka lari dari ketamakan duniawi dan menerima keadilan dengan tenang." Ujar Umar bin Abdul Aziz.

"Wahai Ayah, apa yang kau katakan kepada Rabb-mu besok, ketika Dia bertanya kepadamu, "Kamu melihat bid'ah namun tidak mematikannya, atau Sunnah namun tidak menghidupkannya?" Tanya sang anak.

"Anakku, sesungguhnya kaummu telah mengikat masalah ini dengan tali demi tali, simpul demi simpul. Ketika aku ingin memaksa mereka untuk melepaskan apa yang ada di tangan mereka, maka bisa saja mereka menentangku sehingga banyak darah yang tumpah."

"Demi Allah, hilangnya dunia itu lebih ringan bagiku daripada menetesnya darah lantaran aku. Tidakkah kau senang sekiranya setiap hari diantara hari-hari dunia ini ayahmu mematikan bid'ah dan menghidupkan Sunnah?" Ujar Umar bin Abdul Aziz.

Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Khitah Dakwah, Rabbani Press

Kehancuran Penjajah Zionis Israel Seperti Kehancuran Pemukiman Perancis di Aljazair Salah satu literatur yang meramalkan kehancu...

Kehancuran Penjajah Zionis Israel Seperti Kehancuran Pemukiman Perancis di Aljazair


Salah satu literatur yang meramalkan kehancuran Israel adalah ensiklopedi “ Al-Yahud wa al-Yahudiyah wa ash-Shuhyuniyah (Yahudi, Yahudiyah dan Zionisme).

Ensiklopedia ini diklasifikasikan sebagai salah satu ensiklopedia Arab terpenting abad ke-20 yang ditulis oleh Dr Abdel-Wahab El-Mesiri. Dia telah menghabiskan hampir seperempat abad menyusun buku tersebut.

El-Mesiri adalah intelektual Arab-Islam dan guru besar di Universitas Ain Shams di Kairo Mesir. Dia memperoleh gelar master pada tahun 1964 (dari Universitas Columbia), kemudian gelar doktor pada tahun 1969 dari Universitas Rutgers di New Jersey, Amerika Serikat.

Selain itu, El-Mesiri juga membandingkan antara Israel dan daerah kantong organisasi serupa seperti kerajaan Tentara Salib, pemukiman Prancis di Aljazair, negara apartheid di Afrika Selatan, yang ditakdirkan terpecah-pecah dan lenyap. Bagaimana prilaku Pemukiman Prancis di Aljazair?

Sejarah banyak mengisahkan tentang kejahatan mengerikan, selain penjarahan, yang dilakukan pihak kolonial Prancis di Aljazair selama 132 tahun penjajahan negara Eropa itu antara tahun 1830 dan 1962.

Sedikitnya lima juta orang terbunuh dan ratusan ribu lainnya terluka selama perjuangan kemerdekaan.

Kejahatan lainnya termasuk penyiksaan, pembunuhan, pengusiran penduduk asli, pengingkaran hak-hak paling dasar, uji coba nuklir, penyitaan tanah pertanian yang subur, dan penjarahan kekayaan serta sumber daya negara Afrika Utara yang tidak diketahui secara luas.

Prancis membutuhkan waktu sekitar 70 tahun untuk sepenuhnya mengendalikan Aljazair sejak diduduki pada 5 Juli 1830.

Rakyat Aljazair baru memperoleh kemerdekaannya dari Prancis pada tahun 1962, setelah melakukan perang pembebasan yang ganas antara tahun 1954 dan 1962 yang merenggut nyawa sekitar 1,5 juta warga Aljazair.

Sejarawan Aljazair percaya tanah mereka terus memberi makan ekonomi Prancis dengan minyaknya (ditemukan pada 1956), emas, besi, batu bara, dan berbagai mineral.

Berbicara kepada Anadolu Agency, Issa Ben Akoun, seorang profesor sejarah Aljazair di Universitas Aljir, mengatakan wakaf Islam termasuk di antara warisan Aljazair yang dijarah oleh otoritas kolonial Prancis menyusul keputusan yang mereka keluarkan pada tanggal 23 Maret 1843 untuk menyita wakaf Islam di seluruh Aljazair.

Menurut Dominik J Schaller dalam artikelnya di The Oxford Handbook of Genocide Studies (2010), metode yang digunakan untuk menegakkan hegemoni Prancis di sana mencapai proporsi genosida. Berikut ini beberapa perlakuan kejam Prancis selama menjajah Aljazair: 

Aljazair dijajah Prancis selama 132 tahun dan merdeka pada tahun 1962 setelah perang berdarah selama tujuh tahun yang menewaskan satu juta orang Aljazair menurut pemerintah Aljazair. Terjadilah pembiaran kelaparan, dan wabah penyakit.

Pada tahun 1830, Bertrand Clauzel ditunjuk sebagai kepala misi invasi Aljazair. Untuk menambah kekuatan tempur pasukannya, Clauzel pun merekrut orang-orang lokal utama dari suku-suku Berber yang menghuni daerah pegunungande mimen jadi tentara sewaan.

Ia mengawali upaya Prancis dalam menjadikan Aljazair sebagai wilayah koloni yang produktif. Sementara itu, masyarakat setempat menderita karena tanah dan hasil panennya dirampas, para pejabat kolonial mulai melakukan korupsi.

Dalam penjajahan ini, rezim kolonial Prancis merusak kebudayaan tradisional Muslim Aljazair yang telah ada sejak masuknya Islam di Afrika Utara. Muslim Aljazair saat itu tidak bisa mengadakan pertemuan publik, membawa senjata api, atau meninggalkan rumah atau desa mereka tanpa izin.

Untuk bisa beraktivitas secara normal, warga Aljazair harus menjadi warga negara Prancis dengan hak penuh dan harus meninggalkan ajaran Islam. Badan Amal Islam dianggap sebagai milik pemerintah dan disita. 

Prancis juga menganggap sekolah Alquran tradisional terancam sehingga ditutup. Mereka mengganti sekolah berbasis Islam menjadi sekolah Prancis dengan sistem pembelajaran berbahasa Prancis dan mengajarkan tentang Kebudayaan Prancis. 

Bahasa Arab juga diusahakan dihapus sebagai bahasa resmi yang digunakan masyarakat Berber. Warga Aljazair diperintahkan menggunakan bahasa Prancis dalam kehidupan sehari-hari.

Kualitas Tempur Penjajah Zionis Sudah Menurun Sebelum Badai Al-Aqsa  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagi yang mengamati pertempuran ...

Kualitas Tempur Penjajah Zionis Sudah Menurun Sebelum Badai Al-Aqsa 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagi yang mengamati pertempuran penjajah Zionis di sejumlah front, maka terlihat jelas bahwa kualitasnya sudah jauh menurun dibandingkan periode sebelumnya. Jadi kelemahannya sudah terjadi jauh sebelum Badai Al-Aqsa.

Perhatikan di front pertempuran melawan negara-negara Arab. Di tahun 1948, mampu merampas tanah  Palestina, kecuali Gaza dan Tepi Barat. Di perang 6 hari 1967, mampu merampas Gaza, Tepi Barat, Sinai dan Golan. Namun bagaimana dengan perang Yom Kippur?

Penjajah Zionis kecolongan di awal pertempuran. Mesir mampu masuk ke dalam ke wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Akibatnya, terjadi pergolakan di internal penjajah Zionis Israel yang menyebabkan turunnya para petinggi kekuasaan dan militernya. Sejak ini, Penjajah Zionis lebih mengedepankan perjanjian diplomatik untuk menekan negara-negara Arab.

Di front pertempuran di Lebanon,  tempat pengungsi Palestina berjuang. Pada tahun 1982, dalam waktu sepekan dapat memasuki Beirut, ibukota Lebanon,  dan mengusir faksi perlawanan PLO dari Lebanon ke Tunisia.

Namun di 2006, penjajah Zionis Israel tidak mampu melayani perlawanan Hizbullah. Blokade udara, laut dan udara terhadap Lebanon, tidak melemahkan perlawanan dari Lebanon. Akhirnya, banyak tentaranya yang tewas. Sehingga, harus membuat perjanjian gencatan senjata. 

Di Gaza, penjajah Zionis Israel sudah melakukan agresi sebagai 4 kali. Mereka terusir dari Gaza. Semuanya berakhir dengan genjatan senjata. Bahkan, rakyat Gaza sudah berani menembakkan roket hingga ke Tel Aviv.

Walaupun pengembangan persenjataannya terus dikembangkan  dengan militer Amerika yang menghabiskan puluhan kuadran trilyun. Namun faktanya, kemampuannya meraih kemenangan strategi militer terus menurun. Badai Al-Aqsa hanya mengokohkan bukti, itulah puncak kelemahan militer penjajah Zionis Israel yang disaksikan dunia.


Detail pertempuran terakhir sebelum Badai Al-Aqsa terjadi sebagai berikut:

1. Perang Yom Kippur
Perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara Penjajah Zionis Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

Meskipun Mesir kalah perang lagi tetapi perang ini memiliki prestasi tersendiri. Karena, Mesir sempat berhasil memasuki wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Penjajah Zionis Israel mengundurkan diri dari Port Sa’id. Juga, mengundurkan diri dari seluruh daerah Sinai setelah Mesir sepakat akan membuat bufferzones.

Setelah perang berakhir, banyak terjadi protes di wilayah pendudukan Israel sampai-sampai Perdana Menteri Golda Meir dan Menteri Pertahanan Moshe Dayan dari Partai Buruh serta Panglima Angkatan Bersenjata Israel, David Eliazar, harus mengundurkan diri.

2.  34 hari perang di Lebanon 

Pada Juli 2006, Hizbullah membombardir kota-kota Israel yang kemudian disusul dengan serangan darat ke wilayah Israel. Sejumlah anggota Hizbullah menyerang dua kendaraan militer, menewaskan delapan tentara dan menyandera dua serdadu lainnya.

Israel merespons dengan melakukan serangan udara besar-besaran dan tembakan artileri ke berbagai wilayah Lebanon. Israel juga memblokade wilayah udara dan laut Lebamon, serta invasi darat ke Lebanon selatan. Perang berlangsung selama 34 hari dan berakhir dengan gencatan senjata. Dimana  pihak penjajah Israel mengalami kerugian, 121 tentara dan 44 warga sipilnya  tewas.


3. Perang Gaza IV
Tanggal 10 Mei 2021 menandakan konflik terbuka antara Hamas dan Israel, menyusul ketegangan di Yerusalem Timur. Perang dipicu peristiwa penggusuran rumah warga Palestina di Sheikh Jarrah dan bentrokan antara demonstran dan kepolisian Israel di Bukit Bait Suci dan Masjid al-Aqsa.

Perang baru berakhir pada 21 Mei 2021 dengan gencatan senjata. Di akhir konflik, sebanyak 256 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak. Sementara di pihak Israel, sebanyak 13 warga tewas, termasuk dua orang anak-anak.

Negara Penjajah Zionis Israel Hancur dari Dalam     Ada sejumlah literatur yang memprediksi atau memprediksi kehancuran Israel. ...

Negara Penjajah Zionis Israel Hancur dari Dalam
   

Ada sejumlah literatur yang memprediksi atau memprediksi kehancuran Israel. Literatur ini ditulis oleh seorang sejarawan yang telah menghabiskan seumur hidupnya mempelajari sejarah konflik Arab-Israel.

Mereka telah menemukan alasan kehancuran Israel sehingga tidak ada jalan keluar dari nasib yang tidak dapat dihindari ini. Salah satu literatur yang meramalkan kehancuran Israel adalah ensiklopedi “ Al-Yahud wa al-Yahudiyah wa ash-Shuhyuniyah (Yahudi, Yahudiyah dan Zionisme).

Ensiklopedia ini diklasifikasikan sebagai salah satu ensiklopedia Arab terpenting abad ke-20 yang ditulis oleh Dr Abdel-Wahab El-Mesiri. Dia telah menghabiskan hampir seperempat abad menyusun buku tersebut.

El-Mesiri adalah intelektual Arab-Islam dan guru besar di Universitas Ain Shams di Kairo Mesir. Dia memperoleh gelar master pada tahun 1964 (dari Universitas Columbia), kemudian gelar doktor pada tahun 1969 dari Universitas Rutgers di New Jersey, Amerika Serikat.

Dalam ensiklopedinya, El-Mesiri mencatat migrasi kelompok Yahudi, dan secara tepat menjelaskan penyebaran masyarakat mereka dari zaman kuno hingga era modern, serta hubungan anggota kelompok Yahudi dengan tempat mereka tinggal dan keadaan di sekitar mereka.

Dia mengungkap budaya, warisan, dan kondisi pendidikan kaum Yahudi. Dia juga menyebutkan para tokoh, aliran, dan rabi yang membentuk karakteristik dasar mereka, seperti Moses Ben Maimon.

Dia juga menyebutkan kelompok agama dan buku-buku mereka, pengaruh agama-agama yang berbeda, dan perluasan gerakan Zionis mereka di Palestina.

Dr Abdul Wahab El-Mesiri menggambarkan pemandangan masa depan tentang Palestina melalui studinya. Studi ini mengulas masyarakat Israel, kesadaran kognitif soal sifat proyek Zionis, dan pemahaman ilmiah mengenai mekanisme kerja, psikologi, dan sosiologi permukiman.

El-Mesiri meyakini kemerdekaan Palestina pasti akan terjadi. Berdasarkan sejumlah faktor, dia memperkirakan keruntuhan Israel akan terjadi dari internalnya sendiri. Dia juga sering menyebutkan obsesi berakhirnya negara Yahudi yang tertanam di dalam hati nurani Israel.

Selain itu, El-Mesiri juga membandingkan antara Israel dan daerah kantong organisasi serupa seperti kerajaan Tentara Salib, pemukiman Prancis di Aljazair, negara apartheid di Afrika Selatan, yang ditakdirkan terpecah-pecah dan lenyap.

Pandangan Abdul Wahab El-Mesiri tentang kehancuran Israel, juga pernah dimuat dalam laporan Reuters, pada 15 Mei 2008 lalu. Saat itu dia memperkirakan akhir negara Ibrani ini akan terjadi dalam jangka waktu 50 tahun sejak 2008.

El-Mesiri menyangkal bahwa prediksi yang diungkapkannya ini bukan soal pesimisme atau optimisme. Sebab dia hanya membaca data dan fakta dalam konteks obyektifnya dan kesimpulan menarik. Dia kala itu juga mengungkapkan, para peneliti Israel sendiri tidak menampik prediksi yang diungkap olehnya.

Hal itu jugalah yang menghantui para pendiri Israel, termasuk David Ben-Gurion, perdana menteri Israel pertama. El-Mesiri mengatakan, Ben-Gurion telah mendefinisikan terorisme sebagai sekelompok geng yang didanai dari luar negeri.

Berdasarkan penuturan El-Mesiri, Ben-Gurion mengatakan seperti ini: "Di sini kita tidak menghadapi terorisme, melainkan perang. Ini adalah perang nasional yang diumumkan oleh negara-negara Arab terhadap kita. Ini adalah perlawanan yang efektif dari pihak Palestina terhadap apa yang mereka dianggap sebagai perampasan tanah air mereka oleh orang-orang Yahudi Orang-orang yang berjuang melawan perampasan tanahnya tentu tidak akan cepat lelah.

El-Mesiri mengatakan, pada pertengahan tahun 1960-an, dia bertemu dengan seorang Yahudi Irak di Amerika Serikat. Orang Yahudi awalnya berimigrasi ke Israel lalu dari sana ia pindah ke Amerika. Dia pun berbicara terus terang dengan El-Mesiri, dengan mengatakan:

"Askenazi (Yahudi Barat) menyimpan alamat kerabat mereka di luar negeri. Setelah kekalahan berturut-turut, jumlah orang yang meminta paspor Barat meningkat seiring dengan migrasi balik dari Israel ke luar negeri."

 

Sumber: Reuters ,  arabicpost

 
https://khazanah.republika.co.id/berita/sbfu39320/ini-prediksi-waktu-kehancuran-israel-menurut-pakar-yang-habiskan-hidupnya-teliti-yahudi-part2#google_vignette

Einstein dari 1938-1952 Menolak Negara Penjajah Zionis Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar 1938 "Saya lebih suka melihat kese...

Einstein dari 1938-1952 Menolak Negara Penjajah Zionis Israel


Oleh: Nasrulloh Baksolahar

1938
"Saya lebih suka melihat kesepakatan yang masuk akal dengan orang Arab atas dasar hidup bersama dalam damai daripada pembentukan negara Yahudi,” katanya dalam sebuah pidato tentang bahaya Zionis pada 1938.


1946
Fisikawan genius ini, didukung oleh beberapa intelektual Yahudi terkenal lainnya, sudah menemukan kekurangan dan garis kesalahan pada tahun 1946 ketika dia berpidato di depan Komite Penyelidikan Anglo-Amerika mengenai isu Palestina. Dia tidak mengerti mengapa Negara Israel dibutuhkan. “Saya yakin itu buruk,” katanya.


April 1948
Pada 1948 usai pembantaian orang Arab di Deir Yassin, Palestina oleh teroris Stern Gang atau Lohamei Herut Yisrael (LEHI), yang hendak mendirikan penjajahan Zionis Israel di atas tanah Palestina. Albert Einstein justru menentangnya dengan mengeluarkan pernyataan menohok.

Suratnya yang bertanggal 10 April 1948 berbunyi:

"Ketika bencana nyata dan terakhir menimpa kita di Palestina, yang bertanggung jawab adalah Inggris dan organisasi teroris yang dibangun dari barisan kita sendiri."

"Saya tidak ingin melihat siapa pun yang terkait dengan orang-orang yang tersesat dan kriminal itu. Hormat saya, Albert Einstein,” 


4 Desember 1948
Tak hanya itu, pada 4 Desember 1948 bersama beberapa tokoh intelektual Yahudi, termasuk Albert Einstein dan Hannah Arendt—pemikir politik—menandatangani pernyataan di New York Times.

Mereka memperingatkan bahwa Herut (partai pembebasan) Israel memiliki kemiripan dengan partai Nazi dalam organisasi, metode, filosofi politik, dan fasis.

Menurut mereka, kedatangan Manachem Begin, pendiri Herut, ke Amerika Serikat merupakan hal yang "jelas diperhitungkan untuk memberi kesan dukungan Amerika kepada partainya," menjelang pemilu di Israel pertama pasca Mandat Britania berakhir.


1952
Albert Einstein juga pernah ditawari untuk menjabat sebagai Presiden Israel kedua saat Presiden Pertama Israel, Chaim Weizmann meninggal pada 1952.

“Saya sangat tersentuh oleh tawaran dari Negara Israel kami, dan sekaligus sedih dan malu karena saya tidak dapat menerimanya,” katanya.

Perlawanan Bangsa Arab atas Penjajah Zionis Israel di Palestina, sebelum Badai Al-Aqsa  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Secara umum P...

Perlawanan Bangsa Arab atas Penjajah Zionis Israel di Palestina, sebelum Badai Al-Aqsa 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Secara umum Perlawanan bangsa Arab terhadap penjajah Zionis Israel terbagi tiga tahap. Pertama, negara-negara Arab, yang terdiri dari Mesir, Yordania, Suriah, Lebanon dan Irak bersatu melawan penjajah Zionis Israel yang didukung oleh Amerika dan Inggris.

Kedua, Perlawanan dari tempat pengungsian. Dimana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) melawan di Lebanon dari tempat pengungsiannya. Saat PLO terusir, dilanjutkan oleh Hizbullah.

Ketiga, Perlawanan Rakyat Palestina di Palestina. Dimulai dari gerakan dengan bermodal bebatuan, bom bunuh diri dan perang Gaza. Lebih detailnya sebagai berikut:


A. Perlawanan negara-negara Arab

1. Perang Arab Israel 1948
Perang ini terjadi pada tanggal 15 Mei 1948 – 20 Juli 1949 setelah penjajah Zionis Israel merampas tanah Palestina dan menyatakan kemerdekaannya pada 14 Mei 1948 dengan dukungan PBB dan Inggris.

Sehari kemudian langsung diserbu oleh tentara dari Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir, Irak dan negara Arab lainnya. Namun penjajah Zionis Israel bisa memenangkan peperangan ini dan malah merebut kurang lebih 70% dari luas total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina.

Dalam kenyataannya, sejumlah negara Arab memiliki agenda tersendiri. Jordania ingin menguasai Tepi Barat, sementara Suriah menginginkan bagian utara Palestina, termasuk wilayah yang diperuntukkan bagi Yahudi dan Arab.


2. Perang 6 Hari 1967
Perang ini terjadi pada 5–10 Juni 1967 (6 hari). Hasil Kemenangan di pihak penjajah zionist Israel karena berhasil menguasai Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir, Wilayah Tepi Barat (termasuk Yerusalem Timur) dari Yordania, dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah

Keberhasilan penjajah Zionis Israel bukan hanya karena hasil dari strategi yang dipersiapkan dengan matang dan dilaksanakan dengan sempurna, tetapi juga disebabkan oleh lemahnya kepemimpinan negara-negara Arab dan lemahnya kepemimpinan serta strategi militernya.


3. Perang Yom Kippur
Perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara Penjajah Zionis Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

Meskipun Mesir kalah perang lagi tetapi perang ini memiliki prestasi tersendiri. Karena, Mesir sempat berhasil memasuki wilayah pendudukan penjajah Zionis Israel. Penjajah Zionis Israel mengundurkan diri dari Port Sa’id. Juga, mengundurkan diri dari seluruh daerah Sinai setelah Mesir sepakat akan membuat bufferzones.

Setelah perang berakhir, banyak terjadi protes di wilayah pendudukan Israel sampai-sampai Perdana Menteri Golda Meir dan Menteri Pertahanan Moshe Dayan dari Partai Buruh serta Panglima Angkatan Bersenjata Israel, David Eliazar, harus mengundurkan diri.


B. Perlawananan dari Pengungsian

1. Invasi Pertama Penjajah Israel ke Lebanon
Lebanon diinvasi untuk pertama kalinya pada 1978 sebagai respons atas serangan kelompok paramiliter Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pasukan Penjajah Zionis Israel memasuki Lebanon selatan dan mundur dua bulan kemudian. Mereka membentuk zona penyangga di wilayah Lebanon, yang diduduki sampai tahun 2000.


3. Invasi terbesar ke Lebanon
Pasukan Israel menembus beberapa garis depan Lebanon dan mampu mencapai pinggiran ibu kota Beirut dalam waktu seminggu. Selama serangan itu, pasukan Israel bertanggung jawab atas pembantaian sejumlah pengungsi Palestina. Israel mundur tiga bulan kemudian dan menciptakan zona penyangga di Lebanon.


4. Musuh Baru Penjajah Israel di Lebanon 
Invasi penjajah Zionis Israel pada 1982 berhasil menggusur PLO, yang memindahkan kantor pusatnya dari Lebanon ke Tunisia. Namun setelah itu, kelompok paramiliter Hizbullah dibentuk. Kelompok itu menganggap penjajah Israel sebagai musuh dan berusaha menyerangnya.

Pada April 1996, pasukan Israel menyerang Hizbullah untuk pertama kalinya, sebagai respons atas serangan roket oleh kelompok tersebut. Invasi tersebut berlangsung lebih dari dua pekan.


5. 34 hari perang di Lebanon 

Pada Juli 2006, Hizbullah membombardir kota-kota Israel yang kemudian disusul dengan serangan darat ke wilayah Israel. Sejumlah anggota Hizbullah menyerang dua kendaraan militer, menewaskan delapan tentara dan menyandera dua serdadu lainnya.

Israel merespons dengan melakukan serangan udara besar-besaran dan tembakan artileri ke berbagai wilayah Lebanon. Israel juga memblokade wilayah udara dan laut Lebamon, serta invasi darat ke Lebanon selatan. Perang berlangsung selama 34 hari dan berakhir dengan gencatan senjata. Dimana  pihak penjajah Israel mengalami kerugian, 121 tentara dan 44 warga sipilnya  tewas.

C. Perlawanan Rakyat Palestina di Palestina

1. Intifada Pertama
Gelombang Intifada pertama dikenal dengan nama "perang batu" karena ditandai oleh aksi protes massal warga sipil Palestina melawan pendudukan Israel. Pemicunya adalah tewasnya empat orang warga Gaza dalam tabrakan antara truk militer Israel dengan dua taksi di dekat pintu perbatasan Erez, 8 Desember 1987.

Di tengah eskalasi protes, Hamas awalnya dibentuk sebagai wadah perlawanan damai warga di Jalur Gaza. Paradigma tersebut berubah beberapa bulan kemudian, ketika Hamas menerbitkan sebuah piagam yang menyuarakan jihad bersenjata melawan Israel.

2. Gelombang Bom Bunuh Diri
Hamas menentang Perjanjian Oslo 1993 yang menjamin pengakuan atas negara Israel oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pertentangan menjadi kemelut ketika seorang teroris Yahudi bernama Baruch Goldstein, yang membantai 29 jemaah sebuah masjid di Hebron pada 25 Februari 1994.

Buntutnya, Hamas melancarkan serangan balas dendam dengan mengirimkan gelombang bom bunuh diri yang untuk pertama kalinya diniatkan membunuh warga sipil di Israel. Memburuknya situasi keamanan ikut melumpuhkan proses negosiasi untuk mengimplementasikan kesepakatan Oslo.

Pada 1997, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu perintahkan dinas rahasia Mossad membunuh petinggi Hamas, Khaled Mashaal, dengan menggunakan racun di Yordania. Namun upaya asasinasi digagalkan aparat Yordania. Israel akhirnya bersedia memberikan obat penawar bagi Mashaal dan membebaskan Yassin dari penjara.

3. Intifada Kedua
Pada Akhir September 2000, pemimpin oposisi Israel, Ariel Sharon, memercik api saat mengunjungi Bukit Bait Suci yang cepat menjalar menjadi gelombang Intifada Kedua.

Pada hari kedua kunjungan Sharon, massa Palestina mengerubungi lokasi unrtuk berdemonstrasi. Aksi kepolisian Israel saat itu menewaskan empat warga dan melukai sekitar dua ratus lainnya. Akibatnya, protes menjalar di Tepi Barat Yordan dan Jalur Gaza.

Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, antara 2000 dan 2004 Hamas melancarkan 425 serangan yang menewaskan 377 warga sipil dan tentara Israel, serta menyebabkan 2076 korban luka.

3. Pemilu 2006
Pada tahun 2006, pemilu Palestina diselenggarakan dengan tujuan pendirian negara Palestina. Kelompok Hamas memenangkan mayoritas suara sebesar 44 persen. Penjajah Zionis Israel dan AS menolak mengakui hasil pemilu karena sikap Hamas yang saat itu masih menolak keberadaan penjajah Zionis Israel. 

4. Perang Gaza I
Setelah gencatan senjata yang berlangsung singkat, Hamas kembali menyerang Israel dengan roket pada pertengahan tahun 2008. Israel bereaksi dengan melancarkan operasi militer pada 27 Desember yang diawali dengan serangan udara dan dilanjutkan invasi darat di Gaza.

Menurut organisasi kemanusiaan Palestina, PCHR, sebanyak 1417 orang tewas akibat bom Israel, 926 di antaranya adalah warga sipil. Israel sebaliknya mencatat 1166 korban jiwa di pihak Palestina, dengan 295 jumlah warga sipil.

5. Perang Gaza II
Pada 14 November 2012, perang kembali meletus dan berlangsung selama delapan hari, setelah Israel melancarkan operasi militer di Jalur Gaza. Menurut Israel, serangan dilakukan sebagai respons terhadap penembakan lebih dari 100 roket oleh Hamas.

Tidak lama berselang, pada tanggal 29 November 2012 Palestina diangkat sebagai negara pemantau "non-anggota" oleh 138 negara dari 193 negara peserta Sidang Umum PBB. Sejak itu, otoritas di Tepi Barat secara resmi menyebut diri sebagai "negara Palestina."

6. Perang Gaza III
Menyusul serangan roket bertubi-tubi dari Jalur Gaza, Israel membalas dengan serangan udara yang dimulai pada 8 Juli 2014. Beberapa hari kemudian, Israel melancarkan serangan darat yang berakhir lewat gencatan senjata pada 26 Agustus.

7. Perang Gaza IV
Tanggal 10 Mei 2021 menandakan konflik terbuka antara Hamas dan Israel, menyusul ketegangan di Yerusalem Timur. Perang dipicu peristiwa penggusuran rumah warga Palestina di Sheikh Jarrah dan bentrokan antara demonstran dan kepolisian Israel di Bukit Bait Suci dan Masjid al-Aqsa.

Perang baru berakhir pada 21 Mei 2021 dengan gencatan senjata. Di akhir konflik, sebanyak 256 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak. Sementara di pihak Israel, sebanyak 13 warga tewas, termasuk dua orang anak-anak.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (270) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)