basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Badai Al-Aqsa, Dampaknya Seperti Perang Hittin dan Ain Jalut Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Sejarah selalu berulang. Kekuatan kezal...

Badai Al-Aqsa, Dampaknya Seperti Perang Hittin dan Ain Jalut

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Sejarah selalu berulang. Kekuatan kezaliman berakhir dengan kehancuran, sekuat  sehebat apapun kekuatannya. Penjajah Israel mengalami seperti yang dialami oleh Tentara Salib dan Mongol. Semuanya terjadi di Palestina, bumi yang diberkahi.

Tentara Salib tak terkalahkan. Mereka gabungan dari kerajaan-kerajaan Eropa. Menghancurkan kekuatan muslimin tanpa ada yang bisa menghentikannya. Mereka merebut Masjidil Aqsha. Membunuh muslimin. Juga, membangun beberapa kerajaan di bumi Palestina.

Namun, Perang Hittin berhasil Menghancurkan kekuatannya. Setelah itu, Tentara Salib tak bisa bangkit kembali.

Begitupun dengan Tentara Mongol. Menyerbu belahan dunia seperti monster yang tak terkalahkan. Tak satupun kekuatan yang bisa menghentikannya.

Namun, Perang Ain Jalut berhasil Menghancurkan kekuatannya. Sejak itu, Tentara Mongol tak bisa bangkit kembali.

Sekarang terulang kembali. Militer Penjajah Israel yang tak terkalahkan tak bisa bangkit lagi setelah operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan oleh faksi-faksi perlawanan yang ada di Palestina.

Sejak operasi ini, Penjajah Israel selalu  menelan kekalahan baik oleh faksi Perlawanan Yaman, Lebanon maupun Irak.


1. Perang Hittin 
Pertempuran Hittin berlangsung pada tanggal 4 Juli 1187, antara Kerajaan Yerusalem para Tentara Salib dan kekuatan Sultan Salahuddin Ayyubi dari Dinasti Ayyubiyyah. Peristiwa ini dikenal juga sebagai Pertempuran Tanduk Hittin, diambil dari nama sebuah gunung berapi yang telah mati di dekatnya.

Pasukan kaum Muslim di bawah pimpinan Saladin menawan atau membunuh sebagian besar Tentara Salib, menghilangkan kemampuan mereka untuk berperang. Sebagai dampak langsung dari pertempuran ini, pasukan kaum Islam sekali lagi menjadi kekuatan militer yang unggul di Tanah Suci, dengan menaklukkan kembali Yerusalem dan beberapa kota lain yang sebelumnya dikuasai Tentara Salib.


2. Perang Ain Jalut

Pertempuran Ain Jalut, terjadi antara Bahri Mamluk dari Mesir dan Kekaisaran Mongol pada 3 September 1260 (25 Ramadhan 658 H) di Galilea tenggara di Lembah Yizreel dekat tempat yang sekarang dikenal sebagai Sumur Harod (‘Ayn Jālūt, har. 'Air mata Goliat'). Pertempuran tersebut menandai puncak jangkauan penaklukan Mongol, dan merupakan pertama kalinya pasukan Mongol dipukul mundur secara permanen dalam pertempuran langsung di medan perang.

Pertempuran Ain Jalut terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara Bani Mamluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuqa.

Banyak ahli sejarah menganggap pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah di mana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan.


3. Operasi Badai Al-Aqsa

Operasi Badai Al-Aqsa (Taufanul Aqsa) sejak 7 Oktober 2023 yang dilancarkan oleh Gerakan Perlawanan Islam Hamas bersama faksi-faksi Palestina lainnya, setahun berlalu telah membuka mata dunia tentang kerapuhan penjajah Zionis Israel.

Serangan itu merupakan aksi perlawanan terhadap penjajah Zionis Israel, yang telah bercokol di bumi Palestina sejak 1948, atau saat ini memasuki 76 tahun. Jika ditarik ke Jalur Gaza, maka serangan itu adalah bentuk perlawanan dari wilayah di Selatan Palestina itu, yang diblokade dari darat, laut, dan udara sejak 2006.

Ya, Operasi Badai Al-Aqsa sejak 7 Oktober 2023, telah mempunyai dampak yang luas, baik pada tingkat internal Palestina maupun pada tingkat regional dan internasional, baik kalangan umat Islam maupun manusia pada umumnya

Rakyat Palestina akan Kembali ke Tanah Airnya Rasul-rasul mereka berkata, “Apakah ada keraguan terhadap Allah, Pencipta langit d...

Rakyat Palestina akan Kembali ke Tanah Airnya


Rasul-rasul mereka berkata, “Apakah ada keraguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu (untuk beriman) agar Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)mu sampai waktu yang ditentukan?” Mereka berkata, "Kamu hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu ingin menghalangi kami (menyembah) apa yang dari dahulu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata." (Ibrahim: 10)

Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, “Kami hanyalah manusia seperti kamu, tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tidak pantas bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah saja hendaknya orang yang beriman itu bertawakal. (Ibrahim: 11)

Dan mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah, sedangkan Dia telah menunjukkan kepada jalan kami, dan kami sungguh-sungguh, akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang yang bertawakal itu berserah diri." (Ibrahim: 12)

Dan orang-orang kafir berkata kepada rasul-rasul mereka, “Kami pasti akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu benar-benar kembali kepada agama kami.” Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka, "Kami pasti akan membinasakan orang yang zalim itu. (Ibrahim: 13)

Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu setelah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (menghadap) ke hadirat-Ku dan takut akan ancaman-Ku." (Ibrahim: 14)

Dan mereka memohon diberi kemenangan dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, (Ibrahim: 15)

Tanda Kehancuran Yahudi di Madinah Tengah Dialami Penjajah Israel  Kekalahan Yahudi yang hakiki bukanlah militer, tetapi keluarn...

Tanda Kehancuran Yahudi di Madinah Tengah Dialami Penjajah Israel 


Kekalahan Yahudi yang hakiki bukanlah militer, tetapi keluarnya orang-orang Yahudi dari benteng-bentengnya. Seperti di Madinah. Keluar dari wilayah yang ditempati seperti di Khaibar. Sekarang, tanda-tanda itu mulai terlihat di wilayah pendudukan penjajah Israel.

Ada 3 tanda-tanda yang mulai terlihat, yaitu:

Pertama,  500.000 Orang Mengungsi di Israel

Untuk menghindari serangan roket dari Gaza dan Lebanon, pemerintah Israel terpaksa mengungsikan ribuan warga Israel dari rumah-rumah mereka, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, Israel mencatat rekor jumlah pengungsi.

Menurut surat kabar Israel, jumlah orang yang mengungsi dari pemukiman Gaza dan dari perbatasan dengan Lebanon mencapai 120 ribu orang, namun jumlah tersebut meningkat menjadi setengah juta orang, seperti yang diumumkan sebelumnya oleh tentara Israel.

Kehadiran para pengungsi ini, yang biaya dan pengeluarannya ditanggung oleh pemerintah selama masa pengungsian mereka selama lebih dari satu tahun, akan menambah beban ekonomi dan moral bagi pemerintah kolonial, yang telah menyewa kamar hotel dan wisma untuk mereka, dan terpaksa membangun tenda-tenda untuk menampung mereka.

Menurut laporan Aljazeera, pengungsi tersebut memiliki banyak konotasi dalam imajinasi Israel, dan gambar-gambar mereka yang telah meninggalkan Israel secara permanen memperdalam adegan tersebut.


Kedua, 2.000.000  Warga Israel Berlindung di Bunker

Serangan-serangan perlawanan di depan Gaza dan Lebanon telah menghidupkan kembali pertanyaan-pertanyaan tentang kesiapan front dalam negeri Israel dalam menghadapi serangan roket.

Serangan-serangan tersebut juga telah memicu krisis puluhan ribu warga Israel yang mengungsi, karena alih-alih kembali ke rumah-rumah mereka sebagaimana dijanjikan oleh Netanyahu, mereka malah berkumpul dengan ratusan ribu orang yang tidur di tempat-tempat perlindungan.

Menurut mantan komando pertahanan udara, Jenderal Ran Kochav, yang berbicara kepada Channel 12 Israel, lebih dari dua juta warga Israel terjebak di tempat perlindungan dan bunker di lebih dari 190 kota, organisasi dan kota-kota.

Masalah habitat tempat penampungan, yang disebut “kesenjangan tempat penampungan”, memperparah kekhawatiran pihak berwenang pendudukan, terutama dengan data lokal yang mengungkapkan bahwa sebagian besar tempat penampungan umum tidak siap.

Terungkap pula bahwa ruangan-ruangan yang dibentengi di rumah-rumah dan apartemen tidak memberikan perlindungan penuh bagi para penghuninya dari serangan roket dan pesawat tak berawak secara langsung, dan nyaris tidak memberikan perlindungan dari bidang peluru.


Ketiga, Migrasi Balik

“Migrasi balik” merupakan ancaman eksistensial bagi Israel, yang terutama didasarkan pada kebijakan penjajahan dan menarik orang-orang Yahudi dari seluruh dunia.

Menurut Nayef bin Nahar, Direktur Ibn Khaldun Center for Social and Human Sciences di Qatar University, perlawanan operasi telah menghancurkan “kehendak untuk bertahan hidup” warga Israel, yang terutama didasarkan pada penyediaan entitas yang aman bagi mereka, untuk menghadapi krisis mendasar mereka, yaitu bahwa Israel adalah entitas buatan yang dapat mereka tinggalkan kapan saja ke negara asal mereka dan tetap memegang kewarganegaraan mereka.

Meskipun Biro Pusat Statistik Israel tidak mengungkapkan jumlah riil warga Israel yang telah beremigrasi, surat kabar Israel mengungkapkan bahwa sekitar seperempat warga Israel telah mempertimbangkan untuk beremigrasi ke luar negeri karena situasi keamanan.

Menurut laporan yang disiapkan oleh koresponden Aljazeera, Elias Kram, Agustus lalu, angka resmi menunjukkan bahwa hampir setengah juta orang yang berada di luar negeri sebelum Operasi Banjir Al-Aqsa belum kembali hingga saat ini, sementara 375 ribu orang pergi setelah perang.

Times of Israel mengutip data dari Otoritas Kependudukan dan Imigrasi (PIA) bahwa setengah juta warga Israel meninggalkan Israel dalam enam bulan pertama perang.

Istidraj Militer Penjajah Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar Militer Penjajah Israel berhasil membumihanguskan Gaza. Sekarang ber...

Istidraj Militer Penjajah Israel

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Militer Penjajah Israel berhasil membumihanguskan Gaza. Sekarang berusaha melakukan hal yang sama di Lebanon. Apakah ini kemenangan besar? Juga membunuh para pemimpin faksi perlawanan.

Seluruh hukum di muka bumi sudah dikangkangi. Baik hukum agama, internasional dan kemanusiaan. Fokusnya, menghancurkan lawan dan penghalangnya.

Dalam pelanggaran terhadap hukum Tuhan dan manusia. Apakah itu kemenangan? Itulah Istidraj. Apa efeknya bagi Penjajah Israel? 

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am: 44)

Malik Al-Mughis dalam bukunya yang berjudul Demi Masa menjelaskan, istidraj adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah agar mereka terus menerus lalai. Hingga pada suatu ketika semua kesenangan itu dicabut oleh Allah, mereka akan termangu dalam penyesalan yang terlambat.

 "Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui," (QS. al-Qalam: 44)

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad yang berasal dari sahabat Rasulullah SAW, 'Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diingininya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah istidraj." (HR. Ahmad)

Pengabaian terhadap hukum, berarti berhadapan langsung dengan Allah. Allah yang merancang kehancuran dengan cara yang sangat lembut. Dilihatnya sebagai kemenangan besar, padahal itulah proses kehancurannya.

Berhasil memborbardir Gaza namun dukungan lembaga dan masyarakat internasional terus menurun. Rakyat dan sumberdayanya pindah ke luar negri. Perekonomiannya terus menurun untuk biaya perang. Yang ingin bergabung dengan perjuangan rakyat Palestina semakin banyak, sedangkan Penjajah Israel terus terkucilkan.

Manusia tak bersyukur Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Karakter manusia itu tidak bersyukur. Dilimpahkan kenikmatan tak terhingga pun...

Manusia tak bersyukur

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Karakter manusia itu tidak bersyukur. Dilimpahkan kenikmatan tak terhingga pun, tetap tidak bersyukur. Andai, di dunia seperti di surga pun, tetap tidak bersyukur. Yang bersyukur itu sangat sedikit.

Para Nabi dan Rasul sangat ingin memberikan kebaikan yang besar kepada kaumnya. Apakah umatnya peduli dan menyambutnya? Hanya segolongan kecil saja yang bersyukur.

Mengapa para pembaharu terkucilkan? Mengapa yang berjuang ikhlas untuk negrinya tidak disambut dengan gegap gempita? Memang seperti itulah manusia.

Ketidaksyukuran manusia adalah ujian,  ikhlaskah? Istiqamahkah? Berfikir positifkah? Memahami liku-liku kehidupankah?

Bila masih ada sakit hati pada manusia, berarti tidak memahami karakter manusia. Bila masih ada kecewa pada manusia, berarti belum bisa mencontoh akhlak Allah dan para Rasul terhadap kedurhakaan manusia.

Allah tak pernah berhenti mencurahkan rezeki dan petunjuk. Allah tak pernah berhenti mengutus para Nabi dan pewaris para Nabi. Para Nabi dan Rasul tetap berdakwah dan mendidik umatnya. Tak ada langkah yang terhenti.

Saat sumberdaya terbatas, apa yang harus diprioritaskan? Berinteraksilah dengan yang keutamaannya lebih besar, yaitu keturunan, kerabat dekat dan tetangga.

Fakta Historis, Penjajah Israel  Meragukan Keberlangsungan Negaranya  Andai Penjajah Israel bisa menguasai Gaza secara totalitas...

Fakta Historis, Penjajah Israel  Meragukan Keberlangsungan Negaranya 


Andai Penjajah Israel bisa menguasai Gaza secara totalitas. Andai bisa menghancurkan Hizbullah pun, rasa ketakutan Penjajah Israel tak bisa dihilangkan. Sebab, dengan kekuatan super power militer dan ekonomi yang didukung oleh negara adi daya pun, mereka tetap masih mengkhawatirkan  kelangsungan negaranya.

Andai setiap jengkal wilayah pendudukan penjajah Israel sudah terlindungi oleh rudal. Andai seluruh tembok pembatas sudah mengelilinginya. Maka ketakutannya tetap tidak hilang. Sebab, bukankah Namrudz pun tewas karena seekor nyamuk?

Pendiri Penjajah Israel pun masih meragukan keberlangsungan negaranya.  Dalam bukunya, The Jewish Paradox, Nahum Goldman, mantan presiden Organisasi Zionis Dunia, menceritakan detail pertemuannya dengan David Ben-Gurion, perdana menteri pertama ‘Israel’, pada musim panas 1956. 

Perdana menteri ‘Israel’ tersebut mengatakan kepadanya: “Saya mendekati usia tujuh puluh tahun. Jika Anda bertanya kepada saya apakah saya akan dimakamkan di Negara ‘Israel’, saya akan menjawab ya. Dalam sepuluh atau dua puluh tahun lagi negara Yahudi akan tetap ada.

Namun, jika Anda bertanya kepada saya apakah putra saya Amos akan beruntung dimakamkan di negara Yahudi setelah kematiannya, saya akan menjawab mungkin 50%.” Goldman menyela pembicaraannya dan berkata: “Bagaimana Anda bisa tidur dengan harapan seperti ini?” “Siapa yang bilang saya bisa tidur, Nahum?” jawabnya.

Pada 2017, enam tahun sebelum Banjir Al-Aqsa, Perdana Menteri saat ini Benjamin Netanyahu menyatakan: “Saya akan berusaha agar ‘Israel’ mencapai ulang tahunnya yang ke-100, karena pertanyaan tentang keberadaan kita tidak terbukti dengan sendirinya, dan kita harus buktikan. Sejarah mengajarkan kita bahwa tidak ada negara bagi orang-orang Yahudi yang bertahan lebih dari 80 tahun.” 

Lebih khusus lagi, mantan Perdana Menteri Ehud Barak mengatakan dalam sebuah artikel di Yedioth Ahronoth pada Mei 2022: “Sejarah Yahudi menunjukkan bahwa tidak ada negara bagi orang-orang Yahudi yang bertahan lebih dari 80 tahun, kecuali dalam dua periode luar biasa, periode Raja David dan periode Hasmonean, dan kedua periode tersebut mulai hancur pada dekade kedelapan, saat ini negara ‘Israel’ akan memasuki dekade kedelapan, dan saya khawatir kutukan akan menimpanya.” 

Ada perasaan mendalam dalam mentalitas Zionis bahwa keberadaan negara mereka, ‘Israel’, bersifat sementara, bahwa negara itu adalah pengecualian historis yang tidak memiliki unsur keberlanjutan, dan bukanlah realitas geografis maupun realitas geopolitik yang solid.

Perasaan ini bukan hanya hasil pembacaan Talmud dan akumulasi sejarah, tetapi juga didasarkan pada fakta politik dan ancaman internal dan eksternal yang selalu mungkin meledak, beberapa di antaranya telah meledak dan dampaknya masih meluas dari bulan ke bulan karena perang terus meluas.

5 Strategi Menghancurkan Militer Penjajah Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berapa banyak pasukan besar dapat dikalahkan oleh pa...

5 Strategi Menghancurkan Militer Penjajah Israel

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Berapa banyak pasukan besar dapat dikalahkan oleh pasukan kecil dengan ijin Allah? Inilah dasar kemiliteran yang tercatat di surat Al-Baqarah. Bagaimana proses kekalahan pasukan besar tersebut?

Allah nenjelaskan proses kekalahan di ragam surat. Salah satunya di surat An-Nahl. Yaitu:


1. Kehancuran dari pondasinya

Sungguh, orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka mulai dari pondasinya, lalu atap (rumah itu) runtuh menimpa mereka dari atas, dan siksa itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari. (An-Nahl: 26)

Bukankah Tank Markava, kendaraan tempur Namer dan Iron Domenya bisa ditembus dengan infrastruktur yang sederhana?


2. Dibenamkannya ke muka bumi

maka apakah orang yang membuat tipu daya yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, (An-Nahl: 45)

Berapa banyak tentara penjajah Israel yang terbunuh karena jebakan terowongan?


3. Diserang dari arah yang tak disadari 

atau (terhadap) datangnya siksa kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari, (An-Nahl: 45)

Berapa banyak serangan dari titik nol?


4. Diserang saat tentara dan infrastruktur militernya sedang konvoi

atau Allah mengazab mereka pada waktu mereka dalam perjalanan; sehingga mereka tidak berdaya menolak (azab itu), (An-Nahl: 46)


5. Tentaranya dikepung oleh ketakutan 

atau Allah mengazab mereka dengan berkelanjutan-angsur (sampai binasa). Maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang. (An-Nahl: 47)

Mengapa pasukan besar dapatkan dikalahkan dengan pasukan kecil? Karena pasukan besarnya melakukan tipu daya jahat. Bukankah pengadilan internasional telah memutuskan bahwa penjajah Israel telah melakukan genosida dan penjahat perang?

Saat manusia sudah menyatakan tipu daya yang jahat, maka proses alamiah kehancurannya sudah dimulai.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)