basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Gerakan Memutar Pasukan Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Untuk hijrah ke Madinah, gerakannya tidak harus langsung ke Ma...

Gerakan Memutar Pasukan Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Untuk hijrah ke Madinah, gerakannya tidak harus langsung ke Madinah. Rasulullah saw memutar sedikit ke arah Yaman. Mengitari Mekah dari belakang ke samping, setelah itu melanjutkan perjalanan ke Madinah dengan rute tak biasa.

Gerakan memutar memang sangat melelahkan. Rutenya lebih terjal dan rumit. Jarak dan waktu tempuh lebih panjang. Namun, meminalisir sumber daya, menyelamatkan pengorbanan nyawa, dan memperlenakan lawan.  

Untuk membebaskan Khaibar, Rasulullah saw tidak langsung ke Khaibar, tetapi bergerak dahulu ke kabilah Ghatafan dengan melakukan serangan kecil yang mengagetkan, namun pasukan besarnya, memutar sedikit ke arah Syam, lalu berbalik ke Khaibar.

Gerakan memutar di perang Khaibar untuk menghancurkan penyatuan kekuatan Ghatafan dan Yahudi di Khaibar. Juga, melenakan Yahudi, seolah-olah mereka merasa tidak lagi menjadi target sasaran. Keterlenaan Yahudi tersadar setelah pasukan Rasulullah saw telah mengepung mereka di pagi yang buta, saat mereka hendak pergi ke kebun.

Bagaimana agar niat itu tidak terbaca?   Fokuskan lawan pada gerakan fisik dan gerakan pasukan. Sibukkan dan takutkan lawan dengan gerakan yang mencengangkan dan menakutkan. Namun sebenarnya semua itu bukan tujuannya.

Menyerang pada saat lawan terjebak. Menyerang pada saat lawan lengah. Menyerang dari belakang. Menyerang pada saat lawan dalam kondisi yang paling terlemah, atau pada titik terlemahnya. Semuanya butuh kesabaran dan menunggu waktu yang tepat.

Siapakah yang bisa membaca hal ini? Siapakah yang mengkomandoi semuanya? Para pemimpin pasukan. Bukan prajurit yang bergerak sendirian tanpa komando. 

Strategi Gerakan Pasukan Rasulullah saw ke Benteng Yahudi Khaibar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Rasulullah saw di Madinah menghadap...


Strategi Gerakan Pasukan Rasulullah saw ke Benteng Yahudi Khaibar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Rasulullah saw di Madinah menghadapi 3 front pertempuran sekaligus, yaitu Munafikin, Yahudi, kabilah Arab yang didominasi oleh Quraisy dan Ghatafan. Quraisy merupakan kabilah yang paling dihormati oleh seluruh kabilah Arab. Jadi, saat Quraisy menandatangani perjanjian Hudaibiyah, maka satu front terberat sudah bisa direndam.

Dari front pertempuran yang tersisa, siapakah front yang menjadi otak persekutukan mereka? Siapakah yang menjadikan 3 front menjadi satu front untuk memusuhi Muslimin? Pusatnya di Khaibar, benteng terkuat Yahudi di luar kota Madinah.

Sebab, Khaibar telah menjadi sarang segala perencanaan, persengkongkolan, pusat pengerahan militer, dan sumber segala kerusuhan dan pengobaran api peperangan dari pihak musuh, pantaslah jika ia menjadi sasaran pertama Muslimin setelah perjanjian Hudaibiyah ditandatangani.

Setiap penyerangan ke Yahudi ada syarat khususnya, untuk pembebasan Khaibar, syarat khususnya yang telah bai'at di perjanjian Hudaibiyah. Jadi jumlah pasukannya hanya 1.400 Sahabat saja. Padahal, Yahudi Khaibar memiliki puluhan benteng, persenjataan terlengkap dengan populasi Yahudi terbesar di Jazirah Arab.

Munafikin, Abdullah bin Saba, segera membocorkan keberangkatan Rasulullah saw ke Khaibar. Dia menulis surat, "Tidak usah takut karena jumlah dan peralatan kalian cukup banyak, sedangkan pasukan Muhammad tidak seberapa, tidak bersenjata pula kecuali sedikit."

Yahudi memang memiliki mental tidak  mau mengambil resiko. Mereka segera meminta bantuan kepada kabilah Arab Ghatafan dengan janji, sebagian panen kurma Khaibar akan diberikan ke Mereka. Ternyata, Rasulullah saw mengarahkan pasukannya tidak langsung ke Khaibar  tetapi ke Ghatafan.

Pasukan Ghatafan pun berbalik ke kabilahnya. Rasulullah saw melakukan serangan kecil ke Ghatafan, lalu memutar ke Khaibar. Dengan strategi ini, Ghatafan tidak membantu Yahudi Khaibar karena takut diserang. Yahudi Khaibar pun merasa aman dari serangan.Ternyata, di pagi hari buta, pasukan Muslimin telah mengepung benteng Khaibar. Yahudi Khaibar tidak menyadari bahwa mereka telah terkepung.

Antara Pasukan Thalut dan Pasukan Khaibar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Pasukan Thalut terdiri dari Bani Israel yang meminta kepada...

Antara Pasukan Thalut dan Pasukan Khaibar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Pasukan Thalut terdiri dari Bani Israel yang meminta kepada Nabinya untuk berperang sebab sudah tak kuat lagi dengan penderitaan karena kezaliman penguasa. Namun, mereka berselisih saat Thalut diangkat menjadi pemimpin, padahal itu merupakan sabda Nabinya.

Bukan hanya itu, saat pasukan tersebut diuji dengan sebuah sebuah sungai, sang pemimpin Thalut berkata, "Allah akan menguji kamu dengan satu sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan."

Tetapi Bani Israel meminumnya kecuali sebagian kecil dari mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Bagaimana dengan pasukan Rasulullah saw yang berhasil membebaskan benteng-benteng Khaibar milik Yahudi? Benteng besar yang dibebaskan sebanyak 5 buah. Benteng kecil berjumlah puluhan. Rasulullah saw menuntaskan pembebasan ini dalam waktu dua bulan. Bagaimana kondisi perbekalan logistiknya?

Dikisahkan, kesusahan dan kelaparan yang menerjang Muslimin sudah sangat parah, sehingga tidak ada jalan  untuk menghilangkan lapar yang akut itu kecuali dengan menyembelih keledai piaran mereka. Namun, pada saat daging keledai telah dimasukkan ke periuk-periuk yang airnya sudah mendidih. Saat daging telah siap disantap. Tiba-tiba, datang larangan Rasulullah saw untuk memakan daging keledai peliharaan.

Apa reaksi para Sahabat? Seluruhnya menumpahkan periuk-periuk tersebut.  Padahal, tidak ada lagi makanan yang dimakan, tak ada lagi sebutir kurma pun yang tersisa. Tak ada yang memprotes, mencabut senjata, atau meninggalkan medan pertempuran.

Pasukan Muslimin sangat teguh dan disiplin dalam mematuhi perintah yang sulit maupun yang mudah, yang disukai maupun yang dibenci. Senantiasa melepaskan dominasi perutnya meskipun berada dipuncak kelaparan dan harus berperang. Itulah ketangguhan mental yang sangat tinggi yang menyebabkan datangnya pertolongan Allah. Bukankah itu karakter rakyat Palestina saat ini?

Kisah Pertempuran Pertama dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Banyak pertempuran yang dilalui oleh Rasulullah saw, na...

Kisah Pertempuran Pertama dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Banyak pertempuran yang dilalui oleh Rasulullah saw, namun mengapa hanya pertempuran tertentu saja yang dikisahkan dalam Al-Qur'an? Mengapa  bukan pertempuran Rasulullah saw yang dimunculkan dalam Al-Qur'an?

Surat Al-Baqarah merupakan surat ke dua dalam Al-Qur'an, namun mengapa kisah pertempuran pertamanya tentang Thalut yang memimpin pertempuran? Berarti, pertempuran Thalut dan Jalut adalah pondasi kemenangan sebuah pertempuran. Juga, liku-liku awal hingga akhirnya pertempuran di setiap zaman dan generasi.

Kapan pertempuran dimulai? Bani Israel terjebak dengan penderitaan berat yang dialami sebagai momentum dimulainya perang. Sebagai momentum menggelorakan perang. Padahal, kemenangan tidak diukur sini.

Bani Israel terjebak dengan perselisihan tentang siapa yang tepat untuk memimpin pertempuran. Ukurannya, adalah feodalisme dan nepotisme, sehingga mereka lemah sebelum bertempur.

Bani Israel tidak memiliki mental yang tangguh dalam bertempur, sehingga saat diuji dengan air sungai yang seharusnya diminum secukupnya, justru tidak ditaati. Sehingga, terbuai dengan hawa nafsu kesenangan.

Bani Israel terjebak dengan kekuatan musuh yang besar dan kuat, sehingga muncul keraguan lalu meninggalkan medan pertempuran. Lalu, hanya kelompok kecil memiliki mental bertempur.

Oleh sebab itulah, kisah pertempuran Thalut ditutup dengan doa, "Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (Al-Baqarah: 250)

Sebab hanya mental tempurlah yang menyebabkan kemenangan pertempuran.

Menangkap Sinyal Ruh Sirah Nabawiyah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Pemahaman dan penghayatan sirah Nabawiyah adalah sebuah kemesti...

Menangkap Sinyal Ruh Sirah Nabawiyah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Pemahaman dan penghayatan sirah Nabawiyah adalah sebuah kemestian bagi pembangunan umat. Sebab, di dalamnya terdapat peneguhan hati, memahami kebenaran dan peringatan bagi yang beriman. Mengapa jarang yang menangkap sinyal ini?

Sebab, perjalanannya tidak berada dalam suatu gelombang yang sama dengan garis Rasul dan para sahabatnya. Perjalanannya, bukan lagi jihad, dakwah dan harakah. Yang disebarkannya bukan lagi fikrah dan aqidah.

Bila sirah itu seperti pesawat pemancar siarannya, akan ditangkap baik apa apabila kita memasang gelombang yang sama dengan pesawat penerimanya. Jadi, intisari Sirah Nabawiyah tak pernah menyentuh, menyadarkan, menginspirasi, menggelorakan dan menggerakkan, bisa jadi karena obsesi hidupnya yang tak searah lagi dengan Rasulullah saw.

Setiap Rasulullah saw dan sahabat akan dan mengalami menghadapi ujian, Allah mewahyukan beragam kisah Nabi dan rasul serta orang yang shaleh. Semuanya, memberikan bimbingan, solusi dan peneguhan hati. 
Apakah hanya berlaku bagi mereka?

Setiap yang diberikan Allah kepada Rasulullah saw dan Sahabat, berarti diberikan juga kepada yang beriman dan yang mengikuti jejaknya. Bukankah, umat Islam adalah pewaris risalah nabi terakhir?

Bisa jadi, mempelajari Sirah Nabawiyahnya hanya untuk menuntaskan kehausan ilmiah dan intelektual yang terjebak pada matan (isi cerita), urutan kronologis peristiwa   dan hanya dianggap biografi orang besar saja.

Bisa jadi, membaca Sirah Nabawiyah terjebak hanya untuk menikmati catatan sejarah semata, yang tidak berkaitan dengan persoalan hari ini dan masa depan. Sehingga, sirah Nabawiyah seperti membaca kisah fiksi belaka. Itulah sebab, Sirah Nabawiyah kehilangan jiwanya.

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an Kisah Thalut dijadikannya raja. Pertarungan Thalut melawan Jalut, serta kemunculan Nabi Daud. L...

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an


Kisah Thalut dijadikannya raja. Pertarungan Thalut melawan Jalut, serta kemunculan Nabi Daud. Lalu, Daud diangkat menjadi raja dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 246-252,

Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, "Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah."

Nabi mereka menjawab, "Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?"

Mereka menjawab, "Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?"

Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. (246)

Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu." 

Mereka menjawab, "Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?"

(Nabi) menjawab, "Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik." Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (247)

Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh malaikat." Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu, jika kamu orang beriman. (248)

Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata, "Allah akan menguji kamu dengan satu sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan."

Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil dari mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, "Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah." Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (249)

Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (250)

Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Dawud membunuh Jalut. Kemudian Allah memberinya (Dawud) kerajaan, dan hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki.

Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam. (251)

Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan kepadamu dengan benar dan engkau (Muhammad) adalah benar-benar seorang rasul. (252)

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, Ada Kesamaran yang Tak Perlu Dijelaskan Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah 246...

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, Ada Kesamaran yang Tak Perlu Dijelaskan


Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah 246-252, ada beberapa hal yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

1. Zaman terjadinya Kisah Thalut, hanya disebutkan setelah Nabi Musa
2. Nama Nabi di zamannya
3. Nasab keturunannya, bagaimana awal perkembangannya hingga menjadi raja
4. Rincian luasnya ilmu dan bagaimana pengelolaan pemerintahnya
5. Tabut dan kisahnya

Mengapa tidak dijelaskan detail? Sebab bila dijelaskan pun tidak mengandung faedah apa pun. Allah menyebutkan apa yang memiliki faedah kaum muslimin dan yang mau melihat dan mengambil pelajaran.

Anehnya, sebagian ahli tafsir, sejarawan, para penulis, dan ahli hadist, tidak mencukupkan dengan apa yang dipaparkan oleh Al-Qur'an dan hadits. Malah, mendatangkan cerita-cerita Israiliyat.

Mereka mencari tahu dari cerita-cerita Israiliyat untuk memecahkan yang samar, mendetailkan peristiwa tadi, namun mereka tidak bisa memberikan ilmu baru dan faedah apa pun.

Dengan demikian, semuanya sebuah tindakan pemborosan terhadap energi dan waktu yang bukan pada tempatnya, dan meninggalkan paparan Al-Qur'an dan apa yang dikandungnya, dari pelajaran dan Ibrah,  serta petunjuk yang ada di dalamnya.

Sumber:
Ali Muhammad Shalabi, Fiqh Tamkin, Pustaka Al-Kautsar

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (355) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (26) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (133) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)