basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Cara Iblis Memanfaatkan Sumberdaya  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bila Qarun mengatakan bahwa kekayaannya hasil dari kepintarannya,...

Cara Iblis Memanfaatkan Sumberdaya 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bila Qarun mengatakan bahwa kekayaannya hasil dari kepintarannya, namun Iblis mengatakan bahwa dia diciptakan dari api. Berarti iblis mengakui bahwa kelebihan dirinya berasal dari Allah.

Bila Qarun memproklamirkan bahwa dirinyalah yang bisa menciptakan kemanfaatan, namun Iblis justru meminta sumberdayanya dari Allah. Iblis bisa menggoda, menjerumuskan, dan menyesatkan karena sumber dayanya dari Allah. Jadi, siapakah yang lebih sesar?

Iblis berkata, "Berilah aku penangguhan waktu, sampai hari mereka dibangkitkan."

Allah berfirman, "Benar, kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu."

Iblis meminta sumberdaya yang paling berharga. Yaitu, waktu. Bukankah permintaan orang  Kafir di akhirat adalah meminta waktu? Meminta dikembalikan ke bumi? Sebab hanya dengan waktu seluruh sumberdaya bisa dimanfaatkan. Bila mati, berhargakah kekayaan dan jabatan?

Iblis memanfaatkan sumberdaya dari Allah dengan sangat efektif dan optimal. Sumberdayanya untuk menjalankan visi dan misinya. Tak ada setiap tiupan nafas pun, kecuali ada bisikan syetan yang menyelusup ke hati manusia. Hati terus berbolak balik tanpa ada yang bisa mengendalikannya.

Saat bangun tidur, syetan sudah mengikat manusia dengan 3 ikatan. Saat makan dan minum, syetan mencoba untuk ikut menikmati. Saat masuk ke rumah, syetan mencoba untuk bermukim. Dalam setiap pandangan mata dan ucapan, ada yang berkhianat. Manusia terkepung dari seluruh penjuru.

Iblis berkata, "Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." Itulah cara Iblis mengoptimalkan sumberdayanya.

Iblis, Pantaskah Sombong? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Saat Iblis mengungkapkan alasan tidak bersujudnya kepada Adam karena dia be...

Iblis, Pantaskah Sombong?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Saat Iblis mengungkapkan alasan tidak bersujudnya kepada Adam karena dia berasal dari api sedangkan Adam berasal dari tanah. Allah menegaskan bahwa surga bukan tempat untuk menyombongkan diri. Mengapa tak pantas?

Bila obsesi manusia adalah surga, maka yang yang sombong di dunia bukan bagian penduduk surga. Karakter penduduk surga adalah para malaikat. Yang bersujud,  taat dan bertasbih. Segala liku-liku hidup. Segala bisikan hati. Untuk mengungkap siapakah yang karakternya seperti malaikat.

Dalam kebebasan berkehendak ada ketaatan. Menjadi khalifah juga seorang hamba Allah. Diberikan akal untuk berfikir, menggali dan memahami, juga ada ruang yang tak boleh menggunakan akal, hanya iman saja. Dalam keegoannya ada kebersamaan. Itulah ujian manusia.

Mengapa tak pantas sombong? Bukankah semuanya sudah ditakdirkan? Bukankah semuanya sudah tertulis sebelum alam semesta diciptakan? Bukankah semuanya hanya pemberian Allah? Bukankah rezeki yang tidak diikhtiarkan lebih tak terbatas?

Iblis tak pantas sombong. Sebab, yang menjadikannya dari api adalah Allah. Yang melebihkan satu makhluk dengan yang lainnya adalah Allah. Semua perbedaan dan keragaman hanya ujian, siapakah yang sombong? Siapakah yang merasa lebih baik? Siapakah yang berputus asa? Siapakah yang merasa hina kepada selain Allah?

Yang sombong berarti telah menuhankan dirinya. Merasa, penyebab cerdas dan berilmu adalah dirinya. Merasa, penyebab sehat, sukses, bahagia, kaya, berwibawa adalah dirinya. Bukankah manusia tidak bisa menciptakan kemanfaatan?

Seperti Firaun yang menjadi tuhan. Merasa bisa memakmurkan rakyatnya  karena sungai Nilnya. Padahal, bukankah sungai Nil telah ada sebelum dirinya lahir? 

Mengapa Rasulullah saw Sakit? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Rasulullah saw pernah disantet. Rasulullah saw pernah diracun hingga  s...

Mengapa Rasulullah saw Sakit?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Rasulullah saw pernah disantet. Rasulullah saw pernah diracun hingga  sakit parah yang membawa pada wafatnya. Kisah ini tak ditemukan pada kisah para nabi dan rasul lainnya. Ada apa?

Setiap manusia belum tentu menghadapi kompleksitas ini. Di santet, diracun, dan sakit yang membawanya pada kematian. Mengapa Rasulullah saw mengalami semuanya?

Saat sakit Rasulullah saw merasakan badannya yang sangat panas. Panasnya seperti dua orang manusia. Tidak itu saja, ditambah sakit kepala yang luar biasa. Untuk mengurangi yang dialaminya, Rasulullah saw mencelupkan tangannya ke dalam wadah berisi air disampingnya, lalu mengusapkan kewajahnya.

Rasulullah saw, sang kekasih Allah, namun mengalami kompleksitas sakit yang sangat berat melampui seluruh manusia. Tak semua manusia mengalami hal ini. Dalam kondisi seperti ini Rasulullah saw berdoa, "Ya Allah, ampunilah diriku, kasihanilah diriku, sandingkan aku dengan Ar-Rafiqul A'la (Allah swt)."

Dalam kondisi ini Rasulullah saw berdoa, "Ya Allah, tolonglah diriku untuk menghadapi sulitnya kematian dan sakratul maut." Mengapa Rasulullah saw mengalami ini semua? Seluruh model penderitaan, kesulitan dan sakitnya manusia dialami Rasulullah saw. Mengapa Rasulullah saw menanggung semuanya?

Rasulullah saw adalah panutan dalam seluruh peristiwa. Panutan dalam seluruh liku-liku hidup, lapang dan sempit, kaya dan miskin, bangsawan dan jelata, sehat dan sakit. Sedangkan para nabi dan rasul yang lainnya, hanya menekankan contoh dalam sisi-sisi tertentu kehidupan manusia.

Saat Rasulullah saw disantet, sakit, hingga wafatnya, menjadi tauladan, bimbingan dan petunjuk bagi umatnya. Agar, menapaki jalan yang lurus dalam seluruh sisi kehidupan ini. 

Memilih Takdir-Nya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kehidupan ini hanya rentetan menjalani takdir-Nya. Semua makhluk, dari malaikat, i...

Memilih Takdir-Nya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kehidupan ini hanya rentetan menjalani takdir-Nya. Semua makhluk, dari malaikat, iblis, jin, manusia, dan alam semesta hanya menjalankan takdir-Nya. Adakah yang terbebas dari takdir-Nya?

Umar bin Khatab tidak jadi memasuki Syam yang tengah dilanda wabah. Alasannya, takdir dilawan dengan takdir. Berpindah dari satu takdir ke takdir yang lainnya. Bila semua adalah takdir-Nya. Bagaimana menyikapinya?

Ikutilah takdir yang diridai-Nya. Ikuti takdir yang dibimbing-Nya. Ikuti takdir yang dimuliakan-Nya. Ikuti takdir yang memuliakan bukan yang merendahkan. Ikuti takdir yang membahagiakan, bukan yang menyengsarakan. Itulah cara menjalani takdir.

Takdir itu bisa dipilih. Sebab, Allah membebaskan manusia untuk memilih. Ada takdir perjalanan kekafiran, kemunafikan dan ketakwaan. Ada takdir perjalanan kezaliman, kedurhakaan dan keimanan. Ada takdir perjalanan menuju neraka dan surga.

Setiap takdir memiliki liku-likunya sendiri. Syetan pun telah memilih takdirnya dengan tidak mau bersujud kepada Adam. Memilih yang tak dibimbing Allah. Syetan pun mengajukan beragam permohonan atas pilihan takdir yang telah dipilihnya.  Allah pun memenuhi semua permohonannya.

Malaikat memilih takdirnya. Memilih yang dibimbing Allah. Memilih bersujud kepada Adam. Setelah itu apakah ada episode kisah Malaikat? Tidak ada. Yang asa kisah pergulatan iblis terhadap takdir yang telah dipilihnya. Yaitu, menjerumuskan seluruh manusia dengan segenap sumberdaya dan infrastruktur yang dimilikinya.

Bagaimana akhir perjalanan takdir yang dipilih iblis? Ternyata hanya kegagalan walaupun seluruh sumber daya dan infrastruktur telah dikerahkan maksimal. Yang mengikuti iblis hanya mereka yang telah menjadi iblis sebagai teman dan pemimpinnya.   Seperti itulah akhir ragam pemilihan takdir.

Jangan Membandingkan Antar Makhluk  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah memerintahkan bersujud. Namun, iblis menolaknya. Sebelum me...

Jangan Membandingkan Antar Makhluk 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah memerintahkan bersujud. Namun, iblis menolaknya. Sebelum memerintahkan bersujud, Allah telah berfirman bahwa Dia telah  menciptakan seluruh makhluk dengan bentuk yang terbaik.

Bentuk makhluk-Nya berbeda-beda, mengapa difirmankan dengan sebaik-baiknya bentuk? Setiap makhluk memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda, itulah penyebab perbedaannya.

Cacing, semut, kadal, kucing, kelinci dan ragam hewan lainnya, mengapa bentuknya berbeda? Tumbuhan adalah yang berkayu keras, lembut, dan menjalar. Ada yang tinggi, sedang, rendah dan menghampar di tanah. Mengapa semuanya berbeda? Peran dan tanggung jawabnya yang berbeda.

Saat Iblis tidak bersujud, Allah bertanya alasannya. Iblis menjawab bahwa dirinya lebih baik dari Adam. Dirinya dari api, sedangkan Adam dari tanah. Bukankah Adam memang diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi yang dipenuhi tanah?

Iblis telah merendahkan makhluk ciptaan-Nya. Artinya, merendahkan Dzat yang menciptakannya juga? Bukankah Allah telah menegaskan bahwa seluruh ciptaan-Nya dibentuk dengan sebaik-baik bentukan?

Takdir manusia pun ciptaan Allah. Yang ditulis dengan Kalam-Nya di Lauhul Mahfudz. Mengapa masih muncul merendahkan dan meninggikan derajat seseorang dari takdirnya? Merendahkan dan meninggikan dari profesi, keturunan, jabatan, kekayaan dan status sosialnya?

Bila di surga, di era Nabi Adam, tak pantas membandingkan antar makhluk-Nya. Maka di bumi pun tak pantas membandingkan antar makhluk dan juga antar manusia untuk menunjukkan kelebihan dan kehebatan yang berbuah pada kesombongan diri.

Merespon Perubahan Realita Dakwah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mari membuka detik-detik perjanjian Hudaibiyah. Saat itu Rasululla...

Merespon Perubahan Realita Dakwah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Mari membuka detik-detik perjanjian Hudaibiyah. Saat itu Rasulullah saw bermimpi  memasuki Mekah. Mereka berangkat tidak untuk berperang, tetapi hendak menunaikan Umrah.

Tiba di Hudaibiyah, ternyata kaum muslimin tidak diperkenankan masuk ke Mekah. Rasulullah saw mengutus Utsman bin Affan untuk menemui para petinggi Quraisy untuk menjelaskan maksud kedatangannya ke Mekah. Namun beberapa hari Utsman bin Affan tidak muncul juga. Ada berita, bahwa Utsman bin Affan dibunuh.

Mendengar berita tersebut, Rasulullah saw mengumpulkan para Sahabat. Mereka berjanji untuk membalas darah Utsman bin Affan hingga tetes penghabisan. Tanpa persiapan perang, mereka harus berperang. Semua telah membulatkan tekadnya.

Namun tiba-tiba, Utsman bin Affan datang. Petinggi Quraisy menawarkan perjanjian damai. Isi perjanjian damai sangat merugikan muslimin menurut pemikiran para Sahabat.

Ali enggan menuliskan perjanjian. Umar bin Khatab memprotes keras  sikap Rasulullah saw. Bahkan, Umar bin Khatab  mengaduk protesnya pada Abu Bakar. Namun Abu Bakar, tetap mempercayai langkah yang diambil Rasulullah saw.

Ditambah lagi, ada peristiwa yang memilukan yang dipertontonkan dihadapan mereka. Ada yang baru masuk Islam setelah perjanjian Hudaibiyah. Langsung ditangkap oleh kafir Quraisy. Rasulullah saw hanya berpesan, "Bersabarlah."

Umar bin Khatab berkata kepada Rasulullah saw, "Bukankah kita dipihak yang benar? Bila mati akan dimasukkan ke surga? Bukankah Engkau telah bermimpi kita akan memasuki Mekkah? Rasulullah saw mendengarkan isi hati Umar bin Khatab.

Perhatikan, dalam jeda waktu yang amat dekat, Rasulullah saw membuat keputusan yang berbeda-beda. Rasulullah saw melakukannya karena kondisi riil dakwahnya berbeda-beda pula. Namun dalam perbedaan keputusannya, ada yang tetap sama. Apa itu? Kemaslahatan dakwah.

Selama keputusan berdasarkan kemaslahatan dakwah, bukan dunia. Selama keputusan dilakukan dengan proses musyawarah. Maka akan ada keberkahan. Apa bentuknya? Kita serahkan pada Allah.

Beramal di Era Kebisingan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Semakin hari, bumi ini akan semakin bising. Bising dalam kesunyian. Seperti...

Beramal di Era Kebisingan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Semakin hari, bumi ini akan semakin bising. Bising dalam kesunyian. Seperti bisikan hati yang terus berkecamuk tanpa henti, walapun mulut seseorang terdiam. Oleh sebab itu, Allah menghisab yang tersembunyi maupun yang nampak. Allah menghisab setiap besitan hati.

Dalam kondisi ini apa yang dilakukan? Tanamlah pohon. Urus kebun dan ternak. Patahkan mata pedang. Seperti itu pesan Rasulullah saw di akhir zaman. Sibukan dengan berkarya dan beramal. Patahkan semua keributan dan kebisingan.

Di era ini, kebisingan semakin tak terkendali. Kebisingan di dunia nyata dan maya. Hitunglah berapa postingan di media sosial setiap hari? Sekarang, mulut terkunci, namun yang berbicara adalah postingan di media sosial.

Lidah yang diam semakin tak terkendali. Siapapun bisa memposting ekspresinya di ranah publik. Seharusnya lebih mudah mengendalikan tulisan daripada pembicaraan. Ternyata sama saja, artinya hati manusia sudah sangat rusak.

Bagaimana mengendalikan kebisingan? Menyendirilah dengan diri kita sendiri. Menyendirilah dengan jiwa kita sendiri. Menyendirilah dengan karya kita sendiri.

Menanam pohon, mengurus tanah dam ternak berarti berkarya di tempat yang sunyi. Berkarya tanpa popularitas. Berkarya tanpa publikasi. Itulah amal yang dibutuhkan di era ini.

Patahkan mata pedang. Buanglah semua perselisihan dan percekcokan. Tak ada kemenangan dalam setiap perselisihan. Perselisihan hanya akan membuat siapapun terluka hatiny. Yang menang tidak akan menang. Diamlah agar hati memiliki waktu untuk bermuhasabah diri.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (355) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (26) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (131) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)