basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Naik Gunung, Persiapan Akhir Zaman Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apa fenomena Akhir Zaman? Penuh dengan huru hara. Penuh dengan kek...

Naik Gunung, Persiapan Akhir Zaman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Apa fenomena Akhir Zaman? Penuh dengan huru hara. Penuh dengan kekacauan. Paginya beriman, sorenya kafir, dan juga sebaliknya. Saat kekacauan, apa pilihannya? Mencari ketentraman. Di mana tempatnya? Di gunung.

Menjaga gunung berarti bersiap menghadapi huru hara hari Kiamat. Gunung memiliki sumber daya untuk bertahan hidup. Ada air, bagan yang menjadi api, tumbuhan, tanah yang subur, dan udara yang segar. Bukankah kota semakin padat dengan penduduk, teknologi yang bising dan pengap?

Belajar naik gunung berarti bertahan hidup dengan sumber daya terbatas. Bukankah semakin hari manusia berebut sumber daya?  Bagaimana hidup tanpa perebutan sumber daya? Belajarlah berkemah.

Saat naik gunung, bukankah diajarkan sumber karbohidrat dan protein alternatif? Bila terus dikembangkan akan membangun negri yang memiliki kedaulatan pangan. Bukankah keberhasilan melawan penjajah karena banyaknya alternatif pangan.

Apa sabda Rasulullah saw untuk menghadapi huru hara hari Kiamat? Menanam pohon, mengurus tanah, memelihara ternak dan mematahkan pedang. Mendaki gunung, berarti berinteraksi dengan tanah, pohon, air dan ternak.

Perhatikan karakter tanah. Perhatikan karakter tumbuhan. Perhatikan beragam aneka tumbuhan dan tanah dalam setiap perbedaan ketinggian gunung. Itulah awal memahami apa yang harus ditanam dan diternak.

Naik gunung dan berkemah sebuah training menghadapi dunia yang carut marut dan penuh huru hara. Bukan untuk lari dan menyendiri ke gunung! Tetapi memahami alam. Bagaimana hidup tanpa dukungan teknologi? Bukankah orang kaya di dunia, justru berebut ke sektor pengolahan tanah, tumbuhan dan ternak?

Memahami Topografi Gunung bagi Pertempuran  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Yang memahami topografi alam, maka akan memenangi pertemp...

Memahami Topografi Gunung bagi Pertempuran 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Yang memahami topografi alam, maka akan memenangi pertempuran. Topografi alam dapat digunakan sebagai benteng perlindungan, pertahanan juga penyerangan. 

Perhatikan arah dari Bogor ke Sukabumi? Bagaimana topografi alam dimanfaatkan untuk menyerang Belanda. Perhatikan tugu pahlawan di Maseng dan Bojong Kokosan? Jalan yang berkelok, menanjak dan diapit bukit digunakan untuk menghancurkan tentara sekutu NICA.

Syeikh Yusuf al-Makasari, Sultan Ageng Tritayasa dan Pangeran Purbaya memanfaatkan gunung Halimun sebagai benteng pertahanan. Para Ajengan dan Santri, memanfaatkan Bogor Barat yang dipenuhi gunung dan perbukitan untuk bertahan dan melawan Belanda.

Perang Jawa mengapa bisa bertahan lama? Mengapa menguras kekayaan VOC Belanda hingga bangkrut? Pangeran Diponegoro dan tentaranya memanfaatkan Jawa Tengah bagian selatan untuk melawan Belanda. Memanfaatkan pohon Sawo sebagai sumber pangan yang tak dipahami oleh penjajah Belanda.


Setiap jalan yang menurun dan menanjak. Setiap jenis tanah yang keras maupun lunak. Setiap cekungan  maupun yang menonjol. Setiap sungai  maupun lembah. Setiap pohon dan tumbuhan adalah benteng pertahanan dan penyerangan.

Tentara Salib V yang dipimpin oleh kaisar Louis kalah karena terjebak di lumpur. Tentara Mongol yang hebat dikalahkan karena terjebak di bawah perbukitan. Khalid bin Walid memanfaatkan topografi alam untuk menguras daya tahan tentara Persia.

Naik gunung bukan sekedar menikmati suasana gunungnya saja, tetapi juga pahamilah topografinya. Apakah bermanfaat untuk pertempuran saja? Memahami topografi berarti mengoptimalkan sumberdayanya. 

Naik Gunung, Pelatihan Kekuatan Tempur Dakwah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sangat mudah mengukur kesehatan. Sangat mudah mengukur ...

Naik Gunung, Pelatihan Kekuatan Tempur Dakwah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sangat mudah mengukur kesehatan. Sangat mudah mengukur kebugaran dan kekuatan fisik. Seberapa kuat berjalan kaki? Seberapa lama bertahan dalam perjalanan?

Para penghulu dakwah memiliki karakter yang sama. Yaitu, mampu bertahan dalam perjalanan yang panjang di semua medan. Bertahan dalan kelelahan, kelemahan, dan ketidakpastian dengan keterbatasan sumber daya.

Nabi Adam harus melanglang buana. Berjalan dari Hindustan hingga ke Hijaz. Nabi Nuh dan keturunannya berjalan dari kapalnya menuju ke seluruh penjuru dunia.

Nabi Ibrahim, bapaknya para Nabi dan Rasul, menjadi penjelajah benua. Berjalan dari Irak ke Palestina. Dari Palestina ke Mesir dan lalu kembali ke Palestina. Berjalan pulang pergi dari Palestina ke Hijaz hingga empat kali.

Nabi Musa berjalan dari Mesir ke Madyan. Dari Madyan ke Mesir. Dari Mesir ke Palestina lalu ke Sinai. Nabi Isa selama hidupnya melakukan pengembaraan, tak pernah menetap. Nabi pertama hingga para Ulul Azmi, mereka adalah pejalan kaki yang tangguh.

Nabi Muhammad dilahirkan dari suku Quraisy. Apa yang dibanggakan dari suku ini? Kekuatan menempuh perjalanan di musim panas dan dingin. Mampu berjalan di segala medan dan iklim ke Syam dan Yaman.

Rasulullah saw dan para Sahabatnya, memiliki kekuatan perjalanan yang lebih baik dari suku Quraisy, buktinya tak ada yang bisa menangkap mereka saat berhijrah. Berjalanlah, sebab itulah perjalanan  para penempuh dakwah.

Naik Gunung, Latihan Dasar Kekuatan Fisik Oleh: Nasrulloh Baksolahar Perjalanan menuju Gunung Bunder, dari Cibatok ke lokasi kem...

Naik Gunung, Latihan Dasar Kekuatan Fisik

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Perjalanan menuju Gunung Bunder, dari Cibatok ke lokasi kemping, banyak berpapasan dengan prajurit TNI yang sedang berlatih militer. Mereka berjalan berbaris sambil membawa senjata dan perbekalan. Terlihat, ada satu yang akan pingsan.

Dahulu, sering terlihat, para prajurit berlatih tempur dengan berjalan kaki di jalan-jalan utama dari Bogor ke Jakarta. Mengapa berjalan kaki menjadi latihan dasar prajurit, selain penggunaan senjata? Kekuatan senjata tergantung dari kekuatan fisik yang menggunakan senjatanya.

Dasar kekuatan para pendekar bukan jurus-jurusnya. Bukan ilmu kanuragannya. Tetapi kekuatan fisiknya. Kehebatan para olahragawan bukan pada keterampilannya. Kekuatan pesepakbola bukan pada teknik membawa bola dan tendangannya, tetapi pada kekuatan fisiknya.

Kekuatan fisik seperti pondasi. Tak terlihat tetapi menjadi penopang bagi seluruh komponen yang dibangun di atasnya. Struktur bangunan menjadi fokus bagi yang mengaudit sebuah gedung. Sebab, kekuatan gedung pada yang tak terlihat.

Apa latihan fisik yang paling mudah? Perhatikan para prajurit TNI yang sedang ditempa di Gunung Bunder. Mereka harus memiliki kekuatan untuk  menikmati perjalanan kaki.

Kaki adalah akar. Akar yang memberikan nutrisi ke seluruh bagian pohon. Gerakan kaki memberikan energi gerak kepada seluruh komponen tubuh. Oleh sebab itu, kecerdasan anak pun tergantung pula dari motoriknya.

Berjalanlah sebab inilah pondasi kekuatan fisik. Naik gununglah untuk melihat kekuatan fisik dari aktivitas keseharian kita.

Naik Gunung dan Ekspedisi Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berkemah dan naik gunung, hanya untuk mengisi waktu luang? H...

Naik Gunung dan Ekspedisi Rasulullah saw


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Berkemah dan naik gunung, hanya untuk mengisi waktu luang? Hanya untuk menikmati liburan? Hanya melampiaskan hobi bersama komunitas?

Rasulullah saw mengirimkan ekspedisi dalam 3 kelompok. Yaitu,  kelompok kecil, Sarriyah dan Gazwah. Ketiga jenis ekspedisi ini memiliki visi dan strategi yang berbeda.

Contohnya, kelompok kecil yang dipimpin oleh Muhammad bin Maslamah. Kelompok ini terdiri dari 3-5 orang. Misi tugasnya, menyusup ke benteng Yahudi untuk  membunuh pemimpin Yahudi, Ka'ab bin al-Asyraf, yang berusaha membunuh dan menghina Rasulullah saw. Muhammad bin Maslamah menjadi inisiator siasat ightiyal (eksekusi secara diam-diam dan mendadak)

Sarriyah pertama, dipimpin oleh Abdullah bin Jashi, misinya menghadang kafilah dagang kafir Quraisy. Misi ini bertujuan menghancurkan perekonomian kafir Quraisy. Jumlah anggota Sarriyah sekitar puluhan orang.

Gazwah pertama, terjadi saat perang Badar. Jumlah anggotanya mencapai ratusan hingga ribuan orang. Biasanya ekspedisi ini dibentuk untuk menghadapi pertempuran.

Dalam hadits Rasulullah saw banyak tersebar adab-adab dalam perjalanan. Peristiwa keseharian yang terjadi dalam perjalanan. Hukum-hukum syariat yang diturunkan Allah selama dalam perjalanan. Mukjizat yang dihadirkan Allah dalam perjalanan. Juga catatan sejarahnya. Semuanya hadir karena Rasulullah saw sering mengirimkan ekspedisi perjalanan.

Dalam mengirimkan ekspedisi pasti harus berkemah dan naik gunung. Maka setiap berkemah dan naik gunung merupakan napak tilas perjalanan para Nabi dan rasul, Rasulullah saw dan para Sahabatnya. Namun, apakah berkemah dan naik gunungnya kita bisa menghasilkan semangat perjuangan seperti mereka?

Manajeman Naik Gunung dari Kitab Riyadhus Shalihin Oleh: Nasrulloh Baksolahar Keindahan akan menjadi kebahagiaan bila dinikmat b...

Manajeman Naik Gunung dari Kitab Riyadhus Shalihin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Keindahan akan menjadi kebahagiaan bila dinikmat bersama. Nikmat menjadi berkah bila dinikmati bersama. Bukankah Nabi Adam menikmati surga setelah Siti Hawa diciptakan? Bukankah Nabi Adam menikmati surga bersama Siti Hawa? Menikmati  rezeki bila sendirian tidaklah nikmat.

Makan bila sendirian, tidak mengenyangkan. Minum bila sendirian tidak menghilangkan dahaga. Para Sahabat mengeluhkan, "Mengapa makan banyak tetapi tidak kenyang?" Rasulullah saw bertanya, "Apakah makannya sendiri-sendiri?" Kesendirian ini yang membuat makanan tidak mengenyangkan.

Rasulullah saw melarang para Sahabat membangun tenda kemah   berpencaran di lereng dan lembah. Rasulullah saw memerintahkan untuk disatukan dalam satu tempat  saja. Bukankah ada keberkahan dalam satu majlis? Dalam dinginnya malam, ada kehangatan kebersamaan.

Jumlah peserta ideal dalam satu kelompok minimal 3 orang. Sebab, bila sendirian sangat berbahaya dan dikepung setan. Bila berdua, bersama dua setan. Bila tiga orang atau lebih, maka akan selamat.

Angkatlah pemimpin dalam setiap kelompok. Berapa batas maksimal kelompoknya? Nabi Musa berpergian dari Mesir ke Palestina berjumlah 12 kelompok. Ini bukan ukuran, namun hanya beritiba kepada para nabi dan rasul.

Berangkat naik gunung saat pagi hari. Bila terdapat pemandangan yang indah berhentilah untuk menikmatinya. Bila daerahnya gersang, segeralah langkahnya. Saat beristirahat, taruhlah beban bawaannya.

Ucapkan takbir saat menanjak. Ucapkan Tasbih saat turun. Berdoalah selama perjalanan. Sebab, doa yang pasti dikabulkan bukan saja doa yang terzalim, tetapi juga sang musafir.

Berjalanlah dibelakang. Tetaplah membersamai kelompok. Sebab, Rasulullah saw menikmati perjalanan di belakang untuk menolong yang lemah, mendoakan dan memberi boncengan. 

Sumber:
Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, Al-Itishom

Berjalan di Belakang dalam Kisah Nabi Oleh: Nasrulloh Baksolahar Setiap perlombaan, yang terdepan sebagai pemenang. Yang terkuat...

Berjalan di Belakang dalam Kisah Nabi


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Setiap perlombaan, yang terdepan sebagai pemenang. Yang terkuat yang terdepan. Namun, apakah yang paling belakang selalu yang terkalahkan? Bukankah setiap kelompok ada yang lemah dan kuat?

Kemping kali ini, ingin berjalan di belakang saat pulang dari Kawah Ratu ke perkemahan. Berjalan bersama dokter yang menjaga kesehatan peserta  bila ada yang sakit atau cidera. Memang tidak nyaman, bila terus dilewati oleh banyak kelompok peserta lainnya.

Dalam perjalanan yang sangat lambat, ternyata ada beberapa peserta yang cidera. Mereka berjalan dengan perjuangan yang luar biasa. Jalan yang licin dan menurun. Lutut yang nyeri dan cidera, harus menanggung beban berat tubuh. Maka, lutut semakin sakit.

Berjalan di belakang adalah salah satu contoh para Nabi. Bukankah para Nabi dan Rasul adalah penggembala? Setiap pengembala membimbing penggembalaannya dari belakang. Dari belakang, mendidik, memimpin, mengarahkan dan mengawasi.

Rasulullah saw, bila berperang berada di bagian terdepan. Saat kondisi genting berada paling dekat dengan musuh. Namun, saat membawa pasukan berada di bagian belakang. Saat hijrah pun, Rasulullah saw berangkat di paling belakang. Sebab, inilah yang paling beresiko.

Nabi Luth, saat menyelamatkan kaumnya yang beriman dari siksaan Allah, diperintahkan Allah untuk berjalan di bagian belakang. Untuk memastikan semuanya selamat, tak ada yang tertinggal, berjalan dengan tempo dan di tempat yang telah ditentukan.

Dalam perjalanan pulang dari pertempuran pun, Rasulullah saw menyiapkan pasukan yang paling belakang. Untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Dengan cara inilah, Siti Aisyah terselamatkan dari ketertinggalannya.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (355) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (26) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (131) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)