basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Naik Gunung dan Ekspedisi Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berkemah dan naik gunung, hanya untuk mengisi waktu luang? H...

Naik Gunung dan Ekspedisi Rasulullah saw


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Berkemah dan naik gunung, hanya untuk mengisi waktu luang? Hanya untuk menikmati liburan? Hanya melampiaskan hobi bersama komunitas?

Rasulullah saw mengirimkan ekspedisi dalam 3 kelompok. Yaitu,  kelompok kecil, Sarriyah dan Gazwah. Ketiga jenis ekspedisi ini memiliki visi dan strategi yang berbeda.

Contohnya, kelompok kecil yang dipimpin oleh Muhammad bin Maslamah. Kelompok ini terdiri dari 3-5 orang. Misi tugasnya, menyusup ke benteng Yahudi untuk  membunuh pemimpin Yahudi, Ka'ab bin al-Asyraf, yang berusaha membunuh dan menghina Rasulullah saw. Muhammad bin Maslamah menjadi inisiator siasat ightiyal (eksekusi secara diam-diam dan mendadak)

Sarriyah pertama, dipimpin oleh Abdullah bin Jashi, misinya menghadang kafilah dagang kafir Quraisy. Misi ini bertujuan menghancurkan perekonomian kafir Quraisy. Jumlah anggota Sarriyah sekitar puluhan orang.

Gazwah pertama, terjadi saat perang Badar. Jumlah anggotanya mencapai ratusan hingga ribuan orang. Biasanya ekspedisi ini dibentuk untuk menghadapi pertempuran.

Dalam hadits Rasulullah saw banyak tersebar adab-adab dalam perjalanan. Peristiwa keseharian yang terjadi dalam perjalanan. Hukum-hukum syariat yang diturunkan Allah selama dalam perjalanan. Mukjizat yang dihadirkan Allah dalam perjalanan. Juga catatan sejarahnya. Semuanya hadir karena Rasulullah saw sering mengirimkan ekspedisi perjalanan.

Dalam mengirimkan ekspedisi pasti harus berkemah dan naik gunung. Maka setiap berkemah dan naik gunung merupakan napak tilas perjalanan para Nabi dan rasul, Rasulullah saw dan para Sahabatnya. Namun, apakah berkemah dan naik gunungnya kita bisa menghasilkan semangat perjuangan seperti mereka?

Manajeman Naik Gunung dari Kitab Riyadhus Shalihin Oleh: Nasrulloh Baksolahar Keindahan akan menjadi kebahagiaan bila dinikmat b...

Manajeman Naik Gunung dari Kitab Riyadhus Shalihin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Keindahan akan menjadi kebahagiaan bila dinikmat bersama. Nikmat menjadi berkah bila dinikmati bersama. Bukankah Nabi Adam menikmati surga setelah Siti Hawa diciptakan? Bukankah Nabi Adam menikmati surga bersama Siti Hawa? Menikmati  rezeki bila sendirian tidaklah nikmat.

Makan bila sendirian, tidak mengenyangkan. Minum bila sendirian tidak menghilangkan dahaga. Para Sahabat mengeluhkan, "Mengapa makan banyak tetapi tidak kenyang?" Rasulullah saw bertanya, "Apakah makannya sendiri-sendiri?" Kesendirian ini yang membuat makanan tidak mengenyangkan.

Rasulullah saw melarang para Sahabat membangun tenda kemah   berpencaran di lereng dan lembah. Rasulullah saw memerintahkan untuk disatukan dalam satu tempat  saja. Bukankah ada keberkahan dalam satu majlis? Dalam dinginnya malam, ada kehangatan kebersamaan.

Jumlah peserta ideal dalam satu kelompok minimal 3 orang. Sebab, bila sendirian sangat berbahaya dan dikepung setan. Bila berdua, bersama dua setan. Bila tiga orang atau lebih, maka akan selamat.

Angkatlah pemimpin dalam setiap kelompok. Berapa batas maksimal kelompoknya? Nabi Musa berpergian dari Mesir ke Palestina berjumlah 12 kelompok. Ini bukan ukuran, namun hanya beritiba kepada para nabi dan rasul.

Berangkat naik gunung saat pagi hari. Bila terdapat pemandangan yang indah berhentilah untuk menikmatinya. Bila daerahnya gersang, segeralah langkahnya. Saat beristirahat, taruhlah beban bawaannya.

Ucapkan takbir saat menanjak. Ucapkan Tasbih saat turun. Berdoalah selama perjalanan. Sebab, doa yang pasti dikabulkan bukan saja doa yang terzalim, tetapi juga sang musafir.

Berjalanlah dibelakang. Tetaplah membersamai kelompok. Sebab, Rasulullah saw menikmati perjalanan di belakang untuk menolong yang lemah, mendoakan dan memberi boncengan. 

Sumber:
Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, Al-Itishom

Berjalan di Belakang dalam Kisah Nabi Oleh: Nasrulloh Baksolahar Setiap perlombaan, yang terdepan sebagai pemenang. Yang terkuat...

Berjalan di Belakang dalam Kisah Nabi


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Setiap perlombaan, yang terdepan sebagai pemenang. Yang terkuat yang terdepan. Namun, apakah yang paling belakang selalu yang terkalahkan? Bukankah setiap kelompok ada yang lemah dan kuat?

Kemping kali ini, ingin berjalan di belakang saat pulang dari Kawah Ratu ke perkemahan. Berjalan bersama dokter yang menjaga kesehatan peserta  bila ada yang sakit atau cidera. Memang tidak nyaman, bila terus dilewati oleh banyak kelompok peserta lainnya.

Dalam perjalanan yang sangat lambat, ternyata ada beberapa peserta yang cidera. Mereka berjalan dengan perjuangan yang luar biasa. Jalan yang licin dan menurun. Lutut yang nyeri dan cidera, harus menanggung beban berat tubuh. Maka, lutut semakin sakit.

Berjalan di belakang adalah salah satu contoh para Nabi. Bukankah para Nabi dan Rasul adalah penggembala? Setiap pengembala membimbing penggembalaannya dari belakang. Dari belakang, mendidik, memimpin, mengarahkan dan mengawasi.

Rasulullah saw, bila berperang berada di bagian terdepan. Saat kondisi genting berada paling dekat dengan musuh. Namun, saat membawa pasukan berada di bagian belakang. Saat hijrah pun, Rasulullah saw berangkat di paling belakang. Sebab, inilah yang paling beresiko.

Nabi Luth, saat menyelamatkan kaumnya yang beriman dari siksaan Allah, diperintahkan Allah untuk berjalan di bagian belakang. Untuk memastikan semuanya selamat, tak ada yang tertinggal, berjalan dengan tempo dan di tempat yang telah ditentukan.

Dalam perjalanan pulang dari pertempuran pun, Rasulullah saw menyiapkan pasukan yang paling belakang. Untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Dengan cara inilah, Siti Aisyah terselamatkan dari ketertinggalannya.

Mengungkap Sejarah dari Gunung Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dua hari di Kaki Gunung Salak. Apa yang dipikirkan dan dirasakan? Ener...

Mengungkap Sejarah dari Gunung

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dua hari di Kaki Gunung Salak. Apa yang dipikirkan dan dirasakan? Energi jiwa apa yang diperoleh? Banyak sejarah yang tercatat dari sebuah gunun.

Gunung Salak dan Halimun. Inilah gunung yang telah menghidupi masyarakat di Kabupaten Bogor, Sukabumi, sekitar Cianjur, Tangerang dan Pandeglang. Diamnya namun menghidupi banyak orang.

Gunung ini pula Syekh Yusuf Makasari, Sultan Ageng Tritayasa dan Pangeran Purbaya berjuang menghadapi Belanda. Di gunung ini pula, ajengan Abdullah bin Nuh, Soleh Iskandar dengan para Santrinya berjuang melawan Belanda yang hendak merampas kemerdekaan Indonesia.

Gunung pernah menolak menerima amanah dari Allah. Sebab, khawatir berkhianat. Namun, para pengkhianat justru berbangga dan menyombongkan diri. Siapakah yang lebih mulia? Gunung atau para pengkhianat negri? Bagaimana reaksi gunung bila yang berjalan di pundaknya adalah para pengkhianat amanah?

Negri Saba menjadi makmur dan sejahtera karena bisa mengelola air dari gunung. Lembah-lembahnya dimanfaatkan sebagai bendungan air. Saat berlebihan di tampung. Saat kemarau, disalurkan. Sebab, air gunung mengandung mineral terbaik untuk kehidupan.

Kaum Nabi Syuaib menjadikan gunung untuk kediamannya. Menjadikan bebatuan menjadi tiang-tiang dan dinding rumah. Rumah menjadi simbol kemewahan, kemegahan dan kekuatan.

Nabi Dawud menjadikan gunung sebagai sahabat. Berdzikir dan bertasbih bersama gunung. Itulah sebab di punggung gunung terasa sejuk, damai dan segar.

Ilmu-Mu di Kawah Mati Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tiba di Kawah Mati Gunung Bunder. Sejenak beristirahat. Di bawah pohon yang rin...

Ilmu-Mu di Kawah Mati

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Tiba di Kawah Mati Gunung Bunder. Sejenak beristirahat. Di bawah pohon yang rindang. Sambil memandang mereka yang melanjutkan perjalanan ke Kawah Ratu, Hati ini berkata, "Ya Allah, ajarkan ilmu-Mu di tempat ini."

Mencoba mengamati sekitarnya, sambil terus berkata di hati, "Ya Allah, ajarkan ilmu-Mu, di tempat ini." Tiba-tiba mata tertuju ke tanah yang hitam.

Diambil tongkat kayu, lalu dipendamkan. Ternyata kedalamannya hingga setengah meter. Kayu itu diangkat. Diperhatikan tanah yang menempel di kayu. Sangat luar biasa. Ini tanah yang sangat subur.

Tanahnya sangat gembur. Memuat serasah daun, ranting, dan bakaran pohon yang terkena panasnya kawah. Tanah ini mungkin berumur selama Kawah Mati ini ada. Sayangnya, tanah sesubur ini ada di puncak gunung.

Terlihat, tanda-tanda genangan air. Berarti bila hujan lebat, tanah ini dipenuhi air, terbawa ke sungai. Artinya, mineral yang terkandung di tanah yang subur terdistribusi ke tanah-tanah yang dilewatinya.

Mengapa tanah di sekitar gunung subur? Mineral humus yang menghampar di permukaan gunung dibawa ke sekitar area pertanian dan perkebunan melalui air.

Oleh sebab itulah, Allah berfirman di Al-Qur'an bahwa hasil pertanian dan perkebunan di dataran tinggi lebih banyak hasilnya dibandingkan di dataran rendah.

Titian Surga Ke Kawah Ratu Oleh: Nasrulloh Baksolahar Melangkahkan kaki ke Kawah Ratu memang cukup berat. Menyusuri jalan sempit...

Titian Surga Ke Kawah Ratu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Melangkahkan kaki ke Kawah Ratu memang cukup berat. Menyusuri jalan sempit dan licin, melewati bongkahan kayu dan batu, naik dan turun. Namun, taman-taman surga mengepung selama perjalanan.

Bukankah surga itu berwarna hijau? Bukankah di surga ada sungai yang airnya terus mengalir? Bukankah airnya sejuk dan bisa langsung diminum? Bukankah, udaranya sejuk dan tidak terik? Berjalan ke Kawah Ratu seperti menyaksikan surga sebelum ke surga.

Banyak suasana surga dalam medan perjuangan menuju cita-cita.  Kesegarannya itu bisa dihirup setiap saat. Kesejukan airnya bisa diminum di sepanjang perjalanan. Keindahan suasananya bisa dipandang setiap saat.

Siapakah yang menyiapkan? Apakah diminta? Apakah harus dibeli? Semuanya gratis. Semuanya disediakan Allah. Jadi mengapa resah dan takut dalam meniti perjalanan?

Air yang sejuk. Udara yang segar. Teduhnya kanopi pepohonan. Hijaunya dedaunan. Sudah disediakan Allah bagi siapapun yang mau menempuh perjalanan tersebut. Persoalannya, siapakah yang msu menempuh perjalanannya tersebut?

Solusi itu lebih dulu hadir. Nikmat itu lebih dulu disediakan. Hiburan itu telah disediakan. Kemenangan itu lebih dahulu dijanjikan. Siapakah yang mau meraihnya? 

Sayangnya, kebanyakan hanya fokusnya pada sulitnya perjalanan. Maka, keindahan surga tak pernah terlihat walaupun telah mengepungnya di sepanjang perjalanan.

Agar Tanda Alam Menjadi Bermakna Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Belajar bertahan hidup di hutan. Apa saja yang diajarkan? Salah sat...

Agar Tanda Alam Menjadi Bermakna

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Belajar bertahan hidup di hutan. Apa saja yang diajarkan? Salah satunya bagaimana makan dan minum yang disediakan di hutan.

Dedaunan adalah sumber makanan. Bagaimana memilah daun yang tidak bisa dimakan? Perhatikan, apakah ada getahnya? Bergetah tanda ada racun atau unsur yang membahayakan tubuh.

Buah-buahan adalah sumber makanan. Bagaimana memilah yang tidak berbahaya untuk dimakan? Hindari yang berwarna terang menyolok.

Bagaimana mengurangi kehausan? Bisa memanfaatkan air yang ada di lumut dan dedaunan. Bila melihat bekas aliran air yang  basah, galilah tanahnya lebih dalam di aliran tersebut.

Allah menjelaskan tanda-tanda alam. Setiap tanda memiliki makna  yang bisa dipahami. Allah menjelaskan tanda-tanda tersebut sangat jelas bagi yang mau memikirkan.

Setiap tanda alam adalah data dan informasi. Setiap tanda alam adalah ilmu pengetahuan. Setiap tanda-tanda alam adalah cikal bakal teknologi. Bisakah kita menangkap tanda-tanda ini?

Allah menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya. Akal dan hati manusia telah disiapkan untuk merekam dan memahami tanda-tanda tersebut, walaupun tak ada yang mengajarinya. Perhatikan dan amati. Memohonlah ilmu pada Allah. Sebab, Allah adalah guru pertama dan utama manusia.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)