basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Agar Lembaga Hukum Tak Diintervensi Penguasa  Sultan Ismail, Dinasti Ubaidiyyah di Tunisia, meminta Abu Abdillah menjadi hakim. ...

Agar Lembaga Hukum Tak Diintervensi Penguasa 


Sultan Ismail, Dinasti Ubaidiyyah di Tunisia, meminta Abu Abdillah menjadi hakim. Abu Abdillah mau menerima dengan syarat, 

"Aku tidak akan menerima jabatan ini kecuali dengan syarat: (1) Aku tidak menerima uang apa pun dari kalian, juga tidak menaiki kendaraan dari kalian; (2) Tidak menerima kesaksian dari siapapun yang dekat dengan kalian yang rapat mengelilingi kalian."

Sultan menyanggupi syarat-syarat yang diajukan. Tapi, dia penasaran, "Bila engkau tidak menerima gaji dari kami, lalu bagaimana engkau hidup?"

Abu Abdillah menjawab, "Dari penghidupanku yang sekarang ini."

Sang Sultan bertanya lagi, "Dengan kendaraan apa engkau pergi, padahal engkau sudah tua?" 

Abu Abdillah menjawab, "Masjid Jami dekat dari rumahku, aku mampu berjalan."

Suatu hari sang hakim, Abu Abdillah, dikagetkan dengan kedatangan Pimpinan Pengasuh dari Istana. Utusan Istana meminta agar seseorang yang telah dijatuhkan vonis hukuman dibebaskan atas perintah orang dekat Sultan.

Sang hakim berkata, "Pergilah! Semoga Allah melaknatmu dan melaknat orang yang mengutusmu."

Sang Pemimpin Pengasuh Istana mengadu kepada Sultan atas perlakuan sang Hakim. Sang Sultan berkata, "Bagaimana kita bisa menindak dia, sedangkan dia tidak menerima gaji dari kita, tak pernah menaiki kendaraan dari kita, dan kita tidak mampu mengasingkan dia."

Sumber:
Muhammad Khalid Tsabit, Qisasul Auliya, Qaf

Agar Ulama Dipatuhi Penguasa Hammad bin Salamah, Ulama Basrah, sedang berada di rumahnya. Seseorang mengetuk rumahnya. Ternyata ...

Agar Ulama Dipatuhi Penguasa


Hammad bin Salamah, Ulama Basrah, sedang berada di rumahnya. Seseorang mengetuk rumahnya. Ternyata yang datang utusan Muhammad bin Sulaiman, gubernur yang sangat berpengaruh di awal Dinasti Abbasiyah, dengan membawa surat dari gubernur.

Isi suratnya, sang gubernur sedang memiliki masalah pelik, maka meminta Hammad bin Salamah untuk datang menemui sang gubernur. Namun sang Ulama menolaknya.

Sang ulama berkata, "Kami ulama tidak pernah mendatangi siapa pun. Bila engkau punya masalah, datanglah pada kami dan bertanyalah tentang masalah yang terjadi. Bila engkau mau mendatangiku, datanglah sendiri. Jangan datang dengan pasukan berkuda dan pejalan kaki."

Akhirnya, sang gubernur datang. Muhammad bin Sulaiman yang sebutan namanya saja menggentarkan banyak orang, mengucapkan salam dan duduk di depan sang ulama dengan berkata pelan, 

"Bila aku memandangmu, mengapa hatiku takut?"

Sang ulama berkata, "Sesungguhnya seorang ulama bila ia maksudkan ilmunya untuk ridha Allah, maka segala sesuatu akan takut padanya. Tapi, bila ilmunya dimaksudkan untuk menumpuk harta, maka ia akan takut akan segala sesuatu."

Sang gubernur memberikan uang 40.000 dirham dengan alasan untuk menafkahi keluarga atau untuk dibagikan ke orang-orang yang disukai. Namun sang ulama menolaknya.

Sang gubernur menegaskan bahwa uang itu bukan dari Baitul Mall tetapi dari warisan, namun sang ulama tetap menolaknya dengan berkata. "Saya tidak perlu uang, tolong hindarkan uang itu dari ku, semoga Allah menghindarkan beban-beban darimu."

Itulah karakter ulama yang menyebabkan para penguasa takut padanya.

Sumber:
Muhammad Khalid Tsabit, Qisasul Auliya, Qaf

Mereka yang Bosan dengan Makanan dari Surga Oleh: Nasrulloh Baksolahar Andai seluruh permintaan manusia diberikan seketika oleh ...

Mereka yang Bosan dengan Makanan dari Surga


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Andai seluruh permintaan manusia diberikan seketika oleh Allah, apakah manusia akan beriman? Andai langit dibuka oleh Allah, seluruh manusia menyaksikannya, apakah seluruh manusia akan beriman?

Apabila manusia, hari ini, menyaksikan kemaha sempurnaan dan keagungan Allah, apakah akan beriman dan tidak menentang Allah? Bukankah syetan menyaksikan seluruhnya di langit? Mengapa tetap menolak bersujud kepada Adam, padahal itu perintah Allah?

Nabi Isa memperingatkan pengikutnya yang meminta hidangan dari langit. Allah memperingatkan pengikut setia Nabi Isa bila dikabulkan permintaannya namun tak beriman maka akan ditimpakan azab yang keras yang belum pernah ditimpakan di muka bumi. Mengapa seperti itu?

Di era sebelumnya, di masa Nabi Musa, Bani Israel dalam perjalanannya dari Mesir ke Palestina, meminta makanan dari langit. Allah mengabulkannya. Seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 57: 

Dan Kami menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri.

Setelah dikabulkan permintaannya, apa yang terjadi setelah itu? Allah menjelaskannya di surat Al-Baqarah ayat 61:

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, "Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah." Dia (Musa) menjawab, "Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta." Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

Bani Israel justru bosan dengan makanan dari surga, mereka memilih makanan yang ada di pasar-pasar. Bani Israel justru memilih makanan yang buruk setelah Allah memberikan makanan yang terbaik. Seperti itulah karakter manusia.

Andai surga dihadirkan di muka bumi sekarang, kedurhakaan manusia tetap akan muncul dan merajalela. Sebab, hanya sedikit yang bisa bersyukur. 

Pengikut Setia Nabi Isa Menikmati Makanan dari Surga Seperti Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah memberikan fasilitas Sur...

Pengikut Setia Nabi Isa Menikmati Makanan dari Surga Seperti Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah memberikan fasilitas Surga untuk tempat tinggal dan diperintahkan makan dengan segala kenikmatannya sesukanya. Ini diabadikan dalam surat Al-Baqarah ayat 35: 

Dan Kami berfirman: "Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada disana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!"

Apakah hanya Nabi Adam yang menikmati makanan surga? Penduduk bumi pun diberi fasilitas yang sama. Yaitu, para pengikut setia Nabi Isa. Jadi, Surga itu nyata bukan khayalan, majinasi dan fantasi. 

Bila surga itu nyata, maka seluruh perjalanan manusia dari kematian, alam kubur, padang mahsyar, hari penghiasaban, hingga berakhir di surga atau neraka berarti juga nyata. Masihkah mendustakan dan ragu?

Bagaimana kisah sehingga pengikut setia Nabi Isa bisa menikmati hidangan dari surga? Allah memaparkan kisah ini dalam surat Al-Maidah ayat 112-115:

1. Pengikut Nabi Isa meminta hidangan dari langit, Nabi Isa mengingat pengikutnya 

(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa yang setia berkata, "Wahai Isa putra Maryam! Bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" Isa menjawab, "Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman." (112)

2. Pengikut Nabi Isa mengungkapkan argumentasinya

Mereka berkata, "Kami ingin memakan hidangan itu agar tenteram hati kami dan agar kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan (hidangan itu)." (113)

3. Nabi Isa berdoa kepada Allah

Isa putra Maryam berdoa, "Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki." (114)

4. Allah mengabulkan doa Nabi Isa dengan menjelaskan risikonya 

Allah berfirman, "Sungguh, Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, tetapi barang siapa kafir di antaramu setelah (turun hidangan) itu, maka sungguh, Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia (seluruh alam)." (115)

Obsesi Besar dalam Rutinitas Harian Oleh: Nasrulloh Baksolahar Peliharalah binatang, apa obsesinya? Taruhlah gambar di dinding r...

Obsesi Besar dalam Rutinitas Harian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Peliharalah binatang, apa obsesinya? Taruhlah gambar di dinding rumah, apa obsesinya? Tutuplah makanan dan minuman saat malam tiba, apa obsesinya? Ciptakan Obsesi besar dalam setiap aktivitas rutin yang remeh. 

Bukankah amalan besar tak selamanya hadir? Bukankah amalan besar sangat sulit didefinisikan? Bila amalan remeh diintervensi dengan obsesinya yang besar, maka amalan remeh akan menjadi amalan yang besar.

Jadikan aktivitas harian rutin yang dianggap membosankan dan tak bernilai menjadi amalan besar. Jadikan rutinitas yang dianggap belenggu dan sumber kehancuran, justru menjadi membentuk peradaban besar. Bagaimana caranya?

Pasanglah hiasan di dinding rumah yang membuat malaikat nyaman masuk ke rumah. Bukan yang menghalangi kedatangan malaikat. Peliharalah binatang yang merupakan kesayangan Rasulullah saw agar meraih syafaatnya. Tutuplah makanan dan minuman di malam hari, agar wabah penyakit tidak masuk ke dalamnya. Sebab ada satu malam, dimana wabah penyakit memasuki wadah-wadah yang terbuka.

Makan dan minumlah, bagaimana agar syetan tidak menikmati sesuap pun? Berhias dan berpakaian yang indahlah, bagaimana agar menciptakan keindahan akhlak juga?

Umar bin Abdul Aziz menjadi pemimpin besar karena dalam setiap amal yang kecil diintervensi dengan obsesi yang besar. Sehingga tak ada amalan yang remeh baginya. Semuanya dijalankan dengan keseriusan, semangat dan ilmu.

Bagaimana agar setiap rutintas remeh  berobsesi besar? Cukup mengikuti sunah Rasulullah saw dalam keseharian kita.

Keotentikan, Kekuatan Sejarah yang Utama Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kekuatan nilai sejarah dan dampaknya pada jiwa manusia sanga...

Keotentikan, Kekuatan Sejarah yang Utama


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kekuatan nilai sejarah dan dampaknya pada jiwa manusia sangat tergantung dari keotentikan sejarah itu sendiri. Kedustaan tidak bisa membangun peradaban. Kebohongan tak bisa dijadikan landasan untuk memperbaiki  jiwa manusia.

Kedustaan sejarah akan merusak jiwa,  akal dan hati generasi. Menambah atau mengurangi, merubah atau menyimpangkan keaslian sejarah berarti menyimpangkan jati diri. Sejarah tak lagi menjadi rekomendasi sebagai pembimbing solusi.

Penjajah Israel merubah sejarahnya dengan mengatakan bahwa Palestina merupakan tanah yang dijanjikan. Nazi Jerman merubah sejarahnya, bahwa bangsa Aria merupakan bangsa paling mulia di bumi. Apa akibatnya?

Kisah manusia superhero, apakah ada manfaatnya? Penulisan sejarah yang melebih-lebihkan akan membawa generasinya tak bisa menghadapi kenyataan pahit yang sebenarnya. Jadi pemicu kesewenangan.

Bani Israel di era Nabi Musa, mereka menulis sejarah yang merendahkan bangsanya sendiri, akibatnya tak memiliki keberanian untuk melawan kezaliman. Tak punya energi untuk bangkit. Terus terhina karena tak memiliki kebanggaan.

Kerusakan sebuah agama dimulai dengan memalsukan dan merekayasa kitab sucinya? Merekayasa melebih-lebihkan atau mengurangkan akan merusak para pemeluknya. Oleh sebab itu, jaminan Allah terhadap pemeliharaan keaslian Al-Qur'an menjadi jaminan kebenaran dan lurusnya peradaban yang dibangun di atasnya.

Melebih-lebihkan, menambah, mengurangi atau menutupi sejarah sama rusaknya. Biarkan goresan sejarah terungkap apa adanya, agar menjadi bimbingan dalam setiap menghadapi ragam tantangan. 

Nabi Adam Belajar Nama Benda, Bagaimana Implementasinya di Era Nabi Ibrahim? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah mengajarkan nama-...

Nabi Adam Belajar Nama Benda, Bagaimana Implementasinya di Era Nabi Ibrahim?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah mengajarkan nama-nama benda seluruhnya kepada Nabi Adam. Saat benda-benda itu diperlihatkan kepada para malaikat, mereka tidak mengetahuinya. Bagaimana cara Allah mengajarkan nama-nama benda tersebut kepada Nabi Adam? Tidak dijelaskan, namun hasilnya nyata.

Bagaimana bila belajar tanpa guru yang mengajarkan? Bagaimana Belajar secara mandiri dengan benar? Tidak terjadi penyimpangan ideologi?

Allah memaparkan secara detail, bagaimana proses manusia memahami benda yang ada di alam semesta dengan kisah Nabi Ibrahim? Apa tujuan besar dari memahaminya? Semuanya dipaparkan dalam surat Al-An'am ayat 75-79.

1. Allah yang memperlihatkan kekuasaan-Nya agar Nabi Ibrahim tergolong hamba-Nya yang yakin


Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin. (75)

2. Memperhatikan ragam kondisi alam, menggunakan akalnya

Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, "Inilah Tuhanku." Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam." (76)

3. Riset benda-benda langit, menetapkan tujuan riset, waspada akan kesalahan tujuan riset

Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, "Inilah Tuhanku." Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat." (77)

4. Riset ragam bentuk benda langit, membandingkan hasil riset dengan ideologi atau pemahaman yang ada di masyarakat 

Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah Tuhanku, ini lebih besar."Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, "Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." (78)

5. Tujuan akhir dari riset alam semesta adalah ketahuhidan

Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. (79)

Bila Nabi Musa belajar dengan kehadiran guru. Bagaimana belajar mandiri tanpa guru? Saat semuanya tak layak dijadikan guru karena sangat rusaknya kondisi yang ada di masyarakat. Belajarlah pada Nabi Ibrahim.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (307) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)