basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Pengikut Setia Nabi Isa Menikmati Makanan dari Surga Seperti Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah memberikan fasilitas Sur...

Pengikut Setia Nabi Isa Menikmati Makanan dari Surga Seperti Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah memberikan fasilitas Surga untuk tempat tinggal dan diperintahkan makan dengan segala kenikmatannya sesukanya. Ini diabadikan dalam surat Al-Baqarah ayat 35: 

Dan Kami berfirman: "Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada disana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!"

Apakah hanya Nabi Adam yang menikmati makanan surga? Penduduk bumi pun diberi fasilitas yang sama. Yaitu, para pengikut setia Nabi Isa. Jadi, Surga itu nyata bukan khayalan, majinasi dan fantasi. 

Bila surga itu nyata, maka seluruh perjalanan manusia dari kematian, alam kubur, padang mahsyar, hari penghiasaban, hingga berakhir di surga atau neraka berarti juga nyata. Masihkah mendustakan dan ragu?

Bagaimana kisah sehingga pengikut setia Nabi Isa bisa menikmati hidangan dari surga? Allah memaparkan kisah ini dalam surat Al-Maidah ayat 112-115:

1. Pengikut Nabi Isa meminta hidangan dari langit, Nabi Isa mengingat pengikutnya 

(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa yang setia berkata, "Wahai Isa putra Maryam! Bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" Isa menjawab, "Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman." (112)

2. Pengikut Nabi Isa mengungkapkan argumentasinya

Mereka berkata, "Kami ingin memakan hidangan itu agar tenteram hati kami dan agar kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan (hidangan itu)." (113)

3. Nabi Isa berdoa kepada Allah

Isa putra Maryam berdoa, "Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki." (114)

4. Allah mengabulkan doa Nabi Isa dengan menjelaskan risikonya 

Allah berfirman, "Sungguh, Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, tetapi barang siapa kafir di antaramu setelah (turun hidangan) itu, maka sungguh, Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia (seluruh alam)." (115)

Obsesi Besar dalam Rutinitas Harian Oleh: Nasrulloh Baksolahar Peliharalah binatang, apa obsesinya? Taruhlah gambar di dinding r...

Obsesi Besar dalam Rutinitas Harian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Peliharalah binatang, apa obsesinya? Taruhlah gambar di dinding rumah, apa obsesinya? Tutuplah makanan dan minuman saat malam tiba, apa obsesinya? Ciptakan Obsesi besar dalam setiap aktivitas rutin yang remeh. 

Bukankah amalan besar tak selamanya hadir? Bukankah amalan besar sangat sulit didefinisikan? Bila amalan remeh diintervensi dengan obsesinya yang besar, maka amalan remeh akan menjadi amalan yang besar.

Jadikan aktivitas harian rutin yang dianggap membosankan dan tak bernilai menjadi amalan besar. Jadikan rutinitas yang dianggap belenggu dan sumber kehancuran, justru menjadi membentuk peradaban besar. Bagaimana caranya?

Pasanglah hiasan di dinding rumah yang membuat malaikat nyaman masuk ke rumah. Bukan yang menghalangi kedatangan malaikat. Peliharalah binatang yang merupakan kesayangan Rasulullah saw agar meraih syafaatnya. Tutuplah makanan dan minuman di malam hari, agar wabah penyakit tidak masuk ke dalamnya. Sebab ada satu malam, dimana wabah penyakit memasuki wadah-wadah yang terbuka.

Makan dan minumlah, bagaimana agar syetan tidak menikmati sesuap pun? Berhias dan berpakaian yang indahlah, bagaimana agar menciptakan keindahan akhlak juga?

Umar bin Abdul Aziz menjadi pemimpin besar karena dalam setiap amal yang kecil diintervensi dengan obsesi yang besar. Sehingga tak ada amalan yang remeh baginya. Semuanya dijalankan dengan keseriusan, semangat dan ilmu.

Bagaimana agar setiap rutintas remeh  berobsesi besar? Cukup mengikuti sunah Rasulullah saw dalam keseharian kita.

Keotentikan, Kekuatan Sejarah yang Utama Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kekuatan nilai sejarah dan dampaknya pada jiwa manusia sanga...

Keotentikan, Kekuatan Sejarah yang Utama


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kekuatan nilai sejarah dan dampaknya pada jiwa manusia sangat tergantung dari keotentikan sejarah itu sendiri. Kedustaan tidak bisa membangun peradaban. Kebohongan tak bisa dijadikan landasan untuk memperbaiki  jiwa manusia.

Kedustaan sejarah akan merusak jiwa,  akal dan hati generasi. Menambah atau mengurangi, merubah atau menyimpangkan keaslian sejarah berarti menyimpangkan jati diri. Sejarah tak lagi menjadi rekomendasi sebagai pembimbing solusi.

Penjajah Israel merubah sejarahnya dengan mengatakan bahwa Palestina merupakan tanah yang dijanjikan. Nazi Jerman merubah sejarahnya, bahwa bangsa Aria merupakan bangsa paling mulia di bumi. Apa akibatnya?

Kisah manusia superhero, apakah ada manfaatnya? Penulisan sejarah yang melebih-lebihkan akan membawa generasinya tak bisa menghadapi kenyataan pahit yang sebenarnya. Jadi pemicu kesewenangan.

Bani Israel di era Nabi Musa, mereka menulis sejarah yang merendahkan bangsanya sendiri, akibatnya tak memiliki keberanian untuk melawan kezaliman. Tak punya energi untuk bangkit. Terus terhina karena tak memiliki kebanggaan.

Kerusakan sebuah agama dimulai dengan memalsukan dan merekayasa kitab sucinya? Merekayasa melebih-lebihkan atau mengurangkan akan merusak para pemeluknya. Oleh sebab itu, jaminan Allah terhadap pemeliharaan keaslian Al-Qur'an menjadi jaminan kebenaran dan lurusnya peradaban yang dibangun di atasnya.

Melebih-lebihkan, menambah, mengurangi atau menutupi sejarah sama rusaknya. Biarkan goresan sejarah terungkap apa adanya, agar menjadi bimbingan dalam setiap menghadapi ragam tantangan. 

Nabi Adam Belajar Nama Benda, Bagaimana Implementasinya di Era Nabi Ibrahim? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Allah mengajarkan nama-...

Nabi Adam Belajar Nama Benda, Bagaimana Implementasinya di Era Nabi Ibrahim?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Allah mengajarkan nama-nama benda seluruhnya kepada Nabi Adam. Saat benda-benda itu diperlihatkan kepada para malaikat, mereka tidak mengetahuinya. Bagaimana cara Allah mengajarkan nama-nama benda tersebut kepada Nabi Adam? Tidak dijelaskan, namun hasilnya nyata.

Bagaimana bila belajar tanpa guru yang mengajarkan? Bagaimana Belajar secara mandiri dengan benar? Tidak terjadi penyimpangan ideologi?

Allah memaparkan secara detail, bagaimana proses manusia memahami benda yang ada di alam semesta dengan kisah Nabi Ibrahim? Apa tujuan besar dari memahaminya? Semuanya dipaparkan dalam surat Al-An'am ayat 75-79.

1. Allah yang memperlihatkan kekuasaan-Nya agar Nabi Ibrahim tergolong hamba-Nya yang yakin


Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin. (75)

2. Memperhatikan ragam kondisi alam, menggunakan akalnya

Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, "Inilah Tuhanku." Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam." (76)

3. Riset benda-benda langit, menetapkan tujuan riset, waspada akan kesalahan tujuan riset

Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, "Inilah Tuhanku." Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat." (77)

4. Riset ragam bentuk benda langit, membandingkan hasil riset dengan ideologi atau pemahaman yang ada di masyarakat 

Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah Tuhanku, ini lebih besar."Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, "Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." (78)

5. Tujuan akhir dari riset alam semesta adalah ketahuhidan

Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. (79)

Bila Nabi Musa belajar dengan kehadiran guru. Bagaimana belajar mandiri tanpa guru? Saat semuanya tak layak dijadikan guru karena sangat rusaknya kondisi yang ada di masyarakat. Belajarlah pada Nabi Ibrahim.

Nabi Adam Belajar, Bagaimana Belajar di Era Nabi Musa? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Fragmen yang dimunculkan Allah dalam kisah Nab...



Nabi Adam Belajar, Bagaimana Belajar di Era Nabi Musa?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Fragmen yang dimunculkan Allah dalam kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah adalah suasana pembelajaran. Allah sebagai Pendidik. Nabi Adam sebagai murid. Namun tidak dijelaskan bagaimana cara pembelajarannya? Bagaimana sikap Nabi Adam di saat belajar sehingga membuatnya bisa menjelaskan ke malaikat?

Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kalian yang benar!" (Al-Baqarah: 31)

Belajar dan mengajar memiliki memiliki kurikulum, metodologi dan adab yang mendukung kesuksesan belajar. Untuk memaparkan secara detail kisah Nabi Adam yang sedang belajar, Allah mengisahkan Nabi Musa belajar kepada Nabi Khidir.

1. Murid belajar pada mereka yang telah dianugerahkan ilmu oleh Allah 

Musa berkata kepadanya, "Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?" (Al-Kahfi: 66)

2. Pendidik memaparkan metode belajar

Dia menjawab, "Sungguh, engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku. (Al-Khafi: 67)

3. Murid berkomitmen dengan metode  belajar 

Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" (Al-Khafi: 68)

4. Adab belajar

Dia (Musa) berkata, "Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun." (Al-Khafi: 69)

5. Pendidik menegaskan kembali metode belajar

Dia berkata, "Jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku menerangkannya kepadamu." (Al-Khafi: 70)

Kisah Nabi Musa dan Khidir merupakan penjelasan prinsip metodologi belajar sesuai kenyataan dan zaman yang dihadapi saat itu. Seperti saat Allah menjadi pendidik bagi Nabi Adam. Generasi sesudahnya   cukup mengikuti prinsipnya walaupun caranya berbeda sesuai kondisi dan zamannya

Proses Nabi Adam dari Tanah Menjadi Manusia, Dijelaskan pada Kisah Nabi Isa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Surat Al-Baqarah memulai ...

Proses Nabi Adam dari Tanah Menjadi Manusia, Dijelaskan pada Kisah Nabi Isa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Surat Al-Baqarah memulai kisah Nabi Adam dengan sebuah pertanyaan, siapakah yang akan diangkat sebagai khalifah? Di fragmen berikutnya, Allah berkisah tentang diri-Nya yang sedang mengajar Adam. Darimana asal usul Adam? Surat Al-Baqarah tidak menjelaskan secara detail.

Di beberapa surat yang mengkisahkan Nabi Adam, Allah memaparkan asal usul Nabi Adam.

1. Diciptakan dari tanah,

(Allah) berfirman, "Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?" (Iblis) menjawab, "Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (Al-Araf: 12)

2. Jenis Tanah liat kering dari lumpur hitam

Ia (Iblis) berkata, "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (Al-Hijr: 33)

Bila kisah-kisah Nabi Adam yang menyebar di beberapa surat menjelaskan bahwa Nabi Adam berasal dari tanah. Jenis tanahnya, tanah liat yang kering. Namun tidak dijelaskan bagaimana tanah bisa menjadi manusia?

Dalam surat Al-Imran ayat 59, Allah menjelaskan proses tanah menjadi manusia, sebagai berikut:

Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah ia.

Allah menjelaskan proses tanah menjadi manusia justru dipaparkan pada kisah Nabi Isa.

Bila manusia banyak berselisih tentang proses kelahiran Nabi Isa sehingga ada yang mentuhankannya, mengapa bersepakat dalam proses penciptaan Nabi Adam? Nabi Adam tetap dijadikan sebagai Nabi dan Rasul, bukan tuhan.

Makna Khalifah di Kisah Nabi Adam Dijelaskan dalam Kisah Nabi Daud Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah Nabi Adam seperti induk kisa...

Makna Khalifah di Kisah Nabi Adam Dijelaskan dalam Kisah Nabi Daud

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kisah Nabi Adam seperti induk kisah bagi rentetan kisah nabi dan rasul berikutnya. Liku-liku kisah para nabi dan rasul lainnya menjelaskan kisah Nabi Adam dengan fragmen dan tokoh yang berbeda, namun bermuara pada adegan kisah Nabi Adam.

Kisah Nabi Adam dimulai pada surat Al-Baqarah ayat 30, "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi". Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui."

Siapakah sang khalifah itu? Apa saja yang Allah berikan kepada sang khalifah? Bagaimana karakternya? Apa saja yang harus dituntas kan? Allah menjelaskannya dengan kisah Nabi Daud pada surat Shaad ayat 17-26.

1. Bersabar dalam menjalani peran khalifah, diberi kekuatan, sangat taat kepada Allah

Bersabarlah atas apa yang mereka katakan; dan ingatlah akan hamba Kami Dawud yang mempunyai kekuatan; sungguh dia sangat taat (kepada Allah). (17)

2. Menundukkan yang di bumi, senantiasa bertasbih 

Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada waktu petang dan pagi, (18

3. Menundukkan yang di langit

dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing sangat taat (kepada Allah). (19)

4. Dikuatkan kerajaannya karena memerintahkan dengan hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan urusannya

Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan hikmah kepadanya serta kebijaksanaan dalam memutuskan perkara. (20)

5. Contoh praktis penyelesaian urusan

Dan apakah telah sampai kepadamu berita orang-orang yang berselisih ketika mereka memanjat dinding mihrab? (21)

6. Jangan zalim, berlaku adil, jangan menyimpang dari kebenaran, bimbingan pada jalan yang lurus

ketika mereka masuk menemui Dawud lalu dia terkejut karena (kedatangan) mereka. Mereka berkata, "Janganlah takut! (Kami) berdua sedang berselisih, sebagian dari kami berbuat zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan di antara kami secara adil dan janganlah menyimpang dari kebenaran serta tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (22)

7. Mendapatkan fakta nyata

Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja, lalu dia berkata, "Serahkanlah (kambingmu) itu kepadaku! Dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan." (23)

8. Cepat memperbaiki kebijakan dan bertaubat bila salah 

Dia (Dawud) berkata, "Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu." Dan Dawud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat. (24)

9. Allah mengampuni ijtihad yang salah dalam menyelesaikan urusan 

Lalu Kami mengampuni (kesalahannya) itu. Dan sungguh, dia mempunyai kedudukan yang benar-benar dekat di sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (25)

10. Peran khalifah, berlaku adil dan jangan mengikuti hawa nafsu, penyimpangan kekuasaan karena melupakan hari perhitungan

(Allah berfirman), "Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan." (26)

Al-Qur'an sangat detail menjelaskan peran khalifah dalam kisah Nabi Adam  dengan memaparkan kisah Nabi Daud 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (352) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (25) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (131) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)