basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Pesan Allah Sebelum Nabi Adam ke Bumi Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Adam harus menjalani takdirnya setelah mendapatkan pelajar...

Pesan Allah Sebelum Nabi Adam ke Bumi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Adam harus menjalani takdirnya setelah mendapatkan pelajaran berharga di surga. Yaitu, menjadi sang khalifah di bumi. Sebagai wakil-Nya, Allah pun berpesan sangat spesial pada Nabi Adam. Pesan ini diabadikan pada surat Al-Baqarah ayat 38-39 :

Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (38)

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (39)

Mengapa pesan ini disampaikan? Sebab di surga dan bumi itu sangat jauh berbeda. Walaupun sama-sama sebagai tempat tinggal dan bersenang-senang. Dimana perbedaannya?

Kesenangan di bumi ada batas waktunya. Jadi, bagaimana keterbatasan waktu bisa meraih kebaikan yang berlipat hingga tak terbatas? Kesenangan di bumi ada ukurannya, melampauinya berarti merusak dan menghancurkan diri sendiri. Jadi, bagaimana tidak melampui batas tersebut agar meraih kemanfaatan?

Perintah tinggal di surga, menggunakan kosa kata "Sakana" yang berarti diam, tenang dan teguh. Maka jiwanya akan mencapai "As-Sakiinah" yang berarti 
Ketentraman dan ketenangan. Sedangkan kosa kata tinggal di bumi "Mustaqaar" yang berarti tempat tinggal, tak ada jaminan ketentraman.

JlKesenangan di surga menggunakan kosa kata "kula", yang berarti makan. Berarti kesenangan nyata. Sedangkan di bumi, menggunakan kosa kata "mataa'", yang berarti kesenangannya mengandung keterlenaan yang bisa menimbulkan ancaman di kemudian hari. Sifatnya terbatas baik waktu, kualitas maupun kuantitasnya.

Jadi, bagaimana menghadapi liku-liku di bumi? Hanya mengikuti petunjuk Allah sehingga seluruh kesedihan dan ketakutannya menjadi hilang. Seluruh kesenangannya menjadi nyata bukan tipu daya. Bila membangkang, kehidupan menjadi siksaan.

Nabi Adam Diturunkan ke Bumi Sebagai Hamba-Nya yang Bertaubat Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Adam dikeluarkan dari surga. Lalu,...

Nabi Adam Diturunkan ke Bumi Sebagai Hamba-Nya yang Bertaubat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Adam dikeluarkan dari surga. Lalu, diturunkan ke bumi. Fragmen apa yang terjadi di antara kedua peristiwa tersebut? Apa yang Allah berikan kepada Nabi Adam? Apa akhlak Nabi Musa sebagai seorang hamba terhadap Rabbnya?

Kedua peristiwa tersebut dikisahkan dalam surat Al-Baqarah ayat 36 dan 38, yang berbunyi,

Lalu setan menggelincirkan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman,"Turunlah kalian! Sebagian kalian menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kalian ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan." (36)

Kami berfirman, "Turunlah kalian semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut bagi mereka dan mereka tidak bersedih hati." (38)

Di antara ayat 36, dikeluarkan dari surga, dan ayat 38, diturunkan dari surga, Allah berfirman di ayat 37, yang berbunyi:

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (37)

Jadi, sebelum Nabi diturunkan ke bumi, Allah telah mengamanahkan beberapa kalimat-Nya. Nabi Adam bertaubat, Allah pun menerima taubatnya. Bahkan, Allah menegaskan bahwa Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Penegasan ini menunjukkan bahwa Nabi Adam telah dibersihkan dari semua kesalahan dan dosa. Nabi Adam turun ke bumi sebagai hamba yang bersih karena taubatnya telah diterima Allah.

Di Bumi, Mengapa Nabi Adam Diberi Fasilitas Yang Sama ? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Di surat Al-Baqarah ayat 36, Nabi Adam tergel...

Di Bumi, Mengapa Nabi Adam Diberi Fasilitas Yang Sama ?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Di surat Al-Baqarah ayat 36, Nabi Adam tergelincir dari surga karena tipu daya syetan. Caranya,  Nabi Adam dan istrinya dihasut untuk mendekati dan memakan buah dari pohon yang dilarang. Setelah itu, Allah menurunkannya ke bumi.

Di bumi, Allah memberikan fasilitas yang sama. Yaitu, disediakan tempat tinggal dan kesenangan. Perbedaannya, sebelumnya,  menikmati sesukanya. Di bumi, ada batas waktunya. 

Allah memilih kosa kata "Jannah" untuk menggambarkan kenikmatan yang diberikan kepada Nabi Adam sebelum diturunkan ke bumi. Makna "Jannah" adalah taman yang pohon-pohonnya menutupi tanah yang ada dibawahnya. 

Di surat Al Khafi dan Al-Qalam, dalam kisah dua pemilik kebun, Allah memberikan kenikmatan dengan kosa kata "Jannah" pula. Berarti, ada kemiripan antara kenikmatan sebelum  Nabi Adam diturunkan dengan yang di bumi, walaupun secara kualitas dan kuantitasnya sangat jauh berbeda. Di bumi, sifatnya terbatas. 

Mengapa ada kesamaan antara nikmat sebelum dan setelah diturunkan ke bumi? Siapakah yang berhak dianugerahkan "Jannah" ? Mereka yang beristighfar dan bertaubat, seperti dalam surat Nuh ayat 10-12, dimana  Allah berfirman, 

Maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, (10)

Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, (11)

dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu." (12)

Dalam surat Al-Baqarah ayat 37, sebelum Nabi Adam menginjakkan kaki ke bumi, dikisahkan fragmen dimana Nabi Adam menerima beberapa kalimat, yang ditafsirkan memohon taubat, dari Tuhannya, lalu Allah pun menerima taubatnya. Allah pun menegaskan sifatnya, bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Sebab istighfar dan bertaubat inilah, Allah memberikan fasilitas di bumi seperti sebelum diturunkan ke bumi.

Potensi Manusia Yang Diungkapkan Kepada Malaikat dan Jin Oleh: Nasrulloh Baksolahar Jangan pernah meremehkan potensi diri, setel...

Potensi Manusia Yang Diungkapkan Kepada Malaikat dan Jin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Jangan pernah meremehkan potensi diri, setelah Allah mengangkat derajatnya dari tanah menjadi khalifah di bumi. Allah telah memuliakan manusia dihadapan para malaikat dan jin, mengapa manusia itu sendiri yang merendahkan derajatnya?

Mengapa tak memiliki kepercayaan diri dan keyakinan yang kokoh? Mengapa merasa tidak mampu dan lemah? Hilangkan semua alasan ketidakmampun dan kerendahan diri.

Apa potensi keunggulan manusia yang diinformasikan kepada malaikat dan jin? Malaikat dan jin tidak paham keunggulan ini, hanya Allah yang memahaminya. Maka, lihatlah potensi diri dari kacamata Allah yang telah menciptakan manusia. Apa saja?

1. Manusia seorang khalifah di bumi

Allah berfirman di surat Al-Baqarah ayat 30, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi."

2. Allah yang mengajarkan manusia

Allah berfirman di surat Al-Baqarah ayat 31, "Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya."

3. Allah memerintahkan manusia untuk mengajar malaikat

Allah berfirman di surat Al-Baqarah ayat 32, "Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!"

4. Allah menyediakan fasilitas surga sebagai tempat tinggal dan bersenang-senang

Allah berfirman di ayat 35, "Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu."

5. Allah menciptakan dengan sempurna

Allah berfirman di surat Al-Araf, "Dan sungguh, Kami telah menciptakan kamu, kemudian membentuk (tubuh)mu."

6. Allah meniupkan roh

Allah berfirman di surat Al-Hijr ayat 29, "Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya,"

Dengan seluruh potensi ini Allah memerintahkan malaikat dan jin bersujud kepada Adam.

Pada surat Al-Isra, Al-Kahfi dan Taha, Allah tidak menjelaskan potensi manusia kepada malaikat dan jin, tetapi langsung memerintahkan mereka bersujud. Artinya masih sangat banyak potensi manusia yang akan diungkapkan setelah manusia bergelut dengan peran kekhalifahannya di bumi.




Arab Spring Digagalkan, Gerakan Perlawanan Bermunculan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Gerakan Arab Spring yang mendorong demokrasi d...

Arab Spring Digagalkan, Gerakan Perlawanan Bermunculan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Gerakan Arab Spring yang mendorong demokrasi di Timur Tengah berhasil digagalkan oleh Amerika, Penjajah Israel, sekutu di Arab dan Barat. Demokrasi Mesir berhasil digagalkan dengan kudeta. Di Suriah, Yaman dan sejumlah negara lainnya dihancurkan dengan kaki tangan militer penguasa.

Arab Spring gagal, Amerika dan penjajah Israel bisa tersenyum. Mereka semakin kuat mencengkram para penguasa Arab dengan menjanjikan kelanggengan kekuasaan.  Saat Amerika menyodorkan normalisasi dengan Penjajah Israel, para penguasa menyambutnya. 

Setelah itu apa yang terjadi? Ketidakstabilan terjadi luar biasa. Muncul kelompok perlawanan terhadap para penguasa. Pertempuran dengan militer penguasa membuatnya  terlatih dan bisa menciptakan persenjataannya sendiri.

Kelompok perlawanan ini bermunculan di lingkaran satu perbatasan daerah yang dijajah oleh penjajah Israel. Perlawanan ini dianggap proxy dari Iran, sebab Arab Saudi, UAE dan Mesir lebih banyak menunjukkan sebagai bagian dari kaki tangan Amerika dan penjajah Israel.

Bagaimana menghadapi gerakan perlawanan ini, saat kekuatan militer mereka sudah menyamai militer penguasa? Hanya bisa memasukkan mereka ke kelompok teroris. Membekukan aset, menangkap para petingginya, tidak mengirimkan dan blokade persenjataan dan bantuan kemanusiaan.

Namun selama mereka memiliki tanah kekuasaan, mereka bisa menciptakan yang dibutuhkan walaupun dengan sangat sederhana. Kekuatan perlawanan bukan pada sumberdayanya tetapi pada mental ketegaran dan keberanian sehingga menemukan solusi kreatif dalam keterbatasan.

Genosida penjajah Israel terhadap Gaza menjadi momentum tepat untuk menyalurkan energi yang terpendam. Mereka bergerak demi membantu sesama kelompok perlawanan yang selalu diperlakukan secara tidak adil oleh adi data dunia. Penjajah Israel harus menghadapi perlawanan yang setiap hari sudah terlatih dalam pertempuran nyata, dibandingkan penjajah Israel yang berlatih di tembok  tempat pelatihan yang nyaman.

Mengapa  Rezeki Dapat Terputus dan Merusak? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Al-Qur'an seringkali mengidentikan rezeki dengan buah...




Mengapa  Rezeki Dapat Terputus dan Merusak?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Al-Qur'an seringkali mengidentikan rezeki dengan buah-buahan. Kosa kata yang dipilih adalah "Tsamar" yang berarti buah yang dikeluarkan dari pohon, baik dimakan ataupun tidak. Menurut Ibnu Katsir, bisa diartikan segala jenis makanan apa saja yang tumbuh dari bumi.

Mengapa Allah mengidentifikasi rezeki dengan buah-buahan? Buah-buahan itu tak terhingga ragam dan rasanya. Tak terhingga pula bentuk dan warnanya. Segala jenis pohon bisa mengeluarkan buah-buahan.

Di tanah yang sama, bisa berbeda rasanya. Di musim yang berbeda, berbeda pula buah-buahannya. Di iklim dan wilayah yang berbeda, berbeda-beda pula buah-buahannya. Semuanya, seolah-olah Allah ingin mengatakan pada manusia bahwa tak perlu khawatir dengan jaminan rezeki dari Allah.

Buah-buahan itu berasal dari air hujan.  Pepohonan tanpa air hujan tidak akan menghasilkan buah. Hujan itu dari langit. Hujan adalah rahasia Allah. Hingga hari ini, apakah manusia bisa menciptakan tanah dan pepohonan? Berarti, rezeki memang dari Allah.

Dalam satu buah, terdiri dari kulit, biji dan daging buah. Kulit untuk melindungi buah, lalu dibuang agar menyuburkan tanah, tempat tumbuhan hidup.  Daging buah untuk dikonsumsi agar keberlangsungan kehidupan manusia berlanjut. Sedangkan biji, agar muncul tumbuhan baru yang menghasilkan buah.

Rezeki itu harus diinfakkan, seperti kulit  buah yang dibuang ke tanah. Bagaimana bila kulit dimakan manusia? Bagaimana bila tidak ada yang dibuang ke tanah? Bila kulit dimakan, akan merusak. Bila tak dibuang ke tanah, bagaimana menyuburkan tanaman?

Tanamlah bijinya. Agar semakin banyak pohon yang berbuah. Agar hari esok semakin berlimpah dan mudah. Agar generasi berikutnya bisa menikmatinya juga. Bagaimana bila dimakan, bisa merusak manusia dan kehidupan masa depan terhenti.

Makanlah daging buahnya saja. Jangan berlebihan, sebab akan merusak. Berbagilah agar kenikmatan bertambah. Kesalahan manusia adalah memakan seluruh rezeki. Memakan biji dan kulitnya. Sehingga rusak badannya. Juga, tak ada yang untuk dikembangkan bagi hari esok. Rezeki pun terputus dan merusak dirinya.

Mengelola Ketergelinciran dari Kisah Nabi Adam Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Adegan yang menjadi pelajaran yang sangat besar dari ...

Mengelola Ketergelinciran dari Kisah Nabi Adam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Adegan yang menjadi pelajaran yang sangat besar dari kisah Nabi Adam di surat Al-Baqarah adalah saat Nabi Adam tergelincir yang menyebabkannya dikeluarkan dari surga. Allah memilih kosa kata "Azza" dalam menggambarkan suasana ini.

Menurut Ar-Razi, makna dari "Azza" adalah suasana yang sangat mengguncangkan. Maksudnya, hasutan untuk berbuat maksiat dan dorongan untuk melakukannya dengan segala bujukan serta untuk mengikuti syahwat.

Ketergelinciran sebuah pelajaran berharga. Apakah memiliki mental yang kokoh untuk bangkit? Apakah berputus asa dari rahmat Allah? Pelajaran yang sangat dikenang dan tersimpan kokoh dalam memori manusia adalah di saat tergelincir.

Terjatuh di awal perjalanan. Terjatuh di tengah perjalanan. Menjadi cambuk agar tidak jatuh di akhir perjalanan. Bukankah surga dalam kisah Nabi Adam merupakan medan penempaan sebelum di bumi? Bukan akhir perjalanannya?

Nabi Adam, kelak menjadi khalifah di bumi. Bukan saja harus benar dalam menikmati kesenangan tetapi juga benar dalam mengelola ketergelinciran. Ketergelinciran yang membuatnya naik kelas. Ketergelinciran yang membuatnya semakin dekat dan disayang Allah.

Ketergelinciran menumbuhkan kerendahan hati. Menghindarkan jiwa pada kesombongan dan keangkuhan. Menumbuhkan kebutuhan akan penolong dan pelindung. Menengadahkan tangan untuk bertaubat dan berdoa. Menumbuhkan introspeksi dan muhasabah diri. Ketergelinciran merupakan perlindungan dari Allah dari yang lebih buruk lagi agar tidak berkarakter seperti Iblis.

Bukankah ketergelinciran yang menyebabkan Nabi Adam diturunkan ke bumi? Bukankah ini awal pengangkatannya menjadi khalifah? Yang membuat malaikat bersujud dan Iblis dengki? 



Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (352) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (25) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (131) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)